Beranda / Romansa / CEO 1 Miliar Won / Chapter 4. Liu, Doyeon, Danny

Share

Chapter 4. Liu, Doyeon, Danny

Penulis: Kalasenja
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-16 20:47:59

“Apa kamu pernah makan di Le Pre Michel?” tanya Liu pada Doyeon yang sedang duduk di cubicle kerjanya.

“Kamu bercanda? Menyebut nama restoran itu saja aku tidak bisa. Dompetku tak akan mau dijak kesana, kenapa memangnya?”

“Semalam aku dinner di sana.”

Kalimat itu menghentikan aktivitas Doyeon yang langsung bangkit dan menuju cubicle Liu. Ia duduk di meja kerja Liu, memasang wajah sangat antusias.

“Benarkah? Tidak mungkin kamu kesana atas kemauan sendiri, bukan? Dengan siapa?” cecar Doyeon penasaran.

Liu masih menimang-nimang apakah ia akan bercerita pada Doyeon atau tidak. Pasalnya, ia belum mau memberitahukan tentang Jung Jisung pada sahabatnya itu. Ia juga belum siap ditanya macam-macam, karena ia bahkan masih belum tahu takdir apa yang sedang menunggu di balik perjodohan ini.

“Kamu tahu harga makanan di sana? Semahal itu kah?” Liu justru mengalihkan pembicaraan.

“Yang aku tahu, seporsi ramen saja harganya lebih dari 100.000 won. Ah, gajiku menangis melihat kenyataan ini. Padahal sebungkus ramen seharga 10.000 won saja sudah enak sekali,” jawab Doyeon.

“Jadi, dengan siapa kamu kesana? Jangan mengalihkan pembicaraanku, Liu,” desak Doyeon yang baru tersadar Liu tengah berusaha menghindari pertanyaannya.

“C-calon suamiku. Aku akan mendaftarkan pernikahan dalam waktu dekat,” cerita Liu akhirnya. Ia belum akan memberitahukan dengan detail, hanya akan menyinggung masalah perjodohannya saja. Bagaimanapun juga, Doyeon sudah sepeti keluarga baginya.

“Kamu akan melakukan apa? Aku tidak salah dengar, kan?” tanya Doyeon menatap Liu tak percaya.

“Apa memang?” sahut sebuah suara dari pintu masuk kantor.

“Danny? Oh, bukan apa-apa. Lupakan,” panik Liu.

Danny adalah musuh sekaligus sahabat Liu dan Doyeon. Lucu memang, tapi itulah kenyatanya. Lelaki bernama lengkap Nakamoto Danny itu adalah seorang jaksa di pengadilan. Doyeon sering berperang dengan Danny di persidangan, kerena mereka sering menangani kasus yang sama.

Tapi di luar pekerjaan, mereka bertiga adalah sahabat karib yang berteman sejak bersekolah di jurusan hukum. Doyeon bahkan sebenarnya menyimpan perasaan tersendiri untuk Danny, Liu juga mengetahuinya. Tapi ia hanya diam karena takut merusak hubungan pertemanan ketiganya.

“Aku sempat dengar kata menikah, aku kelewatan part sebelum itu,” protes Danny.

“Ah Danny, aku belum siap bercerita padamu,” batin Liu.

“Mmm, ya, aku akan menikah. Tapi simpan ini rapat-rapat, hanya kalian yang kuberi tahu,” cerita Liu akhirnya.

“APA??!” pekik Danny.

Liu menghela nafas panjang. Jangankan sahabatnya, dirinya sendiri saja masih suka tak percaya dengan kenyataan bahwa ia akan menikah sebentar lagi.

“Kamu dijodohkan? Dengan siapa?” tanya Danny lagi.

“Tau dari mana kalau aku dijodohkan?”

“Kamu kan tidak punya teman lain selain kita berdua. Sudah jelas kalau itu perjodohan, kamu bahkan tidak suka berhubungan dengan laki-laki dan ingin melajang seumur hidup,” komentar Doyeon.

“Ah, aku lupa kalau kalian itu teman-teman brengsek,” kelakar Liu.

“Aku janji akan memberitahu kalian berdua nanti. Tapi untuk sekarang, situasiku masih cukup sulit. Aku hanya ingin memenuhi permintaan terakhir ibuku,” imbuhnya.

Kalimat terakhir Liu sukses membuat Doyeon dan Danny iba, mereka tahu bagaimana kondisi ibu sahabatnya itu sekarang. Danny selalu kesal jika itu menyangkut ibu Liu, karena ia tahu temannya itu tak pernah bisa bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri sejak dulu. Bahkan saat sakit keras sekalipun, ibu Liu tetap menjadi beban untuknya. Tapi ia sadar, Liu memang sesayang itu pada sang ibu.

“Aku yakin kamu kuat melalui semua ini. Apapun yang terjadi, aku harap kamu tidak terluka. Ceritalah saat semua sudah membaik,” ucap Danny lirih.

Liu langsung menghambur memeluk lelaki blasteran Korea-Jepang itu. Seperti biasa, hanya kehadiran sosok sahabatlah satu-satunya hal yang membuat Liu bertahan dari berat hidupnya.

“Jadi, kapan kamu akan mendaftarkan pernikahan? Ditemani calon suamimu?” tanya Doyeon.

“Aku harus menyelesaikan perjanjian di antara kami terlebih dahulu. Seperti kata Danny, aku tidak akan jadi pihak yang terluka, tidak akan pernah,” jawab Liu.

“Jadi, kalian hanya menikah kontrak? Kalian tidak benar-benar menikah, bukan?”

“Entahlah, Danny. Tak ada kesepakatan untuk bercerai di kemudian hari, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat kita akan bercerai. Satu hal yang pasti, aku tidak akan pernah mencintainya,” jelas Liu dengan mantap.

“Tunggu, tidak biasanya kamu kesini tengah hari?” tanya Liu pada Danny, sesaat mereka lupa bahwa Danny adalah jaksa yang sering alergi dengan ruangan pengacara publik.

“Oh, aku ingin memberitahu Liu kalau kasus si pemulung tua itu dilimpahkan padaku pagi ini.”

Liu berdecih, tak ada yang suka melawan Danny di persidangan, lelaki itu cukup ulet dengan pekerjaannya. Ia sering sekali memenangkan persidangan, dan sudah tak terhitung berapa kali ia sukses membuat pengacara mati kutu di hadapan hakim.

“Apa? Sial, aku akan melawanmu di persidangan?” gerutu Liu kemudian.

“Semangat, Liu. Aku tunggu pertunjukanmu,” kata Danny sambil berjalan keluar ruangan. Bahunya melorot, dilihatnya lagi berkas kasus yang menggunung di meja kerjanya, meminta untuk segera ditinjau.

“Ini, istirahatlah dulu. Bebanmu bukan hanya tentang pekerjaan, pasti berat ya,” ucap Doyeon, menyodorkan satu kaleng soda lemon kesukaan Liu.

“Aku agak seidih mendengar kabar kamu akan menikah,” tambahnya.

“Hm? Kenapa?”

“Entahlah, aku takut kehilangan sosok teman dalam hidupku. Kamu juga tahu kan, hanya kamu dan Danny yang aku punya. Biasanya orang berubah setelah menikah, karena mereka sudah memiliki prioritas lain dalam hidupnya,” lirih Doyeon.

“Aku tidak akan kemana-mana, Doyeon. Lagi pula, orang itu tidak akan mencampuri kehidupanku, begitu kesepakatannya,” balas Liu meyakinkan sahabatnya.

“Ah iya, aku sebenarnya ingin bertanya lebih lanjut tentang CEO yang kemarin belum sempat kamu ceritakan. Jadi, bagaimana dia di mata publik?” tanya Liu pada Doyeon.

“Oh, tentang CEO 1 Miliar Won alias Jung Jisung itu? Banyak sekali rumor tentangnya. Ibunya adalah Stella Kwon, mantan Miss Korea tahun 1990.”

“APA? Stella Kwon yang sekarang menjadi aktor senior super cantik itu?” Liu terkejut mendengarnya.

“Tunggu, kenapa kamu tidak mencarinya di internet dan justru bertanya padaku?” Dayeon menatapnya heran.

“Memangnya dia seterkenal itu sampai namanya ada di internet?”

Dayeon memasang wajah frustasi melihat kebodohan sahabatnya, “Jung Jisung itu ibarat BTS di dunia perindustrian Korea, hanya orang-orang yang tinggal di goa yang tidak mengenalnya.”

“O-oke, akan aku cari tahu nanti, lanjutkan saja cerita dari sudut pandangmu,” pinta Liu. Kini hatinya mulai berdebar, ia benar-benar tidak tahu tengah berhadapan dengan siapa.

“Dia adalah CEO TJ Group, perusahaan properti nomor satu di Korea, sekaligus menjadi CEO termuda se-Asia. Ayahnya tinggal di Dubai, Jung Taejun, konglomerat pemegang ranking delapan dari sepuluh besar orang terkaya di Dubai,” lanjut Dayeon.

“Dengan wajah rupawan dan gelar CEO di usia 28 tahun, media mana yang tidak berlomba-lomba meliputnya?” tambahnya.

“Rupawan? menurutku dia biasa-biasa saja,” sahut Liu tanpa sadar.

“Sudah kubilang, cari saja dulu wajahnya di internet, jangan asal berkomentar. Dia itu benar-benar disegani,” potong Dayeon.

“Dayeon, aku sudah melihatnya dari jarak 2 kaki dan bahkan sudah mengutuknya berkali-kali.”

“Yayaya... kalau tentang julukan itu, maksudnya apa?” tanya Liu lagi.

“Kabarnya, Jung Jisung pernah diculik saat masih kecil. Penculik-penculik itu meminta tebusan pada keluarganya sebesar 1 Miliar Won. Dia pun dikembalikan setelah Jung Taejun menebusnya tunai. Sejak saat itu, orang-orang pun menjulukinya Si 1 Miliar Won,” terang Dayeon, membuat Liu langsung merasa bersalah telah menertawakan julukan itu kemarin.

“Benarkah? Jahat sekali orang-orang.”

---

Bab terkait

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 5. Perjanjian Kontrak

    Pukul enam sore, Liu akhirnya bisa terbebas dari berkas sidang yang benar-benar membuatnya pening. Jam pulang kantor memang pukul empat, tapi hampir tak ada pengacara yang pulang tepat waktu, termasuk Liu. Banyak sekali perkerjaan yang menumpuk, ia hanya ingin tidur dengan tenang tanpa terbebani pekerjaan yang belum kelar.Doyeon sudah pulang sejam sebelumnya, membuat Liu harus pulang sendirian. Biasanya, Liu akan naik bus kota atau taksi untuk pulang pergi. Dia memnag tidak suka menyetir mobil sendiri, lebih memilih menggunakan transportasi umum sekaligus untuk menikmati perjalannya sambil melepas lelah.Begitu ia keluar dari gedung, sebuah mobil tak biasa terhilat terparkir di pinggir jalan pu menarik perhatiannya.“Siapa dia? Berani-beraninya parkir mobil sembarangan di depan gedung pengadilan?” gumam Liu.Perempuan itu langsung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon polisi lalu lintas yang bertugas menangani parkir sembarangan. Biasanya, m

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 6. Kekasih Calon Suami

    Liu sedang menunggu Jung Jisung dan pengacaranya menyelesaikan dokumen. Ia masih duduk di sofa dengan perasaan campur aduk. Pikirannya melayang teringat pengakuan Jisung yang ternyata sudah memiliki kekasih, sesuatu yang benar-benar tidak ia duga. “Tunggu, aku kan bisa cari tahu,” gumam Liu yang langsung meraih ponselnya. Ia baru teringat ucapan Doyeon bahwa Jisung adalah BTSnya dunia industri yang rajin masuk portal berita. Dan benar saja, hanya dengan mengetikkan satu kata kunci yaitu “Jung Jisung”, ratusan headline artikel berita tentang lelaki itu langsung muncul memenuhi laman pencarian. Liu meneguk ludahnya, “Jadi benar dia se-terkenal ini?” ucapnya keheranan dengan mulut menganga. “APA?!” pekik Liu spontan saat membaca artikel teratas, ia langsung menutup mulutnya dengan tangan sambil melihat sekeliling. “Perempuan itu adalah Shin Minseo? Selebgram cantik dan sultan kaya raya yang diidolakan Dayeon?” ujar Liu yang kini setengah berbisik

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 7. Hari Yang Melelahkan

    Hening menyelimuti perjalanan Liu dan Jisung. Liu diam karena hatinya masih kesal dengan keadaan, sedangkan Jisung diam karena tak tahu harus berbuat apa. Mereka sama-sama melihat ke luar jendela dan memanjakan mata dengan lampu-lampu kota.“Maaf, destinasi kita kemana, Tuan?” tanya Sekretaris Choi yang kebingungan.“Diamond residence,” jawab Jisung singkat.Liu meneguk ludahnya sendiri saat tempat yang disebutkan Jung Jisung adalah apartemennya dan sang ibu. Untuk sesaat ia lupa bahwa lelaki di sampingnya itu sudah mengecek semua latar belakangnya, termasuk tempat tinggal tentunya.“Baik.”Sesampainya di tempat tujuan, Liu langsung keluar begitu mobil itu berhenti, tak berniat untuk berpamitan atau sekadar berbasa-basi. Ia langsung berjalan menjauh tanpa repot-repot menengok ke belakang.Tepat saat Sekretaris Choi menyalakan mesin mobilnya kembali, Jung Jisung tiba-tiba kembali keluar dari mobilnya, menyi

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 8. Di mana Jung Jisung?

    Liu membuka matanya dengan sangat berat, matanya kembali merapat saat cahaya menyilaukan menimpa retinanya. Cahaya dari matahari pagi yang menerobos masuk lewat sela-sela tirai di jendela kaca.“Dimana?” gumamnya pelan.“Di ruang perawatan rumah sakit, syukurlah sudah sadar,” sahut bayangan seorang laki-laki yang duduk di sofa di samping ranjang.Lelaki itu langsung mendekat ke arah Liu lalu mengecek infusnya.“Sekretaris Choi?” gumam Liu lagi usai pandangannya yang semula kabur menjadi semakin jelas.“Iya, saya diperintahkan untuk menemani anda sampai anda pulih,” balasnya.Alis Liu langsung mengkerut, ia kemudian berusaha untuk bangkit dan duduk, meskipun dengan bantuan Sekretaris Choi.“Perintah? Siapa yang memerintahkan?” tanya Liu yang sebetulnya sudah tahu jawaban dari pertanyaannya.“Siapa lagi? Tuan saya hanya satu, Tuan Jung Jisung,” jawab Sekretar

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 9. Menentang Perintah

    Liu terpaku selama beberapa saat sembari matanya sibuk menelisik dan otaknya sibuk berpikir keras.“K-kenapa lelaki itu ada di sana? Ji-Jisung?” gumamnya masih tak percaya.Ia yang sebelumnya ingin kabur untuk pergi ke ruangan ibunya pun urung, Liu akhirnya kembali ke kamarnya dan beroverthinking ria.“Kenapa? Sakit apa dia?”“Kenapa Sekretaris Choi berbohong padaku?”“Tunggu, apa jangan-jangan… ah tidak, jangan berpikiran aneh-aneh, Kim Liu!”Perempuan itu mengacak-acak rambutnya karena frustasi. Belum juga satu misteri tentang Jung Jisung terkuak, baru saja misteri baru muncul untuk membuatnya penasaran.“Lelaki macam apa kamu, Jung Jisung?” gumamnya lagi.---“Kembalilah ke Kim Liu, aku baik-baik saja,” ucap Jisung dengan tenang meskipun suaranya bahkan tergengar begetar.“Tidak, Tuan. Saya akan menunggu sampai suster itu kemba

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 10. Kepala Hong Songdeuk Sialan

    Waktu hampir tengah hari, Liu yang ingin naik bus akhirnya memutuskan untuk naik taksi agar lebih cepat sampai ke pengadilan.Ia menyisir rambut dan merapikannya dengan jemarinya, beruntung setidaknya ia sudah keramas kemarin pagi. Baru kali ini ia pergi ke pengadilan dengan baju casual dan bahkan tanpa menggunakan make-up sedikitpun.“Argh… aku tidak punya ikat rambut pula. Kenapa aku juga tidak membawa make-up apapun,” gerutu Liu sambil menggeledah tas kecilnya.Di tasnya memang hanya terdapat dompet dan ponsel, ia pergi dalam keadaan super panik kemarin. Biasanya ia akan selalu menyiapkan setidaknya lipstick dan bedak atau cushion di tasnya.Tapi meskipun dengan wajah bare face sekalipun, Liu tetap cantik menawan. Sebelas dua belas dengan Irene Red Velvet, menurut teman-temannya. Karena Liu tak bisa melihat itu, ia sibuk insecure dengan semua hal tentang dirinya.Sesampainya di pengadilan, yang Liu lakukan hanya satu, yaitu me

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 11. Danny, Doyeon, dan Jung Jisung

    “Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Danny saat mendapati Doyeon sedang menguping dengan gelisah di depan ruangan Kepala Hong.Perempuan itu terlonjak kaget dengan kehadiran sahabatnya itu. Ia hanya ingin memastikan Liu baik-baik saja di dalam sana. Ia pun berjaga di luar ruangan sambil menempelkan telinganya ke pintu meskipun tak bisa mendengar apa-apa.“Sial, kamu mengagetkanku, Danny!”“Ah maaf, kamu sangat mencurigakan sekali, tahu? Minggir, aku ada keperluan dengan Kepala Hong terkait persidangan besok lusa,” balas Danny yang langsung menghentikan langkahnya saat Doyeon merentangkan kedua tangan di depannya.“Apa? Tidak, tunggu. Jangan masuk ke dalam, Liu sedang ada di dalam sana, aku khawatir karena sepertinya dia sedang tidak membawa akal sehatnya sekarang.”“Liu? Bukankah dia cuti karena sakit? Aku sudah menduga kalau dia akan marah karena kasus yang sudah dia kerjakan dilimpahka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 12. Rooftop

    Tangan Liu terasa nyeri karena Jung Jisung menariknya terlalu kencang, apalagi bekas luka infus di punggung tangannya bahkan masih basah.Saat lelaki itu agak kebingungan usai menjauh dari ruangan Kepala Hong, apalagi sebentar lagi koridor akan ramai dengan pegawai yang akan menghabiskan break time.“Saya akan mencarikan ruangan untuk anda, Tuan.” Sekretaris Choi pun menawarkan bantuannya.Namun belum sempat Sekretaris Choi pergi, Liu sudah menghentikannya.“Tidak perlu, ikut aku,” ucap Liu yang lebih terdengar seperti perintah.Pemandangan sudah berbalik, kini gantian Liu yang menarik pergelangan tangan Jung Jisung dan membawanya berbelok ke arah lift, membuat lelaki itu terkejut dengan tindakan Liu. Hanya satu tujuannya, tempat di mana tak ada mata dan telinga lain yang mengindera mereka, rooftop.Pikiran Liu masih agak kacau usai mendapat pelecehan verbal dari Kepala Hong beberapa saat yang lalu, begitu pula dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03

Bab terbaru

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 12. Rooftop

    Tangan Liu terasa nyeri karena Jung Jisung menariknya terlalu kencang, apalagi bekas luka infus di punggung tangannya bahkan masih basah.Saat lelaki itu agak kebingungan usai menjauh dari ruangan Kepala Hong, apalagi sebentar lagi koridor akan ramai dengan pegawai yang akan menghabiskan break time.“Saya akan mencarikan ruangan untuk anda, Tuan.” Sekretaris Choi pun menawarkan bantuannya.Namun belum sempat Sekretaris Choi pergi, Liu sudah menghentikannya.“Tidak perlu, ikut aku,” ucap Liu yang lebih terdengar seperti perintah.Pemandangan sudah berbalik, kini gantian Liu yang menarik pergelangan tangan Jung Jisung dan membawanya berbelok ke arah lift, membuat lelaki itu terkejut dengan tindakan Liu. Hanya satu tujuannya, tempat di mana tak ada mata dan telinga lain yang mengindera mereka, rooftop.Pikiran Liu masih agak kacau usai mendapat pelecehan verbal dari Kepala Hong beberapa saat yang lalu, begitu pula dengan

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 11. Danny, Doyeon, dan Jung Jisung

    “Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Danny saat mendapati Doyeon sedang menguping dengan gelisah di depan ruangan Kepala Hong.Perempuan itu terlonjak kaget dengan kehadiran sahabatnya itu. Ia hanya ingin memastikan Liu baik-baik saja di dalam sana. Ia pun berjaga di luar ruangan sambil menempelkan telinganya ke pintu meskipun tak bisa mendengar apa-apa.“Sial, kamu mengagetkanku, Danny!”“Ah maaf, kamu sangat mencurigakan sekali, tahu? Minggir, aku ada keperluan dengan Kepala Hong terkait persidangan besok lusa,” balas Danny yang langsung menghentikan langkahnya saat Doyeon merentangkan kedua tangan di depannya.“Apa? Tidak, tunggu. Jangan masuk ke dalam, Liu sedang ada di dalam sana, aku khawatir karena sepertinya dia sedang tidak membawa akal sehatnya sekarang.”“Liu? Bukankah dia cuti karena sakit? Aku sudah menduga kalau dia akan marah karena kasus yang sudah dia kerjakan dilimpahka

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 10. Kepala Hong Songdeuk Sialan

    Waktu hampir tengah hari, Liu yang ingin naik bus akhirnya memutuskan untuk naik taksi agar lebih cepat sampai ke pengadilan.Ia menyisir rambut dan merapikannya dengan jemarinya, beruntung setidaknya ia sudah keramas kemarin pagi. Baru kali ini ia pergi ke pengadilan dengan baju casual dan bahkan tanpa menggunakan make-up sedikitpun.“Argh… aku tidak punya ikat rambut pula. Kenapa aku juga tidak membawa make-up apapun,” gerutu Liu sambil menggeledah tas kecilnya.Di tasnya memang hanya terdapat dompet dan ponsel, ia pergi dalam keadaan super panik kemarin. Biasanya ia akan selalu menyiapkan setidaknya lipstick dan bedak atau cushion di tasnya.Tapi meskipun dengan wajah bare face sekalipun, Liu tetap cantik menawan. Sebelas dua belas dengan Irene Red Velvet, menurut teman-temannya. Karena Liu tak bisa melihat itu, ia sibuk insecure dengan semua hal tentang dirinya.Sesampainya di pengadilan, yang Liu lakukan hanya satu, yaitu me

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 9. Menentang Perintah

    Liu terpaku selama beberapa saat sembari matanya sibuk menelisik dan otaknya sibuk berpikir keras.“K-kenapa lelaki itu ada di sana? Ji-Jisung?” gumamnya masih tak percaya.Ia yang sebelumnya ingin kabur untuk pergi ke ruangan ibunya pun urung, Liu akhirnya kembali ke kamarnya dan beroverthinking ria.“Kenapa? Sakit apa dia?”“Kenapa Sekretaris Choi berbohong padaku?”“Tunggu, apa jangan-jangan… ah tidak, jangan berpikiran aneh-aneh, Kim Liu!”Perempuan itu mengacak-acak rambutnya karena frustasi. Belum juga satu misteri tentang Jung Jisung terkuak, baru saja misteri baru muncul untuk membuatnya penasaran.“Lelaki macam apa kamu, Jung Jisung?” gumamnya lagi.---“Kembalilah ke Kim Liu, aku baik-baik saja,” ucap Jisung dengan tenang meskipun suaranya bahkan tergengar begetar.“Tidak, Tuan. Saya akan menunggu sampai suster itu kemba

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 8. Di mana Jung Jisung?

    Liu membuka matanya dengan sangat berat, matanya kembali merapat saat cahaya menyilaukan menimpa retinanya. Cahaya dari matahari pagi yang menerobos masuk lewat sela-sela tirai di jendela kaca.“Dimana?” gumamnya pelan.“Di ruang perawatan rumah sakit, syukurlah sudah sadar,” sahut bayangan seorang laki-laki yang duduk di sofa di samping ranjang.Lelaki itu langsung mendekat ke arah Liu lalu mengecek infusnya.“Sekretaris Choi?” gumam Liu lagi usai pandangannya yang semula kabur menjadi semakin jelas.“Iya, saya diperintahkan untuk menemani anda sampai anda pulih,” balasnya.Alis Liu langsung mengkerut, ia kemudian berusaha untuk bangkit dan duduk, meskipun dengan bantuan Sekretaris Choi.“Perintah? Siapa yang memerintahkan?” tanya Liu yang sebetulnya sudah tahu jawaban dari pertanyaannya.“Siapa lagi? Tuan saya hanya satu, Tuan Jung Jisung,” jawab Sekretar

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 7. Hari Yang Melelahkan

    Hening menyelimuti perjalanan Liu dan Jisung. Liu diam karena hatinya masih kesal dengan keadaan, sedangkan Jisung diam karena tak tahu harus berbuat apa. Mereka sama-sama melihat ke luar jendela dan memanjakan mata dengan lampu-lampu kota.“Maaf, destinasi kita kemana, Tuan?” tanya Sekretaris Choi yang kebingungan.“Diamond residence,” jawab Jisung singkat.Liu meneguk ludahnya sendiri saat tempat yang disebutkan Jung Jisung adalah apartemennya dan sang ibu. Untuk sesaat ia lupa bahwa lelaki di sampingnya itu sudah mengecek semua latar belakangnya, termasuk tempat tinggal tentunya.“Baik.”Sesampainya di tempat tujuan, Liu langsung keluar begitu mobil itu berhenti, tak berniat untuk berpamitan atau sekadar berbasa-basi. Ia langsung berjalan menjauh tanpa repot-repot menengok ke belakang.Tepat saat Sekretaris Choi menyalakan mesin mobilnya kembali, Jung Jisung tiba-tiba kembali keluar dari mobilnya, menyi

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 6. Kekasih Calon Suami

    Liu sedang menunggu Jung Jisung dan pengacaranya menyelesaikan dokumen. Ia masih duduk di sofa dengan perasaan campur aduk. Pikirannya melayang teringat pengakuan Jisung yang ternyata sudah memiliki kekasih, sesuatu yang benar-benar tidak ia duga. “Tunggu, aku kan bisa cari tahu,” gumam Liu yang langsung meraih ponselnya. Ia baru teringat ucapan Doyeon bahwa Jisung adalah BTSnya dunia industri yang rajin masuk portal berita. Dan benar saja, hanya dengan mengetikkan satu kata kunci yaitu “Jung Jisung”, ratusan headline artikel berita tentang lelaki itu langsung muncul memenuhi laman pencarian. Liu meneguk ludahnya, “Jadi benar dia se-terkenal ini?” ucapnya keheranan dengan mulut menganga. “APA?!” pekik Liu spontan saat membaca artikel teratas, ia langsung menutup mulutnya dengan tangan sambil melihat sekeliling. “Perempuan itu adalah Shin Minseo? Selebgram cantik dan sultan kaya raya yang diidolakan Dayeon?” ujar Liu yang kini setengah berbisik

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 5. Perjanjian Kontrak

    Pukul enam sore, Liu akhirnya bisa terbebas dari berkas sidang yang benar-benar membuatnya pening. Jam pulang kantor memang pukul empat, tapi hampir tak ada pengacara yang pulang tepat waktu, termasuk Liu. Banyak sekali perkerjaan yang menumpuk, ia hanya ingin tidur dengan tenang tanpa terbebani pekerjaan yang belum kelar.Doyeon sudah pulang sejam sebelumnya, membuat Liu harus pulang sendirian. Biasanya, Liu akan naik bus kota atau taksi untuk pulang pergi. Dia memnag tidak suka menyetir mobil sendiri, lebih memilih menggunakan transportasi umum sekaligus untuk menikmati perjalannya sambil melepas lelah.Begitu ia keluar dari gedung, sebuah mobil tak biasa terhilat terparkir di pinggir jalan pu menarik perhatiannya.“Siapa dia? Berani-beraninya parkir mobil sembarangan di depan gedung pengadilan?” gumam Liu.Perempuan itu langsung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon polisi lalu lintas yang bertugas menangani parkir sembarangan. Biasanya, m

  • CEO 1 Miliar Won   Chapter 4. Liu, Doyeon, Danny

    “Apa kamu pernah makan di Le Pre Michel?” tanya Liu pada Doyeon yang sedang duduk di cubicle kerjanya.“Kamu bercanda? Menyebut nama restoran itu saja aku tidak bisa. Dompetku tak akan mau dijak kesana, kenapa memangnya?”“Semalam aku dinner di sana.”Kalimat itu menghentikan aktivitas Doyeon yang langsung bangkit dan menuju cubicle Liu. Ia duduk di meja kerja Liu, memasang wajah sangat antusias.“Benarkah? Tidak mungkin kamu kesana atas kemauan sendiri, bukan? Dengan siapa?” cecar Doyeon penasaran.Liu masih menimang-nimang apakah ia akan bercerita pada Doyeon atau tidak. Pasalnya, ia belum mau memberitahukan tentang Jung Jisung pada sahabatnya itu. Ia juga belum siap ditanya macam-macam, karena ia bahkan masih belum tahu takdir apa yang sedang menunggu di balik perjodohan ini.“Kamu tahu harga makanan di sana? Semahal itu kah?” Liu justru mengalihkan pembicaraan.“Yan

DMCA.com Protection Status