Share

CEO Arogan Suami Penyelamatku
CEO Arogan Suami Penyelamatku
Penulis: Cindy Chen

Dijual Ibu Tiriku

Penulis: Cindy Chen
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-30 17:25:16

Jantung Kania Larasati berdegup begitu kencang ketika ia melihat pria yang ada di hadapannya itu sudah membuka kancing kemejanya satu per satu. Alis tebal pria itu terangkat sebelah ketika manik matanya menatap tubuh Kania dengan liar dan penuh nafsu. Nafas Kania memburu, ia begitu takut tetapi juga tidak bisa mengendalikan diri. Ini semua gara-gara ibu tirinya yang memberinya minum banyak alkohol dan obat perangsang. Kini, Kania benar-benar tidak dapat bertahan. Sebagaimanapun Kania ingin memaki dirinya sendiri, tetapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya menginginkan sentuhan pria tampan itu.

Aroma alkohol menyeruak dari nafas pria itu, begitu pula dari nafas Kania. Mereka berdua mabuk dan kini pria itu sudah berada di atas tubuh Kania yang sudah tidak mengenakan sehelai pakaian pun.

“Ja-jangan…” ucap Kania dengan tidak yakin.

“Nggak usah pura-pura, cantik. Siapa yang nyuruh kamu datang? Ah, tapi itu nggak penting, aku suka koq,” ujar pria tampan itu.

Kania mengerutkan kening. Apa yang dibicarakan pria ini? Bukankah memang dia yang memesan tubuh Kania pada ibu tirinya? Namun, sedetik kemudian pikiran Kania teralihkan. Otot-otot perut pria itu yang kencang dan menonjol, membuat Kania menelan ludah. Jari jemari lentik Kania menyentuhnya dengan lembut, mengabaikan perintah dari otaknya untuk segera menjauh dan lari. Pengaruh alkohol dan obat perangsang itu membuat gairah Kania mengalahkan logikanya.

Pria itu segera melumat bibir tebal Kania dengan sedikit kasar. Kania merasakan sedikit perih dan sedetik kemudian ia merasakan sedikit darah menetes di bagian dalam bibirnya. Namun, sentuhan pria itu di dada Kania membuat sensasi luar biasa yang membuat Kania melupakan semuanya.

Seharusnya, Kania tidak datang ketika ibu tirinya menyuruhnya datang ke rumah tadi sore. Kania menyesalinya, tetapi sekarang sudah terlambat. Selama ini, Kania sudah hidup tenang di kos-kosannya. Meskipun setelah lulus kuliah ia belum mendapatkan pekerjaan yang layak, tetapi setidaknya tidak ada keluarga tirinya yang selalu memperlakukannya dengan buruk. Semenjak ayahnya meninggal, ibu tirinya terus menerus merongrong hingga akhirnya Kania terpaksa bekerja menjadi pelayan bar.

Namun, sepertinya itu masih belum cukup. Malam ini, ibu tirinya sengaja menjebak Kania. Saat Kania datang ke rumah sore ini, ia langsung membubuhkan obat bius kadar rendah pada minumannya. Setelah Kania setengah tidak sadar, ia segera menyuruh adik tiri Kania untuk mengganti pakaian Kania dengan gaun minim tembus pandang, setelah itu mereka membawa Kania ke club malam ini.

“Kenapa?” tangis Kania saat ia tergolek tak berdaya di kursi belakang mobil sewaan itu.

“Udah ada om-om yang mau nawar kamu lima puluh juta. Kan lumayan buat biaya kuliah adikmu dan juga biaya hidup kita,” ujar Nuratin, ibu tiri Kania yang menikahi mendiang ayahnya sepuluh tahun lalu.

Sebelum sampai ke club, Nuratin dan anaknya, Nissa, mencekoki Kania dengan obat perangsang. Pengaruh obat bius sudah mulai menghilang ketika Kania dibawa masuk ke dalam club, tentu saja, karena Nuratin ingin Kania bisa melayani pria hidung belang itu dengan baik, bukan hanya tergolek tak berdaya. Namun, karena takut Kania kabur, Nissa mencekoki Kania yang masih lemas dengan alkohol hingga dia mabuk.

“Masuk sana cepetan! Udah ditungguin!” seru Nuratin sambil mendorong Kania ke arah ruangan-ruangan VIP yang ada di club itu.

“Cepetan!” seru Nuratin sambil memelototi Kania dan mendorongnya dan membukakan pintu salah satu ruangan. Dengan cepat ia mendorong Kania masuk dan menutup pintunya kembali.

Sekarang di sinilah Kania, di bawah tubuh seorang pria yang tidak ia kenal. Bibir pria itu menelusuri leher Kania yang jenjang, membuat Kania tak sadar ketika desahan lembut meloloskan diri dari kedua bibirnya yang lembut. Desahan itu berubah menjadi pekikan tertahan ketika bibir hangat itu sampai di puncak dadanya. Hisapan kuat itu membuat tubuh Kania tak kuasa menahan gejolak.

“No!” teriak Kania sambil mencoba mendorong tubuh kekar itu dengan sia-sia.

Semuanya terjadi dengan begitu cepat, pria itu kini melepaskan bibirnya dari tubuh Kania dan sesaat kemudian ia menembus ke antara kedua paha Kania. Rasa sakit menjalari tubuh Kania. Kuku-kuku Kania yang panjang menancap ke kulit punggung pria itu. Namun, pria itu tidak berhenti, ia menggerakkan tubuhnya dengan irama yang lembut, membuat rasa sakit itu lama kelamaan berubah menjadi nikmat. Kania menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang menyusup keluar dari bibirnya.

“Jadi, kamu masih suci?” tanya pria itu dengan nada terkejut.

Kania tidak mampu menjawab, ia masih mengerang dan melenguh secara bergantian.

Pria itu kemudian bergerak dengan tempo yang lebih cepat, membuat sofa panjang itu ikut bergerak, mengikuti iramanya. Kania melenguh panjang ketika ia mencapai puncaknya. Keringat membasahi tubuh Kania dan ia merasa sangat lemas, tetapi pria itu nampaknya belum selesai.

“Berbalik!” serunya dengan seringai miring.

“A-apa?” tanya Kania.

Namun, alih-alih menjawab, pria itu membalik tubuh Kania dengan kasar hingga membelakanginya. Kania sangat terkejut dan memekik ketika pria itu melakukannya dari belakang. Kepala Kania sangat pusing sekarang, jadi ia tidak mampu melawan, apalagi pengaruh obat perangsang itu masih menguasainya. Kania membenci dirinya sendiri karena ia menikmati permainan itu hingga selesai. Setelah itu, Kania tidak ingat apa pun lagi. Ia memasrahkan dirinya pada kegelapan dan keheningan yang mengambil alih seluruh kesadarannya.

***

Kania terbangun karena mendengar suara dengkuran pelan dan merasakan nafas hangat seseorang di sampingnya. Ia tersentak kaget dan tersadar bahwa semalaman ia telah tidur dengan seorang pria tidak dikenal. Rasanya Kania ingin mati saja ketika memori semalam membanjiri kepalanya. Air mata tanpa terasa mulai mengalir di pipinya yang lembut.

Dengan terburu-buru, Kania memunguti semua pakaiannya yang berserakkan di lantai. Ia berdecak pelan karena pakaian ini terlalu minim dan tidak layak untuk ia kenakan keluar. Kania kemudian mengambil jas pria itu yang ada di lantai lalu mengenakannya dengan cepat untuk menutupi pakaiannya yang minim. Setelah itu, ia langsung menyambar tas tangannya dan berlari keluar dari club.

Kania mencegat taksi di depan gedung club dan beberapa saat kemudian ia sampai di tempat kosnya. Langkah-langkahnya lunglai dan ia merasa nyeri di antara kedua kakinya. Air mata tidak kunjung berhenti membasahi wajahnya yang cantik. Kania duduk tersungkur di bawah ranjang kos-nya dan menangis pilu di sana. Sudut matanya menangkap sebuah silet di atas mejanya dan seketika itu, terbersit pikiran untuk menggoreskan silet itu di pergelangan tangannya.

Bab terkait

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Siapa Dia?

    Rasa pedih di hatinya tidak terperi hingga akhirnya Kania bergerak meraih silet yang berada di atas meja. Jemari lentik Kania sudah mendorong mata siletnya keluar. Ujung mata silet itu sudah berkarat tetapi tidak mengurangi ketajamannya. Kania mulai mendekatkan mata silet itu ke pergelangan tangannya dengan tubuh gemetar hebat.Pedih di tangannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit dan hancur yang ia rasakan saat ini. Kania merasa seperti sampah yang tidak ada gunanya. Hidupnya telah hancur berantakan dan tidak tertolong lagi. Kania merasa hidupnya sudah seharusnya berakhir di sini.Ia mulai menekankan ujung silet itu ke pergelangan tangannya hingga sebulir darah keluar dari kulitnya yang kuning langsat. Namun, ketika Kania hendak melanjutkannya, tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Seolah takdir sedang mencegahnya untuk berbuat lebih lanjut. Kania teringat pada janjinya pada dirinya sendiri dahulu bahwa ia harus mencari ibu kandungnya yang pergi meninggalkannya ketika

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Pegawai Magang Baru

    Jupiter tersenyum sambil melihat layar datar monitor komputernya. Di layar tersebut terpampang jelas Curriculum Vitae seorang pelamar bernama Kania Larasati. Dari pasfotonya, jelas sekali itu adalah wanita yang menghabiskan satu malam dengannya di club. Jupiter tidak bisa melupakan wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan VIP-nya itu dalam keadaan mabuk dan berpakaian minim tersebut. Malam itu seharusnya Jupiter minum-minum sendirian dan menenangkan pikirannya seperti yang biasa ia lakukan setiap beberapa hari sekali. Namun semuanya berubah karena wanita cantik itu.Bukan pakaian minimnya yang menarik perhatian Jupiter pertama kali, tetapi sepasang matanya yang indah tetapi menyiratkan luka yang mendalam. Jupiter terpana, melihat manik mata kecoklatan itu yang bagai berkilau meskipun berada di bawah lampu temaram. Wanita itu bahkan tidak sadar ketika Jupiter bertanya siapa dia dan apa tujuannya. Jemarinya yang lentik menyentuh tengkuk leher Jupiter, membuat gairahnya memuncak dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Utang

    “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Kania dengan mata melebar. Akhirnya ada kata-kata yang bisa ia produksi setelah tertegun beberapa detik.“Ini kantorku,” ujar Jupiter.“Kamu kerja di sini?” tanya Kania dengan suara meninggi.Ia baru saja diterima bekerja di tempat impiannya ini dan sekarang ia sudah menerima kabar buruk. Bekerja di tempat yang sama dengan pria ini adalah hal terakhir yang Kania inginkan di dunia ini.Jupiter hendak mengoreksi kata-kata Kania, tetapi ia mengurungkan niatnya. Bukankah lebih baik jika Kania tidak tahu bahwa ini adalah perusahaan miliknya? Jupiter hanya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan bahwa ia bekerja di kantor ini.“Oh shit!” seru Kania dengan suara setengah berbisik.Jika pria ini bocor mulut dan mengatakan pada orang lain bahwa dia telah tidur dengan Kania, nama baik Kania bisa hancur dan ia tidak mungkin bisa berkarir di sini. Semua orang mungkin akan mengira bahwa ia wanita murahan yang bisa dibeli siapa saja. Di saat yang sama elevator berdenti

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Cek Lima Puluh Juta

    Jupiter masih menunggu hingga beberapa menit kemudian sambil memainkan jarinya di atas meja kerja mewahnya, tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari Kania. Ia ingin mengetikkan sesuatu lagi, tetapi ia tidak tahu apa lagi yang harus ia ketik. Akhirnya Jupiter menaruh ponselnya di atas meja dengan kesal. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapa pun, apalagi seorang wanita. Jupiter dikenal sebagai bos yang arogan dan dingin, bagaimana mungkin seorang pegawai magang bisa memperlakukannya seperti ini?Dengan kesal, Jupiter membuka akun surelnya melalui komputer. Ia masih menyimpan data-data surat lamaran Kania di sana. Ia segera mencatat alamat tempat tinggal Kania dan menyimpannya dalam ponselnya, hanya untuk berjaga-jaga jika ia membutuhkannya lain waktu. Jupiter kemudian memutuskan untuk melupakan soal itu sejenak dan segera melanjutkan pekerjaannya.***Jam menunjukkan pukul enam sore dan Kania merasa sangat terpaksa duduk di meja riasnya dan memulas wajahnya dengan riasan s

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Salah Duga

    Jupiter masih terbatuk-batuk akibat tersedak mendengar tuduhan Kania. Namun, Kania menganggap reaksi Jupiter itu karena tuduhannya memang benar.“Astaga, pantes aja duit kamu banyak banget!” seru Kania lagi.Jupiter makin ingin tertawa karena kalimat Kania itu, sehingga ia belum pulih dari terbatuk-batuk.“Kamu koq bisa jadi kaya banget? Bayaran kamu mahal banget ya?” tanya Kania.Jupiter tertawa kecil melihat ekspresi wajah Kania yang penasaran. Mata indahnya yang bulat berkilau saat menatap Jupiter seperti itu. Jupiter kemudian mengulum senyum dan berniat untuk tidak memberitahukan pada Kania siapa dirinya sebenarnya.“Aku bukan germo, tapi you know lah,” ujarnya sambil tersenyum miring.Kania melebarkan matanya karena menurutnya, kini semua jadi masuk akal. Jupiter ada di club saat ibu tiri Kania menjual tubuh Kania pada pria hidung belang. Jupiter malam itu mungkin sedang menjajakan dirinya di sana.“Ja-jadi…” Kania tergagap.“Nah, harusnya kamu tuh ganti rugi lebih banyak. Malam

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Hari yang Berat

    "Mau tetep di mobil? Ini udah sampe loh," ujar Jupiter ketika Kania tidak juga bereaksi meskipun mobilnya sudah terparkir "Eh, enggak!" Tiba-tiba Kania berteriak panik Ia mencoba membuka sabuk pengamannya, namun sayang, sabuk pengaman tersebut tiba-tiba menjadi sulit dibuka "Bisa nggak?" tanya Jupiter setelah beberapa detik Kania gelisah dengan sabuk pengamannya. Jupiter menarik napas pendek. Kemudian, ia berinisiatif membantu Kania melepas sabuk pengamannya. Jantung Kania serasa melompat keluar dari dadanya saat Jupiter mendekat. Dia bahkan bisa merasakan nafas panasnya di bahunya. “Gini doang nggak bisa. Apa-apa nggak becus,” kata Jupiter, dengan sabuk pengaman sudah terpasang. Kania menelan ludah. "Terima kasih," katanya cepat Kemudian dia dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar dari mobil mewah itu. Kania tidak tahu kalau Noval sudah lama mengawasi dari dalam asrama. Pria itu adalah mantan pacar Kania yang baru saja putus karena ketahuan selingkuh. Kania memasuki asram

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Perkara Test Pack dan Ciuman Jupiter

    Jupiter hanya tersenyum miring dan mengabaikan kata-kata Kania. Dia memasuki lift dan menekan tombol menunggu Kania masuk. “Cepetan dong, pegel nih! Aku tinggalin nih kalau lama,” ujar Jupiter."Tunggu!" kata Kania. Dia bergegas ke lift dan berdiri di samping Jupiter."Kamu mau ke lantai berapa?" Dia bertanya."Lantai dua," jawab Kania.Tepat saat pintu lift tertutup, Jupiter sudah mendekati Kania, menyebabkan Kania mundur selangkah demi selangkah."A-Apa yang kamu inginkan?" tanya Kania."Setelah malam itu, kamu pernah tes nggak?" Dia bertanya.Kania melebarkan matanya, mencoba mencerna kata-kata Jupiter dan beberapa detik kemudian Kania baru paham tes apa yang Jupiter maksud."Kamu gila? Aku nggak mungkin hamil!" seru Kania."Oh ya? Kamu yakin banget?"“Yakinlah! Itu kan cuma sekali, lagian aku pas lagi nggak subur-subur banget,” ujar Kania dengan wajah memerah dan panas karena malu memikirkan hal itu lagi.“Tes aja nggak ada salahnya,” ujar Jupiter.“Nggak mau!”“Oh jadi kamu ngga

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15

Bab terbaru

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Perkara Test Pack dan Ciuman Jupiter

    Jupiter hanya tersenyum miring dan mengabaikan kata-kata Kania. Dia memasuki lift dan menekan tombol menunggu Kania masuk. “Cepetan dong, pegel nih! Aku tinggalin nih kalau lama,” ujar Jupiter."Tunggu!" kata Kania. Dia bergegas ke lift dan berdiri di samping Jupiter."Kamu mau ke lantai berapa?" Dia bertanya."Lantai dua," jawab Kania.Tepat saat pintu lift tertutup, Jupiter sudah mendekati Kania, menyebabkan Kania mundur selangkah demi selangkah."A-Apa yang kamu inginkan?" tanya Kania."Setelah malam itu, kamu pernah tes nggak?" Dia bertanya.Kania melebarkan matanya, mencoba mencerna kata-kata Jupiter dan beberapa detik kemudian Kania baru paham tes apa yang Jupiter maksud."Kamu gila? Aku nggak mungkin hamil!" seru Kania."Oh ya? Kamu yakin banget?"“Yakinlah! Itu kan cuma sekali, lagian aku pas lagi nggak subur-subur banget,” ujar Kania dengan wajah memerah dan panas karena malu memikirkan hal itu lagi.“Tes aja nggak ada salahnya,” ujar Jupiter.“Nggak mau!”“Oh jadi kamu ngga

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Hari yang Berat

    "Mau tetep di mobil? Ini udah sampe loh," ujar Jupiter ketika Kania tidak juga bereaksi meskipun mobilnya sudah terparkir "Eh, enggak!" Tiba-tiba Kania berteriak panik Ia mencoba membuka sabuk pengamannya, namun sayang, sabuk pengaman tersebut tiba-tiba menjadi sulit dibuka "Bisa nggak?" tanya Jupiter setelah beberapa detik Kania gelisah dengan sabuk pengamannya. Jupiter menarik napas pendek. Kemudian, ia berinisiatif membantu Kania melepas sabuk pengamannya. Jantung Kania serasa melompat keluar dari dadanya saat Jupiter mendekat. Dia bahkan bisa merasakan nafas panasnya di bahunya. “Gini doang nggak bisa. Apa-apa nggak becus,” kata Jupiter, dengan sabuk pengaman sudah terpasang. Kania menelan ludah. "Terima kasih," katanya cepat Kemudian dia dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar dari mobil mewah itu. Kania tidak tahu kalau Noval sudah lama mengawasi dari dalam asrama. Pria itu adalah mantan pacar Kania yang baru saja putus karena ketahuan selingkuh. Kania memasuki asram

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Salah Duga

    Jupiter masih terbatuk-batuk akibat tersedak mendengar tuduhan Kania. Namun, Kania menganggap reaksi Jupiter itu karena tuduhannya memang benar.“Astaga, pantes aja duit kamu banyak banget!” seru Kania lagi.Jupiter makin ingin tertawa karena kalimat Kania itu, sehingga ia belum pulih dari terbatuk-batuk.“Kamu koq bisa jadi kaya banget? Bayaran kamu mahal banget ya?” tanya Kania.Jupiter tertawa kecil melihat ekspresi wajah Kania yang penasaran. Mata indahnya yang bulat berkilau saat menatap Jupiter seperti itu. Jupiter kemudian mengulum senyum dan berniat untuk tidak memberitahukan pada Kania siapa dirinya sebenarnya.“Aku bukan germo, tapi you know lah,” ujarnya sambil tersenyum miring.Kania melebarkan matanya karena menurutnya, kini semua jadi masuk akal. Jupiter ada di club saat ibu tiri Kania menjual tubuh Kania pada pria hidung belang. Jupiter malam itu mungkin sedang menjajakan dirinya di sana.“Ja-jadi…” Kania tergagap.“Nah, harusnya kamu tuh ganti rugi lebih banyak. Malam

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Cek Lima Puluh Juta

    Jupiter masih menunggu hingga beberapa menit kemudian sambil memainkan jarinya di atas meja kerja mewahnya, tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari Kania. Ia ingin mengetikkan sesuatu lagi, tetapi ia tidak tahu apa lagi yang harus ia ketik. Akhirnya Jupiter menaruh ponselnya di atas meja dengan kesal. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapa pun, apalagi seorang wanita. Jupiter dikenal sebagai bos yang arogan dan dingin, bagaimana mungkin seorang pegawai magang bisa memperlakukannya seperti ini?Dengan kesal, Jupiter membuka akun surelnya melalui komputer. Ia masih menyimpan data-data surat lamaran Kania di sana. Ia segera mencatat alamat tempat tinggal Kania dan menyimpannya dalam ponselnya, hanya untuk berjaga-jaga jika ia membutuhkannya lain waktu. Jupiter kemudian memutuskan untuk melupakan soal itu sejenak dan segera melanjutkan pekerjaannya.***Jam menunjukkan pukul enam sore dan Kania merasa sangat terpaksa duduk di meja riasnya dan memulas wajahnya dengan riasan s

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Utang

    “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Kania dengan mata melebar. Akhirnya ada kata-kata yang bisa ia produksi setelah tertegun beberapa detik.“Ini kantorku,” ujar Jupiter.“Kamu kerja di sini?” tanya Kania dengan suara meninggi.Ia baru saja diterima bekerja di tempat impiannya ini dan sekarang ia sudah menerima kabar buruk. Bekerja di tempat yang sama dengan pria ini adalah hal terakhir yang Kania inginkan di dunia ini.Jupiter hendak mengoreksi kata-kata Kania, tetapi ia mengurungkan niatnya. Bukankah lebih baik jika Kania tidak tahu bahwa ini adalah perusahaan miliknya? Jupiter hanya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan bahwa ia bekerja di kantor ini.“Oh shit!” seru Kania dengan suara setengah berbisik.Jika pria ini bocor mulut dan mengatakan pada orang lain bahwa dia telah tidur dengan Kania, nama baik Kania bisa hancur dan ia tidak mungkin bisa berkarir di sini. Semua orang mungkin akan mengira bahwa ia wanita murahan yang bisa dibeli siapa saja. Di saat yang sama elevator berdenti

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Pegawai Magang Baru

    Jupiter tersenyum sambil melihat layar datar monitor komputernya. Di layar tersebut terpampang jelas Curriculum Vitae seorang pelamar bernama Kania Larasati. Dari pasfotonya, jelas sekali itu adalah wanita yang menghabiskan satu malam dengannya di club. Jupiter tidak bisa melupakan wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan VIP-nya itu dalam keadaan mabuk dan berpakaian minim tersebut. Malam itu seharusnya Jupiter minum-minum sendirian dan menenangkan pikirannya seperti yang biasa ia lakukan setiap beberapa hari sekali. Namun semuanya berubah karena wanita cantik itu.Bukan pakaian minimnya yang menarik perhatian Jupiter pertama kali, tetapi sepasang matanya yang indah tetapi menyiratkan luka yang mendalam. Jupiter terpana, melihat manik mata kecoklatan itu yang bagai berkilau meskipun berada di bawah lampu temaram. Wanita itu bahkan tidak sadar ketika Jupiter bertanya siapa dia dan apa tujuannya. Jemarinya yang lentik menyentuh tengkuk leher Jupiter, membuat gairahnya memuncak dan

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Siapa Dia?

    Rasa pedih di hatinya tidak terperi hingga akhirnya Kania bergerak meraih silet yang berada di atas meja. Jemari lentik Kania sudah mendorong mata siletnya keluar. Ujung mata silet itu sudah berkarat tetapi tidak mengurangi ketajamannya. Kania mulai mendekatkan mata silet itu ke pergelangan tangannya dengan tubuh gemetar hebat.Pedih di tangannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit dan hancur yang ia rasakan saat ini. Kania merasa seperti sampah yang tidak ada gunanya. Hidupnya telah hancur berantakan dan tidak tertolong lagi. Kania merasa hidupnya sudah seharusnya berakhir di sini.Ia mulai menekankan ujung silet itu ke pergelangan tangannya hingga sebulir darah keluar dari kulitnya yang kuning langsat. Namun, ketika Kania hendak melanjutkannya, tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Seolah takdir sedang mencegahnya untuk berbuat lebih lanjut. Kania teringat pada janjinya pada dirinya sendiri dahulu bahwa ia harus mencari ibu kandungnya yang pergi meninggalkannya ketika

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Dijual Ibu Tiriku

    Jantung Kania Larasati berdegup begitu kencang ketika ia melihat pria yang ada di hadapannya itu sudah membuka kancing kemejanya satu per satu. Alis tebal pria itu terangkat sebelah ketika manik matanya menatap tubuh Kania dengan liar dan penuh nafsu. Nafas Kania memburu, ia begitu takut tetapi juga tidak bisa mengendalikan diri. Ini semua gara-gara ibu tirinya yang memberinya minum banyak alkohol dan obat perangsang. Kini, Kania benar-benar tidak dapat bertahan. Sebagaimanapun Kania ingin memaki dirinya sendiri, tetapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya menginginkan sentuhan pria tampan itu.Aroma alkohol menyeruak dari nafas pria itu, begitu pula dari nafas Kania. Mereka berdua mabuk dan kini pria itu sudah berada di atas tubuh Kania yang sudah tidak mengenakan sehelai pakaian pun.“Ja-jangan…” ucap Kania dengan tidak yakin.“Nggak usah pura-pura, cantik. Siapa yang nyuruh kamu datang? Ah, tapi itu nggak penting, aku suka koq,” ujar pria tampan itu.Kania mengerutkan kening. Apa

DMCA.com Protection Status