Home / Lainnya / Buruk Rupa / Dipertemukan Oleh Takdir

Share

Dipertemukan Oleh Takdir

Author: Sinar gaje
last update Last Updated: 2021-09-13 22:56:38

Pagi hari telah muncul. Allen sih Gadis yang sudah terbiasa bangun pagi jam 05:00 subuh, hanya untuk membantu Bibi yang ia sayangi itu.

"Bi? Ini sudah jam 06:00. Aku bangunin Alana dulu yah?" ucap Allen.

"Iyah Non." ucapnya.

Lalu Allen pun pergi naik keatas, tempat dimana Alana berada. Allen sudah selesai mandi dan bersih-bersih. 

"Alana..." panggil Allen dari luar pintu karena takut Alana marah.

"Lan? Alana? Bangun. Ini sudah jam 06:00. Kamu harus siap-siap. Hari ini kita upacara." ucap Allen.

"Sshht! Bising tau nggak Len?!" teriak Alana marah.

"Maaf Lan. Tapi ini sudah pagi." ucap Allen.

"Issh! Siapa bilang ini masih subuh?! Bising tau nggak?!" sentak Alana lagi.

"Lan?"

"DIAM!!!" teriak Alana sekuat mungkin.

"Ada apa ini? Kenapa Alana teriak-teriak? Apa yang telah kamu lakukan padanya Allen?" tanyanya.

"Ibu? Tidak kok Bu. Allen nggak ngapa-ngapain. Allen hanya nyuruh Alana buat siap-siap untuk pergi ke sekolah, agar tidak terlambat." jelas Allen.

"Yasudah. Kamu sana, nanti saya bangunin sendiri. Lagian, kalau Alana nggak mau ke sekolah jangan dipaksakan." tegasnya mendukung sifat Alana.

"Iyah Bu. Maaf." ucap Allen menunduk.

"Jadi, lebih baik kamu pergi saja diluan sana. Juga, kamu pake sepeda kamu saja. Jangan pakai Taksi atau bahkan Motor juga Mobil. Oke? Mengerti'kan?!" tegasnya jutek.

"I--iyah Bu. Allen pergi ke sekolah diluan yah Bu?" pamit Allen ingin menyalami tangan Ibu'nya.

"Yasudah sana! Nggak perlu pake salam-salaman yah?! Saya najis dipegang sama kamu! Lagian dari dulu kamu nggak pernah menyalam saya, dan saya juga tidak sudi salaman dengan kamu!" ucapnya tegas.

Ingin sekali air mata Allen jatuh ke pipinya dan mengatakan bahwa 'Apa salahku sebagai seorang anak? Apa aku mempunyai sebuah kesalahan yang sangat fatal, sehingga kedua oangtuaku bahkan saudaraku sendiri membenci diriku sampai segininya?' Itulah yang ingin diteriaki Allen saat ini juga.

Allen hanyalah seorang gadis yang tidak bersalah. Dari lahir sampai sekarang, tidak pernah merasakan apa atau bagaimana rasanya kasih sayang seorang orangtua kandung.

Allen cukup bersabar saja. Allen percaya, bahwa ada waktunya untuk ia bahagia melebihi dari apa yang ada di Dunia ini. Allen hanya ingin dihargai dan dilihat oleh seluruh keluarga yang ia sayangi.

Hanya saja, mungkin bukan sekarang. Mungkin dimasa yang akan datang lagi. Allen akan menunggu itu, kapan pun itu datang.

"Ma--maaf Bu. Maaffin Allen karena sudah lancang ingin menyentuh tangan Ibu." cicit Allen sembari menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Yasudah sana! Nggak perlu disini! Sana! Kamu ini! Pagi-pagi bukannya bikin saya bahagia, malah bikin saya emosi secara mendadak! Dasar anak siallan!" ucapnya dengan tegas dan jutek.

"Iyah Bu. Maaf sekali lagi. Allen pergi dulu yah Bu? Selama Pagi." ucap Allen.

"Hmmm." dehemnya.

Allen pun berlari menuju kamarnya yang dibawah. Bibi sangat terkejut saat melihat Allen berlari dengan air mata yang ditahan dari ekor matanya, agar tidak terjatuh dan mengecewakan dirinya lagi seperti kemarin-kemarin. 

"Allen? Non Allen? Non Allen baik-baik saja'kan?" tanya Bibi dari luar kamar Allen sembari berteriak memanggilnya.

"Non Allen?" panggilnya lagi.

"Pergilah Bi! Allen mau sendirian dulu." ucap Allen berteriak dengan nada halusnya.

"Tapi Non? Yasudahlah. Bibi ke dapur lagi yah Non?" pamitnya.

Bibi pun pergi meninggalkan kamar Allen. Sedangkan Allen sedang meratapi nasibnya didepan kaca kamar mandinya sendiri. Allen mulai menangis meratapi dirinya sendiri.

"Terkadang, kehidupan mengecewakan yah? Tidak pagi, siang, sore, atau bahkan malam juga. Apa semua waktu dan hari mengecewakan seperti ini? Ha? Apa aku adalah seorang gadis yang tidak diinginkan seluruh keluargaku? Bahkan aku seperti terbuang dari keluargaku sendiri. Hhhh....! Aku... aku adalah anak yang tidak diinginkan bukan? Apa sebenarnya yang terjadi sebelum aku dilahirkan ke dunia ini? Apa aku berbuat salah dirahim Ibu'ku dulu?" bisik Allen sembari menangis dan mengepalkan tangannya untuk tidak mengeluarkan suara tangisannya.

Allen menangis secara diam-diam, supaya Bibi tidak khawatir dengan dirinya. Allen mencoba untuk mengatur nafasnya dan membersihkan dirinya lagi. Setelah itu, Allen turun kebawah dan pergi ke sekolah dengan sepedanya, tanpa berpamitan dengan Bibi.

Sedangkan Bibi sedikit bingung dengan tingkah laku Allen hari ini. Tetapi Bibi yakin, bahwa Allen dalam masalah yang membuatnya menjadi mengucilkan dirinya sendiri.

Bibi bergumam saat Allen sudah pergi dari perkarangan rumah. "Bibi nggak tau apa yang Non Allen alami dan Non Allen rasain untuk saat ini. Tapi? Bibi yakin, bahwa Non Allen sedang dalam tekanan yang tidak jauh dari keluarga'kan? Bibi mengerti itu sebelum Non Allen lahir ke Dunia ini. Bibi hanya berharap, bahwa Non Allen tetap menjadi Non Allen yang gagah dan pemberani juga pintar untuk menghadapi seluruh masalah yang tidak adil ini bagi setiap manusia Non. Semangat!" 

..................

Saat ini, Allen sedang mengendarai sepeda motornya. Allen menatap kedepan dengan tatapan yang kosong. Allen kembali terngiang dengan ucapan Ibunya tadi.

"Aku harus kuat demi hidupku!" guman Allen.

"Yah! Harus!" batin Allen kembali bersemangat lagi.

Saat Allen mengendarai sepeda motornya. Ada seorang lelaki yang berhenti dengan mobilnya. Sepertinya, mobil yang ia pakai mogok. Allen berhenti bersepeda saat melihat seragam lelaki itu mirip dengan seragam yang ia pegang.

"Eh? Itu bukannya seragam satu sekolah ku yah?" gumam Allen sembari berhenti dan mengamatinya.

"Iyah deh! Samperin ahk. Manatau dia butuh bantuan'kan? Kasihan, dia satu sekolahku." ucap Allen berbaik hati.

Lalu, Allen pun menghampiri lelaki itu. Allen meletakkan sepedanya didepan mobil lelaki itu. Sedangkan lelaki itu sedikit bingung dengan kedatangan Allen.

"Hai?" sapa Allen.

"H--hai?" canggungnya saat melihat wajah Allen yang berbeda dari orang lain.

"Jangan lihat wajahku. Aku tau wajahku menjijikan seperti yang dikatakan keluargaku." jujur Allen.

"Eh? Sorry-sorry. Btw lu siapa? Trus ngapain kesini? Trus itu kok seragam kita sama? Apa kita satu sekolah'kah?" tanyanya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

"Aduhh! Kalau bertanya itu satu-satu dulu napa sih? Santai aja! Aku bukan penerkam manusia kok." ucap Allen dengan senyuman kecilnya.

"Eh? Iyah. Nama lu siapa?" tanyanya.

"Nama gua Allen Zaleska. Lu?" tanya Allen.

"Gua Argan. Maksudnya Argan Yehezkiel. Btw, apa kita satu sekolah?" tanyanya lagi.

"Hmm? Gua bersekolah di sekolah SMA Persatuan. Lu jugakah? Karena seragam kita sama." ucap Allen.

"Ha? Iyah! Gua juga bersekolah disitu. Kok bisa sama yah?" ucapnya.

"Ntahlah. Yang penting sekarang, ini mobil lu kenapa berhenti disini?" tanya Allen tuduh poin.

"Yang pastinya, mobil gua mogok! Udah itu aja!"

"Lah? Gua udah tau!"

NOTE : 'Kehidupan seperti roda yang berputar. Kebahagian akan datang bersama dengan Takdirmu. Takdirmu tidak akan pernah berubah, sebelum kau yang berubah. Jadi, tetap percaya dan tetap berusaha agar kau tidak jatuh kedalam Takdir yang mengerikan.'

Related chapters

  • Buruk Rupa   Bersamanya

    "Yaudah. Jadi, lu kesini mau ngapain? Mau ngebantuin gua atau nggak nih?" tanya Argan."Hm? Yaudah. Karena lo kawan sekolah gua, pastinyalah gua bantuin." ucap Allen."Yaudah yuk bantuin!" ucap Argan bersemangat."Hmm..." dehem Allen sembari memerhatikan jam ditangan Argan.Argan sedikit bingung karena Allen menatap jam tangan mahalnya itu. Argan langsung berfikir negatif thinking dengan Allen. Argan langsung menarik tangannya dan menyembunyikan jam tangannya dibelakangnya."Kenapa?" tanya Allen bingung."Nggak! Lu ngapain lihat'tin jam tangan gua terus? Apa jangan-jangan lu mau nyolong yah? Bukannya ngebantuin malah mau nyolong aja! Sana ihh!" ucap Argan sedikit kasar mendorong Allen.Allen yang diperlakukan seperti itu pun sedikit bingung dan terdiam di tempat. Allen menatap Argan dengan tatapan bingungnya."Apaan sih?! Aku tuh lihat jam tangan kamu karena mau lihat udah jam berapa! Udah itu aja! Nggak ada tuh niatku buat nyo

    Last Updated : 2021-09-14
  • Buruk Rupa   Argan

    "Kir." panggil Natasha."Hm?" dehemnya yang masih serius dengan buku ditangannya."Kir!" panggil Natasha lagi dengan nada yang sedikit menaik."Ish! Apaan sih, Nat! Ngeganggu orang lagi serius aja deh!" kesal Kiran yang terpaksa harus menghentikan aktifitas membacanya."Udah deh! Nggak usah terlalu serius kali sama tuh mapel. Lebih baik, lu serius tentang dimana keberadaan Allen sahabat kita satu-satunya Kir. Gimana sih? Jadi sahabat kok nggak peka amat Kir?!" ucap Natasha bingung dan menyindir."Ihh! Apaan sih Nat? Lu pikir gua gila apa? Main kata gua nggak peduli sama sahabat gua sendiri lagi! Tuh mulut kalau ngomong mohon difilter aja yah mbak? Takut ntar malah ngebuat orang pen nabok tuh mulutnya yah Mbak?" jelas Kiran kejam melotot."Ish! Dasar kucing garong! Gua masak jadi daging kucing sop baru tau rasa!" ucap Natasha tak masuk akal karena geramnya."Dih, anjim!" ucap Kiran."Udah ahk, nggak perlu basa-basi. Yang jelas s

    Last Updated : 2021-09-21
  • Buruk Rupa   Rencana Loncat

    Argan dan Allen sedang didalam perjalanan menuju ke sekolah. Allen sangat gelisah, karena belum memberikan kabar untuk Kiran dan Natasha, sang sahabatnya."Kenapa Len? Lu kayaknya gelisah." ucap Argan yang menyadarinya."Eh? Ketahuan yah gelisahnya?" ucap Allen cengir."Ketahuanlah. Emang kenapa gelisah? Apa yang lu pikirin sampai gelisah galau merana begitu?" tanya Argan sedikit jahil."Nggak papa kok. Aku hanya gelisah karena hal kecil doank." ucap Allen tidak berniat untuk memberitaunya."Ohh... Kalau boleh ku nasehati yah? Nggak baik loh terlalu gelisah dengan hal kecil doank. Nanti, kalau kamu gelisah dalam hal kecil, bagaimana kamu mau menjalankan hal yang besar? Yahkan Len? Aku hanya menasehati loh... Jangan merasa nggak enak'kan yah? Sorry kalau ada ada kesalahan." ucap Argan menasehati sembari fokus menatap kedepan jalan raya."Hm? Iyah aku tau kok. Nggak papa juga kalau kamu menasehati aku. Lagian, terkadang nasehat orang ada benar

    Last Updated : 2021-09-28
  • Buruk Rupa   Pak Samson

    "Mau kemana lagi? Yah menyusup ke sekolah'lah! Biar nggak ketahuan sama guru Killer yang sadis loh!" jawab Argan santai tanpa melihat siapa yang bicara."Gan?" panggil Allen berbisik.Sayangnya, Argan tidak mendengar ucapan Allen dan malah lebih menatap kedepan."Emangnya siapa guru killernya?""Yah Pak Samson! Kan dia udah sedeng dari rahim emaknya." jawab Argan santai tanpa dosa."Ohh! Jadi Pak Samson memang udah sedeng dari rahim Ibu'nya yah?" ucapnya menahan geram seperti ingin menerkam habis Argan."Iy-- eh Bapak Guru yang paling ganteng dan tampan!" ucap Argan menoleh dan mencoba menggoda Gurunya."Hah! Dari tadi udah dipanggil tapi nggak ngerti juga'kan?" ucap Allen."Lu sih! Nggak manggil dari tadi!" ucap Argan menyalahkan Allen."Ish apaan sih?! Dari tadi tuh Allen udah manggil Argan dan ingin menyuruh Argan diam dan berbalik! Tapi Argan aja yang nggak mau dengerin Allen." ucap Allen sedikit marah.

    Last Updated : 2021-10-02
  • Buruk Rupa   Jatah-Menjatah

    "Pak." panggil Argan saat sudah berada didalam Ruang Kantor Guru."Ada apa?" tanya Pak Samson cuek."Bapak mau ngehukum kami'kan?""Hm!""Trus? Kenapa kami dari tadi malah disuruh berdiri gaje gini Pak? Udah hampir setengah jam disuruh berdiri Pak. Kasihanilah Pak... kami capek dan letih akan keberdirian yang tiada taranya Pak." dramatis Argan."Diam! Dramatis banget kamu!" sentak Pak Samson."Yaelah Pak. Buat kita bahagia dikit napa Pak?" ucap Argan."Mau ditambahin nggak hukumannya? Bapak lagi baik." ucap Pak Samson menahan amarahnya dengan seulas senyuman paksa."Eh... eh? Nggak jadi Pak." ucap Argan."Yasudah! Berdiri dengan tegak!" perintah Pak Samson."Pak?" panggil Allen pelan."Hmm?" dehem Pak Samson."Itu Pak... anu..." gugup Allen."Anu apaannya Allen? Bikin Bapak pusing!" ucap Pak Samson."Itu Pak... Allen kecapean berdiri terus. Bisa nggak Allen duduk sebentar? Sebenta

    Last Updated : 2021-10-19
  • Buruk Rupa   Senyumlah

    Pagi hari telah menyinari seluruh sudut Kota Jakarta. Allen Zaleska adalah seorang Gadis buruk rupa yang sedang menjemur seember pakaian yang sudah dicuci bersih."Huft! Akhirnya siap juga. Oh yah? Hari ini aku ada janji sama Natasha buat bikin kue. Hihihi, telat dikit nggak papa kali yah?" gumamnya sendiri.Setelah mengatakan itu, Allen pergi masuk kedalam rumah untuk membersihkan dirinya sendiri."Allen?" panggil seorang wanita paruh baya."Ibu? Ada apa, Bu?" tanyanya."Itu, kenapa sarapan pagi belum siap?" tanyanya jutek."Maaf Bu, hari ini Allen mau pergi ke rumah Natasha buat kue. Allen sudah janji jam 08:00, Bu." cicitnya takut."Ha? Kalau mau pergi itu musti lihat dulu! Gimana seh?!" ucap Alana sinis."Alana? Kamu udah bangun sayang?" ucapnya perhatian."Udah Mah. Itu, sih Allen kalau kerjaannya belum siap, nggak usah dikasih keluar Mah. Ntar jadi ngerunjak!" ucap Alana sinis."Nggak kok Alana. Aku nggak ak

    Last Updated : 2021-09-08
  • Buruk Rupa   Menunggu

    "Natasha... Natasha..." panggil Allen sembari menenteng tasnya."Dimana yah Natasha? Kok nggak nongol sih? Apa pergi kali yah?" pikir Allen sembari celinga-celingu melihat kesana-kesini untuk mencari keberadaan Natasha.Setelah beberapa menit meneliti, Allen pun baru tersadar bahwa Natasha tidak ada di rumah.Allen menunggu Natasha diluar rumah sembari duduk dan bermain handphone miliknya.Allen membuka sebuah Room Chat. Allen melihat, bahwa Natasha sudah mengechat dirinya terlebih dahulu. Hanya saja, Allen terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di rumah tadi.Disitu tertulis bahwa Natasha mengirim sebuah pesan dengan ucapan, 'Len, nanti jam 08:00 pagi aku keluar rumah. Jadi, kau nggak perlu datang jam segitu yah? Karena aku harus bekerja separuh waktu. Nanti, jam 10:00 aku pasti datang. Maaf yah?'.Kira-kira begitulah pesan dari Natasha untuk Allen. Allen yang baru saja melihatnya merasa kecewa sedikit. Allen menghirup dan menghembuskan nafasny

    Last Updated : 2021-09-09
  • Buruk Rupa   Selamat Ulang Tahun

    Hari sudah mulai panas. Waktu telah berganti, dan jam telah menunjukkan 10:33. Natasha dan Allen sedang beristirahat. Mereka sudah benar-benar lelah karena sudah setengah jam berdiri dan menyiapkan Kue Ulang Tahun untuk Kiran nanti.Natasha dan Allen saat ini sedang menunggu kedatangan Kiran. Yah, Natasha dan Allen sudah menghubungi Kiran untuk datang kerumah Natasha. Mereka tidak memeberitau alasan kenapa mereka menyuruh atau bahkan memaksa Kiran untuk datang sekarang juga.Kiran awalnya sangat bingung dengan kedua sahabatnya yang memaksanya. Tetapi, Kiran menyetujui ucapan mereka untuk datang kerumah Natasha, walau sedikit bingung.Sedangkan Allen dan Natasha sudah mempersiapkan semua yang akan diperlukan nanti. Saat ini Natasha dan Allen tinggal menunggu kedatang Kiran yang entah kapan datangnya.Natasha dan Allen menunggu Kiran dengan cara menonton televisi sembari duduk dan memakan beberpa cemilan ringan, agar tidak cepat bosan untuk menunggu kehadir

    Last Updated : 2021-09-10

Latest chapter

  • Buruk Rupa   Jatah-Menjatah

    "Pak." panggil Argan saat sudah berada didalam Ruang Kantor Guru."Ada apa?" tanya Pak Samson cuek."Bapak mau ngehukum kami'kan?""Hm!""Trus? Kenapa kami dari tadi malah disuruh berdiri gaje gini Pak? Udah hampir setengah jam disuruh berdiri Pak. Kasihanilah Pak... kami capek dan letih akan keberdirian yang tiada taranya Pak." dramatis Argan."Diam! Dramatis banget kamu!" sentak Pak Samson."Yaelah Pak. Buat kita bahagia dikit napa Pak?" ucap Argan."Mau ditambahin nggak hukumannya? Bapak lagi baik." ucap Pak Samson menahan amarahnya dengan seulas senyuman paksa."Eh... eh? Nggak jadi Pak." ucap Argan."Yasudah! Berdiri dengan tegak!" perintah Pak Samson."Pak?" panggil Allen pelan."Hmm?" dehem Pak Samson."Itu Pak... anu..." gugup Allen."Anu apaannya Allen? Bikin Bapak pusing!" ucap Pak Samson."Itu Pak... Allen kecapean berdiri terus. Bisa nggak Allen duduk sebentar? Sebenta

  • Buruk Rupa   Pak Samson

    "Mau kemana lagi? Yah menyusup ke sekolah'lah! Biar nggak ketahuan sama guru Killer yang sadis loh!" jawab Argan santai tanpa melihat siapa yang bicara."Gan?" panggil Allen berbisik.Sayangnya, Argan tidak mendengar ucapan Allen dan malah lebih menatap kedepan."Emangnya siapa guru killernya?""Yah Pak Samson! Kan dia udah sedeng dari rahim emaknya." jawab Argan santai tanpa dosa."Ohh! Jadi Pak Samson memang udah sedeng dari rahim Ibu'nya yah?" ucapnya menahan geram seperti ingin menerkam habis Argan."Iy-- eh Bapak Guru yang paling ganteng dan tampan!" ucap Argan menoleh dan mencoba menggoda Gurunya."Hah! Dari tadi udah dipanggil tapi nggak ngerti juga'kan?" ucap Allen."Lu sih! Nggak manggil dari tadi!" ucap Argan menyalahkan Allen."Ish apaan sih?! Dari tadi tuh Allen udah manggil Argan dan ingin menyuruh Argan diam dan berbalik! Tapi Argan aja yang nggak mau dengerin Allen." ucap Allen sedikit marah.

  • Buruk Rupa   Rencana Loncat

    Argan dan Allen sedang didalam perjalanan menuju ke sekolah. Allen sangat gelisah, karena belum memberikan kabar untuk Kiran dan Natasha, sang sahabatnya."Kenapa Len? Lu kayaknya gelisah." ucap Argan yang menyadarinya."Eh? Ketahuan yah gelisahnya?" ucap Allen cengir."Ketahuanlah. Emang kenapa gelisah? Apa yang lu pikirin sampai gelisah galau merana begitu?" tanya Argan sedikit jahil."Nggak papa kok. Aku hanya gelisah karena hal kecil doank." ucap Allen tidak berniat untuk memberitaunya."Ohh... Kalau boleh ku nasehati yah? Nggak baik loh terlalu gelisah dengan hal kecil doank. Nanti, kalau kamu gelisah dalam hal kecil, bagaimana kamu mau menjalankan hal yang besar? Yahkan Len? Aku hanya menasehati loh... Jangan merasa nggak enak'kan yah? Sorry kalau ada ada kesalahan." ucap Argan menasehati sembari fokus menatap kedepan jalan raya."Hm? Iyah aku tau kok. Nggak papa juga kalau kamu menasehati aku. Lagian, terkadang nasehat orang ada benar

  • Buruk Rupa   Argan

    "Kir." panggil Natasha."Hm?" dehemnya yang masih serius dengan buku ditangannya."Kir!" panggil Natasha lagi dengan nada yang sedikit menaik."Ish! Apaan sih, Nat! Ngeganggu orang lagi serius aja deh!" kesal Kiran yang terpaksa harus menghentikan aktifitas membacanya."Udah deh! Nggak usah terlalu serius kali sama tuh mapel. Lebih baik, lu serius tentang dimana keberadaan Allen sahabat kita satu-satunya Kir. Gimana sih? Jadi sahabat kok nggak peka amat Kir?!" ucap Natasha bingung dan menyindir."Ihh! Apaan sih Nat? Lu pikir gua gila apa? Main kata gua nggak peduli sama sahabat gua sendiri lagi! Tuh mulut kalau ngomong mohon difilter aja yah mbak? Takut ntar malah ngebuat orang pen nabok tuh mulutnya yah Mbak?" jelas Kiran kejam melotot."Ish! Dasar kucing garong! Gua masak jadi daging kucing sop baru tau rasa!" ucap Natasha tak masuk akal karena geramnya."Dih, anjim!" ucap Kiran."Udah ahk, nggak perlu basa-basi. Yang jelas s

  • Buruk Rupa   Bersamanya

    "Yaudah. Jadi, lu kesini mau ngapain? Mau ngebantuin gua atau nggak nih?" tanya Argan."Hm? Yaudah. Karena lo kawan sekolah gua, pastinyalah gua bantuin." ucap Allen."Yaudah yuk bantuin!" ucap Argan bersemangat."Hmm..." dehem Allen sembari memerhatikan jam ditangan Argan.Argan sedikit bingung karena Allen menatap jam tangan mahalnya itu. Argan langsung berfikir negatif thinking dengan Allen. Argan langsung menarik tangannya dan menyembunyikan jam tangannya dibelakangnya."Kenapa?" tanya Allen bingung."Nggak! Lu ngapain lihat'tin jam tangan gua terus? Apa jangan-jangan lu mau nyolong yah? Bukannya ngebantuin malah mau nyolong aja! Sana ihh!" ucap Argan sedikit kasar mendorong Allen.Allen yang diperlakukan seperti itu pun sedikit bingung dan terdiam di tempat. Allen menatap Argan dengan tatapan bingungnya."Apaan sih?! Aku tuh lihat jam tangan kamu karena mau lihat udah jam berapa! Udah itu aja! Nggak ada tuh niatku buat nyo

  • Buruk Rupa   Dipertemukan Oleh Takdir

    Pagi hari telah muncul. Allen sih Gadis yang sudah terbiasa bangun pagi jam 05:00 subuh, hanya untuk membantu Bibi yang ia sayangi itu."Bi? Ini sudah jam 06:00. Aku bangunin Alana dulu yah?" ucap Allen."Iyah Non." ucapnya.Lalu Allen pun pergi naik keatas, tempat dimana Alana berada. Allen sudah selesai mandi dan bersih-bersih."Alana..." panggil Allen dari luar pintu karena takut Alana marah."Lan? Alana? Bangun. Ini sudah jam 06:00. Kamu harus siap-siap. Hari ini kita upacara." ucap Allen."Sshht! Bising tau nggak Len?!" teriak Alana marah."Maaf Lan. Tapi ini sudah pagi." ucap Allen."Issh! Siapa bilang ini masih subuh?! Bising tau nggak?!" sentak Alana lagi."Lan?""DIAM!!!" teriak Alana sekuat mungkin."Ada apa ini? Kenapa Alana teriak-teriak? Apa yang telah kamu lakukan padanya Allen?" tanyanya."Ibu? Tidak kok Bu. Allen nggak ngapa-ngapain. Allen hanya nyuruh Alana buat siap-siap untuk

  • Buruk Rupa   Selamat Ulang Tahun

    Hari sudah mulai panas. Waktu telah berganti, dan jam telah menunjukkan 10:33. Natasha dan Allen sedang beristirahat. Mereka sudah benar-benar lelah karena sudah setengah jam berdiri dan menyiapkan Kue Ulang Tahun untuk Kiran nanti.Natasha dan Allen saat ini sedang menunggu kedatangan Kiran. Yah, Natasha dan Allen sudah menghubungi Kiran untuk datang kerumah Natasha. Mereka tidak memeberitau alasan kenapa mereka menyuruh atau bahkan memaksa Kiran untuk datang sekarang juga.Kiran awalnya sangat bingung dengan kedua sahabatnya yang memaksanya. Tetapi, Kiran menyetujui ucapan mereka untuk datang kerumah Natasha, walau sedikit bingung.Sedangkan Allen dan Natasha sudah mempersiapkan semua yang akan diperlukan nanti. Saat ini Natasha dan Allen tinggal menunggu kedatang Kiran yang entah kapan datangnya.Natasha dan Allen menunggu Kiran dengan cara menonton televisi sembari duduk dan memakan beberpa cemilan ringan, agar tidak cepat bosan untuk menunggu kehadir

  • Buruk Rupa   Menunggu

    "Natasha... Natasha..." panggil Allen sembari menenteng tasnya."Dimana yah Natasha? Kok nggak nongol sih? Apa pergi kali yah?" pikir Allen sembari celinga-celingu melihat kesana-kesini untuk mencari keberadaan Natasha.Setelah beberapa menit meneliti, Allen pun baru tersadar bahwa Natasha tidak ada di rumah.Allen menunggu Natasha diluar rumah sembari duduk dan bermain handphone miliknya.Allen membuka sebuah Room Chat. Allen melihat, bahwa Natasha sudah mengechat dirinya terlebih dahulu. Hanya saja, Allen terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di rumah tadi.Disitu tertulis bahwa Natasha mengirim sebuah pesan dengan ucapan, 'Len, nanti jam 08:00 pagi aku keluar rumah. Jadi, kau nggak perlu datang jam segitu yah? Karena aku harus bekerja separuh waktu. Nanti, jam 10:00 aku pasti datang. Maaf yah?'.Kira-kira begitulah pesan dari Natasha untuk Allen. Allen yang baru saja melihatnya merasa kecewa sedikit. Allen menghirup dan menghembuskan nafasny

  • Buruk Rupa   Senyumlah

    Pagi hari telah menyinari seluruh sudut Kota Jakarta. Allen Zaleska adalah seorang Gadis buruk rupa yang sedang menjemur seember pakaian yang sudah dicuci bersih."Huft! Akhirnya siap juga. Oh yah? Hari ini aku ada janji sama Natasha buat bikin kue. Hihihi, telat dikit nggak papa kali yah?" gumamnya sendiri.Setelah mengatakan itu, Allen pergi masuk kedalam rumah untuk membersihkan dirinya sendiri."Allen?" panggil seorang wanita paruh baya."Ibu? Ada apa, Bu?" tanyanya."Itu, kenapa sarapan pagi belum siap?" tanyanya jutek."Maaf Bu, hari ini Allen mau pergi ke rumah Natasha buat kue. Allen sudah janji jam 08:00, Bu." cicitnya takut."Ha? Kalau mau pergi itu musti lihat dulu! Gimana seh?!" ucap Alana sinis."Alana? Kamu udah bangun sayang?" ucapnya perhatian."Udah Mah. Itu, sih Allen kalau kerjaannya belum siap, nggak usah dikasih keluar Mah. Ntar jadi ngerunjak!" ucap Alana sinis."Nggak kok Alana. Aku nggak ak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status