Share

Mimpi buruk

Penulis: Widya Yasmin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bungkusan Kresek Di Tempat Sampah 

Part 3

Oleh : Widya Yasmin 

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Setelah memeriksakan kondisi bayi itu pada Bidan Desi, alhamdulillah ternyata bayi itu baik-baik aja. 

"Alhamdulillah anak ini kuat Bu, ini semua bentuk kasih sayang Allah yang telah menjaga bayi ini," ucap Bidan Desi.

Setelah itu aku membeli semua keperluan bayi yang tersedia di toko Bidan Desi, seperti susu formula lengkap dengan dotnya, popok, dan peralatan bayi lainnya. Untuk pakaiannya untuk sementara memakai pakaian bayi yang dikasih bu Ningsih, bekas anaknya yang kini berusia 1 tahun.

"Anaknya ganteng ya Bu," ucap Bu Ningsih.

"Iya, Bu," ucapku sambil menatap bayi itu dengan penuh haru.

"Sepertinya bayi ini memang sengaja dikirim oleh Allah untuk Bu Nirwana," ucap bu Ningsih.

Aku tersenyum mendengar kata-katanya, namun aku tak mau berharap terlalu tinggi. Karna bisa saja pihak keluarganya tiba-tiba mengambil kembali bayi itu.

"Saya harus segera pulang," ucapku.

"Iya Bu, kita berpisah disini aja ya. Soalnya tadi saya ninggalin bayi saya sama ibu mertua," ucap bu Ningsih.

"Iya Bu, makasih untuk bantuannya," ucapku.

"Iya," ucapnya sambil bergegas pergi.

Aku memasuki kontrakanku yang masih sepi, sepertinya Bang Chandra masih sibuk mengurus mayat tadi bersama Pak RT.

Tiba-tiba aku merasakan bulu romaku meremang, suasana kontrakan menjadi mencekam padahal ini masih siang. Suasana diluar terasa sepi, sepertinya semua orang pergi ke tempat pembuangan sampah. Aku segera membaca ayat kursi untuk melawan rasa takut yang tiba-tiba menggangguku. Alhamdulillah setelah itu suasana sekitarku menjadi kembali nyaman.

Bayi lucu dan menggemaskan itu tidur dengan lelapnya setelah kuberi susu formula, aku pun tertidur disampingnya karna kelelahan.

Tiba-tiba aku melihat Sesosok wanita cantik sedang meringis kesakitan, darah mengucur dari selangkangannya. 

"Bu, itu kayaknya ibu mau melahirkan!" ucapku berusaha mendekati wanita itu. Namun sayangnya ia sama sekali tak mendengarkan perkataanku, aku mencoba meraihnya namun ternyata tanganku tak bisa menggapai tangannya.

Aku mengamati seluruh ruangan, semuanya nampak berbeda dengan rumah kontrakanku.

"Loh aku dimana? bukankah tadi aku di kamarku?" gumamku.

"Awwww sakitt!!" ucap wanita itu sambil meringis dan memegangi perutnya yang besar.

"Ayo saya bantu Bu, sepertinya bayinya akan segera lahir," ucapku sambil mencoba menenangkan wanita itu. Namun sepertinya wanita itu tak bisa melihatku ataupun mendengarkan ucapanku, karna ia sama sekali tidak menghiraukan apapun yang kukatakan.

Tiba-tiba----

"Nirwana! Nirwana---- Nirwana!!" sayup sayup aku mendengar suara suamiku, namun aku tak menemukannya walau aku telah melayangkan pandanganku ke seluruh ruangan rumah itu.

Tiba-tiba aku melihat sesosok laki-laki datang mendekati wanita tadi, dan---

"Nirwanaaa!!!!" 

Aku pun membuka mataku dan melihat seluruh ruangan kamarku.

"Aku kembali ke kamarku!" ucapku lega.

"Kamu kok tidurnya pulas banget sih padahal ini belum dzuhur, gak baik tidur jam segini!" ucap suamiku yang tiba-tiba ada di depanku.

"Aku ketiduran Bang, trus mimpi buruk juga," ucapku.

Kulihat suamiku duduk disampingku, wajahnya terlihat lesu.

"Mayat wanita tadi bukan berasal dari kampung sini, kasihan nasibnya tragis gitu," ucap suamiku.

"Udah dikubur?" tanyaku.

"Belum, Polisi masih mengurusnya dan berusaha mencari keluarganya," ucap Bang Chandra.

"Masa gak ada satupun orang yang mengenal wanita itu?!" ucapku heran.

Kulihat suamiku menggelengkan kepalanya.

"Jangan-jangan wanita itu ibu dari bayi ini," ucapku.

"Sepertinya sih iya," ucap bang Chandra.

"Oh ya Abang lihat wajah wanita tadi dengan jelas?" tanyaku.

"Ini fotonya," ucapnya sambil memperlihatkan sebuah kepala yang telah terlepas dari tubuhnya.

"Ya Allah, Allahu akbar!" ucapku saat melihat foto itu.

"Kasihan ya, pembunuh itu benar-benar kejam!" ucap suamiku.

"Tapi barusan aku memimpikan seorang wanita yang akan melahirkan, wajahnya sama persis dengan yang difoto barusan," ucapku.

"Lalu?" tanya suamiku penasaran.

"Abang keburu ngebangunin aku," ucapku kecewa.

Kulihat wajah Bang Chandra pun kecewa, terlihat dia sangat penasaran dengan kronologis pembunuhan wanita itu.

"Soal bayi ini gimana Bang?" tanyaku.

"Tadi abang sama Pak RT udah lapor ke lurah, katanya untuk sementara kita boleh merawat bayi itu. Namun jika ada pihak keluarga yang mencari bayi ini maka kita harus segera mengembalikan bayi ini pada mereka," ucap suamiku.

Aku menatap wajah mungil bayi itu yang sedang tertidur dengan lelapnya.

"Ya Allah mudah-mudahan tak ada yang mencari bayi ini," ucapku sambil menengadahkan tanganku ke langit.

"Aamiin" ucap Bang Chandra.

Aku pun menoleh kearahnya, lalu kami pun saling tertawa karna ternyata kami memiliki perasaan yang sama. Sama-sama menginginkan bayi itu.

Berita tentang penemuan bayi dan mayat wanita itu menjadi viral. Banyak warga yang berduyun-duyun datang ke kontrakanku untuk sekedar melihat kondisi bayi itu, banyak pula yang memberikan sumbangan berupa uang dan keperluan bayi. Tidak hanya itu banyak juga wartawan yang mengambil foto bayi itu juga mewawancaraiku juga Bang Chandra. Polisi menjadikan kami saksi karna telah menemukan bayi dan potongan mayat wanita itu.

Beberapa hari berlalu, akhirnya suasana kontrakanku menjadi lebih tenang karna tak ada lagi wartawan ataupun orang-orang yang meminta keterangan mengenai bayi itu. Namun kasus pembunuhan wanita itu juga identitasnya belum juga terungkap, semuanya masih menjadi teka-teki karna tidak ditemukan kartu identitas di dekat mayat wanita itu.

"Udah malam, jangan melamun terus!" ucap suamiku.

"Bang, mulai sekarang Abang gak boleh pulang larut malam ya," ucapku.

"Kenapa?" tanya suamiku.

"Akhir-akhir ini aku sering merasa takut," ucapku.

"Baiklah, abang juga kalau lagi narik angkot suka kepikiran bayi ini, jadi pengen cepet-cepet pulang," ucap suamiku sambil mengecup kening bayi mungi itu.

"Bang, kita beri nama apa ya?" tanyaku.

"Bagaimana kalau Bima?" ucap bang Chandra.

"Kenapa Bima?" tanyaku.

"Bayi ini kuat dan tangguh, jadi cocoklah dia bernama Bima," ucapnya sambil menatap bayi itu dengan penuh haru.

"Iya deh Bima bagus ya," ucapku.

"Bima Chandrawinata," ucap suamiku.

Kami pun tertawa..

"Ayo tidur!" ucapnya.

"Iya," jawabku.

Kami pun tidur..

Tiba-tiba aku mendengar suara tangis bayi, aku pun segera bangun dan mengecek keadaan bayi mungilku. Ternyata dia haus, aku pun segera ke dapur untuk membuat susu.

Namun tiba-tiba, aku mendengar suara tangis seseorang dari arah dapur. Aku segera berlari kembali ke kamarku dan berusaha membangunkan Bang Chandra.

"Bang, bangun Bang! bangun!" ucapku sambil menggoyang-goyangkan tubuh suamiku.

"Kenapa sih? abang ngantuk nih!" ucap suamiku.

"Di dapur ada suara orang yang sedang menangis," ucapku.

"Masa?" ucapnya sambil berdiri.

Kami pun berjalan menuju dapur namun tak menemukan apapun. Aku segera membuat susu untuk bayi mungilku.

"Kamu duluan ke kamar, abang mau ke kamar mandi dulu," ucapnya.

Aku pun segera berlari ke kamar untuk memberikan susu itu pada bayiku. Namun apa yang kulihat di kamar benar-benar membuat aku syok. Tubuhku terasa lemas, jantungku seakan berdegup lebih kencang saat melihat sesosok wanita tengah menimang bayiku dengan lembut. Kulihat seluruh tubuhnya berlumuran darah, saat dia menoleh ke arahku kulihat wajahnya sama persis dengan wanita korban mutilasi tadi.

Tiba-tiba pandanganku terasa gelap dan aku tak sadarkan diri.

"Nirwana! Nirwana!" panggil suamiku sambil menciumkan minyak kayu putih ke hidungku.

"Mana wanita tadi?" ucapku sambil memeluk tubuh suamiku.

"Wanita mana? siapa?" tanyanya heran.

"Bayi kita mana?" tanyaku.

"Tuh udah tidur, tadi abang udah kasih dia minum susu," ucapnya.

"Tadi pas aku masuk kesini, ada wanita korban mutilasi itu sedang menggendong Bima," ucapku ketakutan.

"Sudahlah mending sekarang kamu wudhu trus shalat tahajud," ucap suamiku.

"Tapi aku takut ke dapur!" ucapku sambil memegangi lengan baju suamiku dengan erat.

"Minta perlindungan pada Allah, bacalah Audzu bi kalimatillahi tammati ming syari ma kholaq" ucap suamiku.

Aku pun berulang kali mengucapkan taawudz, lalu mengucapkan doa tersebut juga beristigfar 3x, hingga akhirnya aku berani ke kamar mandi lalu mengambil air wudhu.

Setelah itu kulihat suami tidur dengan lelapnya.

"Huh nyuruh shalat tahajud, tapi sendirinya malah tidur," gumamku sambil memakai mukena lalu melaksanakan shalat tahajud.

Setelah itu aku pun tidur disamping bayiku juga Bang Chandra.

"Toloong! tolong aku!" terdengar suara wanita yang meminta tolong dengan lirih.

Aku terbangun dari tidurku dan melihat bayiku masih tertidur dengan pulasnya, aku menatap sekeliling kamarku namun aku tak menemukan apapun yang aneh. Akhirnya aku kembali memejamkan mataku.

Aku tersentak saat menyaksikan aku telah kembali ke rumah tadi, kulihat wanita tadi sedang meringis kesakitan sambil berusaha mengeluarkan bayi dari perutnya seorang diri.

"Sini perhiasanmu!" ucap seorang lelaki yang berdiri menghadap wanita itu.

"Bang, dimana hati nuranimu! kini aku tengah berjuang melahirkan anakmu tapi mengapa kamu seolah tak peduli!" ucap wanita itu sambil meringis kesakitan.

Tiba-tiba---

"Owaaaaakkkkkk---- owaaaaakkk" suara tangis bayi membawaku kealam sadar.

"Bima sayang, kamu terbangun lagi nak," ucapku.

Ternyata dia pipis, aku segera mengganti popoknya. Setelah itu aku berniat membuat susu, karna sepertinya Bima kembali haus.

Aku segera berlari ke dapur, namun betapa terkejutnya aku saat melihat wanita tadi tengah berdiri disamping tempat penyimpanan susu.

Aku segera membaca ayat kursi lalu dia pun menghilang, setelah itu aku segera membawa termos air panas beserta teko air dingin dan kotak susu ke kamarku.

Bab terkait

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Kalung Bu Ningsih

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 4Oleh : Widya YasminPagi itu, aku menjemur Bima di sinar mentari pagi. Tiba-tiba kulihat ibu mertua berjalan kearahku."Hidup susah aja sok-sokan ngadopsi bayi!" ucapnya sinis."Kasihan Bu, bayi ini. Lagipula aku dan Bang Chandra sangat menyayangi anak ini," ucapku."Tapi semenjak ada bayi ini Chandra gak pernah ngasih uang sama saya!" ucapnya sambil membulatkan matanya."Tolong sedikit bijaksana Bu, kasihan bayi ini," ucapku memelas."Ngapain saya harus mengalah demi bayi itu? toh dia bukan cucuku!" ucapnya.Aku menarik napasku dalam-dalam, lalu aku bergegas masuk ke dalam kontrakanku."Hei, orangtua lagi ngomong kok melengos aja, dasar gak sopan!" umpatnya sambil berjalan mendekatiku."Huh kirain dia mau pulang," gumamku."Sini bayi itu biar saya jual!" ucapnya sambil berusaha merebut bayiku."Astagfirullah, eling Bu, eling!" ucapku.

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Penampakan

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 5Oleh : Widya YasminMalam itu, Bang Chandra belum juga pulang padahal saat itu sudah larut malam."Bang Chandra ingkar janji, katanya gak akan pulang malam" gerutuku sambil mondar- mandir menunggu kedatangan Bang Chandra."Owaaaaaaak----- Owaaaakkk" suara tangis Bima membuyarkan lamunanku. Aku segera berlari ke kamar namun tiba-tiba kakiku terpeleset dan jatuh."Haduuuuuuuhhhh sakiiiiittt" aku meringis kesakitan namun aku berusaha bangkit demi Bima.Aku masuk kamar, dan lagi-lagi wanita itu tengah berdiri sambil menimang Bima."Huwaaaaaaaaa!" aku berteriak sekencang mungkin. Walaupun aku sering melihatnya namun penampakannya tetap saja membuatku terkejut.Dia menoleh kearahku lalu menatapku dengan tatapan yang dingin tanpa berkata sepatah katapun.Badanku bergetar hebat, bahkan lututku terasa lemas disertai bulu kuduk yang terus meremang."Baiklah, Bima a

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Gang Mawar

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 6Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Siang itu aku dan Bang Chandra berniat pergi ke gang mawar sesuai alamat yang tertera di cermin kamarku. Kami sangat penasaran apa yang dimaksud hantu wanita itu dengan memberikan alamat tersebut."Abang sampe bela-belain gak kerja nih" ucap suamiku."Gak apa-apalah Bang, uang yang kemarin kan lumayan. Jadi anggap aja hari ini abang mau liburan!" ucapku."Hahahhaha liburan mah ke tempat wisata, ini sih main detektif-detektifan!" ucapnya sambil tertawa.Aku cuma nyengir menanggapi ucapan suamiku, kami terus berjalan mengikuti arah yang ditunjukan google map."Ayo kita naik ojek!" ucapku saat menemukan pangkalan ojek."Iya," jawab suamiku."Bang anterin kami ke gang mawar ya," ucapku."Hah gak salah?" tanyanya dengan wajah bingung."Loh kenapa?" tanyaku."Emang ibu mau ngapain kesana?" tanyanya dengan waja

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Sosok hantu wanita

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 7Oleh : Widya Yasmin🌿🌿🌿🌿🌿🌿Pagi itu aku sedang berjemur di hangatnya udara pagi bersama Bima. Tiba-tiba kulihat Pak Hadi berjalan kearahku."Bayinya lucu amat ya dan ganteng," ucap Pak Hadi."Iya," ucapku datar.Aku menatap wajah bayiku lalu membandingkan dengan wajah Pak Hadi."Sangat jauh berbeda, hidung bayi ini mancung berbeda dengan hidung Pak Hadi yang mirip jambu air," gumamku."Kenapa melamun?" tanya Pak Hadi."Oh ya Pak, Bapak tau gak gang mawar dimana?" tanyaku."Gak tau ya, sepertinya seumur-umur saya baru denger nama gang mawar," ucapnya."Masa?!" tanyaku seolah tak percaya."Demi Allah," jawab Pak Hadi.Aku tak bisa berkutik saat dia mengucapkan demi Allah, setelah itu dia pun pergi. Aku berniat untuk masuk ke kontrakanku, namun tiba-tiba sebuah suara memanggilku."Bu Nirwana, Bu Nirwana!" panggilnya."Eh Bu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Rumah kosong

    Bungkusan kresek di Tempat SampahPart 8Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Bu Ningsihhh!!! tunggu!" teriakku sambil lari terbirit-birit mengejar Bu Ningsih.Hingga akhirnya kami pun telah berada jauh dari rumah kosong itu. Namun bu Ningsih terus mempercepat langkah kakinya hingga tiba-tiba..."Buggggh!" bu Ningsih bertabrakan dengan para polisi yang sedang berjalan menyusuri daerah ini."Ma--maaf pak!" ucap bu Ningsih gelagapan."Kalian berdua kenapa lari terbirit-birit seperti itu?" tanya polisi."Bapak ingat mayat wanita yang dimutilasi itu?" tanyaku."Tentu saja, justru kami berniat kembali ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan wanita itu," ucap para polisi."Kalau boleh saran, bagaimana kalau Bapak-bapak polisi ini menyelidiki rumah kosong yang terletak tidak jauh dari TKP" ucapku."Memangnya apa hubungannya rumah itu dengan kasus wanita itu?" tanya polisi."Barusan saya lihat hantu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Pedagang daging yang mencurigakan

    Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Siapakah pelakunya?

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 10Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Pagi itu.."Bang sarapan dulu," ucapku pada suamiku."Iya, abang masih kangen nih sama jagoan abang," ucapnya sambil menciumi pipi Bima yang lembut."Awas nanti lecet," ucapku."Iya deh," jawabnya.Aku pun membaringkan Bima di tempat tidur, ku taruh balon warna warni yang terikat diatas, dan Bima pun anteng bermain dengan balon itu."Bang," ucapku pada bang Chandra yang hendak menyuapkan nasi ke mulutnya."Iya, ada apa cintaku," jawabnya."Kemaren kan aku ke pasar bersama bu Ningsih," ucapku."Lalu?" tanya bang Chandra."Aku ketemu pedagang daging yang mencurigakan," ucapku."Mencurigakan gimana?" tanyanya."Kemeja yang dia pakai, sama persis dengan yang membunuh Susan," ucapku."Jadi sekarang gak mencurigai Pak Hadi lagi nih?" tanyanya."Pak Hadi kan jelas-jelas paling ogah

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Disekap

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 11Oleh : Widya Yasmin"Belanjanya udah kan sekarang?" tanyaku pada Bu Ningsih."Iya, udah kok. Memangnya kita mau kemana sih, kok kayak buru-buru amat?" tanyanya."Kita mau ke tempat Pak Hadi mangkal," jawabku."Tapi mau apa?" tanyanya bingung."Pokoknya Bu Ningsih ikut aja!" ucapku sambil menarik tangannya."Gimana kalau suami saya sedang narik, bukan sedang mangkal," ucapnya lagi."Ya Ibu telpon dong," ucapku."Tapi saya lupa gak bawa Handpone," jawabnya."Ah ayo kita pergi aja dulu!" ucapku sambil menarik tangannya.Kami pun tiba di perempatan jalan, tempat biasa suamiku dan Pak Hadi memarkirkan angkotnya."Nirwana! ngapain kesini?" tanya suamiku dari kejauhan sambil berlari kearahku."Pak Hadi mana?" tanyaku."Tuh lagi ngopi!" ucap bang Chandra.Kami pun bergegas menuju warung kopi di pinggir jalan, ternyata benar Pak Hadi sedang

Bab terbaru

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Penemuan misterius

    10 tahun kemudian rumahtangga Nirwana bersama Chandra semakin bahagia. Karna kini mereka telah memiliki 3 orang anak yang menghiasi rumah tangga mereka. Bima yang kini telah berusia 10 tahun tumbuh menjadi anak yang tampan juga berbakti, selain Bima ada Nirmala yang berusia 7 tahun dan Nirina yang berusia 3 tahun.Chandra masih tetap menjadi supir angkot, namun kini ia tak lagi memakai angkot oranglain. Kini ia telah memiliki angkot pribadi, selain itu ia juga telah memiliki rumah pribadi yang ia beli dari uang tabungannya selama beberapa tahun."Mana nih kesayangan ayah?" tanya Chandra pagi itu.Tiba-tiba Nirmala dan Nirina berlari kearah Chandra."Aku!! Aku!!" teriak mereka."Bukan dong! kesayangan ayah adalah Bang Bima!" ucap Chandra sambil merangkul Bima yang sejak tadi berdiri di pojokan."Kenapa sih ayah sayang banget sama Bang Bima?" tanya Nirmala sambil mencebik.Nirwana hanya tersenyum meliha

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β POV : Susan

    Hai namaku Susan. 2 tahun yang lalu aku meninggalkan kampung halamanku untuk mencari pekerjaan di kota. Berbekal alamat temanku yang diberikan oleh orangtuanya aku pergi ke sebuah kota besar dengan perbekalan seadanya.Namun saat aku tiba di alamat yang kucari ternyata temanku sudah pindah, orang disitu tak ada satupun dia pindah kemana. Dengan langkah gontai aku berniat untuk kembali ke kampung halamanku, namun naasnya tiba-tiba dua orang preman membekap mulutku lalu menyeretku ke sebuah gudang kosong. Aku disekap di gudang itu berhari-hari bahkan aku juga dipaksa melayani nafsu bejat mereka.Hidupku telah hancur, aku benar-benar tak menyangka kehidupanku akan hancur seperti ini. Namun aku tak putus asa, aku segera kabur dari tempat itu saat mereka lengah. Namun ternyata mereka terus mengejarku hingga tiba-tiba aku bertemu dengan seorang wanita dengan makeup tebal dan rambut berwarna pirang."Tolong Bu, tolong saya!" teriakku."Mema

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Terungkap

    Tubuhku dilempar dengan kuat ke sudut ruangan di rumah kosong itu."Kamu kan pedagang daging itu?" ucapku saat melihat tubuh yang tinggi besar mengenakan kemeja kotak-kotak."Aku sudah mencurigai gelagatmu yang aneh setiap kali bertemu denganku, sebenarnya apa yang kamu ingin tahu dariku?" tanyanya."Aku----aku----" tiba-tiba lidah lidah terasa kelu, aku benar-benar takut karna sejak tadi ia menenteng pisau untuk memotong daging."Apakah kamu yang membunuh Susan?" tanyaku dengan semua keberanian yang ada."Hahahahahhaha betul sekali, apakah kamu ingin merasakan apa yang dia rasakan?" tanyanya dengan tertawa yang sangat menakutkan."Tapi mengapa kamu membunuh Susan?" tanyaku penasaran."Karna dia mengandung anakku dan dia memaksaku agar aku bertanggung jawab padanya!" ucapnya dengan suara lantang."Ya Allah Bima ku sayang, kamu ternyata anak manusia laknat ini," gumamku sam

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Disekap

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 11Oleh : Widya Yasmin"Belanjanya udah kan sekarang?" tanyaku pada Bu Ningsih."Iya, udah kok. Memangnya kita mau kemana sih, kok kayak buru-buru amat?" tanyanya."Kita mau ke tempat Pak Hadi mangkal," jawabku."Tapi mau apa?" tanyanya bingung."Pokoknya Bu Ningsih ikut aja!" ucapku sambil menarik tangannya."Gimana kalau suami saya sedang narik, bukan sedang mangkal," ucapnya lagi."Ya Ibu telpon dong," ucapku."Tapi saya lupa gak bawa Handpone," jawabnya."Ah ayo kita pergi aja dulu!" ucapku sambil menarik tangannya.Kami pun tiba di perempatan jalan, tempat biasa suamiku dan Pak Hadi memarkirkan angkotnya."Nirwana! ngapain kesini?" tanya suamiku dari kejauhan sambil berlari kearahku."Pak Hadi mana?" tanyaku."Tuh lagi ngopi!" ucap bang Chandra.Kami pun bergegas menuju warung kopi di pinggir jalan, ternyata benar Pak Hadi sedang

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Siapakah pelakunya?

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 10Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Pagi itu.."Bang sarapan dulu," ucapku pada suamiku."Iya, abang masih kangen nih sama jagoan abang," ucapnya sambil menciumi pipi Bima yang lembut."Awas nanti lecet," ucapku."Iya deh," jawabnya.Aku pun membaringkan Bima di tempat tidur, ku taruh balon warna warni yang terikat diatas, dan Bima pun anteng bermain dengan balon itu."Bang," ucapku pada bang Chandra yang hendak menyuapkan nasi ke mulutnya."Iya, ada apa cintaku," jawabnya."Kemaren kan aku ke pasar bersama bu Ningsih," ucapku."Lalu?" tanya bang Chandra."Aku ketemu pedagang daging yang mencurigakan," ucapku."Mencurigakan gimana?" tanyanya."Kemeja yang dia pakai, sama persis dengan yang membunuh Susan," ucapku."Jadi sekarang gak mencurigai Pak Hadi lagi nih?" tanyanya."Pak Hadi kan jelas-jelas paling ogah

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Pedagang daging yang mencurigakan

    Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Rumah kosong

    Bungkusan kresek di Tempat SampahPart 8Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Bu Ningsihhh!!! tunggu!" teriakku sambil lari terbirit-birit mengejar Bu Ningsih.Hingga akhirnya kami pun telah berada jauh dari rumah kosong itu. Namun bu Ningsih terus mempercepat langkah kakinya hingga tiba-tiba..."Buggggh!" bu Ningsih bertabrakan dengan para polisi yang sedang berjalan menyusuri daerah ini."Ma--maaf pak!" ucap bu Ningsih gelagapan."Kalian berdua kenapa lari terbirit-birit seperti itu?" tanya polisi."Bapak ingat mayat wanita yang dimutilasi itu?" tanyaku."Tentu saja, justru kami berniat kembali ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan wanita itu," ucap para polisi."Kalau boleh saran, bagaimana kalau Bapak-bapak polisi ini menyelidiki rumah kosong yang terletak tidak jauh dari TKP" ucapku."Memangnya apa hubungannya rumah itu dengan kasus wanita itu?" tanya polisi."Barusan saya lihat hantu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Sosok hantu wanita

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 7Oleh : Widya Yasmin🌿🌿🌿🌿🌿🌿Pagi itu aku sedang berjemur di hangatnya udara pagi bersama Bima. Tiba-tiba kulihat Pak Hadi berjalan kearahku."Bayinya lucu amat ya dan ganteng," ucap Pak Hadi."Iya," ucapku datar.Aku menatap wajah bayiku lalu membandingkan dengan wajah Pak Hadi."Sangat jauh berbeda, hidung bayi ini mancung berbeda dengan hidung Pak Hadi yang mirip jambu air," gumamku."Kenapa melamun?" tanya Pak Hadi."Oh ya Pak, Bapak tau gak gang mawar dimana?" tanyaku."Gak tau ya, sepertinya seumur-umur saya baru denger nama gang mawar," ucapnya."Masa?!" tanyaku seolah tak percaya."Demi Allah," jawab Pak Hadi.Aku tak bisa berkutik saat dia mengucapkan demi Allah, setelah itu dia pun pergi. Aku berniat untuk masuk ke kontrakanku, namun tiba-tiba sebuah suara memanggilku."Bu Nirwana, Bu Nirwana!" panggilnya."Eh Bu

  • Bungkusan kresek di tempat sampahΒ Β Β Gang Mawar

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 6Oleh : Widya YasminπŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Siang itu aku dan Bang Chandra berniat pergi ke gang mawar sesuai alamat yang tertera di cermin kamarku. Kami sangat penasaran apa yang dimaksud hantu wanita itu dengan memberikan alamat tersebut."Abang sampe bela-belain gak kerja nih" ucap suamiku."Gak apa-apalah Bang, uang yang kemarin kan lumayan. Jadi anggap aja hari ini abang mau liburan!" ucapku."Hahahhaha liburan mah ke tempat wisata, ini sih main detektif-detektifan!" ucapnya sambil tertawa.Aku cuma nyengir menanggapi ucapan suamiku, kami terus berjalan mengikuti arah yang ditunjukan google map."Ayo kita naik ojek!" ucapku saat menemukan pangkalan ojek."Iya," jawab suamiku."Bang anterin kami ke gang mawar ya," ucapku."Hah gak salah?" tanyanya dengan wajah bingung."Loh kenapa?" tanyaku."Emang ibu mau ngapain kesana?" tanyanya dengan waja

DMCA.com Protection Status