Hari demi hari sudah berlalu. Dan merekapun sudah cukup lama untuk saling mengenal. Bahkan mereka sudah semakin akrab dan terkadang mereka saling bertukar kabar melalui video call.
Ridwan adalah lelaki yang sangat ramah sama semua orang. Baik laki-laki ataupun perempuan. Jadi tidak heran jika dia mempunyai banyak teman.
Dan dia juga mempunyai banyak teman perempuan yang cukup dekat dengannya. Mereka merasa senang berteman dengan dia, mungkin karena sikapnya yang selalu perhatian sama semua perempuan. Jadi gak salah kalau semua perempuan selalu merasa nyaman berteman dengannya.
Ridwan adalah seorang pendengar yang baik dan pemberi saran yang cukup baik. Dan dia juga tak jarang selalu menjadi penenang yang baik ketika perempuan-perempuan itu sedang berada dalam masalah yang cukup berat. Jadi tak heran kalau banyak sekali teman perempuannya yang sering curhat masalah pribadinya sama Ridwan, dari mulai masalah keluarga sampai masalah percintaan.
Salah satu teman nya adalah Bobi. Tapi dia bukan perempuan. Dia adalah teman laki-laki nya.
Bobi memiliki kepribadian yang berlawanan dengan Ridwan. Jika Ridwan adalah seorang lelaki yang mempunyai banyak teman perempuan, maka Bobi adalah lelaki yang tidak bisa dekat dengan perempuan. Bahkan dia belum pernah pacaran sama sekali. Untuk mengajak berkenalan dengan perempuan di sosial media saja dia tidak mempunyai keberanian.
Pernah beberapa kali di kenalkan kepada perempuan oleh keluarganya, namun semuanya gagal dan gak pernah bertahan lama. Semua perempuan yang dikenalkan keluarganya mundur secara perlahan.
Mungkin karena sikap Bobi yang sangat dingin dan cuek tiada tandingannya. Bobi juga tidak pandai membuka topik pembicaraan sama lawan jenisnya. Bahkan dia gerogi ketika ada cewek yang ngajak video call untuk saling tatap muka.
Entah apa yang membuatnya tidak percaya diri. Padahal jika di bandingkan dengan Ridwan, karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. Masa depan dia juga sudah terlihat cerah. Dia sudah mempunyai bisnis sendiri dan sudah mempunyai rumah sendiri. Dalam segi materinya saat ini dia sudah sangat mapan.
Tapi Ridwan dan Bobi mempunyai kesamaan yang baik, Mereka tidak merokok dan tidak pernah minum minuman beralkohol.
Bobi merantau cukup jauh yang mengharuskan untuk naik kapal atau pesawat, Berbeda dengan Ridwan.
Malam ini Bobi menghubungi Ridwan lewat telpon genggamnya, "Hallo wan? " Kata Bobi.
"Iya hallo Bob." Jawab Ridwan.
"Apa kabar lo?" Tanya Bobi basa basi.
"Baik Bob. Lo sendiri gimana kabar lo?" Tanya Ridwan.
"Gue juga baik wan." Jawab Bobi.
"Tumben lo nelpon gue. Ada apa Bob?" Tanya Ridwan.
"Gak ada apa-apa wan, Biasalah gue cuman mau shareing masalah percintaan aja sama lo." Kata Bobi.
"Kenapa? Lo ada masalah?" Tanya Ridwan.
Lalu Bobi mulai menceritakan apa maksud dan tujuan dia menghubungi Ridwan "gini lo wan, lo tau gue kan? Gue itu orangnya gak bisa dekat sama perempuan, bahkan untuk ngajak kenalan perempuan di sosial media aja gue gak mempunyai keberanian. Sementara di umur gue yang sekarang ini kayaknya gue sudah harus mencari pasangan hidup deh."
"Ya terus hubungannya sama gue apa? Lo mau gue jadi pendamping hidup lo?" Kata Ridwan sambil bercanda dan tertawa.
"Gue serius wan. Lo harus bantuin gue." Kata Bobi.
"Iya gue tau ko Bob. Terus lo butuh bantuan apa dari gue?" Tanya Ridwan.
"Lo kan punya banyak teman atau kenalan perempuan, lo bisa gak kenali gue sama salah satu teman lo?" Tanya Bobi.
Lalu Ridwan bertanya kembali pada Bobi "emang lo cari cewek yang tipenya kayak gimana?"
"Ya kalau bisa sih yang enak di ajak ngobrol dan gak cuek biar bisa nyambung. Yang bisa membuka topik pembicaraan duluan, kalau soal fisik sih lo juga sudah tau kan gimana selera gue" Kata Bobi.
"Ok nanti aku kenalin lo sama temen gue. Nanti kita video call bareng bertiga." Kata Ridwan. Lalu Ridwan melanjutkan pembicaraannya lagi, "tapi menurut gue, mending lo berteman aja dulu sama cwe itu. Jangan di ajak pacaran, karena dia tidak mau di jadikan pacar. Dia mau nyari lelaki yang mau menjalin hubungan yang serius. Tapi kalau mau berteman, dia juga gak bakal keberatan ko. Berteman aja dulu, nanti kalau sudah saling kenal dan sudah bertemu baru boleh lo seriusin kalau lo cocok."
"Ok siap. Tapi lo ceritain dulu karakter gue seperti apa ke dia. Biar dia bisa ngertiin gue." Kata Bobi.
"Ok tenang aja Bob nanti gue kasih tau dulu cewek nya tentang lo. Nyantai aja, dia asik ko orangnya,baik pula." Kata Ridwan.
Setelah lama berbicara Ridwan dan Bobi mengakhiri percakapannya karena hari sudah sangat larut malam. Mereka beristirahat untuk kembali bekerja untuk hari besok.
Dari hari senin sampai hari jumat Nia menghabiskan waktunya dengan bekerja. Seperti biasa dia selalu pulang jam setengah lima sore, itu juga kalau gak ada lemburan. Lain lagi kalau lagi ada lembur, Nia kadang pulang kerja sampai jam delapan malam.Namun ketika sudah tiba waktu libur Nia menghabiskan waktu liburnya dengan istirahat dan hanya memanjakan diri dengan rebahan di tempat tidur.Kadang Nia juga mengisi waktu liburnya dengan menelpon orang tua nya. Atau kadang juga dia mengisi waktu liburnya dengan video call dengan Ridwan.Saat Nia sedang enak-enak rebahan tiba-tiba HPnya berdering. Dan ternyata ada panggilan video dari Ridwan. Lalu Nia pun cepat-cepat menjawabnya."Hallo Nia." Kata Ridwan."Iya hallo wan." Jawab Nia."Kamu lagi apa ni?" Tanya Ridwan basa basi."Lagi rebahan Wan mumpung libur kerja. Kamu gak kerja wan? " Tanya Nia."Ini aku lagi kerja tapi lagi nyantai gak sibu
Pada hari-hari berikutnya Bobi dan Nia sudah mulai akrab, bahkan mereka sudah sering bertukar kabar melalui pesan WhatsApp atau bahkan melalui video call. Mereka sudah sering video call, bahkan hampir setiap hari sama seperti Ridwan pada Nia.Terkadang pada saat Nia sedang video call sama Ridwan tiba-tiba Bobi juga nge-video call atau pun kadang sebaliknya.Kalau mereka tidak keberatan, kadang Nia suka menyarankan untuk di gabungkan saja biar mereka bertiga bisa ngobrol bareng dalam waktu yang bersamaan.Tapi Bobi lebih sering menolaknya. Bahkan terkadang dia lebih memilih untuk menunggu saja dan nanti dia akan kembali menghubungi Nia jika Ridwan sudah selsai nelpon Nia.Semakin lama Nia sama Bobi semakin akrab dan semakin dekat. Bahkan Bobi sudah tidak secuek sebelumnya, Bobi sudah sering bercanda dan gak canggung lagi pada Nia.Kadang Bobi juga suka menceritakan tentang dirinya dan menceritakan tentang apapun yang di
Pagi ini mata hari sangat cerah dan Nia masih bermalas-malasan di tempat tidur. Karena hari ini Nia masih libur kerja. Jadi dia bisa bangun agak siang.Setelah kejadian kemarin Nia masih bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya. Dia penasaran ingin bertanya tapi dia gak berani. Dia takut kalau itu hanya bercanda. Akhirnya dia buang pikiran tentang kejadian kemarin. Dia cukup menganggapnya bercanda. Dia menata hatinya supaya tidak bawa perasaan.karena dia tidak mau di kecewakan.Tidak lama kemudian HP Nia berdering, menandakan ada panggilan masuk. Begitu Nia melihatnya, ternyata Bobi yang video call Nia. Lalu Nia pun menjawab panggilan videonya.Nia mencoba untuk bersikap biasa saja. Seolah-olah sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa.Lalu Nia menjawab panggilan video dari Bobi, "hallo kak." Kata Nia."Iya hallo Nia." Jawab Bobi."Ada apa kak?" Tanya Nia."Gak ada apa-apa Nia. Emang gak boleh ya aku
Semakin hari Bobi semakin tertarik dengan Nia.Sementara Ridwan masih terheran-heran dengan kejadian kemarin. Dia tidak percaya kalau temannya yang pemalu bila berhubungan dengan wanita, ternyata bisa berbicara seperti itu di depan Nia dan Ridwan.Ridwan masih bertanya-tanya, apakah itu sungguh atau hanya bercanda semata?Dari pada dia penasaran gak jelas, Ridwan memilih untuk bertanya langsung pada Bobi. Keesokan harinya Ridwan langsung menelpon Bobi untuk memastikannya.Ketika melihat HPnya berdering Bobi langsung melihatnya dan ternyata itu panggilan telpon dari Ridwan. Lalu Bobi langsung menjawab panggilan itu."hallo wan." kata Bobi."iya hallo Bos." kata Ridwan.Ridwan selalu memanggil Bobi dengan nama Bos, karena karir Bobi lebih sukses dari pada Ridwan. walaupun dalam status sosial, orang tua Ridwan lebih sukses daripada orang tua Bobi."Ada apa wan? tumben telpon." kata Bobi."gak ada apa-apa bos." kata Ridwan
Ridwan dan Bobi kadang selalu menemani Nia berangkat kerja lewat video call. Sambil Nia jalan ke tempat kerja sambil ngobrol bareng mereka. Ridwan selalu bercandain Bobi kalau lagi video call bareng. "Bos lihat tuh Nia, kasian tau dia jalan kerja capek tau. cepetan dong seriusin jangan di biarin kerja." kata Ridwan. "tenang nanti kalau habis kontrak kerja yang ini dia gak bakalan aku biarin bekerja lagi deh." kata Bobi. "nah gitu dong bos." kata Bobi. "udah dulu ya udah mau masuk ni. aku pamit duluan ya? dah." kata Nia sambil mematikan video call nya. Setelah itu Ridwan dan Bobi membicarakan soal masalah pekerjaan mereka. Dan Ridwan telah memikirkan mateng-mateng, akhirnya Ridwan pun memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat orang lain. Dia memilih untuk membuka usaha sendiri. Dan memulai lagi dari nol. Ridwan lebih fokus pada karirnya yang baru akan di mulai dari nol. sementara Bobi sudah mapan dan siap untuk berumah tangga.
semakin lama Nia dan Bobi semakin dekat, Bahkan Bobi sudah mengenalkan Nia kepada orang tua nya. Dan orang tua nya juga setuju-setuju aja dengan pilihan Bobi. Bobi mengenalkan Nia kepada orang tua nya sebagai kekasih nya dan berniat untuk menjalin hubungan yang serius dengan Nia. Orang tua nya juga mendukung hubungan mereka.Bobi mengenalkan Nia pada orang tua nya lewat video call."Assalamualaikum mah, apa kabar?" kata Bobi pada mamah nya."wa'alaikumsalam Bobi. Alhamdulillah baik Bob. Bobi apa kabar?" tanya ibu Bobi."Alhamdulillah mah kabar Bobi baik. mah, kenalin ini ada Nia yang suka Bobi ceritain ke mamah." kata Bobi."oh ini yang nama nya Nia. salam kenal Nia." kata ibu Bobi."oh iya Bu, salam kenal Bu." kata Nia.Lalu ibu nya bertanya pada Nia, "kenal dengan Bobi dari mana Nia?""Di kenalin sama Ridwan teman nya Bobi bu." kata Nia."oh iya. Nia Rumah nya dimana?" kata ibu Bobi."Di tasik Bu."
Seperti biasa hari-hari berikutnya Bobi selalu nelpon Nia, dari membicarakan hal-hal yang gak penting sampai membicarakan masa depan."Nia, kamu tau gak?" Tanya Bobi."Tau apa kak?" Kata Nia."Aku hari ini cape banget." Kata Bobi."Tumben cape, kan kakak kerjanya perasaan gak begitu cape deh." Kata Nia"Iya tapi sekarang cape banget soalnya aku abis beli barang banyak banget. Jdi tadi tuh yang seharusnya jam 12 aku udah pulang, aku jadi pulang jam 3 sore." Kata Bobi."Oh gitu. Yang sabar ya kak. Cape dalam kerja itu biasa. Kita harus bersyukur masih punya pekerjaan dan penghasilan. Di luar sana masih banyak orang yang ingin bekerja dan belum punya penghasilan. Bahkan mungkin masih banyak orang yang mendambakan pekerjaan seperti kakak." Kata Nia."Iya Nia aku juga bersyukur kok." Kata Bobi"Oh iya Nia aku mau nanya boleh gak?" Tanya Bobi."Boleh, emang mau nanya apa?" Kata Nia
Setelah Bibi Ani membicarakan Rina orang yang Bobi inginkan untuk menjadi pendamping hidup Bobi, lalu kesokan harinya Bibi Ani pun pergi berkunjung ke rumah Rina yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Bibi Ani dan Bobi.Mungkin untuk menuju rumah Rina, Bibi Ani dan mang Dion suami dari Bibi Ani tidak perlu menggunakan kendaraan. Mereka cukup berjalan kaki untuk menuju rumah Rina."Assalamualaikum" Kata Mang Dion dan Bibi Ani sambil mengetuk rumah orang tua nya Rina."Wa'alaikumsalam." Jawab orang tua nya Rina."Silahkan masuk pak, Buk. Silahkan duduk." Ibu asih mempersilahkan mang Dion dan Bibi Ani masuk kedalam rumah nya.Lalu ibu Asih berteriak meminta Rina untuk menjamu tamu "Rin, tolong ambilkan air minum untuk ibu Ani dan pak Dion.""Iya mah." Jawab Rina yang sedang di dapur menyiapkan minum untuk tamu.Tak lama kemudian Rina datang sambil membawa minuman dan makanan untuk tamu "sila
Hidup ini bukan hanya sekedar tentang aku dan kamu, juga bukan hanya srkedar tentang kau dan dia. Hidup ini juga bukan sekedar tentang cinta dan perasaan.Tapi, hidup ini tentang siapa yang benar- benar ingin memperjuangkan. Tentang siapa yang rela berkorban dan tentang siapa yang benar- benar ingin memiliki.Karena pada akhirnya, lelaki yang kita cintai dan yang hanya mencintai kita, akan terkalahkan dengan lelaki yang benar- benar mau memperjuangkan kita.* * *Terkadang tidak semua orang dapat mengerti tentang luka yang kita rasakan. Terkadang tidak semua orang paham atas sakit yang kita terima.Mungkin sebagian orang akan terus menyalahkan ku. Dan sebagian lainnya akan terus menyalahkan dia. Tapi mungkin pada kenyataannya tidak ada yang harus di salahkan, karena ini masalah hati. Jadi, hanya aku, dia, dan tuhan yang tau dan mengerti.Mungkin ini yang dinamakan takdir. Sebagus apapun dan sesempurna apapun rencana kita, tidak akan pernah menjadi nyata jika tuhan tidak mengizinkan.
Setelah sekia lama, Bobi terus srperti itu dan terus menghubungi Nia. Lama kelamaan Nia mulai merasa risih dengan sikap bobi yang seperti itu. Akhirnya Nia memutuskan untuk bersikap tegas pada Bobi.Tak lama kemudian Hp Nia berdering, dan ternyata benar dugaan Nia pasti Bobi yang menelpon Nia. Bobi menghubungi Nia dengan video call. Lalu Nia pun menjawab video call dari Bobi." Hallo Ni." Kata Bobi"Iya Hallo Bob. Ada apa ya?" Jawab Nia"Gak ada apa-apa Ni. Emang kenapa? Aku gak boleh hubungin kamu lagi ya?" Tanya Bobi dengan polosnya"Bukan gitu Bob. Emang pacar kamu gak marah apa kamu hubungi aku terus?" Tanya Nia"Enggaklah, Kan dia gak tau kalau aku masih suka hubungin kamu." Jawab Bobi dengan wajah dan muka datarnya seolah- olah dia gak merasa bersalah sama sekali. Seakan akan prilakunya itu benar."Astagfirlloh Bob." Kata Nia sambil menepuk jidatnya sendiri.Entahlah, Nia gak ngerti dengan cara berpikirnya Bobi.Apa dia tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan pasangannya jika
Waktu terus berjalan dan Nia melanjutkan hidupnya dengan membiasakan diri tanpa kekasih.Banyak lelaki yang mulai mndekati Nia dengan mengajak berkenalan, berteman, dan bahkan ada yang sampai mengajak Nia menikah. Kedengaran nya sih itu aneh bagi Nia, ketika ada lelaki yang tiba-tiba langsung ngajak Nikah tanpa proses perkenalan dulu. Makanya Nia langsung menolaknya. Lagian lelaki itu bukan tipe laki-laki yang di idamkan oleh Nia.Semakin banyak lelaki yang mencoba masuk dalam kehidupan Nia dan mengejar hati Nia, semakin Nia merasa risih. Dan akhirnya Nia tidak lagi merespon laki-laki mana pun.Dari semua laki-laki itu bahkan ada yang mencaci maki Nia lewat inbox facebook dengan sumpah serapahnya."Heh Nia, lu itu jadi cewe sombong banget sih. Kenapa lu cuekin gue? Emang lelaki yang lu cari itu seperti apa sih? Lu punya apa sih sombong banget gak mau ngerespon gue? Aku sumpahin ya lu gak akan nikah-nikah kalau gak bales pesan gue. Lu berani ya sama gue hah?" Kata lelaki itu di facebo
Bab 51Setelah beberapa hari Nia merantau d Sukabumi, Bobi masih saja terus - terusan menghubungi Nia.Nia heran sama sikap Bobi yang terus - terusan seperti itu. Tapi Nia tetap sabar menghadapinya, Nia tidak mau Bobi malah jadi sakit hati kalau seandainya Nia nasehatin dia.Padahal Bobi sendiri sudah punya gebetan baru, tapi kenapa dia masih terus- terusan menghubungi Nia?Apa gebetan barunya terlalu sibuk? Sehingga Bobi mempunyai banyak waktu luang untuk menghubungi Nia.* * *Malam ini seperti biasa Bobi menghubungi Nia lewat video call. Rasanya gak enak kalau Nia tidak menerima panggilannya. Maka dari itu Nia menerima panggilan video call dari Bobi."Hallo" kata Nia"Hallo Nia, apa kabar?" Tanya Bobi"Baik. Kamu sendiri gimana kabarnya?" Tanya Nia"Baik" kata Bobi"Syukurlah kalau baik." Kata NiaNia bingung harus ngomong apa lagi sama Bobi, karena pada kenyataannya su
Nia kira setelah dia pergi jauh meninggalkan kampung halamannya, Bobi tidak akan menghubunginya lagi. Tapi ternyata dugaan Nia salah. Bobi masih tetap terus menghubungi Nia. Meskipun hanya basa basi untuk mencari tau kabar Nia. Bobi juga sering curhat atau bahkan dia meminta pendapat Nia tentang apa yang akan dia lakukan. Hari ini Bobi menghubungi Nia lewat video call. "Hai Nia. Apa kabar." Tanya Bobi. "Hai. Kabar ku baik. Kamu apa kabar?" Tanya Nia "Baik,, baik,, " Kata Bobi "Ya syukurlah." Kata Nia Sebenarnya Nia merasa kesal karena Bobi masih terus menghubungi nya. Bukannya dulu dia yang ini Nia menjauh dari hidupnya? Bukannya dulu dia yang menyuruh Nia pergi jauh meninggalkan kampung halaman agar kita tak saling mengingat lagi. Lalu kenapa sekarang dia terus-terusan menghubungi Nia lagi? Aneh memang. Tapi Nia berusaha untuk tetap
Beberapa hari setelah Nia dan Bobi memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka, Nia mulai mencari informasi lowongan kerja. Dia menanyakan informasi lowongan kerja sama yang punya kontrakan di dekat perusahaan itu. Untungnya Nia masih menyimpan nomor HP itu. Dan ternyata di perusahaan yang dulu Nia pernah kerja, di sana sedang membuka lowongan kerja. Akhirnya Nia memutuskan untuk merantau lagi ke sukabumi. Nia tidak mau terlalu lama berlarut larut meratapi kesedihan nya. Nia harus bisa move on. Dengan dia bekerja di kota orang, dia akan mempunyai banyak kesibukan. Semoga saja itu dapat mengalihkan pikirannya dan secara perlahan bisa melupakan semua masa lalunya. "Aku harus bangkit." Kata Nia dalam hati ketika dia berada di dalam bus tujuan sukabumi. Air matanya terus mengalir sepanjanng dalam perjalanan itu. Nia sudah berusaha untuk kuat, tapi ia tidak bisa menahan air matanya dan akhirnya dia membiarkan air mata itu jatuh. Mun
Setelah beberapa hari Nia menunggu kepastian dari Bobi, akhirnya hari ini Bobi mengajak Nia bertemu di luar untuk membicarakan kelanjutan dari hubungan mereka.Apakah mereka akan terus-terusan menjalani hubungan tanpa kejelasan?Atau mereka akan nekad memaksa agar orang tua Bobi merestui hubungan mereka?Atau mereka malah akan mengakhiri hubungan mereka?Nia sebenarnya takut untuk mendengar keputusan Bobi dan mendengarkan apa yang telah orang tua Bobi katakan pada Bobi. Yaaa tau sendiri kalau lidah itu tidak bertulang, apa lagi orang tuanya Bobi yang tidak cukup pandai menjaga lisannya. Kata-kata nya cukup tajam untuk melukai hati Nia. Tapi mau tidak mau, Nia harus tetap tegar kuat dan harus bisa menerima apapun yang di katakan Bobi nanti.Kali ini Nia sudah lebih pasrah dan ikhlas dengan semua yang akan terjadi nanti. Nia sudah siap jika pada akhirnya mereka harus berpisah. Nia juga sudah siap jika akhirnya Nia harus
Semakin lama, Nia semakin kesal dengan sikap Bobi yang terus-terusan memaksa Nia untuk selalu ada waktu buat dirinya. Bobi juga terus-terusan ingin selalu bertemu dengan Nia walaupun hanya sekedar menghabiskan senja dengan jalan-jalan mengelilingi kota bersama Nia dengan menggunakan sepedah motornya. Nia capek dengan sikap Bobi. Akhirnya Nia berusaha untuk tegas dengan Bobi. Sore ini Bobi mengajak Nia jalan- jalan sore seperti biasa hanya sekedar mengelilingi kota, menghabiskan senja. "Bob." Kata Nia pada saat mereka sedang asik jalan-jalan mengelilingi kota. "Iya Ni, kenapa?" Jawab Bobi "Aku mau nanya serius. Boleh?" Kata Nia "Boleh, Nanya apa Ni?" Kata Bobi "Sebenarnya mau kamu tuh apa sih Bob?" Kata Nia "Apa sih Ni? Aku gak ngerti." Kata Bobi "Yang mau kita putus itu kamu kan? Tapi kenapa sekarang kamu selalu memaksa aku untuk tidak berubah dan kamu mau aku bersikap seper
Setelah Ridwan tau kalau Nia dan Bobi sudah putus, Ridwan dan Nia semakin dekat. Dan setelah Ridwan tau bagaimana perlakuan Bobi dan orang tua nya terhadap Nia, Ridwan menjadi lebih perhatian dan tak jarang Ridwan juga sering meminta Nia ngasih semangat dan do'a untuk dirinya sebelum dia berangkat kerja. Nia juga selalu memberikan Ridwan semangat dan mendo'akan sebelum dia berangkat kerja. Karena Nia berpikir kalau Ridwan adalah orang baik. Nia memang selalu begitu, dia selalu berpikir bahwa semua orang itu baik. Bahkan sama Bobi dan kedua orang tua nya Bobi saja, Nia selalu berpikir kalau mereka itu orang baik seperti dirinya. Nia selalu berpikir kalau mereka akan memperlakukan Nia dengan baik dan akan selalu menghargai orang lain. Tapi nyatanya, tidak semua orang itu baik seperti dirinya, tidak semua orang itu bisa menghargai orang lain seperti dirinya, dan tidak semua orang yang punya hati itu akan selalu menggunakan hatinya.