Nia adalah seorang anak bungsu yang terbiasa hidup di perantauan yang jauh dari keluarga. Tapi Nia bahagia bisa mengenal banyak orang dan banyak teman.
Nia merantau untuk bekerja agar bisa membiayai hidupnya sendiri. Karena dia ngerasa punya uang hasil kerja sendiri itu enak. Kita bisa membeli apapun yang kita inginkan dan kita bisa bermain kemanapun yang kita inginkan.
Karena kedua orang tuanya yakin kalau dia mampu menjaga dirinya sendiri di luar kota. Dia tinggal di sebuah kos-kosan di kota itu.
Pada saat itu dia ngerasa kalo semua laki-laki itu sama. Gak ada laki-laki yang benar-benar baik dan tulus mencintai kita. Dia berpikiran seperti itu, mungkin karena dia pernah berkali-kali di kecewakan.
Sebelumnya dia pernah di putuskan oleh mantan pacarnya, padahal hubungannya sedang tidak bermasalah bahkan hubungan mereka sedang baik-baik saja. Di tinggalkan di saat sedang sayang-sayangnya itu menyakitkan bagi Nia. Dari semenjak itulah Nia trauma akan masalah percintaan.
Sampai dia berada di pase,"kalau ada yang mau serius ayo, kalo gak mau serius jangan coba-coba masuk dalam kehidupanku."
Sampai pada suatu hari ada seorang lelaki yang ngirim pesan di akun Facebooknya. "Hai, boleh kenalan gak? " Katanya.
Lalu Nia dengan cepat membalas pesan itu, "hai, boleh."
Padahal sebelumnya dia jarang sekali bahkan gak pernah balas pesan orang yang tidak dia kenal apa lagi lawan jenisnya.mungkin karena pada saat itu dia baru saja putus dari pacarnya. Jadi, untuk melampiaskan kegalauannya itu dia merespon semua lelaki yang mengirim pesan di akun Facebooknya.
Lalu tak lama kemudian lelaki itu kembali membalas pesannya, "maaf kalau boleh tau kamu anak mana ya?"
Dan Nia pun menjawab kembali "aku anak Tasik tapi aku merantau di Sukabumi, kalau kamu?"
Lalu diapun kembali menjawab pesannya, "aku juga sama anak Tasik, tapi aku merantau di Subang.Kalau boleh tau nama kamu siapa?"
"Nama ku Nia, kalau nama kamu?" Nia pun balik bertanya.
Lalu laki-laki itu membalas pesannya lagi, "nama ku Ridwan".
Tak perlu waktu lama merekapun akhirnya saling membalas pesan dan membicarakan banyak hal.
Setelah sekian lama saling membalas pesan merekapun menyadari bahwa ternyata teman satu SMA Nia adalah teman satu SMP-nya Ridwan. Dari situ mereka semakin akrab dan memilih untuk bertukar nomor W******p.
Padahal Nia adalah orang yang gak pernah sembarangan memberikan nomor W******p kepada orang lain, apalagi lawan jenisnya. Namun entah kenapa Nia ngerasa kalau Ridwan ini adalah lelaki baik-baik. Dan dia juga enak di ajak bicara.
Menurut Nia cara Dia bicara juga gak lebay dan gak alay. Karena pada dasarnya Nia hanya mau berkenalan dengan lawan jenisnya yang menurut dia bisa nyaman di ajak bicara, dan tidak alay.
Menurut Nia, kalau dia berkenalan dengan lelaki yang tidak sepemikiran dan tidak sepaham sama dia itu hanya akan merusak mood nya saja. Dia akan kesal sendiri jika cara berpikir Dia dan lelaki itu tidak sama. Dalam artian cara berpikir lelaki itu harus lebih dewasa atau setidaknya harus sama seperti dirinya.
Dan menurut Nia, setelah lama saling membalas pesan dengan Ridwan, dia itu menurutnya cukup dewasa sehingga dia mau bertukaran nomor W******p dengan nya ketika Ridwan meminta nomor W******p Nia.
Setelah Nia memberikan nomor WhatsApp nya, tak lama kemudian Ridwan mengirim pesan ke WhatsApp Nia, "Hi Nia, ini aku Ridwan. Save ya nomor WhatsApp ku."Dan Nia pun dengan cepat membalasnya, "oh iya Wan, aku save ya nomor mu?"Lalu Ridwan pun membalasnya kembali "iya save aja Nia kan aku yang minta,hehe."Setelah Nia menyimpan nomor WhatsApp Ridwan di HPnya mereka pun kembali saling membalas pesan dan saling mengenal lebih jauh lagi.Hingga bertanya tentang masalah pribadi dan keluarga.Lalu Ridwan pun bertanya pada Nia "Nia kamu lagi sibuk gak?""Enggak,emang kenapa Wan?" Balas Nia."aku boleh nelpon kamu gak?" Tanya Ridwan."Boleh wan, aku lagi gak sibuk ko. Lagi nyantai" Jawab NiaTak lama kemudian HP Nia berdering, dan ternyata Ridwan yang nelpon. Dan Nia pun langsung menjawab telpon Ridwan."Hallo Ni? Apa kabar?" Kata Ridwan di telpon."Hallo wan, kabar ku baik ko." Jawab
Hari sudah pagi dan sudah menunjukan pukul lima pagi. Nia sudah terbiasa bangun sepagi itu setiap hari karena dia harus siap-siap untuk mulai aktivitasnya.Nia berangkat kerja pukul tujuh pagi. Dia pergi menuju tempat kerja dengan berjalan kaki, karena tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari kosannya. Mungkin dia hanya memerlukan waktu lima belas menit untuk menuju tempat kerja.Nia bekerja di sebuah pabrik elektronik. Dia hanya buruh pabrik biasa.Dia pulang kerja pukul empat sore dan biasanya dia sampai kosan pukul setengah lima sore karena dia harus siap-siap membereskan pekerjaannya terlebih dahulu.Setelah sampai di kosan Nia langsung membersihkan badannya terlebih dulu sebelum beristirahat. Setelah semuanya selsai Nia hanya rebahan di sela-sela waktu istirahatnya. Sambil menunggu makanan yang dia pesan tiba di kosannya. Nia adalah tipe perempuan yang males untuk menghabiskan waktu istirahatnya hanya untuk keluar
Hari demi hari sudah berlalu. Dan merekapun sudah cukup lama untuk saling mengenal. Bahkan mereka sudah semakin akrab dan terkadang mereka saling bertukar kabar melalui video call.Ridwan adalah lelaki yang sangat ramah sama semua orang. Baik laki-laki ataupun perempuan. Jadi tidak heran jika dia mempunyai banyak teman.Dan dia juga mempunyai banyak teman perempuan yang cukup dekat dengannya. Mereka merasa senang berteman dengan dia, mungkin karena sikapnya yang selalu perhatian sama semua perempuan. Jadi gak salah kalau semua perempuan selalu merasa nyaman berteman dengannya.Ridwan adalah seorang pendengar yang baik dan pemberi saran yang cukup baik. Dan dia juga tak jarang selalu menjadi penenang yang baik ketika perempuan-perempuan itu sedang berada dalam masalah yang cukup berat. Jadi tak heran kalau banyak sekali teman perempuannya yang sering curhat masalah pribadinya sama Ridwan, dari mulai masalah ke
Dari hari senin sampai hari jumat Nia menghabiskan waktunya dengan bekerja. Seperti biasa dia selalu pulang jam setengah lima sore, itu juga kalau gak ada lemburan. Lain lagi kalau lagi ada lembur, Nia kadang pulang kerja sampai jam delapan malam.Namun ketika sudah tiba waktu libur Nia menghabiskan waktu liburnya dengan istirahat dan hanya memanjakan diri dengan rebahan di tempat tidur.Kadang Nia juga mengisi waktu liburnya dengan menelpon orang tua nya. Atau kadang juga dia mengisi waktu liburnya dengan video call dengan Ridwan.Saat Nia sedang enak-enak rebahan tiba-tiba HPnya berdering. Dan ternyata ada panggilan video dari Ridwan. Lalu Nia pun cepat-cepat menjawabnya."Hallo Nia." Kata Ridwan."Iya hallo wan." Jawab Nia."Kamu lagi apa ni?" Tanya Ridwan basa basi."Lagi rebahan Wan mumpung libur kerja. Kamu gak kerja wan? " Tanya Nia."Ini aku lagi kerja tapi lagi nyantai gak sibu
Pada hari-hari berikutnya Bobi dan Nia sudah mulai akrab, bahkan mereka sudah sering bertukar kabar melalui pesan WhatsApp atau bahkan melalui video call. Mereka sudah sering video call, bahkan hampir setiap hari sama seperti Ridwan pada Nia.Terkadang pada saat Nia sedang video call sama Ridwan tiba-tiba Bobi juga nge-video call atau pun kadang sebaliknya.Kalau mereka tidak keberatan, kadang Nia suka menyarankan untuk di gabungkan saja biar mereka bertiga bisa ngobrol bareng dalam waktu yang bersamaan.Tapi Bobi lebih sering menolaknya. Bahkan terkadang dia lebih memilih untuk menunggu saja dan nanti dia akan kembali menghubungi Nia jika Ridwan sudah selsai nelpon Nia.Semakin lama Nia sama Bobi semakin akrab dan semakin dekat. Bahkan Bobi sudah tidak secuek sebelumnya, Bobi sudah sering bercanda dan gak canggung lagi pada Nia.Kadang Bobi juga suka menceritakan tentang dirinya dan menceritakan tentang apapun yang di
Pagi ini mata hari sangat cerah dan Nia masih bermalas-malasan di tempat tidur. Karena hari ini Nia masih libur kerja. Jadi dia bisa bangun agak siang.Setelah kejadian kemarin Nia masih bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya. Dia penasaran ingin bertanya tapi dia gak berani. Dia takut kalau itu hanya bercanda. Akhirnya dia buang pikiran tentang kejadian kemarin. Dia cukup menganggapnya bercanda. Dia menata hatinya supaya tidak bawa perasaan.karena dia tidak mau di kecewakan.Tidak lama kemudian HP Nia berdering, menandakan ada panggilan masuk. Begitu Nia melihatnya, ternyata Bobi yang video call Nia. Lalu Nia pun menjawab panggilan videonya.Nia mencoba untuk bersikap biasa saja. Seolah-olah sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa.Lalu Nia menjawab panggilan video dari Bobi, "hallo kak." Kata Nia."Iya hallo Nia." Jawab Bobi."Ada apa kak?" Tanya Nia."Gak ada apa-apa Nia. Emang gak boleh ya aku
Semakin hari Bobi semakin tertarik dengan Nia.Sementara Ridwan masih terheran-heran dengan kejadian kemarin. Dia tidak percaya kalau temannya yang pemalu bila berhubungan dengan wanita, ternyata bisa berbicara seperti itu di depan Nia dan Ridwan.Ridwan masih bertanya-tanya, apakah itu sungguh atau hanya bercanda semata?Dari pada dia penasaran gak jelas, Ridwan memilih untuk bertanya langsung pada Bobi. Keesokan harinya Ridwan langsung menelpon Bobi untuk memastikannya.Ketika melihat HPnya berdering Bobi langsung melihatnya dan ternyata itu panggilan telpon dari Ridwan. Lalu Bobi langsung menjawab panggilan itu."hallo wan." kata Bobi."iya hallo Bos." kata Ridwan.Ridwan selalu memanggil Bobi dengan nama Bos, karena karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. walaupun dalam status sosial, orang tua Ridwan lebih sukses daripada orang tua Bobi."Ada apa wan? tumben telpon." kata Bobi."gak ada apa-apa bos." kata Ridwan
Ridwan dan Bobi kadang selalu menemani Nia berangkat kerja lewat video call. Sambil Nia jalan ke tempat kerja sambil ngobrol bareng mereka. Ridwan selalu bercandain Bobi kalau lagi video call bareng. "Bos lihat tuh Nia, kasian tau dia jalan kerja capek tau. cepetan dong seriusin jangan di biarin kerja." kata Ridwan. "tenang nanti kalau habis kontrak kerja yang ini dia gak bakalan aku biarin bekerja lagi deh." kata Bobi. "nah gitu dong bos." kata Bobi. "udah dulu ya udah mau masuk ni. aku pamit duluan ya? dah." kata Nia sambil mematikan video call nya. Setelah itu Ridwan dan Bobi membicarakan soal masalah pekerjaan mereka. Dan Ridwan telah memikirkan mateng-mateng, akhirnya Ridwan pun memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat orang lain. Dia memilih untuk membuka usaha sendiri. Dan memulai lagi dari nol. Ridwan lebih fokus pada karirnya yang baru akan di mulai dari nol. sementara Bobi sudah mapan dan siap untuk berumah tangga.
Hidup ini bukan hanya sekedar tentang aku dan kamu, juga bukan hanya srkedar tentang kau dan dia. Hidup ini juga bukan sekedar tentang cinta dan perasaan.Tapi, hidup ini tentang siapa yang benar- benar ingin memperjuangkan. Tentang siapa yang rela berkorban dan tentang siapa yang benar- benar ingin memiliki.Karena pada akhirnya, lelaki yang kita cintai dan yang hanya mencintai kita, akan terkalahkan dengan lelaki yang benar- benar mau memperjuangkan kita.* * *Terkadang tidak semua orang dapat mengerti tentang luka yang kita rasakan. Terkadang tidak semua orang paham atas sakit yang kita terima.Mungkin sebagian orang akan terus menyalahkan ku. Dan sebagian lainnya akan terus menyalahkan dia. Tapi mungkin pada kenyataannya tidak ada yang harus di salahkan, karena ini masalah hati. Jadi, hanya aku, dia, dan tuhan yang tau dan mengerti.Mungkin ini yang dinamakan takdir. Sebagus apapun dan sesempurna apapun rencana kita, tidak akan pernah menjadi nyata jika tuhan tidak mengizinkan.
Setelah sekia lama, Bobi terus srperti itu dan terus menghubungi Nia. Lama kelamaan Nia mulai merasa risih dengan sikap bobi yang seperti itu. Akhirnya Nia memutuskan untuk bersikap tegas pada Bobi.Tak lama kemudian Hp Nia berdering, dan ternyata benar dugaan Nia pasti Bobi yang menelpon Nia. Bobi menghubungi Nia dengan video call. Lalu Nia pun menjawab video call dari Bobi." Hallo Ni." Kata Bobi"Iya Hallo Bob. Ada apa ya?" Jawab Nia"Gak ada apa-apa Ni. Emang kenapa? Aku gak boleh hubungin kamu lagi ya?" Tanya Bobi dengan polosnya"Bukan gitu Bob. Emang pacar kamu gak marah apa kamu hubungi aku terus?" Tanya Nia"Enggaklah, Kan dia gak tau kalau aku masih suka hubungin kamu." Jawab Bobi dengan wajah dan muka datarnya seolah- olah dia gak merasa bersalah sama sekali. Seakan akan prilakunya itu benar."Astagfirlloh Bob." Kata Nia sambil menepuk jidatnya sendiri.Entahlah, Nia gak ngerti dengan cara berpikirnya Bobi.Apa dia tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan pasangannya jika
Waktu terus berjalan dan Nia melanjutkan hidupnya dengan membiasakan diri tanpa kekasih.Banyak lelaki yang mulai mndekati Nia dengan mengajak berkenalan, berteman, dan bahkan ada yang sampai mengajak Nia menikah. Kedengaran nya sih itu aneh bagi Nia, ketika ada lelaki yang tiba-tiba langsung ngajak Nikah tanpa proses perkenalan dulu. Makanya Nia langsung menolaknya. Lagian lelaki itu bukan tipe laki-laki yang di idamkan oleh Nia.Semakin banyak lelaki yang mencoba masuk dalam kehidupan Nia dan mengejar hati Nia, semakin Nia merasa risih. Dan akhirnya Nia tidak lagi merespon laki-laki mana pun.Dari semua laki-laki itu bahkan ada yang mencaci maki Nia lewat inbox facebook dengan sumpah serapahnya."Heh Nia, lu itu jadi cewe sombong banget sih. Kenapa lu cuekin gue? Emang lelaki yang lu cari itu seperti apa sih? Lu punya apa sih sombong banget gak mau ngerespon gue? Aku sumpahin ya lu gak akan nikah-nikah kalau gak bales pesan gue. Lu berani ya sama gue hah?" Kata lelaki itu di facebo
Bab 51Setelah beberapa hari Nia merantau d Sukabumi, Bobi masih saja terus - terusan menghubungi Nia.Nia heran sama sikap Bobi yang terus - terusan seperti itu. Tapi Nia tetap sabar menghadapinya, Nia tidak mau Bobi malah jadi sakit hati kalau seandainya Nia nasehatin dia.Padahal Bobi sendiri sudah punya gebetan baru, tapi kenapa dia masih terus- terusan menghubungi Nia?Apa gebetan barunya terlalu sibuk? Sehingga Bobi mempunyai banyak waktu luang untuk menghubungi Nia.* * *Malam ini seperti biasa Bobi menghubungi Nia lewat video call. Rasanya gak enak kalau Nia tidak menerima panggilannya. Maka dari itu Nia menerima panggilan video call dari Bobi."Hallo" kata Nia"Hallo Nia, apa kabar?" Tanya Bobi"Baik. Kamu sendiri gimana kabarnya?" Tanya Nia"Baik" kata Bobi"Syukurlah kalau baik." Kata NiaNia bingung harus ngomong apa lagi sama Bobi, karena pada kenyataannya su
Nia kira setelah dia pergi jauh meninggalkan kampung halamannya, Bobi tidak akan menghubunginya lagi. Tapi ternyata dugaan Nia salah. Bobi masih tetap terus menghubungi Nia. Meskipun hanya basa basi untuk mencari tau kabar Nia. Bobi juga sering curhat atau bahkan dia meminta pendapat Nia tentang apa yang akan dia lakukan. Hari ini Bobi menghubungi Nia lewat video call. "Hai Nia. Apa kabar." Tanya Bobi. "Hai. Kabar ku baik. Kamu apa kabar?" Tanya Nia "Baik,, baik,, " Kata Bobi "Ya syukurlah." Kata Nia Sebenarnya Nia merasa kesal karena Bobi masih terus menghubungi nya. Bukannya dulu dia yang ini Nia menjauh dari hidupnya? Bukannya dulu dia yang menyuruh Nia pergi jauh meninggalkan kampung halaman agar kita tak saling mengingat lagi. Lalu kenapa sekarang dia terus-terusan menghubungi Nia lagi? Aneh memang. Tapi Nia berusaha untuk tetap
Beberapa hari setelah Nia dan Bobi memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka, Nia mulai mencari informasi lowongan kerja. Dia menanyakan informasi lowongan kerja sama yang punya kontrakan di dekat perusahaan itu. Untungnya Nia masih menyimpan nomor HP itu. Dan ternyata di perusahaan yang dulu Nia pernah kerja, di sana sedang membuka lowongan kerja. Akhirnya Nia memutuskan untuk merantau lagi ke sukabumi. Nia tidak mau terlalu lama berlarut larut meratapi kesedihan nya. Nia harus bisa move on. Dengan dia bekerja di kota orang, dia akan mempunyai banyak kesibukan. Semoga saja itu dapat mengalihkan pikirannya dan secara perlahan bisa melupakan semua masa lalunya. "Aku harus bangkit." Kata Nia dalam hati ketika dia berada di dalam bus tujuan sukabumi. Air matanya terus mengalir sepanjanng dalam perjalanan itu. Nia sudah berusaha untuk kuat, tapi ia tidak bisa menahan air matanya dan akhirnya dia membiarkan air mata itu jatuh. Mun
Setelah beberapa hari Nia menunggu kepastian dari Bobi, akhirnya hari ini Bobi mengajak Nia bertemu di luar untuk membicarakan kelanjutan dari hubungan mereka.Apakah mereka akan terus-terusan menjalani hubungan tanpa kejelasan?Atau mereka akan nekad memaksa agar orang tua Bobi merestui hubungan mereka?Atau mereka malah akan mengakhiri hubungan mereka?Nia sebenarnya takut untuk mendengar keputusan Bobi dan mendengarkan apa yang telah orang tua Bobi katakan pada Bobi. Yaaa tau sendiri kalau lidah itu tidak bertulang, apa lagi orang tuanya Bobi yang tidak cukup pandai menjaga lisannya. Kata-kata nya cukup tajam untuk melukai hati Nia. Tapi mau tidak mau, Nia harus tetap tegar kuat dan harus bisa menerima apapun yang di katakan Bobi nanti.Kali ini Nia sudah lebih pasrah dan ikhlas dengan semua yang akan terjadi nanti. Nia sudah siap jika pada akhirnya mereka harus berpisah. Nia juga sudah siap jika akhirnya Nia harus
Semakin lama, Nia semakin kesal dengan sikap Bobi yang terus-terusan memaksa Nia untuk selalu ada waktu buat dirinya. Bobi juga terus-terusan ingin selalu bertemu dengan Nia walaupun hanya sekedar menghabiskan senja dengan jalan-jalan mengelilingi kota bersama Nia dengan menggunakan sepedah motornya. Nia capek dengan sikap Bobi. Akhirnya Nia berusaha untuk tegas dengan Bobi. Sore ini Bobi mengajak Nia jalan- jalan sore seperti biasa hanya sekedar mengelilingi kota, menghabiskan senja. "Bob." Kata Nia pada saat mereka sedang asik jalan-jalan mengelilingi kota. "Iya Ni, kenapa?" Jawab Bobi "Aku mau nanya serius. Boleh?" Kata Nia "Boleh, Nanya apa Ni?" Kata Bobi "Sebenarnya mau kamu tuh apa sih Bob?" Kata Nia "Apa sih Ni? Aku gak ngerti." Kata Bobi "Yang mau kita putus itu kamu kan? Tapi kenapa sekarang kamu selalu memaksa aku untuk tidak berubah dan kamu mau aku bersikap seper
Setelah Ridwan tau kalau Nia dan Bobi sudah putus, Ridwan dan Nia semakin dekat. Dan setelah Ridwan tau bagaimana perlakuan Bobi dan orang tua nya terhadap Nia, Ridwan menjadi lebih perhatian dan tak jarang Ridwan juga sering meminta Nia ngasih semangat dan do'a untuk dirinya sebelum dia berangkat kerja. Nia juga selalu memberikan Ridwan semangat dan mendo'akan sebelum dia berangkat kerja. Karena Nia berpikir kalau Ridwan adalah orang baik. Nia memang selalu begitu, dia selalu berpikir bahwa semua orang itu baik. Bahkan sama Bobi dan kedua orang tua nya Bobi saja, Nia selalu berpikir kalau mereka itu orang baik seperti dirinya. Nia selalu berpikir kalau mereka akan memperlakukan Nia dengan baik dan akan selalu menghargai orang lain. Tapi nyatanya, tidak semua orang itu baik seperti dirinya, tidak semua orang itu bisa menghargai orang lain seperti dirinya, dan tidak semua orang yang punya hati itu akan selalu menggunakan hatinya.