Share

Hanya Dimanfaatkan

Saat kami tiba di butik, terlihat olehku mas Damar tengah mencengkeram kerah baju mas Aditia. Terlihat beberapa pengunjung pria berusaha melerai mereka berdua. Aku segera berlari mendekat ke arah mereka berdua. Saat aku telah berada pada jarak yang cukup dekat dengan mereka, dapat kulihat dengan jelas, ada memar di wajah mas Aditia. Sepertinya mereka berdua sudah sempat adu jotos.

“Sudah! Berhenti! Apa apaan sih kalian berdua. Apa kalian nggak malu jadi tontonan?” Ucapku coba melerai perkelahian mereka berdua. Aku menarik ujung kemeja mas Damar. Berharap ia segera bisa menguasai diri. Tapi, karena mas Damar benar benar telah dikuasai emosi, sepertinya ia tak menyadari kedatanganku. Bahkan keberadaanku di belakangnya. Ia menepis kasar tanganku dengan tenaga penuh. Alhasil aku terdorong ke belakang. Membuatku hampir saja terjungkal, andai tak ada Rendra yang menahan tubuhku.

“Kamu nggak pa pa khan, Ren?” Tanya Rendra memastikan kondisiku. Ia menampakkan raut wajah khawatir. Aku mengangg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status