Share

Cek Lima Puluh Juta

Penulis: Cindy Chen
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-31 23:53:20

Jupiter masih menunggu hingga beberapa menit kemudian sambil memainkan jarinya di atas meja kerja mewahnya, tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari Kania. Ia ingin mengetikkan sesuatu lagi, tetapi ia tidak tahu apa lagi yang harus ia ketik. Akhirnya Jupiter menaruh ponselnya di atas meja dengan kesal. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapa pun, apalagi seorang wanita. Jupiter dikenal sebagai bos yang arogan dan dingin, bagaimana mungkin seorang pegawai magang bisa memperlakukannya seperti ini?

Dengan kesal, Jupiter membuka akun surelnya melalui komputer. Ia masih menyimpan data-data surat lamaran Kania di sana. Ia segera mencatat alamat tempat tinggal Kania dan menyimpannya dalam ponselnya, hanya untuk berjaga-jaga jika ia membutuhkannya lain waktu. Jupiter kemudian memutuskan untuk melupakan soal itu sejenak dan segera melanjutkan pekerjaannya.

***

Jam menunjukkan pukul enam sore dan Kania merasa sangat terpaksa duduk di meja riasnya dan memulas wajahnya dengan riasan sederhana seperti biasanya. Kania memilih pakaian yang ia simpan di tumpukan paling atas, tanpa peduli pakaian seperti apa itu. Ia segera mengenakannya dengan malas, lalu mengambil tas tangannya dan pergi keluar dari kos. Hujan sudah berhenti sejak tadi sore, tetapi udara masih cukup lembab dan jalanan basah. Kania memilih untuk naik taksi saja malam ini.

Kania keluar dari kos lalu berdiri di trotoar untuk menunggu taksi. Tanpa ia sadari, dari kejauhan ada dua orang yang sedang terburu-buru mendekat ke arahnya.

“Ma, itu si Kania kayaknya dia mau pergi, udah dandan rapi gitu!” seru Nissa sambil menepuk-nepuk pundak ibunya.

“Eh, enak-enakan dia rupanya! Ayo kejar!” seru Nuratin.

Mereka berdua berlari-lari dari seberang jalan. Memang, mereka sengaja hendak datang ke kos Kania untuk membuat perhitungan. Namun, tiba-tiba saja sebuah taksi meluncur dan berhenti tepat di depan Kania. Dengan cepat, Kania masuk ke dalam tanpa menyadari bahwa ibu tiri dan adik tirinya sedang memanggil-manggil namanya dari kejauhan.

“Kurang ajar dia kabur!” seru Atin lagi.

“Kita cegat taksi aja ikutin dia, ma,” usul Nissa.

Perempuan muda itu segera mencegat salah satu taksi yang lewat. Mereka pun masuk ke dalam.

“Ikutin taksi itu, Pak,” ujar Atin pada supir taksi dengan suaranya yang melengking.

Tubuhnya yang gempal membuat taksi sedikit bergoyang ketika ia masuk, meskipun sebenarnya ia tidak terlalu gemuk. Atin memang seperti itu, ketika ia berjalan, semua orang dalam radius beberapa ratus meter dapat mendengar langkah kakinya. Segalanya ia lakukan dengan penuh penekanan, begitu pula saat ia berbicara sehingga sering membuat semua orang terganggu dengan volume suaranya.

“Baik, Bu,” jawab supir itu.

Supir itu segera tancap gas, mengikuti taksi yang ada di depannya. Meskipun jalanan padat, supir itu tidak kesulitan untuk mengikuti taksi yang ada di hadapannya itu. Sementara itu, Kania sama sekali tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri, tentang pekerjaan barunya dan juga pria bernama Piter itu.

Tepat pukul tujuh malam, Kania sampai di restoran yang dimaksud. Namun, begitu ia melihat restoran itu, Kania menyadari kalau ia benar-benar telah salah kostum. Restoran ini benar-benar mewah dan semua orang yang masuk ke dalam berpakaian indah, sedangkan Kania hanya mengenakan atasan tangan panjang berwarna hitam, dipadukan dengan celana panjang lebar berwarna hitam.

“Udah sampe, Non,” ujar supir taksi itu ketika melihat Kania masih termangu di dalam taksi.

“Eh, iya,” jawab Kania. Ia segera mengeluarkan uang untuk membayar, lalu ia pun segera keluar dari taksi tersebut.

Kania baru saja melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam, tetapi tiba-tiba saja seseorang menarik lengannya.

“Kania! Kamu budeg, ya? Dipanggil dari tadi!”

Kania sangat terkejut karena yang menarik lengannya itu adalah Atin, wanita yang sangat ia benci.

“Kalian ngikutin aku?” tanya Kania.

“Jangan sok-sok nggak tahu apa-apa, ya! Kamu harus ikut sekarang, tanggung jawab sama Om Herman yang udah bayar! Barusan dia datang marah-marah karena kamu nggak datang malam itu. Pasti kamu kabur, kan? Bisa-bisanya kabur!” seru Atin sambil menarik tangan Kania agar ikut dengannya.

Kania mempertahankan dirinya, ia tidak ingin ikut dengan Atin.

“Lepasin!” seru Kania sambil memberontak, tetapi tangannya dipegang kuat-kuat oleh Atin dan juga Nissa.

“Kamu harus tidur sama dia sekarang! Mama nggak mau dia sampai minta uangnya kembali!” seru Atin.

“Nggak! Lepasin!” seru Kania dengan panik.

“Lepasin dia!” seru seorang pria dengan tiba-tiba.

Kania menoleh dan mendapati Piter tiba-tiba berada di belakangnya. Suaranya yang penuh dengan wibawa membuat Atin dan juga Nissa melepaskan tangan Kania.

“Ka-kamu siapa? Nggak usah ikut campur urusan keluarga,” ujar Atin.

“Dia bilang nggak mau ikut barusan, nggak ada yang bisa maksa,” jawab Piter sambil menempatkan dirinya di depan Kania, menghalangi Atin dan Nissa.

Nissa hanya bisa diam, ternganga melihat pria paling tampan yang pernah ia lihat sedekat itu.

“Dia harus ikut! Gara-gara dia, saya jadi utang lima puluh juta! Dia harus tanggung jawab!” seru Atin lagi sambil berusaha mengambil tangan Kania lagi, tetapi Jupiter menghalanginya.

“Lima puluh juta?” tanya Jupiter.

Ia kemudian mengeluarkan buku cek dari sakunya kemudian menuliskan sesuatu di sana. Dalam beberapa menit, ia sudah menyobek selembar cek dan menyerahkannya ke tangan Atin.

“Bisa kamu cairkan besok pagi ke bank,” ujar Jupiter.

Setelah mengatakan itu, Jupiter segera menarik tangan Kania dan membawanya masuk ke dalam restoran. Hal itu terjadi begitu cepat, sehingga Atin dan Nissa masih belum menyadari apa yang terjadi.

“Eh tunggu! Gimana kalau cek ini palsu?” seru Atin lagi.

Ia dan Nissa berusaha mengikuti Kania ke dalam restoran, tetapi tiba-tiba saja, dua orang berpakaian jas hitam menghalangi jalan mereka. Penampilan mereka yang tegap dan menyeramkan membuat Atin dan Nissa mengurungkan niat untuk mengikuti Kania.

Sementara itu, Kania masih mencoba mencerna semua yang terjadi barusan. Ia menoleh ke arah Piter, jadi pria itu bukanlah pria yang membeli tubuhnya pada ibu tirinya? Lalu kenapa ia berada di dalam ruangan gelap bersofa panjang itu? Dia kelihatannya punya banyak uang dan bisa memberikan cek senilai lima puluh juta dengan begitu mudah. Siapa sebenarnya Piter? Kania memutar otaknya tetapi tidak menemukan jawaban.

“Kenapa sih bengong terus?” tanya Jupiter sambil duduk di hadapan Kania, di meja yang telah disediakan untuk mereka.

Pelayan segera menyajikan welcome drink di meja mereka.

“Ka-kamu… Jadi kamu bukan—”

“Bukan om-om yang beli cewek? Ya bukanlah. Aku udah denger semuanya barusan. Kamu dijual sama ibu-ibu cerewet itu ya? Ibu tiri?” tanya Jupiter dengan santai.

“Kamu germo ya?” tebak Kania.

Tebakan itu sukses membuat Jupiter yang sedang minum, tersedak.

Bab terkait

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Salah Duga

    Jupiter masih terbatuk-batuk akibat tersedak mendengar tuduhan Kania. Namun, Kania menganggap reaksi Jupiter itu karena tuduhannya memang benar.“Astaga, pantes aja duit kamu banyak banget!” seru Kania lagi.Jupiter makin ingin tertawa karena kalimat Kania itu, sehingga ia belum pulih dari terbatuk-batuk.“Kamu koq bisa jadi kaya banget? Bayaran kamu mahal banget ya?” tanya Kania.Jupiter tertawa kecil melihat ekspresi wajah Kania yang penasaran. Mata indahnya yang bulat berkilau saat menatap Jupiter seperti itu. Jupiter kemudian mengulum senyum dan berniat untuk tidak memberitahukan pada Kania siapa dirinya sebenarnya.“Aku bukan germo, tapi you know lah,” ujarnya sambil tersenyum miring.Kania melebarkan matanya karena menurutnya, kini semua jadi masuk akal. Jupiter ada di club saat ibu tiri Kania menjual tubuh Kania pada pria hidung belang. Jupiter malam itu mungkin sedang menjajakan dirinya di sana.“Ja-jadi…” Kania tergagap.“Nah, harusnya kamu tuh ganti rugi lebih banyak. Malam

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Hari yang Berat

    "Mau tetep di mobil? Ini udah sampe loh," ujar Jupiter ketika Kania tidak juga bereaksi meskipun mobilnya sudah terparkir "Eh, enggak!" Tiba-tiba Kania berteriak panik Ia mencoba membuka sabuk pengamannya, namun sayang, sabuk pengaman tersebut tiba-tiba menjadi sulit dibuka "Bisa nggak?" tanya Jupiter setelah beberapa detik Kania gelisah dengan sabuk pengamannya. Jupiter menarik napas pendek. Kemudian, ia berinisiatif membantu Kania melepas sabuk pengamannya. Jantung Kania serasa melompat keluar dari dadanya saat Jupiter mendekat. Dia bahkan bisa merasakan nafas panasnya di bahunya. “Gini doang nggak bisa. Apa-apa nggak becus,” kata Jupiter, dengan sabuk pengaman sudah terpasang. Kania menelan ludah. "Terima kasih," katanya cepat Kemudian dia dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar dari mobil mewah itu. Kania tidak tahu kalau Noval sudah lama mengawasi dari dalam asrama. Pria itu adalah mantan pacar Kania yang baru saja putus karena ketahuan selingkuh. Kania memasuki asram

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Perkara Test Pack dan Ciuman Jupiter

    Jupiter hanya tersenyum miring dan mengabaikan kata-kata Kania. Dia memasuki lift dan menekan tombol menunggu Kania masuk. “Cepetan dong, pegel nih! Aku tinggalin nih kalau lama,” ujar Jupiter."Tunggu!" kata Kania. Dia bergegas ke lift dan berdiri di samping Jupiter."Kamu mau ke lantai berapa?" Dia bertanya."Lantai dua," jawab Kania.Tepat saat pintu lift tertutup, Jupiter sudah mendekati Kania, menyebabkan Kania mundur selangkah demi selangkah."A-Apa yang kamu inginkan?" tanya Kania."Setelah malam itu, kamu pernah tes nggak?" Dia bertanya.Kania melebarkan matanya, mencoba mencerna kata-kata Jupiter dan beberapa detik kemudian Kania baru paham tes apa yang Jupiter maksud."Kamu gila? Aku nggak mungkin hamil!" seru Kania."Oh ya? Kamu yakin banget?"“Yakinlah! Itu kan cuma sekali, lagian aku pas lagi nggak subur-subur banget,” ujar Kania dengan wajah memerah dan panas karena malu memikirkan hal itu lagi.“Tes aja nggak ada salahnya,” ujar Jupiter.“Nggak mau!”“Oh jadi kamu ngga

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Dijual Ibu Tiriku

    Jantung Kania Larasati berdegup begitu kencang ketika ia melihat pria yang ada di hadapannya itu sudah membuka kancing kemejanya satu per satu. Alis tebal pria itu terangkat sebelah ketika manik matanya menatap tubuh Kania dengan liar dan penuh nafsu. Nafas Kania memburu, ia begitu takut tetapi juga tidak bisa mengendalikan diri. Ini semua gara-gara ibu tirinya yang memberinya minum banyak alkohol dan obat perangsang. Kini, Kania benar-benar tidak dapat bertahan. Sebagaimanapun Kania ingin memaki dirinya sendiri, tetapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya menginginkan sentuhan pria tampan itu.Aroma alkohol menyeruak dari nafas pria itu, begitu pula dari nafas Kania. Mereka berdua mabuk dan kini pria itu sudah berada di atas tubuh Kania yang sudah tidak mengenakan sehelai pakaian pun.“Ja-jangan…” ucap Kania dengan tidak yakin.“Nggak usah pura-pura, cantik. Siapa yang nyuruh kamu datang? Ah, tapi itu nggak penting, aku suka koq,” ujar pria tampan itu.Kania mengerutkan kening. Apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Siapa Dia?

    Rasa pedih di hatinya tidak terperi hingga akhirnya Kania bergerak meraih silet yang berada di atas meja. Jemari lentik Kania sudah mendorong mata siletnya keluar. Ujung mata silet itu sudah berkarat tetapi tidak mengurangi ketajamannya. Kania mulai mendekatkan mata silet itu ke pergelangan tangannya dengan tubuh gemetar hebat.Pedih di tangannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit dan hancur yang ia rasakan saat ini. Kania merasa seperti sampah yang tidak ada gunanya. Hidupnya telah hancur berantakan dan tidak tertolong lagi. Kania merasa hidupnya sudah seharusnya berakhir di sini.Ia mulai menekankan ujung silet itu ke pergelangan tangannya hingga sebulir darah keluar dari kulitnya yang kuning langsat. Namun, ketika Kania hendak melanjutkannya, tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Seolah takdir sedang mencegahnya untuk berbuat lebih lanjut. Kania teringat pada janjinya pada dirinya sendiri dahulu bahwa ia harus mencari ibu kandungnya yang pergi meninggalkannya ketika

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Pegawai Magang Baru

    Jupiter tersenyum sambil melihat layar datar monitor komputernya. Di layar tersebut terpampang jelas Curriculum Vitae seorang pelamar bernama Kania Larasati. Dari pasfotonya, jelas sekali itu adalah wanita yang menghabiskan satu malam dengannya di club. Jupiter tidak bisa melupakan wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan VIP-nya itu dalam keadaan mabuk dan berpakaian minim tersebut. Malam itu seharusnya Jupiter minum-minum sendirian dan menenangkan pikirannya seperti yang biasa ia lakukan setiap beberapa hari sekali. Namun semuanya berubah karena wanita cantik itu.Bukan pakaian minimnya yang menarik perhatian Jupiter pertama kali, tetapi sepasang matanya yang indah tetapi menyiratkan luka yang mendalam. Jupiter terpana, melihat manik mata kecoklatan itu yang bagai berkilau meskipun berada di bawah lampu temaram. Wanita itu bahkan tidak sadar ketika Jupiter bertanya siapa dia dan apa tujuannya. Jemarinya yang lentik menyentuh tengkuk leher Jupiter, membuat gairahnya memuncak dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Utang

    “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Kania dengan mata melebar. Akhirnya ada kata-kata yang bisa ia produksi setelah tertegun beberapa detik.“Ini kantorku,” ujar Jupiter.“Kamu kerja di sini?” tanya Kania dengan suara meninggi.Ia baru saja diterima bekerja di tempat impiannya ini dan sekarang ia sudah menerima kabar buruk. Bekerja di tempat yang sama dengan pria ini adalah hal terakhir yang Kania inginkan di dunia ini.Jupiter hendak mengoreksi kata-kata Kania, tetapi ia mengurungkan niatnya. Bukankah lebih baik jika Kania tidak tahu bahwa ini adalah perusahaan miliknya? Jupiter hanya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan bahwa ia bekerja di kantor ini.“Oh shit!” seru Kania dengan suara setengah berbisik.Jika pria ini bocor mulut dan mengatakan pada orang lain bahwa dia telah tidur dengan Kania, nama baik Kania bisa hancur dan ia tidak mungkin bisa berkarir di sini. Semua orang mungkin akan mengira bahwa ia wanita murahan yang bisa dibeli siapa saja. Di saat yang sama elevator berdenti

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31

Bab terbaru

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Perkara Test Pack dan Ciuman Jupiter

    Jupiter hanya tersenyum miring dan mengabaikan kata-kata Kania. Dia memasuki lift dan menekan tombol menunggu Kania masuk. “Cepetan dong, pegel nih! Aku tinggalin nih kalau lama,” ujar Jupiter."Tunggu!" kata Kania. Dia bergegas ke lift dan berdiri di samping Jupiter."Kamu mau ke lantai berapa?" Dia bertanya."Lantai dua," jawab Kania.Tepat saat pintu lift tertutup, Jupiter sudah mendekati Kania, menyebabkan Kania mundur selangkah demi selangkah."A-Apa yang kamu inginkan?" tanya Kania."Setelah malam itu, kamu pernah tes nggak?" Dia bertanya.Kania melebarkan matanya, mencoba mencerna kata-kata Jupiter dan beberapa detik kemudian Kania baru paham tes apa yang Jupiter maksud."Kamu gila? Aku nggak mungkin hamil!" seru Kania."Oh ya? Kamu yakin banget?"“Yakinlah! Itu kan cuma sekali, lagian aku pas lagi nggak subur-subur banget,” ujar Kania dengan wajah memerah dan panas karena malu memikirkan hal itu lagi.“Tes aja nggak ada salahnya,” ujar Jupiter.“Nggak mau!”“Oh jadi kamu ngga

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Hari yang Berat

    "Mau tetep di mobil? Ini udah sampe loh," ujar Jupiter ketika Kania tidak juga bereaksi meskipun mobilnya sudah terparkir "Eh, enggak!" Tiba-tiba Kania berteriak panik Ia mencoba membuka sabuk pengamannya, namun sayang, sabuk pengaman tersebut tiba-tiba menjadi sulit dibuka "Bisa nggak?" tanya Jupiter setelah beberapa detik Kania gelisah dengan sabuk pengamannya. Jupiter menarik napas pendek. Kemudian, ia berinisiatif membantu Kania melepas sabuk pengamannya. Jantung Kania serasa melompat keluar dari dadanya saat Jupiter mendekat. Dia bahkan bisa merasakan nafas panasnya di bahunya. “Gini doang nggak bisa. Apa-apa nggak becus,” kata Jupiter, dengan sabuk pengaman sudah terpasang. Kania menelan ludah. "Terima kasih," katanya cepat Kemudian dia dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar dari mobil mewah itu. Kania tidak tahu kalau Noval sudah lama mengawasi dari dalam asrama. Pria itu adalah mantan pacar Kania yang baru saja putus karena ketahuan selingkuh. Kania memasuki asram

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Salah Duga

    Jupiter masih terbatuk-batuk akibat tersedak mendengar tuduhan Kania. Namun, Kania menganggap reaksi Jupiter itu karena tuduhannya memang benar.“Astaga, pantes aja duit kamu banyak banget!” seru Kania lagi.Jupiter makin ingin tertawa karena kalimat Kania itu, sehingga ia belum pulih dari terbatuk-batuk.“Kamu koq bisa jadi kaya banget? Bayaran kamu mahal banget ya?” tanya Kania.Jupiter tertawa kecil melihat ekspresi wajah Kania yang penasaran. Mata indahnya yang bulat berkilau saat menatap Jupiter seperti itu. Jupiter kemudian mengulum senyum dan berniat untuk tidak memberitahukan pada Kania siapa dirinya sebenarnya.“Aku bukan germo, tapi you know lah,” ujarnya sambil tersenyum miring.Kania melebarkan matanya karena menurutnya, kini semua jadi masuk akal. Jupiter ada di club saat ibu tiri Kania menjual tubuh Kania pada pria hidung belang. Jupiter malam itu mungkin sedang menjajakan dirinya di sana.“Ja-jadi…” Kania tergagap.“Nah, harusnya kamu tuh ganti rugi lebih banyak. Malam

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Cek Lima Puluh Juta

    Jupiter masih menunggu hingga beberapa menit kemudian sambil memainkan jarinya di atas meja kerja mewahnya, tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari Kania. Ia ingin mengetikkan sesuatu lagi, tetapi ia tidak tahu apa lagi yang harus ia ketik. Akhirnya Jupiter menaruh ponselnya di atas meja dengan kesal. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapa pun, apalagi seorang wanita. Jupiter dikenal sebagai bos yang arogan dan dingin, bagaimana mungkin seorang pegawai magang bisa memperlakukannya seperti ini?Dengan kesal, Jupiter membuka akun surelnya melalui komputer. Ia masih menyimpan data-data surat lamaran Kania di sana. Ia segera mencatat alamat tempat tinggal Kania dan menyimpannya dalam ponselnya, hanya untuk berjaga-jaga jika ia membutuhkannya lain waktu. Jupiter kemudian memutuskan untuk melupakan soal itu sejenak dan segera melanjutkan pekerjaannya.***Jam menunjukkan pukul enam sore dan Kania merasa sangat terpaksa duduk di meja riasnya dan memulas wajahnya dengan riasan s

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Utang

    “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Kania dengan mata melebar. Akhirnya ada kata-kata yang bisa ia produksi setelah tertegun beberapa detik.“Ini kantorku,” ujar Jupiter.“Kamu kerja di sini?” tanya Kania dengan suara meninggi.Ia baru saja diterima bekerja di tempat impiannya ini dan sekarang ia sudah menerima kabar buruk. Bekerja di tempat yang sama dengan pria ini adalah hal terakhir yang Kania inginkan di dunia ini.Jupiter hendak mengoreksi kata-kata Kania, tetapi ia mengurungkan niatnya. Bukankah lebih baik jika Kania tidak tahu bahwa ini adalah perusahaan miliknya? Jupiter hanya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan bahwa ia bekerja di kantor ini.“Oh shit!” seru Kania dengan suara setengah berbisik.Jika pria ini bocor mulut dan mengatakan pada orang lain bahwa dia telah tidur dengan Kania, nama baik Kania bisa hancur dan ia tidak mungkin bisa berkarir di sini. Semua orang mungkin akan mengira bahwa ia wanita murahan yang bisa dibeli siapa saja. Di saat yang sama elevator berdenti

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Pegawai Magang Baru

    Jupiter tersenyum sambil melihat layar datar monitor komputernya. Di layar tersebut terpampang jelas Curriculum Vitae seorang pelamar bernama Kania Larasati. Dari pasfotonya, jelas sekali itu adalah wanita yang menghabiskan satu malam dengannya di club. Jupiter tidak bisa melupakan wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan VIP-nya itu dalam keadaan mabuk dan berpakaian minim tersebut. Malam itu seharusnya Jupiter minum-minum sendirian dan menenangkan pikirannya seperti yang biasa ia lakukan setiap beberapa hari sekali. Namun semuanya berubah karena wanita cantik itu.Bukan pakaian minimnya yang menarik perhatian Jupiter pertama kali, tetapi sepasang matanya yang indah tetapi menyiratkan luka yang mendalam. Jupiter terpana, melihat manik mata kecoklatan itu yang bagai berkilau meskipun berada di bawah lampu temaram. Wanita itu bahkan tidak sadar ketika Jupiter bertanya siapa dia dan apa tujuannya. Jemarinya yang lentik menyentuh tengkuk leher Jupiter, membuat gairahnya memuncak dan

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Siapa Dia?

    Rasa pedih di hatinya tidak terperi hingga akhirnya Kania bergerak meraih silet yang berada di atas meja. Jemari lentik Kania sudah mendorong mata siletnya keluar. Ujung mata silet itu sudah berkarat tetapi tidak mengurangi ketajamannya. Kania mulai mendekatkan mata silet itu ke pergelangan tangannya dengan tubuh gemetar hebat.Pedih di tangannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit dan hancur yang ia rasakan saat ini. Kania merasa seperti sampah yang tidak ada gunanya. Hidupnya telah hancur berantakan dan tidak tertolong lagi. Kania merasa hidupnya sudah seharusnya berakhir di sini.Ia mulai menekankan ujung silet itu ke pergelangan tangannya hingga sebulir darah keluar dari kulitnya yang kuning langsat. Namun, ketika Kania hendak melanjutkannya, tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Seolah takdir sedang mencegahnya untuk berbuat lebih lanjut. Kania teringat pada janjinya pada dirinya sendiri dahulu bahwa ia harus mencari ibu kandungnya yang pergi meninggalkannya ketika

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Dijual Ibu Tiriku

    Jantung Kania Larasati berdegup begitu kencang ketika ia melihat pria yang ada di hadapannya itu sudah membuka kancing kemejanya satu per satu. Alis tebal pria itu terangkat sebelah ketika manik matanya menatap tubuh Kania dengan liar dan penuh nafsu. Nafas Kania memburu, ia begitu takut tetapi juga tidak bisa mengendalikan diri. Ini semua gara-gara ibu tirinya yang memberinya minum banyak alkohol dan obat perangsang. Kini, Kania benar-benar tidak dapat bertahan. Sebagaimanapun Kania ingin memaki dirinya sendiri, tetapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya menginginkan sentuhan pria tampan itu.Aroma alkohol menyeruak dari nafas pria itu, begitu pula dari nafas Kania. Mereka berdua mabuk dan kini pria itu sudah berada di atas tubuh Kania yang sudah tidak mengenakan sehelai pakaian pun.“Ja-jangan…” ucap Kania dengan tidak yakin.“Nggak usah pura-pura, cantik. Siapa yang nyuruh kamu datang? Ah, tapi itu nggak penting, aku suka koq,” ujar pria tampan itu.Kania mengerutkan kening. Apa

DMCA.com Protection Status