Share

Pil KB

Pagi harinya, aku bangun agak lambat. Sebabnya apa lagi kalau bukan gara-gara Om Andi. Ya, aku mengeluarkan semua tenaga hanya untuk meladeni hasrat gilanya.

Aku nggak menyangka sama sekali kalau ternyata di umur kepala enam dia sangat gagah. Yang nota benenya kebanyakan lelaki sudah mulai stroke atau mati. Yang satu ini beneran berbeda sampai membuatku kesakitan ketika berjalan.

Sialnya cerita cinta kami tadi malam menimbulkan bekas. Tepatnya di bagian leher yang warnanya sampai kemerahan. Sialanya lagi bajuku tinggal blouse berleher pendek.

Oh, tidak bisa dibiarkan. Bisa-bisa aku diledekin sama Kimmi. Cepat aku ambil syal dan menutupi tanda merah di leher. Selesai, tinggal berangkat kerja walau nggak sempat sarapan.

***

“Cieeeh, yang senyum-senyum sendiri dari tadi. Ada apaan, sih? Dapat gebetan baru, ya?” Kimmi memergokiku yang tengah melamunkan Om Andi.

“Mau tahu aja, sih, urusin laporan, tuh, udah selesai belom.” Kemudian aku memberikan berkas kerjaku padanya.

“Eits, apaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status