Share

Bungkusan kresek di tempat sampah
Bungkusan kresek di tempat sampah
Penulis: Widya Yasmin

Penemuan di tempat sampah

Penulis: Widya Yasmin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bungkusan Kresek Di Tempat Sampah

 

Hai namaku Nirwana, sudah 5 tahun aku berumah tangga dengan Bang Chandra namun belum juga dikaruniai anak. Rasa iri di hatiku sering muncul tatkala tetanggaku membawa bayi lucunya jalan-jalan. Wajah lucu dan imut bayi sering terbayang-bayang dalam impianku, bahkan suara tangis bayi sering sekali terngiang-ngiang di telingaku karna saking inginnya memiliki anak.

 

"Terima aja nasibmu, suamimu cuma sopir angkot. Trus kalian juga tinggal di kontrakan yang sempit, makanya Allah belum mercayain kalian punya anak!" ucap ibu mertua.

 

Perkataan ibu mertua mungkin saja benar, karna memang suamiku hanyalah sopir angkot dan kami tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Penghasilan sebagai sopir angkot kadang tak menentu, jika sedang rame Bang Chandra kadang memberiku 150 atau 200 ribu sehari, tapi kalau sedang sepi kadang cuma 50 atau 45 ribu sehari.

 

"Bu Nirwana, kapan punya momongan?"

 

pertanyaan semacam itu sudah sering aku dengar dari para tetangga, mungkin cuma basa basi namun terasa sangat mengganjal di hati.

 

Hari itu aku hendak belanja sayuran di tukang sayur langganan yang biasa mangkal di depan kontrakan tempatku tinggal.

 

"Bu, beli toge yang banyak biar subur," ucap bu Warni sambil tertawa cekikikan.

 

Untuk menghargai sarannya aku pun mengambil satu bungkus toge dan satu bungkus tahu.

 

"Hahahahahaha nurut aja Bu Nirwana, kelihatan banget pengen punya anak!" ucap bu Cahya sambil tertawa cekikikan.

 

Ah sudahlah aku malas meladeni mereka, aku segera membayar belanjaanku lalu pulang.

 

Malam itu, saat aku dan suami sedang tidur dengan lelapnya. Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara yang membuatku tak bisa tidur.

 

"Bang, bangun Bang," ucapku sambil menggoyang-goyangkan tubuh suamiku.

 

"Ada apa sih yang?" tanya suamiku sambil mengucek kedua bola matanya.

 

"Itu suara apa sih diluar?" tanyaku.

 

"Kayaknya sih suara kucing," ucap suamiku sambil sesekali menguap.

 

"Masa kucing, bukannya suara kucing itu meong---- myeong---" ucapku menirukan suara kucing.

 

"Itu suara kucing dewasa, kalau diluar kayaknya kucing yang masih bayi deh," ucap suamiku.

 

"Ayo Bang kita lihat, siapa tau ada orang naro bayi di depan rumah kita," ucapku dengan penuh harap.

 

"Jangan terlalu berharap nanti bisa kecewa," ucap suamiku.

 

"Ayo kita lihaaaat!" rengekku dengan manja.

 

"Baiklah," ucap suamiku lalu kami pun berjalan ke depan teras.

 

Sebuah dus indomie terletak di depan pintu kontrakanku, sepertinya ada seseorang yang sengaja menaruhnya.

 

"Ayo Bang buka, beneran bayi kayaknya," ucapku dengan semangat menggebu-gebu.

 

Namun saat dus itu dibuka, aku sangat kecewa dengan apa yang ada di dalamnya.

 

"Tuh kan abang bilang juga apa, kucing kan!" ucap suamiku.

 

Namun walaupun isinya bayi kucing, aku tetap membawanya masuk dan menaruh beberapa helai kain agar kucing-kucing itu hangat. Aku juga menyeduh susu kental manis untuk kucing-kucing itu dan Alhamdulillah mereka mau meminumnya.

 

Esoknya...

 

"Bang sebelum berangkat kerja, anter aku buang sampah yuk!" ajakku.

 

Tidak jauh dari kontrakanku ada sebuah tempat pembuangan sampah yang lumayan besar, namun untuk kesana kami harus melewati beberapa rumah kosong yang lumayan angker walaupun di siang hari. Makanya aku sering mengajak suamiku jika akan membuang sampah.

 

"Abang bisa kesiangan nih!" ucapnya.

 

"Pleeees," ucapku memelas.

 

"Baiklah," ucap suamiku akhirnya menuruti kemauanku.

 

Kami pun berjalan menuju tempat pembuangan sampah--

 

Saat melewati rumah kosong yang telah terbengkalai karna ditinggalkan pemiliknya bulu romaku terasa meremang..

 

"Bang, aku takut!" ucapku.

 

"Siang-siang gini masa ada hantu," ucapnya sambil menarik tanganku agar aku mempercepat langkahku. 

 

Setibanya disana aku segera membuang sampah-sampah yang tadi kubawa lalu membakarnya. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah bungkusan pelastik besar yang sejak tadi bergerak-gerak.

 

"Bang itu apa Bang?" tanyaku sambil menunjuk ke bungkusan plastik besar berwarna hitam.

 

"Paling kucing!" ucap suamiku.

 

"Ayo kita lihat!" ajakku.

 

"Tapi abang bisa telat nih!" ucapnya dengan wajah was-was saat melihat hari yang mulai siang.

 

"Ayolah Bang!" ucapku sambil menarik tangannya dengan paksa.

 

Aku segera meraih bungkusan plastik berukuran besar yang diletakan diatas tumpukan sampah itu, aku membukanya perlahan...

 

Dan apa yang ada didalamnya membuatku sangat terkejut..

 

"Ya Allah bayi Bang, bayi," ucapku sambil mengeluarkan bayi kecil mungil yang masih berlumuran darah.

 

"Masya Allah, iya bayi," ucap suamiku tersentak kaget.

 

"Owaaaaaaakkkkkk!" tangis bayi itu pecah saat aku mengeluarkan dia dari dalam pelastik yang terikat itu.

Aku segera membungkusnya dengan jilbab lebarku dan memeluknya dengan erat.

 

"Ayo kita pulang! kasian bayi itupasti kedinginan," ucap suamiku.

 

Tiba-tiba kakiku terasa berat untuk melangkah, seakan ada yang menarik bajuku dari belakang seolah memberi isyarat agar aku menoleh kebelakang. Aku pun membalikkan badanku namun anehnya tak ada siapapun, tapi rasanya tadi benar-benar ada yang menarik bajuku dari belakang. Satu lagi bungkusan pelastik besar yang terletak berbeda tempat dengan ditemukan bayi itu menarik perhatianku.

 

"Bang, kok batinku seakan berbicara bahwa aku harus membuka kresek itu deh," ucapku sambil menunjuk pada sebuah kresek besar di tempat yang berbeda.

 

"Itu sampah, kelihatan kok dari bentuknya!" ucap suamiku.

 

"Ah aku mau lihat!" ucapku sambil berjalan menuju plastik hitam itu.

 

"Nirwana, kamu kok ngeyel sih! kasian bayi ini kedinginan!" ucap suamiku.

 

Namun aku sangat penasaran, hingga akhirnya aku meraih plastik itu. Dan ternyata isi dari plastik itu membuatku sangat tercengang..

Bab terkait

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Bayi

    Bungkusan Kresek Di Tempat SampahPart 2Oleh : Widya Yasmin"Huwaaaaaaaa!" aku memekik dengan keras saat melihat isi kantong kresek itu."Apa isinya?" ucap suamiku dengan raut wajah terkejut dengan teriakanku tadi."I--itu Bang--- " aku terbata-bata karna apa yang kulihat benar-benar membuatku syok."Apa sih?!" ucapnya sambil berjalan menuju kantong kresek tadi."I---ituuuu---" suamiku tambah syok saat melihat isi dari kresek itu.Lututku terasa lemas, seluruh tubuhku terasa lunglai. Ingin rasanya aku menjatuhkan tubuhku di tanah namun aku berusaha kuat demi bayi yang sejak tadi ku bungkus dengan jilbabku yang lebar."Ayo kita harus segera pergi dari sini!" ucap suamiku sambil menarik tanganku.Namun lagi-lagi kakiku terasa ada yang menahan, rasanya sangat kuat hingga aku tak mampu melangkahkan kakiku."Ayo kenapa kamu diam aja!" ucap suamiku dengan wajah panik.Tiba-tiba aku merasakan angin y

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Mimpi buruk

    Bungkusan Kresek Di Tempat SampahPart 3Oleh : Widya Yasmin🌿🌿🌿🌿🌿🌿Setelah memeriksakan kondisi bayi itu pada Bidan Desi, alhamdulillah ternyata bayi itu baik-baik aja."Alhamdulillah anak ini kuat Bu, ini semua bentuk kasih sayang Allah yang telah menjaga bayi ini," ucap Bidan Desi.Setelah itu aku membeli semua keperluan bayi yang tersedia di toko Bidan Desi, seperti susu formula lengkap dengan dotnya, popok, dan peralatan bayi lainnya. Untuk pakaiannya untuk sementara memakai pakaian bayi yang dikasih bu Ningsih, bekas anaknya yang kini berusia 1 tahun."Anaknya ganteng ya Bu," ucap Bu Ningsih."Iya, Bu," ucapku sambil menatap bayi itu dengan penuh haru."Sepertinya bayi ini memang sengaja dikirim oleh Allah untuk Bu Nirwana," ucap bu Ningsih.Aku tersenyum mendengar kata-katanya, namun aku tak mau berharap terlalu tinggi. Karna bisa saja pihak keluarganya tiba-tiba mengambil kembali ba

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Kalung Bu Ningsih

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 4Oleh : Widya YasminPagi itu, aku menjemur Bima di sinar mentari pagi. Tiba-tiba kulihat ibu mertua berjalan kearahku."Hidup susah aja sok-sokan ngadopsi bayi!" ucapnya sinis."Kasihan Bu, bayi ini. Lagipula aku dan Bang Chandra sangat menyayangi anak ini," ucapku."Tapi semenjak ada bayi ini Chandra gak pernah ngasih uang sama saya!" ucapnya sambil membulatkan matanya."Tolong sedikit bijaksana Bu, kasihan bayi ini," ucapku memelas."Ngapain saya harus mengalah demi bayi itu? toh dia bukan cucuku!" ucapnya.Aku menarik napasku dalam-dalam, lalu aku bergegas masuk ke dalam kontrakanku."Hei, orangtua lagi ngomong kok melengos aja, dasar gak sopan!" umpatnya sambil berjalan mendekatiku."Huh kirain dia mau pulang," gumamku."Sini bayi itu biar saya jual!" ucapnya sambil berusaha merebut bayiku."Astagfirullah, eling Bu, eling!" ucapku.

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Penampakan

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 5Oleh : Widya YasminMalam itu, Bang Chandra belum juga pulang padahal saat itu sudah larut malam."Bang Chandra ingkar janji, katanya gak akan pulang malam" gerutuku sambil mondar- mandir menunggu kedatangan Bang Chandra."Owaaaaaaak----- Owaaaakkk" suara tangis Bima membuyarkan lamunanku. Aku segera berlari ke kamar namun tiba-tiba kakiku terpeleset dan jatuh."Haduuuuuuuhhhh sakiiiiittt" aku meringis kesakitan namun aku berusaha bangkit demi Bima.Aku masuk kamar, dan lagi-lagi wanita itu tengah berdiri sambil menimang Bima."Huwaaaaaaaaa!" aku berteriak sekencang mungkin. Walaupun aku sering melihatnya namun penampakannya tetap saja membuatku terkejut.Dia menoleh kearahku lalu menatapku dengan tatapan yang dingin tanpa berkata sepatah katapun.Badanku bergetar hebat, bahkan lututku terasa lemas disertai bulu kuduk yang terus meremang."Baiklah, Bima a

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Gang Mawar

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 6Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Siang itu aku dan Bang Chandra berniat pergi ke gang mawar sesuai alamat yang tertera di cermin kamarku. Kami sangat penasaran apa yang dimaksud hantu wanita itu dengan memberikan alamat tersebut."Abang sampe bela-belain gak kerja nih" ucap suamiku."Gak apa-apalah Bang, uang yang kemarin kan lumayan. Jadi anggap aja hari ini abang mau liburan!" ucapku."Hahahhaha liburan mah ke tempat wisata, ini sih main detektif-detektifan!" ucapnya sambil tertawa.Aku cuma nyengir menanggapi ucapan suamiku, kami terus berjalan mengikuti arah yang ditunjukan google map."Ayo kita naik ojek!" ucapku saat menemukan pangkalan ojek."Iya," jawab suamiku."Bang anterin kami ke gang mawar ya," ucapku."Hah gak salah?" tanyanya dengan wajah bingung."Loh kenapa?" tanyaku."Emang ibu mau ngapain kesana?" tanyanya dengan waja

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Sosok hantu wanita

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 7Oleh : Widya Yasmin🌿🌿🌿🌿🌿🌿Pagi itu aku sedang berjemur di hangatnya udara pagi bersama Bima. Tiba-tiba kulihat Pak Hadi berjalan kearahku."Bayinya lucu amat ya dan ganteng," ucap Pak Hadi."Iya," ucapku datar.Aku menatap wajah bayiku lalu membandingkan dengan wajah Pak Hadi."Sangat jauh berbeda, hidung bayi ini mancung berbeda dengan hidung Pak Hadi yang mirip jambu air," gumamku."Kenapa melamun?" tanya Pak Hadi."Oh ya Pak, Bapak tau gak gang mawar dimana?" tanyaku."Gak tau ya, sepertinya seumur-umur saya baru denger nama gang mawar," ucapnya."Masa?!" tanyaku seolah tak percaya."Demi Allah," jawab Pak Hadi.Aku tak bisa berkutik saat dia mengucapkan demi Allah, setelah itu dia pun pergi. Aku berniat untuk masuk ke kontrakanku, namun tiba-tiba sebuah suara memanggilku."Bu Nirwana, Bu Nirwana!" panggilnya."Eh Bu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Rumah kosong

    Bungkusan kresek di Tempat SampahPart 8Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Bu Ningsihhh!!! tunggu!" teriakku sambil lari terbirit-birit mengejar Bu Ningsih.Hingga akhirnya kami pun telah berada jauh dari rumah kosong itu. Namun bu Ningsih terus mempercepat langkah kakinya hingga tiba-tiba..."Buggggh!" bu Ningsih bertabrakan dengan para polisi yang sedang berjalan menyusuri daerah ini."Ma--maaf pak!" ucap bu Ningsih gelagapan."Kalian berdua kenapa lari terbirit-birit seperti itu?" tanya polisi."Bapak ingat mayat wanita yang dimutilasi itu?" tanyaku."Tentu saja, justru kami berniat kembali ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan wanita itu," ucap para polisi."Kalau boleh saran, bagaimana kalau Bapak-bapak polisi ini menyelidiki rumah kosong yang terletak tidak jauh dari TKP" ucapku."Memangnya apa hubungannya rumah itu dengan kasus wanita itu?" tanya polisi."Barusan saya lihat hantu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Pedagang daging yang mencurigakan

    Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p

Bab terbaru

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Penemuan misterius

    10 tahun kemudian rumahtangga Nirwana bersama Chandra semakin bahagia. Karna kini mereka telah memiliki 3 orang anak yang menghiasi rumah tangga mereka. Bima yang kini telah berusia 10 tahun tumbuh menjadi anak yang tampan juga berbakti, selain Bima ada Nirmala yang berusia 7 tahun dan Nirina yang berusia 3 tahun.Chandra masih tetap menjadi supir angkot, namun kini ia tak lagi memakai angkot oranglain. Kini ia telah memiliki angkot pribadi, selain itu ia juga telah memiliki rumah pribadi yang ia beli dari uang tabungannya selama beberapa tahun."Mana nih kesayangan ayah?" tanya Chandra pagi itu.Tiba-tiba Nirmala dan Nirina berlari kearah Chandra."Aku!! Aku!!" teriak mereka."Bukan dong! kesayangan ayah adalah Bang Bima!" ucap Chandra sambil merangkul Bima yang sejak tadi berdiri di pojokan."Kenapa sih ayah sayang banget sama Bang Bima?" tanya Nirmala sambil mencebik.Nirwana hanya tersenyum meliha

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β POV : Susan

    Hai namaku Susan. 2 tahun yang lalu aku meninggalkan kampung halamanku untuk mencari pekerjaan di kota. Berbekal alamat temanku yang diberikan oleh orangtuanya aku pergi ke sebuah kota besar dengan perbekalan seadanya.Namun saat aku tiba di alamat yang kucari ternyata temanku sudah pindah, orang disitu tak ada satupun dia pindah kemana. Dengan langkah gontai aku berniat untuk kembali ke kampung halamanku, namun naasnya tiba-tiba dua orang preman membekap mulutku lalu menyeretku ke sebuah gudang kosong. Aku disekap di gudang itu berhari-hari bahkan aku juga dipaksa melayani nafsu bejat mereka.Hidupku telah hancur, aku benar-benar tak menyangka kehidupanku akan hancur seperti ini. Namun aku tak putus asa, aku segera kabur dari tempat itu saat mereka lengah. Namun ternyata mereka terus mengejarku hingga tiba-tiba aku bertemu dengan seorang wanita dengan makeup tebal dan rambut berwarna pirang."Tolong Bu, tolong saya!" teriakku."Mema

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Terungkap

    Tubuhku dilempar dengan kuat ke sudut ruangan di rumah kosong itu."Kamu kan pedagang daging itu?" ucapku saat melihat tubuh yang tinggi besar mengenakan kemeja kotak-kotak."Aku sudah mencurigai gelagatmu yang aneh setiap kali bertemu denganku, sebenarnya apa yang kamu ingin tahu dariku?" tanyanya."Aku----aku----" tiba-tiba lidah lidah terasa kelu, aku benar-benar takut karna sejak tadi ia menenteng pisau untuk memotong daging."Apakah kamu yang membunuh Susan?" tanyaku dengan semua keberanian yang ada."Hahahahahhaha betul sekali, apakah kamu ingin merasakan apa yang dia rasakan?" tanyanya dengan tertawa yang sangat menakutkan."Tapi mengapa kamu membunuh Susan?" tanyaku penasaran."Karna dia mengandung anakku dan dia memaksaku agar aku bertanggung jawab padanya!" ucapnya dengan suara lantang."Ya Allah Bima ku sayang, kamu ternyata anak manusia laknat ini," gumamku sam

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Disekap

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 11Oleh : Widya Yasmin"Belanjanya udah kan sekarang?" tanyaku pada Bu Ningsih."Iya, udah kok. Memangnya kita mau kemana sih, kok kayak buru-buru amat?" tanyanya."Kita mau ke tempat Pak Hadi mangkal," jawabku."Tapi mau apa?" tanyanya bingung."Pokoknya Bu Ningsih ikut aja!" ucapku sambil menarik tangannya."Gimana kalau suami saya sedang narik, bukan sedang mangkal," ucapnya lagi."Ya Ibu telpon dong," ucapku."Tapi saya lupa gak bawa Handpone," jawabnya."Ah ayo kita pergi aja dulu!" ucapku sambil menarik tangannya.Kami pun tiba di perempatan jalan, tempat biasa suamiku dan Pak Hadi memarkirkan angkotnya."Nirwana! ngapain kesini?" tanya suamiku dari kejauhan sambil berlari kearahku."Pak Hadi mana?" tanyaku."Tuh lagi ngopi!" ucap bang Chandra.Kami pun bergegas menuju warung kopi di pinggir jalan, ternyata benar Pak Hadi sedang

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Siapakah pelakunya?

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 10Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Pagi itu.."Bang sarapan dulu," ucapku pada suamiku."Iya, abang masih kangen nih sama jagoan abang," ucapnya sambil menciumi pipi Bima yang lembut."Awas nanti lecet," ucapku."Iya deh," jawabnya.Aku pun membaringkan Bima di tempat tidur, ku taruh balon warna warni yang terikat diatas, dan Bima pun anteng bermain dengan balon itu."Bang," ucapku pada bang Chandra yang hendak menyuapkan nasi ke mulutnya."Iya, ada apa cintaku," jawabnya."Kemaren kan aku ke pasar bersama bu Ningsih," ucapku."Lalu?" tanya bang Chandra."Aku ketemu pedagang daging yang mencurigakan," ucapku."Mencurigakan gimana?" tanyanya."Kemeja yang dia pakai, sama persis dengan yang membunuh Susan," ucapku."Jadi sekarang gak mencurigai Pak Hadi lagi nih?" tanyanya."Pak Hadi kan jelas-jelas paling ogah

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Pedagang daging yang mencurigakan

    Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Rumah kosong

    Bungkusan kresek di Tempat SampahPart 8Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Bu Ningsihhh!!! tunggu!" teriakku sambil lari terbirit-birit mengejar Bu Ningsih.Hingga akhirnya kami pun telah berada jauh dari rumah kosong itu. Namun bu Ningsih terus mempercepat langkah kakinya hingga tiba-tiba..."Buggggh!" bu Ningsih bertabrakan dengan para polisi yang sedang berjalan menyusuri daerah ini."Ma--maaf pak!" ucap bu Ningsih gelagapan."Kalian berdua kenapa lari terbirit-birit seperti itu?" tanya polisi."Bapak ingat mayat wanita yang dimutilasi itu?" tanyaku."Tentu saja, justru kami berniat kembali ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan wanita itu," ucap para polisi."Kalau boleh saran, bagaimana kalau Bapak-bapak polisi ini menyelidiki rumah kosong yang terletak tidak jauh dari TKP" ucapku."Memangnya apa hubungannya rumah itu dengan kasus wanita itu?" tanya polisi."Barusan saya lihat hantu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Sosok hantu wanita

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 7Oleh : Widya Yasmin🌿🌿🌿🌿🌿🌿Pagi itu aku sedang berjemur di hangatnya udara pagi bersama Bima. Tiba-tiba kulihat Pak Hadi berjalan kearahku."Bayinya lucu amat ya dan ganteng," ucap Pak Hadi."Iya," ucapku datar.Aku menatap wajah bayiku lalu membandingkan dengan wajah Pak Hadi."Sangat jauh berbeda, hidung bayi ini mancung berbeda dengan hidung Pak Hadi yang mirip jambu air," gumamku."Kenapa melamun?" tanya Pak Hadi."Oh ya Pak, Bapak tau gak gang mawar dimana?" tanyaku."Gak tau ya, sepertinya seumur-umur saya baru denger nama gang mawar," ucapnya."Masa?!" tanyaku seolah tak percaya."Demi Allah," jawab Pak Hadi.Aku tak bisa berkutik saat dia mengucapkan demi Allah, setelah itu dia pun pergi. Aku berniat untuk masuk ke kontrakanku, namun tiba-tiba sebuah suara memanggilku."Bu Nirwana, Bu Nirwana!" panggilnya."Eh Bu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Gang Mawar

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 6Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Siang itu aku dan Bang Chandra berniat pergi ke gang mawar sesuai alamat yang tertera di cermin kamarku. Kami sangat penasaran apa yang dimaksud hantu wanita itu dengan memberikan alamat tersebut."Abang sampe bela-belain gak kerja nih" ucap suamiku."Gak apa-apalah Bang, uang yang kemarin kan lumayan. Jadi anggap aja hari ini abang mau liburan!" ucapku."Hahahhaha liburan mah ke tempat wisata, ini sih main detektif-detektifan!" ucapnya sambil tertawa.Aku cuma nyengir menanggapi ucapan suamiku, kami terus berjalan mengikuti arah yang ditunjukan google map."Ayo kita naik ojek!" ucapku saat menemukan pangkalan ojek."Iya," jawab suamiku."Bang anterin kami ke gang mawar ya," ucapku."Hah gak salah?" tanyanya dengan wajah bingung."Loh kenapa?" tanyaku."Emang ibu mau ngapain kesana?" tanyanya dengan waja

DMCA.com Protection Status