Share

Bukhor dan Minuman

“Indah, Om Andi merokok nggak?” Kimmi sepertinya masih penasaran banget sama sosok teman tidurku yang baru.

“Dikit,” aku jawab saja apa adanya.

“Kok mau? Dulu sama Bang Angga harus nggak boleh merokok sama sekali?” Alisnya naik sebelah. Kekepoan Kimmi udah sampai tahap akut luar biasa.

“Ya, namanya juga cinta. Ada sensasi dikit ternyata kalau bibir lakik pernah merokok. Rasanya, gimana gitu, ya.” Aku bergidik ngeri. Bisa-bisanya aku berbicara mesum seperti ini.

“Kalian itu lagi dimabuk cinta, nanti kalau cintanya udah hilang juga baru tahu kalau kalian itu salah. Dua bucin yang seharusnya jad ayah dan anak. Tapi takdir membuat kalian jadi teman satu selimut. Tanpa pernikahan, tanpa ada kepastian, tanpa ada komitmen. Awas bunting loh, Indah.”

“Tenang aja, aku udah pakai pengaman, kok.”

“Ya, bisa aja, kan tembus, jadi deh tu bayi. Kayak nggak tahu aja udah sering ada kebobolan.”

“Aku beli pengaman yang mahal, top cer dengan tinggal kegagalan satu persen aja.”

“Dan satu persennya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status