Bungkusan kresek di Tempat Sampah
Part 8
Oleh : Widya Yasmin
๐๐๐๐๐๐
Bu Ningsihhh!!! tunggu!" teriakku sambil lari terbirit-birit mengejar Bu Ningsih.Hingga akhirnya kami pun telah berada jauh dari rumah kosong itu. Namun bu Ningsih terus mempercepat langkah kakinya hingga tiba-tiba...
"Buggggh!" bu Ningsih bertabrakan dengan para polisi yang sedang berjalan menyusuri daerah ini.
"Ma--maaf pak!" ucap bu Ningsih gelagapan.
"Kalian berdua kenapa lari terbirit-birit seperti itu?" tanya polisi.
"Bapak ingat mayat wanita yang dimutilasi itu?" tanyaku.
"Tentu saja, justru kami berniat kembali ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan wanita itu," ucap para polisi.
"Kalau boleh saran, bagaimana kalau Bapak-bapak polisi ini menyelidiki rumah kosong yang terletak tidak jauh dari TKP" ucapku.
"Memangnya apa hubungannya rumah itu dengan kasus wanita itu?" tanya polisi.
"Barusan saya lihat hantu
Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 10Oleh : Widya Yasmin๐๐๐๐๐๐๐๐Pagi itu.."Bang sarapan dulu," ucapku pada suamiku."Iya, abang masih kangen nih sama jagoan abang," ucapnya sambil menciumi pipi Bima yang lembut."Awas nanti lecet," ucapku."Iya deh," jawabnya.Aku pun membaringkan Bima di tempat tidur, ku taruh balon warna warni yang terikat diatas, dan Bima pun anteng bermain dengan balon itu."Bang," ucapku pada bang Chandra yang hendak menyuapkan nasi ke mulutnya."Iya, ada apa cintaku," jawabnya."Kemaren kan aku ke pasar bersama bu Ningsih," ucapku."Lalu?" tanya bang Chandra."Aku ketemu pedagang daging yang mencurigakan," ucapku."Mencurigakan gimana?" tanyanya."Kemeja yang dia pakai, sama persis dengan yang membunuh Susan," ucapku."Jadi sekarang gak mencurigai Pak Hadi lagi nih?" tanyanya."Pak Hadi kan jelas-jelas paling ogah
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 11Oleh : Widya Yasmin"Belanjanya udah kan sekarang?" tanyaku pada Bu Ningsih."Iya, udah kok. Memangnya kita mau kemana sih, kok kayak buru-buru amat?" tanyanya."Kita mau ke tempat Pak Hadi mangkal," jawabku."Tapi mau apa?" tanyanya bingung."Pokoknya Bu Ningsih ikut aja!" ucapku sambil menarik tangannya."Gimana kalau suami saya sedang narik, bukan sedang mangkal," ucapnya lagi."Ya Ibu telpon dong," ucapku."Tapi saya lupa gak bawa Handpone," jawabnya."Ah ayo kita pergi aja dulu!" ucapku sambil menarik tangannya.Kami pun tiba di perempatan jalan, tempat biasa suamiku dan Pak Hadi memarkirkan angkotnya."Nirwana! ngapain kesini?" tanya suamiku dari kejauhan sambil berlari kearahku."Pak Hadi mana?" tanyaku."Tuh lagi ngopi!" ucap bang Chandra.Kami pun bergegas menuju warung kopi di pinggir jalan, ternyata benar Pak Hadi sedang
Tubuhku dilempar dengan kuat ke sudut ruangan di rumah kosong itu."Kamu kan pedagang daging itu?" ucapku saat melihat tubuh yang tinggi besar mengenakan kemeja kotak-kotak."Aku sudah mencurigai gelagatmu yang aneh setiap kali bertemu denganku, sebenarnya apa yang kamu ingin tahu dariku?" tanyanya."Aku----aku----" tiba-tiba lidah lidah terasa kelu, aku benar-benar takut karna sejak tadi ia menenteng pisau untuk memotong daging."Apakah kamu yang membunuh Susan?" tanyaku dengan semua keberanian yang ada."Hahahahahhaha betul sekali, apakah kamu ingin merasakan apa yang dia rasakan?" tanyanya dengan tertawa yang sangat menakutkan."Tapi mengapa kamu membunuh Susan?" tanyaku penasaran."Karna dia mengandung anakku dan dia memaksaku agar aku bertanggung jawab padanya!" ucapnya dengan suara lantang."Ya Allah Bima ku sayang, kamu ternyata anak manusia laknat ini," gumamku sam
Hai namaku Susan. 2 tahun yang lalu aku meninggalkan kampung halamanku untuk mencari pekerjaan di kota. Berbekal alamat temanku yang diberikan oleh orangtuanya aku pergi ke sebuah kota besar dengan perbekalan seadanya.Namun saat aku tiba di alamat yang kucari ternyata temanku sudah pindah, orang disitu tak ada satupun dia pindah kemana. Dengan langkah gontai aku berniat untuk kembali ke kampung halamanku, namun naasnya tiba-tiba dua orang preman membekap mulutku lalu menyeretku ke sebuah gudang kosong. Aku disekap di gudang itu berhari-hari bahkan aku juga dipaksa melayani nafsu bejat mereka.Hidupku telah hancur, aku benar-benar tak menyangka kehidupanku akan hancur seperti ini. Namun aku tak putus asa, aku segera kabur dari tempat itu saat mereka lengah. Namun ternyata mereka terus mengejarku hingga tiba-tiba aku bertemu dengan seorang wanita dengan makeup tebal dan rambut berwarna pirang."Tolong Bu, tolong saya!" teriakku."Mema
10 tahun kemudian rumahtangga Nirwana bersama Chandra semakin bahagia. Karna kini mereka telah memiliki 3 orang anak yang menghiasi rumah tangga mereka. Bima yang kini telah berusia 10 tahun tumbuh menjadi anak yang tampan juga berbakti, selain Bima ada Nirmala yang berusia 7 tahun dan Nirina yang berusia 3 tahun.Chandra masih tetap menjadi supir angkot, namun kini ia tak lagi memakai angkot oranglain. Kini ia telah memiliki angkot pribadi, selain itu ia juga telah memiliki rumah pribadi yang ia beli dari uang tabungannya selama beberapa tahun."Mana nih kesayangan ayah?" tanya Chandra pagi itu.Tiba-tiba Nirmala dan Nirina berlari kearah Chandra."Aku!! Aku!!" teriak mereka."Bukan dong! kesayangan ayah adalah Bang Bima!" ucap Chandra sambil merangkul Bima yang sejak tadi berdiri di pojokan."Kenapa sih ayah sayang banget sama Bang Bima?" tanya Nirmala sambil mencebik.Nirwana hanya tersenyum meliha
BungkusanKresek Di Tempat SampahHai namaku Nirwana, sudah 5 tahun aku berumah tangga dengan Bang Chandra namun belum juga dikaruniai anak. Rasa iri di hatiku sering muncul tatkala tetanggaku membawa bayi lucunya jalan-jalan. Wajah lucu dan imut bayi sering terbayang-bayang dalam impianku, bahkan suara tangis bayi sering sekali terngiang-ngiang di telingaku karna saking inginnya memiliki anak."Terima aja nasibmu, suamimu cuma sopir angkot. Trus kalian juga tinggal di kontrakan yang sempit, makanya Allah belum mercayain kalian punya anak!" ucap ibu mertua.Perkataan ibu mertua mungkin saja benar, karna memang suamiku hanyalah sopir angkot dan kami tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Penghasilan sebagai sopir angkot kadang tak menentu, jika sedang rame Bang Chandra kadang memberiku 150 atau 200 ribu sehari, tapi kalau sedang sepi kadang cuma 50 atau 45 ribu sehari.&nb
Bungkusan Kresek Di Tempat SampahPart 2Oleh : Widya Yasmin"Huwaaaaaaaa!" aku memekik dengan keras saat melihat isi kantong kresek itu."Apa isinya?" ucap suamiku dengan raut wajah terkejut dengan teriakanku tadi."I--itu Bang--- " aku terbata-bata karna apa yang kulihat benar-benar membuatku syok."Apa sih?!" ucapnya sambil berjalan menuju kantong kresek tadi."I---ituuuu---" suamiku tambah syok saat melihat isi dari kresek itu.Lututku terasa lemas, seluruh tubuhku terasa lunglai. Ingin rasanya aku menjatuhkan tubuhku di tanah namun aku berusaha kuat demi bayi yang sejak tadi ku bungkus dengan jilbabku yang lebar."Ayo kita harus segera pergi dari sini!" ucap suamiku sambil menarik tanganku.Namun lagi-lagi kakiku terasa ada yang menahan, rasanya sangat kuat hingga aku tak mampu melangkahkan kakiku."Ayo kenapa kamu diam aja!" ucap suamiku dengan wajah panik.Tiba-tiba aku merasakan angin y
10 tahun kemudian rumahtangga Nirwana bersama Chandra semakin bahagia. Karna kini mereka telah memiliki 3 orang anak yang menghiasi rumah tangga mereka. Bima yang kini telah berusia 10 tahun tumbuh menjadi anak yang tampan juga berbakti, selain Bima ada Nirmala yang berusia 7 tahun dan Nirina yang berusia 3 tahun.Chandra masih tetap menjadi supir angkot, namun kini ia tak lagi memakai angkot oranglain. Kini ia telah memiliki angkot pribadi, selain itu ia juga telah memiliki rumah pribadi yang ia beli dari uang tabungannya selama beberapa tahun."Mana nih kesayangan ayah?" tanya Chandra pagi itu.Tiba-tiba Nirmala dan Nirina berlari kearah Chandra."Aku!! Aku!!" teriak mereka."Bukan dong! kesayangan ayah adalah Bang Bima!" ucap Chandra sambil merangkul Bima yang sejak tadi berdiri di pojokan."Kenapa sih ayah sayang banget sama Bang Bima?" tanya Nirmala sambil mencebik.Nirwana hanya tersenyum meliha
Hai namaku Susan. 2 tahun yang lalu aku meninggalkan kampung halamanku untuk mencari pekerjaan di kota. Berbekal alamat temanku yang diberikan oleh orangtuanya aku pergi ke sebuah kota besar dengan perbekalan seadanya.Namun saat aku tiba di alamat yang kucari ternyata temanku sudah pindah, orang disitu tak ada satupun dia pindah kemana. Dengan langkah gontai aku berniat untuk kembali ke kampung halamanku, namun naasnya tiba-tiba dua orang preman membekap mulutku lalu menyeretku ke sebuah gudang kosong. Aku disekap di gudang itu berhari-hari bahkan aku juga dipaksa melayani nafsu bejat mereka.Hidupku telah hancur, aku benar-benar tak menyangka kehidupanku akan hancur seperti ini. Namun aku tak putus asa, aku segera kabur dari tempat itu saat mereka lengah. Namun ternyata mereka terus mengejarku hingga tiba-tiba aku bertemu dengan seorang wanita dengan makeup tebal dan rambut berwarna pirang."Tolong Bu, tolong saya!" teriakku."Mema
Tubuhku dilempar dengan kuat ke sudut ruangan di rumah kosong itu."Kamu kan pedagang daging itu?" ucapku saat melihat tubuh yang tinggi besar mengenakan kemeja kotak-kotak."Aku sudah mencurigai gelagatmu yang aneh setiap kali bertemu denganku, sebenarnya apa yang kamu ingin tahu dariku?" tanyanya."Aku----aku----" tiba-tiba lidah lidah terasa kelu, aku benar-benar takut karna sejak tadi ia menenteng pisau untuk memotong daging."Apakah kamu yang membunuh Susan?" tanyaku dengan semua keberanian yang ada."Hahahahahhaha betul sekali, apakah kamu ingin merasakan apa yang dia rasakan?" tanyanya dengan tertawa yang sangat menakutkan."Tapi mengapa kamu membunuh Susan?" tanyaku penasaran."Karna dia mengandung anakku dan dia memaksaku agar aku bertanggung jawab padanya!" ucapnya dengan suara lantang."Ya Allah Bima ku sayang, kamu ternyata anak manusia laknat ini," gumamku sam
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 11Oleh : Widya Yasmin"Belanjanya udah kan sekarang?" tanyaku pada Bu Ningsih."Iya, udah kok. Memangnya kita mau kemana sih, kok kayak buru-buru amat?" tanyanya."Kita mau ke tempat Pak Hadi mangkal," jawabku."Tapi mau apa?" tanyanya bingung."Pokoknya Bu Ningsih ikut aja!" ucapku sambil menarik tangannya."Gimana kalau suami saya sedang narik, bukan sedang mangkal," ucapnya lagi."Ya Ibu telpon dong," ucapku."Tapi saya lupa gak bawa Handpone," jawabnya."Ah ayo kita pergi aja dulu!" ucapku sambil menarik tangannya.Kami pun tiba di perempatan jalan, tempat biasa suamiku dan Pak Hadi memarkirkan angkotnya."Nirwana! ngapain kesini?" tanya suamiku dari kejauhan sambil berlari kearahku."Pak Hadi mana?" tanyaku."Tuh lagi ngopi!" ucap bang Chandra.Kami pun bergegas menuju warung kopi di pinggir jalan, ternyata benar Pak Hadi sedang
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 10Oleh : Widya Yasmin๐๐๐๐๐๐๐๐Pagi itu.."Bang sarapan dulu," ucapku pada suamiku."Iya, abang masih kangen nih sama jagoan abang," ucapnya sambil menciumi pipi Bima yang lembut."Awas nanti lecet," ucapku."Iya deh," jawabnya.Aku pun membaringkan Bima di tempat tidur, ku taruh balon warna warni yang terikat diatas, dan Bima pun anteng bermain dengan balon itu."Bang," ucapku pada bang Chandra yang hendak menyuapkan nasi ke mulutnya."Iya, ada apa cintaku," jawabnya."Kemaren kan aku ke pasar bersama bu Ningsih," ucapku."Lalu?" tanya bang Chandra."Aku ketemu pedagang daging yang mencurigakan," ucapku."Mencurigakan gimana?" tanyanya."Kemeja yang dia pakai, sama persis dengan yang membunuh Susan," ucapku."Jadi sekarang gak mencurigai Pak Hadi lagi nih?" tanyanya."Pak Hadi kan jelas-jelas paling ogah
Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p
Bungkusan kresek di Tempat SampahPart 8Oleh : Widya Yasmin๐๐๐๐๐๐Bu Ningsihhh!!! tunggu!" teriakku sambil lari terbirit-birit mengejar Bu Ningsih.Hingga akhirnya kami pun telah berada jauh dari rumah kosong itu. Namun bu Ningsih terus mempercepat langkah kakinya hingga tiba-tiba..."Buggggh!" bu Ningsih bertabrakan dengan para polisi yang sedang berjalan menyusuri daerah ini."Ma--maaf pak!" ucap bu Ningsih gelagapan."Kalian berdua kenapa lari terbirit-birit seperti itu?" tanya polisi."Bapak ingat mayat wanita yang dimutilasi itu?" tanyaku."Tentu saja, justru kami berniat kembali ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan wanita itu," ucap para polisi."Kalau boleh saran, bagaimana kalau Bapak-bapak polisi ini menyelidiki rumah kosong yang terletak tidak jauh dari TKP" ucapku."Memangnya apa hubungannya rumah itu dengan kasus wanita itu?" tanya polisi."Barusan saya lihat hantu
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 7Oleh : Widya Yasmin๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟPagi itu aku sedang berjemur di hangatnya udara pagi bersama Bima. Tiba-tiba kulihat Pak Hadi berjalan kearahku."Bayinya lucu amat ya dan ganteng," ucap Pak Hadi."Iya," ucapku datar.Aku menatap wajah bayiku lalu membandingkan dengan wajah Pak Hadi."Sangat jauh berbeda, hidung bayi ini mancung berbeda dengan hidung Pak Hadi yang mirip jambu air," gumamku."Kenapa melamun?" tanya Pak Hadi."Oh ya Pak, Bapak tau gak gang mawar dimana?" tanyaku."Gak tau ya, sepertinya seumur-umur saya baru denger nama gang mawar," ucapnya."Masa?!" tanyaku seolah tak percaya."Demi Allah," jawab Pak Hadi.Aku tak bisa berkutik saat dia mengucapkan demi Allah, setelah itu dia pun pergi. Aku berniat untuk masuk ke kontrakanku, namun tiba-tiba sebuah suara memanggilku."Bu Nirwana, Bu Nirwana!" panggilnya."Eh Bu
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 6Oleh : Widya Yasmin๐๐๐๐๐๐๐๐Siang itu aku dan Bang Chandra berniat pergi ke gang mawar sesuai alamat yang tertera di cermin kamarku. Kami sangat penasaran apa yang dimaksud hantu wanita itu dengan memberikan alamat tersebut."Abang sampe bela-belain gak kerja nih" ucap suamiku."Gak apa-apalah Bang, uang yang kemarin kan lumayan. Jadi anggap aja hari ini abang mau liburan!" ucapku."Hahahhaha liburan mah ke tempat wisata, ini sih main detektif-detektifan!" ucapnya sambil tertawa.Aku cuma nyengir menanggapi ucapan suamiku, kami terus berjalan mengikuti arah yang ditunjukan google map."Ayo kita naik ojek!" ucapku saat menemukan pangkalan ojek."Iya," jawab suamiku."Bang anterin kami ke gang mawar ya," ucapku."Hah gak salah?" tanyanya dengan wajah bingung."Loh kenapa?" tanyaku."Emang ibu mau ngapain kesana?" tanyanya dengan waja