Home / Lain / Buruk Rupa / Senyumlah

Share

Buruk Rupa
Buruk Rupa
Author: Sinar gaje

Senyumlah

Author: Sinar gaje
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi hari telah menyinari seluruh sudut Kota Jakarta. Allen Zaleska adalah seorang Gadis buruk rupa yang sedang menjemur seember pakaian yang sudah dicuci bersih.

"Huft! Akhirnya siap juga. Oh yah? Hari ini aku ada janji sama Natasha buat bikin kue. Hihihi, telat dikit nggak papa kali yah?" gumamnya sendiri.

Setelah mengatakan itu, Allen pergi masuk kedalam rumah untuk membersihkan dirinya sendiri.

"Allen?" panggil seorang wanita paruh baya.

"Ibu? Ada apa, Bu?" tanyanya.

"Itu, kenapa sarapan pagi belum siap?" tanyanya jutek.

"Maaf Bu, hari ini Allen mau pergi ke rumah Natasha buat kue. Allen sudah janji jam 08:00, Bu." cicitnya takut.

"Ha? Kalau mau pergi itu musti lihat dulu! Gimana seh?!" ucap Alana sinis.

"Alana? Kamu udah bangun sayang?" ucapnya perhatian.

"Udah Mah. Itu, sih Allen kalau kerjaannya belum siap, nggak usah dikasih keluar Mah. Ntar jadi ngerunjak!" ucap Alana sinis.

"Nggak kok Alana. Aku nggak akan ngerunjak." ucap Allen.

"Yakin?" tanya Alana sinis.

"Yakin Alana!" ucap Allen tegas.

"Mah?"

"Yasudah. Kali ini aku akan memberikan kamu keluar. Tapi, ingat? Jam 11:00 harus sudah ada di rumah. Jangan lupa juga bersihin seluruh rumah dan masak makanan untuk nanti siang. Saya tidak mau semuanya ada yang tidak siap sampai jam 12:30! Jika belum siap maka akan saya hukum kamu." jelasnya tegas.

"I--iyah Mah." patuh Allen.

"Yasudahlah Mah. Alana mau pamit pergi dulu yah?" ucapnya.

"Kemana sayang?" tanyanya.

"Ke Pantai sama kawan-kawan Alana." ucapnya.

"Emangnya uang kamu masih ada yang kemarin Mama kasih 10jt itu?" tanyanya.

"Hmm? Udah habis sih Mah." ucapnya.

"Yasudah. Ini Mama kasih 5jt lagi buat kamu. Tapi ingat? Hati-hati dijalan yah? Jangan ngebut-ngebut. Pulang sesuka hati kamu, tapi harus selamat tanpa tergores sedikit'pun, yah? Karena Mama nggak mau anak kesayangan Mama terluka sedikit saja." jelasnya panjang.

"Mama dan Alana sangat dekat, yah? Aku bahagia sekali melihat Alana bahagia bersama Mama dan Papa. Tapi, aku bingung. Kenapa mereka berdua tidak ingin kupanggil sebagai Mama dan Papa? Kenapa Mama dan Papa sangat benci dengan diriku? Kenapa Alana bisa? Aku juga ingin memanggil mereka dengan sebutan itu. Aku benci memanggil mereka dengan sebutan Ibu dan Ayah. Aku ingin merasakan, bagaimana rasanya kasih sayang orangtua dari kecil hingga besar." batin Allen bersedih.

"Kenapa bengong? Mau ngapain lagi disini?! Udah sana lu! Ngenganggu aja!" usir Alana dengan jijiknya.

"Iyah Lana." ucap Allen.

"Allen, nanti jika kamu pulang dari rumah kawan kamu sih Natasha itu, tolonglah yah belikan Snack untuk Alana nanti. Uangnya pake uang kamu dulu, nanti saya gantiin." ucapnya.

"I--iyah Mah." ucap Allen.

"Yaudah Mah, Alana pergi dulu yah? Btw makasih dengan uang 5jt'nya yah, Mah?" ucap Alana tersenyum bahagia.

"Iyah sayang sama-sama. Apasih yang nggak buat anak kesayangan Mama ini?" ucapnya memanjakan.

"Yasudah. Bye, Mah."

"By sayang." ucapnya sembari tersenyum.

.....................

"Uangku cukup nggak yah beliin Snack untuk Alana nanti? Aku takut kurang. Karena uangku hanya tinggal sisa 4jt lagi. Semalam 1jt udah dipake buat beliin peralatan Lukis. Huft!" gumam Allen berfikir.

"Non Allen?" panggil seorang wanita paruh baya yang lumayan pendek.

"Eh, Bibi? Kenapa Bi?" tanya Allen.

"Bibi sudah siap bekerjanya. Non Allen kenapa kayak bingung gitu? Ada masalah Non?" tanyanya sembari duduk disamping Allen.

"Nggak kok Bi. Aku nggak punya masalah yang serius. Allen hanya bingung aja, ini." ucap Allen sembari memberi Bibi melihat uang yang ia pegang dengan wajah yang cemberut.

"Kenapa dengan uangnya?" tanyanya.

"Uang Allen kurang untuk beliin Snack Alana. Ini sisanya tinggal 4jt lagi. Setiap tanggal awal, setiap sekali sebulan Ibu memberikan aku dan Alana uang. Tapi, beda 5jt perbulan. Alana dapat 10jt dan aku hanya dapat 5jt. Aku bersyukur mendapatkan segitu. Tapi, Ibu menyuruhku untuk membelikan Snack Alana nanti sepulang dari rumah Natasha. Tapi masalahnya adalah, uang Allen hanya segini. Allen hari ini mau beli hadiah ulang tahun Kiran, dan Allen hari ini juga mau bayar uang sekolah sama Ibu Feroda. Jadi, Allen bingung. Apa bisa beliin Snack untuk Alana dengan uang 2jt lagi?" jelas Allen membagi pusingnya kepada Bibi atau pembantu di Rumah ini.

"Emang biasanya Non Alana butuh uang berapa untuk beli Snack di Kamarnya?" tanya Bibi.

"Kalau nggak salah sih, 5jt. Cuman'kan ini pasti nggak cukup. Memang nanti Ibu ganti seluruh biayanya, bahkan pasti lebih. Cuman Allen bingung aja. Tapi Allen yakin pasti bisa kok." ucap Allen memaksakan untuk tersenyum walau bimbang.

"Yakin pasti bisa Non?"

"Yakin, atau mungkin?" ucap Allen tidak yakin sepenuhnya.

"Mau pinjam 3jt uang Bibi?" tawarnya.

"Ha? Yakin Bi? Emangnya Bibi nggak kesusahan nanti?" tanya Allen.

"Non, anak Bibi nggak ada Non. Lagian, uang gaji Bibi sudah banyak di Bank. Jadi, uang 3jt ini untuk uang pegangan Bibi. Jika Non butuh, Non bisa pake sebentar kok Non." ucap Bini tersenyum sembari memberikan uangnya kepada Allen.

"Ha? Apaan sih, Bi? Nggak perlu ihh! Allen nggak mau bikin Bibi susah. Nggak ahk! Allen nggak mau nerimanya. Bibi simpan aja uangnya di Bank lagi untuk kebutuhan Bibi selanjutnya'kan?" ucap dan usul Allen.

"Bibi hanya ingin membantu Non Allen kok. Masa nggak boleh sih?" ucapnya.

"Tapi'kan Bi..."

"Non?"

"Huft! Iyah Bi. Allen pasti nerima kebaikan Bibi. Kalau begitu terimakasih yah, Bi?" ucap Allen tersenyum bahagia sembari memeluk erat tubuh Bibi.

"Sama-sama Non Allen."

"Bi?" panggil Allen dengan air mata yang berlinang.

"Iyah Non?" 

"Bi? Allen mau nanyak. Kenapa Ibu sama Ayah sampai sekarang membenci Allen? Kenapa mereka nggak mau akui bahwa Allen anak kandung mereka juga, Bi? Allen juga kepingin ngerasain bagaimana rasanya kasih sayang orangtua kandung, Bi." ucap Allen sembari menangis didalam pelukan Bibi.

"Non? Non yang sabar yah? Mungkin suatu hari nanti Non bisa ngerasain hal semacam itu Non?" ucap Bibi berusaha menghiburnya.

"Bi? Apa aku bukan anak kandung dari Ayah dan Ibu yah, Bi?" tebak Allen sembari menangis tersedu-sedu.

Mendengar itu, Bibi merasakan rasa sakit yang luar biasa didalam tubuhnya. Ada yang ingin Bibi katakan kepada Allen. Tetapi itu tidak bisa ia katakan sekarang ini.

"Bukannya Non masih punya Bibi'kan? Bibi bisa kok ngasih kasih sayang orangtua untuk Non Allen. Yakin saja Non." ucapnya sembari mengelus punggung Allen yang bergetar.

"Bi? Allen takut kehilangan Bibi dikehidupan Allen. Cuman Bibi yang bisa membuat Allen merasakan kasih sayang orangtua. Bi? Allen sayang banget sama Bibi. Allen juga bahagia bisa bertemu dan bisa sempat kenal dengan Bibi. Allen bersyukur pada tuhan karena Bibi bisa hadir didalam kehidupan Allen yang nggak seberapa ini Bi. Makasih banyak yah, Bi? Allen sayang dan cinta banget sama Bibi." ucap Allen sembari memeluk lebih erat lagi.

"Sama Non. Bibi juga sama kayak Non Allen. Makasih yah Non? Bibi sayang Non Allen." ucap Bibi sembari menutup mata dan merasakan betapa hangatnya pelukan Allen.

NOTE : 'Tersenyumlah walau hidupmu tidak sebahagia apapun. Yakinlah bahwa pasti ada seseorang yang sangat menyayangi dirimu lebih dari apa yang kamu inginkan​

Comments (1)
goodnovel comment avatar
@slzzca
woww, ceritanya sangat baguss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Buruk Rupa   Menunggu

    "Natasha... Natasha..." panggil Allen sembari menenteng tasnya."Dimana yah Natasha? Kok nggak nongol sih? Apa pergi kali yah?" pikir Allen sembari celinga-celingu melihat kesana-kesini untuk mencari keberadaan Natasha.Setelah beberapa menit meneliti, Allen pun baru tersadar bahwa Natasha tidak ada di rumah.Allen menunggu Natasha diluar rumah sembari duduk dan bermain handphone miliknya.Allen membuka sebuah Room Chat. Allen melihat, bahwa Natasha sudah mengechat dirinya terlebih dahulu. Hanya saja, Allen terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di rumah tadi.Disitu tertulis bahwa Natasha mengirim sebuah pesan dengan ucapan, 'Len, nanti jam 08:00 pagi aku keluar rumah. Jadi, kau nggak perlu datang jam segitu yah? Karena aku harus bekerja separuh waktu. Nanti, jam 10:00 aku pasti datang. Maaf yah?'.Kira-kira begitulah pesan dari Natasha untuk Allen. Allen yang baru saja melihatnya merasa kecewa sedikit. Allen menghirup dan menghembuskan nafasny

  • Buruk Rupa   Selamat Ulang Tahun

    Hari sudah mulai panas. Waktu telah berganti, dan jam telah menunjukkan 10:33. Natasha dan Allen sedang beristirahat. Mereka sudah benar-benar lelah karena sudah setengah jam berdiri dan menyiapkan Kue Ulang Tahun untuk Kiran nanti.Natasha dan Allen saat ini sedang menunggu kedatangan Kiran. Yah, Natasha dan Allen sudah menghubungi Kiran untuk datang kerumah Natasha. Mereka tidak memeberitau alasan kenapa mereka menyuruh atau bahkan memaksa Kiran untuk datang sekarang juga.Kiran awalnya sangat bingung dengan kedua sahabatnya yang memaksanya. Tetapi, Kiran menyetujui ucapan mereka untuk datang kerumah Natasha, walau sedikit bingung.Sedangkan Allen dan Natasha sudah mempersiapkan semua yang akan diperlukan nanti. Saat ini Natasha dan Allen tinggal menunggu kedatang Kiran yang entah kapan datangnya.Natasha dan Allen menunggu Kiran dengan cara menonton televisi sembari duduk dan memakan beberpa cemilan ringan, agar tidak cepat bosan untuk menunggu kehadir

  • Buruk Rupa   Dipertemukan Oleh Takdir

    Pagi hari telah muncul. Allen sih Gadis yang sudah terbiasa bangun pagi jam 05:00 subuh, hanya untuk membantu Bibi yang ia sayangi itu."Bi? Ini sudah jam 06:00. Aku bangunin Alana dulu yah?" ucap Allen."Iyah Non." ucapnya.Lalu Allen pun pergi naik keatas, tempat dimana Alana berada. Allen sudah selesai mandi dan bersih-bersih."Alana..." panggil Allen dari luar pintu karena takut Alana marah."Lan? Alana? Bangun. Ini sudah jam 06:00. Kamu harus siap-siap. Hari ini kita upacara." ucap Allen."Sshht! Bising tau nggak Len?!" teriak Alana marah."Maaf Lan. Tapi ini sudah pagi." ucap Allen."Issh! Siapa bilang ini masih subuh?! Bising tau nggak?!" sentak Alana lagi."Lan?""DIAM!!!" teriak Alana sekuat mungkin."Ada apa ini? Kenapa Alana teriak-teriak? Apa yang telah kamu lakukan padanya Allen?" tanyanya."Ibu? Tidak kok Bu. Allen nggak ngapa-ngapain. Allen hanya nyuruh Alana buat siap-siap untuk

  • Buruk Rupa   Bersamanya

    "Yaudah. Jadi, lu kesini mau ngapain? Mau ngebantuin gua atau nggak nih?" tanya Argan."Hm? Yaudah. Karena lo kawan sekolah gua, pastinyalah gua bantuin." ucap Allen."Yaudah yuk bantuin!" ucap Argan bersemangat."Hmm..." dehem Allen sembari memerhatikan jam ditangan Argan.Argan sedikit bingung karena Allen menatap jam tangan mahalnya itu. Argan langsung berfikir negatif thinking dengan Allen. Argan langsung menarik tangannya dan menyembunyikan jam tangannya dibelakangnya."Kenapa?" tanya Allen bingung."Nggak! Lu ngapain lihat'tin jam tangan gua terus? Apa jangan-jangan lu mau nyolong yah? Bukannya ngebantuin malah mau nyolong aja! Sana ihh!" ucap Argan sedikit kasar mendorong Allen.Allen yang diperlakukan seperti itu pun sedikit bingung dan terdiam di tempat. Allen menatap Argan dengan tatapan bingungnya."Apaan sih?! Aku tuh lihat jam tangan kamu karena mau lihat udah jam berapa! Udah itu aja! Nggak ada tuh niatku buat nyo

  • Buruk Rupa   Argan

    "Kir." panggil Natasha."Hm?" dehemnya yang masih serius dengan buku ditangannya."Kir!" panggil Natasha lagi dengan nada yang sedikit menaik."Ish! Apaan sih, Nat! Ngeganggu orang lagi serius aja deh!" kesal Kiran yang terpaksa harus menghentikan aktifitas membacanya."Udah deh! Nggak usah terlalu serius kali sama tuh mapel. Lebih baik, lu serius tentang dimana keberadaan Allen sahabat kita satu-satunya Kir. Gimana sih? Jadi sahabat kok nggak peka amat Kir?!" ucap Natasha bingung dan menyindir."Ihh! Apaan sih Nat? Lu pikir gua gila apa? Main kata gua nggak peduli sama sahabat gua sendiri lagi! Tuh mulut kalau ngomong mohon difilter aja yah mbak? Takut ntar malah ngebuat orang pen nabok tuh mulutnya yah Mbak?" jelas Kiran kejam melotot."Ish! Dasar kucing garong! Gua masak jadi daging kucing sop baru tau rasa!" ucap Natasha tak masuk akal karena geramnya."Dih, anjim!" ucap Kiran."Udah ahk, nggak perlu basa-basi. Yang jelas s

  • Buruk Rupa   Rencana Loncat

    Argan dan Allen sedang didalam perjalanan menuju ke sekolah. Allen sangat gelisah, karena belum memberikan kabar untuk Kiran dan Natasha, sang sahabatnya."Kenapa Len? Lu kayaknya gelisah." ucap Argan yang menyadarinya."Eh? Ketahuan yah gelisahnya?" ucap Allen cengir."Ketahuanlah. Emang kenapa gelisah? Apa yang lu pikirin sampai gelisah galau merana begitu?" tanya Argan sedikit jahil."Nggak papa kok. Aku hanya gelisah karena hal kecil doank." ucap Allen tidak berniat untuk memberitaunya."Ohh... Kalau boleh ku nasehati yah? Nggak baik loh terlalu gelisah dengan hal kecil doank. Nanti, kalau kamu gelisah dalam hal kecil, bagaimana kamu mau menjalankan hal yang besar? Yahkan Len? Aku hanya menasehati loh... Jangan merasa nggak enak'kan yah? Sorry kalau ada ada kesalahan." ucap Argan menasehati sembari fokus menatap kedepan jalan raya."Hm? Iyah aku tau kok. Nggak papa juga kalau kamu menasehati aku. Lagian, terkadang nasehat orang ada benar

  • Buruk Rupa   Pak Samson

    "Mau kemana lagi? Yah menyusup ke sekolah'lah! Biar nggak ketahuan sama guru Killer yang sadis loh!" jawab Argan santai tanpa melihat siapa yang bicara."Gan?" panggil Allen berbisik.Sayangnya, Argan tidak mendengar ucapan Allen dan malah lebih menatap kedepan."Emangnya siapa guru killernya?""Yah Pak Samson! Kan dia udah sedeng dari rahim emaknya." jawab Argan santai tanpa dosa."Ohh! Jadi Pak Samson memang udah sedeng dari rahim Ibu'nya yah?" ucapnya menahan geram seperti ingin menerkam habis Argan."Iy-- eh Bapak Guru yang paling ganteng dan tampan!" ucap Argan menoleh dan mencoba menggoda Gurunya."Hah! Dari tadi udah dipanggil tapi nggak ngerti juga'kan?" ucap Allen."Lu sih! Nggak manggil dari tadi!" ucap Argan menyalahkan Allen."Ish apaan sih?! Dari tadi tuh Allen udah manggil Argan dan ingin menyuruh Argan diam dan berbalik! Tapi Argan aja yang nggak mau dengerin Allen." ucap Allen sedikit marah.

  • Buruk Rupa   Jatah-Menjatah

    "Pak." panggil Argan saat sudah berada didalam Ruang Kantor Guru."Ada apa?" tanya Pak Samson cuek."Bapak mau ngehukum kami'kan?""Hm!""Trus? Kenapa kami dari tadi malah disuruh berdiri gaje gini Pak? Udah hampir setengah jam disuruh berdiri Pak. Kasihanilah Pak... kami capek dan letih akan keberdirian yang tiada taranya Pak." dramatis Argan."Diam! Dramatis banget kamu!" sentak Pak Samson."Yaelah Pak. Buat kita bahagia dikit napa Pak?" ucap Argan."Mau ditambahin nggak hukumannya? Bapak lagi baik." ucap Pak Samson menahan amarahnya dengan seulas senyuman paksa."Eh... eh? Nggak jadi Pak." ucap Argan."Yasudah! Berdiri dengan tegak!" perintah Pak Samson."Pak?" panggil Allen pelan."Hmm?" dehem Pak Samson."Itu Pak... anu..." gugup Allen."Anu apaannya Allen? Bikin Bapak pusing!" ucap Pak Samson."Itu Pak... Allen kecapean berdiri terus. Bisa nggak Allen duduk sebentar? Sebenta

Latest chapter

  • Buruk Rupa   Jatah-Menjatah

    "Pak." panggil Argan saat sudah berada didalam Ruang Kantor Guru."Ada apa?" tanya Pak Samson cuek."Bapak mau ngehukum kami'kan?""Hm!""Trus? Kenapa kami dari tadi malah disuruh berdiri gaje gini Pak? Udah hampir setengah jam disuruh berdiri Pak. Kasihanilah Pak... kami capek dan letih akan keberdirian yang tiada taranya Pak." dramatis Argan."Diam! Dramatis banget kamu!" sentak Pak Samson."Yaelah Pak. Buat kita bahagia dikit napa Pak?" ucap Argan."Mau ditambahin nggak hukumannya? Bapak lagi baik." ucap Pak Samson menahan amarahnya dengan seulas senyuman paksa."Eh... eh? Nggak jadi Pak." ucap Argan."Yasudah! Berdiri dengan tegak!" perintah Pak Samson."Pak?" panggil Allen pelan."Hmm?" dehem Pak Samson."Itu Pak... anu..." gugup Allen."Anu apaannya Allen? Bikin Bapak pusing!" ucap Pak Samson."Itu Pak... Allen kecapean berdiri terus. Bisa nggak Allen duduk sebentar? Sebenta

  • Buruk Rupa   Pak Samson

    "Mau kemana lagi? Yah menyusup ke sekolah'lah! Biar nggak ketahuan sama guru Killer yang sadis loh!" jawab Argan santai tanpa melihat siapa yang bicara."Gan?" panggil Allen berbisik.Sayangnya, Argan tidak mendengar ucapan Allen dan malah lebih menatap kedepan."Emangnya siapa guru killernya?""Yah Pak Samson! Kan dia udah sedeng dari rahim emaknya." jawab Argan santai tanpa dosa."Ohh! Jadi Pak Samson memang udah sedeng dari rahim Ibu'nya yah?" ucapnya menahan geram seperti ingin menerkam habis Argan."Iy-- eh Bapak Guru yang paling ganteng dan tampan!" ucap Argan menoleh dan mencoba menggoda Gurunya."Hah! Dari tadi udah dipanggil tapi nggak ngerti juga'kan?" ucap Allen."Lu sih! Nggak manggil dari tadi!" ucap Argan menyalahkan Allen."Ish apaan sih?! Dari tadi tuh Allen udah manggil Argan dan ingin menyuruh Argan diam dan berbalik! Tapi Argan aja yang nggak mau dengerin Allen." ucap Allen sedikit marah.

  • Buruk Rupa   Rencana Loncat

    Argan dan Allen sedang didalam perjalanan menuju ke sekolah. Allen sangat gelisah, karena belum memberikan kabar untuk Kiran dan Natasha, sang sahabatnya."Kenapa Len? Lu kayaknya gelisah." ucap Argan yang menyadarinya."Eh? Ketahuan yah gelisahnya?" ucap Allen cengir."Ketahuanlah. Emang kenapa gelisah? Apa yang lu pikirin sampai gelisah galau merana begitu?" tanya Argan sedikit jahil."Nggak papa kok. Aku hanya gelisah karena hal kecil doank." ucap Allen tidak berniat untuk memberitaunya."Ohh... Kalau boleh ku nasehati yah? Nggak baik loh terlalu gelisah dengan hal kecil doank. Nanti, kalau kamu gelisah dalam hal kecil, bagaimana kamu mau menjalankan hal yang besar? Yahkan Len? Aku hanya menasehati loh... Jangan merasa nggak enak'kan yah? Sorry kalau ada ada kesalahan." ucap Argan menasehati sembari fokus menatap kedepan jalan raya."Hm? Iyah aku tau kok. Nggak papa juga kalau kamu menasehati aku. Lagian, terkadang nasehat orang ada benar

  • Buruk Rupa   Argan

    "Kir." panggil Natasha."Hm?" dehemnya yang masih serius dengan buku ditangannya."Kir!" panggil Natasha lagi dengan nada yang sedikit menaik."Ish! Apaan sih, Nat! Ngeganggu orang lagi serius aja deh!" kesal Kiran yang terpaksa harus menghentikan aktifitas membacanya."Udah deh! Nggak usah terlalu serius kali sama tuh mapel. Lebih baik, lu serius tentang dimana keberadaan Allen sahabat kita satu-satunya Kir. Gimana sih? Jadi sahabat kok nggak peka amat Kir?!" ucap Natasha bingung dan menyindir."Ihh! Apaan sih Nat? Lu pikir gua gila apa? Main kata gua nggak peduli sama sahabat gua sendiri lagi! Tuh mulut kalau ngomong mohon difilter aja yah mbak? Takut ntar malah ngebuat orang pen nabok tuh mulutnya yah Mbak?" jelas Kiran kejam melotot."Ish! Dasar kucing garong! Gua masak jadi daging kucing sop baru tau rasa!" ucap Natasha tak masuk akal karena geramnya."Dih, anjim!" ucap Kiran."Udah ahk, nggak perlu basa-basi. Yang jelas s

  • Buruk Rupa   Bersamanya

    "Yaudah. Jadi, lu kesini mau ngapain? Mau ngebantuin gua atau nggak nih?" tanya Argan."Hm? Yaudah. Karena lo kawan sekolah gua, pastinyalah gua bantuin." ucap Allen."Yaudah yuk bantuin!" ucap Argan bersemangat."Hmm..." dehem Allen sembari memerhatikan jam ditangan Argan.Argan sedikit bingung karena Allen menatap jam tangan mahalnya itu. Argan langsung berfikir negatif thinking dengan Allen. Argan langsung menarik tangannya dan menyembunyikan jam tangannya dibelakangnya."Kenapa?" tanya Allen bingung."Nggak! Lu ngapain lihat'tin jam tangan gua terus? Apa jangan-jangan lu mau nyolong yah? Bukannya ngebantuin malah mau nyolong aja! Sana ihh!" ucap Argan sedikit kasar mendorong Allen.Allen yang diperlakukan seperti itu pun sedikit bingung dan terdiam di tempat. Allen menatap Argan dengan tatapan bingungnya."Apaan sih?! Aku tuh lihat jam tangan kamu karena mau lihat udah jam berapa! Udah itu aja! Nggak ada tuh niatku buat nyo

  • Buruk Rupa   Dipertemukan Oleh Takdir

    Pagi hari telah muncul. Allen sih Gadis yang sudah terbiasa bangun pagi jam 05:00 subuh, hanya untuk membantu Bibi yang ia sayangi itu."Bi? Ini sudah jam 06:00. Aku bangunin Alana dulu yah?" ucap Allen."Iyah Non." ucapnya.Lalu Allen pun pergi naik keatas, tempat dimana Alana berada. Allen sudah selesai mandi dan bersih-bersih."Alana..." panggil Allen dari luar pintu karena takut Alana marah."Lan? Alana? Bangun. Ini sudah jam 06:00. Kamu harus siap-siap. Hari ini kita upacara." ucap Allen."Sshht! Bising tau nggak Len?!" teriak Alana marah."Maaf Lan. Tapi ini sudah pagi." ucap Allen."Issh! Siapa bilang ini masih subuh?! Bising tau nggak?!" sentak Alana lagi."Lan?""DIAM!!!" teriak Alana sekuat mungkin."Ada apa ini? Kenapa Alana teriak-teriak? Apa yang telah kamu lakukan padanya Allen?" tanyanya."Ibu? Tidak kok Bu. Allen nggak ngapa-ngapain. Allen hanya nyuruh Alana buat siap-siap untuk

  • Buruk Rupa   Selamat Ulang Tahun

    Hari sudah mulai panas. Waktu telah berganti, dan jam telah menunjukkan 10:33. Natasha dan Allen sedang beristirahat. Mereka sudah benar-benar lelah karena sudah setengah jam berdiri dan menyiapkan Kue Ulang Tahun untuk Kiran nanti.Natasha dan Allen saat ini sedang menunggu kedatangan Kiran. Yah, Natasha dan Allen sudah menghubungi Kiran untuk datang kerumah Natasha. Mereka tidak memeberitau alasan kenapa mereka menyuruh atau bahkan memaksa Kiran untuk datang sekarang juga.Kiran awalnya sangat bingung dengan kedua sahabatnya yang memaksanya. Tetapi, Kiran menyetujui ucapan mereka untuk datang kerumah Natasha, walau sedikit bingung.Sedangkan Allen dan Natasha sudah mempersiapkan semua yang akan diperlukan nanti. Saat ini Natasha dan Allen tinggal menunggu kedatang Kiran yang entah kapan datangnya.Natasha dan Allen menunggu Kiran dengan cara menonton televisi sembari duduk dan memakan beberpa cemilan ringan, agar tidak cepat bosan untuk menunggu kehadir

  • Buruk Rupa   Menunggu

    "Natasha... Natasha..." panggil Allen sembari menenteng tasnya."Dimana yah Natasha? Kok nggak nongol sih? Apa pergi kali yah?" pikir Allen sembari celinga-celingu melihat kesana-kesini untuk mencari keberadaan Natasha.Setelah beberapa menit meneliti, Allen pun baru tersadar bahwa Natasha tidak ada di rumah.Allen menunggu Natasha diluar rumah sembari duduk dan bermain handphone miliknya.Allen membuka sebuah Room Chat. Allen melihat, bahwa Natasha sudah mengechat dirinya terlebih dahulu. Hanya saja, Allen terlalu sibuk mengerjakan tugasnya di rumah tadi.Disitu tertulis bahwa Natasha mengirim sebuah pesan dengan ucapan, 'Len, nanti jam 08:00 pagi aku keluar rumah. Jadi, kau nggak perlu datang jam segitu yah? Karena aku harus bekerja separuh waktu. Nanti, jam 10:00 aku pasti datang. Maaf yah?'.Kira-kira begitulah pesan dari Natasha untuk Allen. Allen yang baru saja melihatnya merasa kecewa sedikit. Allen menghirup dan menghembuskan nafasny

  • Buruk Rupa   Senyumlah

    Pagi hari telah menyinari seluruh sudut Kota Jakarta. Allen Zaleska adalah seorang Gadis buruk rupa yang sedang menjemur seember pakaian yang sudah dicuci bersih."Huft! Akhirnya siap juga. Oh yah? Hari ini aku ada janji sama Natasha buat bikin kue. Hihihi, telat dikit nggak papa kali yah?" gumamnya sendiri.Setelah mengatakan itu, Allen pergi masuk kedalam rumah untuk membersihkan dirinya sendiri."Allen?" panggil seorang wanita paruh baya."Ibu? Ada apa, Bu?" tanyanya."Itu, kenapa sarapan pagi belum siap?" tanyanya jutek."Maaf Bu, hari ini Allen mau pergi ke rumah Natasha buat kue. Allen sudah janji jam 08:00, Bu." cicitnya takut."Ha? Kalau mau pergi itu musti lihat dulu! Gimana seh?!" ucap Alana sinis."Alana? Kamu udah bangun sayang?" ucapnya perhatian."Udah Mah. Itu, sih Allen kalau kerjaannya belum siap, nggak usah dikasih keluar Mah. Ntar jadi ngerunjak!" ucap Alana sinis."Nggak kok Alana. Aku nggak ak

DMCA.com Protection Status