Share

Pilihan Adelia

Sepanjang jalan David dan Adelia hanya diam. David tak lagi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beberapa kali tangan kirinya menjambak rambutnya sendiri. Sesekali ia pijat keningnya, kepalanya menjadi berat. Ia merasa baru saja menuai buah dari dukungannya kepada dosa yang dibuat istrinya.

Kata-kata mertuanya tadi seperti sebuah belati yang menyayat hati. Tak sepedas dan sefrontal Papanya, namun sama-sama terasa pedih. Adelia tak menyangka konsekuensi atas perbuatannya terasa sesakit ini. Rasa malu sudah entah dimana lagi akan ia letakkan. Ia tak lagi memiliki muka untuk bertemu lagi dengan Pak Ahmad dan Bu Maryam.

“Anterin aku pulang ke rumah Papa aja, Vid,” ujar Adelia pelan.

“Gimana? Ke rumah Papa?” tanya David mengkonfirmasi.

Adelia mengangguk, baginya kini tak ada pilihan lain selain kembali ke rumah dimana ia dibesarkan. Sudah tiga puluh menit mereka berdua saling mengunci kata-kata. Tak ada tawaran solusi bagi masalah y

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status