Home / Romansa / Bukan Sekedar Sahabat / 67. Arisan Di Rumah Nathan

Share

67. Arisan Di Rumah Nathan

Author: Bai_Nara
last update Last Updated: 2023-02-20 09:12:29

"Pergi!"

"Hahaha. Ayo kita bersenang-senang." Sosok tak jelas wajahnya menyeringai di depan Fina.

Fina berteriak meminta tolong. Sayang tak ada yang datang. Dia sendirian bersama sosok jahat yang kini semakin mendekat ke arahnya.

"Pergi! Pergi."

"Tidak bisa. Kita harus bersenang-senang. Hahaha."

"Pergi."

Fina berontak namun pria tersebut semakin mendekat ke arahnya. Fina berteriak.

"Tidak!"

Fina terbangun. Tubuhnya berkeringat dan bergetar hebat. Fina beristighfar, memohon ampunan. Mimpi itu ternyata datang lagi. Mimpi yang berulangkali menyapa dan membuat tidur Fina jadi tidak nyenyak. Nyaris setiap malam dia ketakutan. Takut mimpi buruk itu kembali lagi. Fina mengusap wajah, dia segera turun dari ranjang begitu mendengar suara Azan subuh. Dia akan mandi, sholat dan kembali mengadu pada Allah.

Dalam sujudnya, Fina meminta maaf pada Allah. Selain itu dia juga meminta perlindungan untuk dijauhkan dari orang-orang yang berniat jahat pada dirinya dan keluarganya.

Selesai sholat, Fina m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yosefa Wahyu
slow update...bikin tambah penasaran...
goodnovel comment avatar
Siti Khatijah Mazlan
update lagi yaa Thor...selalu tunggu updatenya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Sekedar Sahabat   68. Alasan Klasik

    Zio dan Arini masih saling menatap dengan berurai air mata. Beberapa pengunjung terlihat memperhatikan. Mereka diam penuh keingintahuan."Ibu. Ibu Arini.""Nathan. Nathan."Zio dan Arini saling mendekat. Mereka berhadapan. Air mata keduanya sudah bercucuran. Zio langsung memeluk ibu asuhnya. Ibu yang mengandungnya. Arini tak bisa menahan rasa di hatinya. Dia terus memeluk putranya. Putra yang dikandungnya meski bukan darah dagingnya.Lama keduanya larut dalam euforia tangis bahagia. Hingga tak menyadari kalau orang-orang di sekeliling mereka menatap penuh keingintahuan. Suami Arini yang pertama bersuara."Rin. Bawa Nathan ke rumah saja. Sana ngobrol di sana." Sang lelaki yang bernama Yanto dan merupakan suami dari Arini berbicara lembut. Zio dan Arini melepas pelukan. Arini menatap suaminya. Tatapan penuh terima kasih, Arini layangkan untuk suaminya. Sang suami membalas dengan senyum tulus dan tanda pemakluman.Arini mengajak Zio menuju ke rumahnya. Mereka berjalan melewati jalan, me

    Last Updated : 2023-02-21
  • Bukan Sekedar Sahabat   69. Senja Di Malioboro

    Fina menatap lalu lintas di depannya, sesekali dia menghembuskan napas dengan kasar. Sahabatnya yang sudah menjadi bidan sesekali terkekeh melihat aksi Fina."Kalau kangen, telepon aja Fin. Jangan gengsi."Fina menatap sahabat bidannya. Wajahnya murung."Kita udah lama gak kontekan, dia gak ngasih kabar aku dan aku merasa gak harus ngabarin dia dulu.""Ya samperin aja ke Merapi. Sekalian nyari wangsit di sana."Fina menghembuskan napasnya. Ada rasa rindu tapi juga malu kalau harus chat duluan. Genap dua belas bulan baik Zio dan Fina menjalani kegiatan intership. Selama itu pula keduanya jarang bertemu. Awalnya mereka masih saling berbalas pesan di bulan pertama hingga bulan ketiga. Setelah itu makin lama makin jarang. Hanya sesekali atau Zio yang akan meneleponnya di akhir pekan. Di bulan kelima, Zio sudah tak pernah menelepon. Jangankan menelepon, chat saja tak pernah dan terus berlanjut hingga akhir bulan delapan. Di bulan ke sembilan, Fina pernah mendapat pasien yang tidak bisa dia

    Last Updated : 2023-03-13
  • Bukan Sekedar Sahabat   70. Melepasmu Dengan Ikhlas

    Sepasang pemuda dan pemudi sedang duduk dalam diam di bangku tunggu. Mereka sedang berada di bandara Jogja. Sang pemuda sesekali mengecek arlojinya, memastikan waktu keberangkatan yang tak sampai setengah jam lagi. Sementara si pemudi hanya duduk diam sambil memainkan ujung tuniknya. Meremas-remas dan berakhir dengan hembusan napas yang terlalu keras.Pengumuman kedatangan pesawat dengan nomer yang sama dengan pesawat yang akan dinaiki Zio menjadi penutus keheningan. Zio berdiri, pun dengan Fina. Keduanya bertatapan lalu saling menunduk."Aku pergi, Fin. Jaga diri kamu baik-baik."Fina hanya diam, tetapi setetes, dua tetes air matanya mulai jatuh."Salam buat keluarga di rumah ya Fin. Kalau ketemu Pak Warjo sama Bu Narti, sampaikan maafku karena belum sempat main. Terus bilang ke Om Rayyan juga, maaf belum sempet sungkem."Fina masih diam. Suara keramaian khas bandara sepertinya bukanlah hal yang patut dipusingkan oleh kedua sahabat. Mereka terlalu larut dalam perasaan sedih satu sama

    Last Updated : 2023-03-25
  • Bukan Sekedar Sahabat   71. Balik Menjebak

    Zio sedang menatap keindahan menara Eiffel yang bertabur cahaya lampu di malam hari. Meski tempat ini sudah sering dia kunjungi semenjak kembali ke Paris satu bulan yang lalu, tetapi Zio tak pernah bosan mengunjungi menara penuh sejarah ini."Kamu gak bosan ke sini terus?""Gak.""Ck. Sekali-sekali ikut aku ke club kenapa?""Gak.""Dih! Mentang-mentang udah menganut agama baru, sok agamis kau!" ucap Lionel dalam bahasa Perancis.Zio tak mempedulikan ocehan sepupunya. Meski Lionel sepupu yang baik, tapi hobby clubingnya mengganggu Zio. Sudah berkali-kali Lionel mengajak Zio, dan berkali-kali Zio menolak pula. Bahkan Lionel sempat memaksa Zio menenggak minuman haram itu dengan bantuan sepupu yang lain. Berakibat keduanya jadi adu duel dan harus diselesaikan lewat perkumpulan keluarga. Sejak saat itu, keduanya terlibat perang dingin. Meski, secara tatap muka, mereka baik-baik saja namun Lionel masih kesal dengan Zio. Menurut Lionel, Zio itu sok agamis. Dan sok ganteng. Padahal memang gan

    Last Updated : 2023-03-25
  • Bukan Sekedar Sahabat   72. Pernikahan Lionel dan Flo

    Lionel dan Flo langsung disidang oleh Felix. Sementara Zio dengan wajah pura-pura bingung hanya menatap drama di depannya. Dalam hati dia merasa senang bisa menjebak Flo sekaligus membuat Lionel kapok. Jujur saja, Zio sudah kesal dengan sikap Lionel yang suka gonta-ganti pacar. Terakhir dia memutuskan mantannya bernama Jessie dalam keadaan hamil. Yang lebih membuat Zio berang, Lionel menyuruh Jessie aborsi. Beruntung Jessie menolak dan memilih mempertahankan bayinya. Jessie sendiri memilih tinggal bersama neneknya di Lyon. "Dad ini gak seperti yang Dad pikir. Flo kira tadi ...?" Flo menatap kesal pada Lionel."Kenapa kamu yang di sofa?""Mana kutahu, aku kan mabuk. Lagian kenapa kamu ke sini? Kamu loh yang nyodorin diri, aku sih tak masalah. Aku cowok normal, ada yang menyerahkan diri ya mau dong, rejeki gak mungkin kutolak.""Apa?! Tapi kamu ...?""Terus aku kenapa? Kamu juga udah biasa kan? Buktinya gak ada darah, gampang-gampang aja aku masuk," sinis Lionel yang merasa kesal perka

    Last Updated : 2023-03-26
  • Bukan Sekedar Sahabat   73. Dendam Yang Belum Tuntas

    Fina menatap kartu undangan di atas meja belajarnya. Berkali-kali dia hanya bisa menghembuskan napas. Rasanya tidak percaya kalau dia akan menikah dengan Nathan. Tapi surat undangan sudah tercetak, tinggal dibagikan."Beneran mau nikah sama Nathan. Ya Allah!" Fina memilih naik ke ranjang, bergelung dengan bantal dan selimut. Bergalau tak berkesudahan.Satu semester ini, Fina melewati program spesialisnya sambil menata hati. Menata hati karena semenjak Zio kembali ke Paris, komunikasi keduanya jadi terputus. Baik Zio dan Fina saling menghindar dan tidak mau menghubungi duluan. Ketidakberadaan Zio, terasa ada ruang kosong di hatinya."Apa kamu baik-baik saja Zi? Kamu udah punya pacar belum? Atau malah udah nikah? Hiks, kamu kok gak menghubungi aku sih? Aku kan kangen."Tanpa dia sadari, air mata Fina mengalir dengan deras."Aku kangen Zi. Aku gak mau nikah sama Nathan. Dia sama ibunya jahat sama keluargaku. Tukang fitnah. Kamu tega Zi ninggalin aku. Coba kamu di sini. Kan aku punya temp

    Last Updated : 2023-03-27
  • Bukan Sekedar Sahabat   74. Gagal Nikah

    "Kamu yakin gak mau ngasih tahu ke Zizi kalau kamu mau nikah?"Fina menggeleng. "Gak usah.""Heh! Aku gak ngerti deh sama kamu dan Zizi. Kalian aneh. Suka tapi pada gedein gengsi."Fina tersenyum. "Bukannya kamu juga? Udah jelas suka sama Mas Abi tapi masih jaga gengsi. Mau nikah kapan?""Au Ah."Fina tertawa. Setidaknya mengganggu Risa sedikit menghilangkan kegundahan hatinya. Kedatangan sahabat-sahabat Fina membuat kesedihan yang mendera beberapa hari ini sedikit berkurang."Fin, nomer Zizi kok gak bisa dihubungi ya? Udah tahu kan kamu mau nikah?" tanya Yuni yang sekarang sedang hamil anak pertamanya. Akhirnya Yuni bisa menemukan tambatan hati dan move on dari Kahfi.Fina tersenyum lalu menggeleng."Lah, kok gak ngasih tahu?""Mungkin dia sibuk. Gak papa, lagian belum tentu bisa datang." Fina kembali mengulas senyum. Yuni dan Emi saling menatap, lalu keduanya menatap Risa yang memberi kode untuk jangan membahas Zio. Emi dan Yuni pun paham dan memilih mengajak Fina bicara banyak hal

    Last Updated : 2023-03-28
  • Bukan Sekedar Sahabat   75. Peringatan Untuk Nathan

    Nathan keluar dari ruangan Mr. Oliver dengan hati yang terasa lapang. Pembicaraan selama dua jam di dalam telah menghasilkan banyak poin-poin penting yang intinya, mereka akan bekerja sama untuk dua tahun mendatang."Yes! Aku sukses Fina. Sukses." Nathan berteriak lalu dia segera mengendarai mobilnya untuk mencari makan.Nathan segera mencari restoran termahal yang bisa dia temukan. Beberapa makanan khas Jerman dia coba. Selesai makan, Nathan membuka ponselnya. Ada banyak chat dan misscalled dari Fina dan keluarganya. Nathan memutuskan untuk cuek dulu ."Maaf Fin. Kata Mom, aku harus fokus. Dan aku memang akan fokus. Setelah ini selesai, percayalah aku akan mengganti semua kesedihanmu dengan kebahagiaan."Selesai dari Jerman. Nathan langsung bertolak ke Paris. Di Paris, dia benar-benar menghindari pertemuan dengan Zio. Dia bersyukur hampir satu bulan di sana, dia tak bertemu dengan Zio."Dad.""Iya.""Dad tidak bekerja sama dengan perusahaan Evrard kan?""Tidak. Mereka kan bergerak d

    Last Updated : 2023-03-29

Latest chapter

  • Bukan Sekedar Sahabat   97. Ekstra Part

    Sepuluh Tahun Kemudian Zio baru selesai bertugas. Dia segera membereskan barang-barangnya, memasukkan ke dalam tas, menaruh jas dan sneli pada tempatnya lalu segera keluar dari ruangannya. Di sepanjang koridor dia menyapa para perawat, rekan kerja atau tersenyum pada pasien atau pengunjung yang berpapasan dengannya. Sampai di parkiran dia segera masuk ke dalam mobil. Satu jam kemudian dia sudah sampai di rumah. "Sore Tuan Nathan." "Sore Gemma. Fin Fin sudah pulang?" "Belum, Nona Fina masih harus menunggu satu pasiennya yang mau melahirkan." "Oh, anak-anak mana?" tanyanya sambil melirik ke arah jam dinding yang menunjuk angka setengah empat. "Jalan-jalan bersama Tuan Besar dan Nyonya." "Oke. Aku mandi dulu ya Gemma." "Baik, Tuan." Zio segera masuk ke kamarnya. Zio dan Fina akhirnya tidak LDR-an lagi sejak sembilan tahun yang lalu. Baik Fina dan Zio menyelesaikan program spesialis tepat waktu. Di sini Zio harus mengacungkan trofi buat sang istri. Di saat dia hanya memikirkan ku

  • Bukan Sekedar Sahabat   96. Kelahiran Sacha (Tamat)

    Tarik napas hembuskan. Fina berkali-kali mencoba mengontrol napasnya dan menahan agar tidak mengejan duluan. Sesuai perkiraan ternyata hari kelahiran putrinya hanya maju tiga hari dari HPL. Sang suami sudah diberitahu sejak Fina sering mengalami kontraksi palsu dua hari yang lalu. Zio bilang akan mengusahakan pulang, tetapi Fina paham jarak Paris-Purwokerto sangat jauh. Tapi tetap saja dia berharap sang suami segera pulang. "Suamimu katanya pakai jet pribadi lagi. Biasa nyewa punya temennya Mr. Oliver." Emma yang sejak satu minggu yang lalu sudah di Purwokerto menemani Fina bersama Nasha. Bahkan Ibu Arini juga sedang perjalanan menuju ke rumah sakit. "Sakit Sayang?" tanya Emma. Fina hanya mengangguk. Dia hampir mewek tapi berusaha tegar. Sang ibu yang paham apa yang dirasakan putrinya. Mengelus punggung sang anak yang sedang rebahan dalam posisi miring ke kiri. "Banyak istighfar ya Nduk. Mamah tahu rasanya. Kamu kuat." Fina tak bisa menahan tangisnya. Dia menarik tangan sang ibu

  • Bukan Sekedar Sahabat   95. Aku, Kamu dan Kita

    Zio sedang mengangguk-angguk sambil mendengarkan perkataan dosennya. Sejak satu jam yang lalu sang dosen yang sedang marah memarahi Zio karena berani membolos dari ujian. Fina yang kasihan kepada suaminya, turut membantu. Dengan jurus rayuan maut, Fina meminta ijin pada sang dosen untuk bicara. Dia bercerita apa adanya kalau dia dan Zio bertengkar hebat yang menyebabkan Zio langsung ke Indonesia demi menyelesaikan masalah rumah tangga. Cukup lama keduanya bicara.Zio padahal sudah pasrah jika harus mengulang satu tahun lagi. Tapi rupanya aksi heroik Zio membuat dosennya, prof. Louisa yang terkenal killer jadi simpati. Bahkan menyebabkan Zio harus mendengarkan kisah cinta sang dosen dengan suaminya yang juga penuh liku drama. Zio antara harus bersyukur dan siap kuping. Bersyukur dia diberi keringanan dan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan tapi dia juga harus membayar kebaikan hati sang dosen dengan mendengarkan cerita sang dosen selama hampir dua jam. Fina sendiri hanya menyaks

  • Bukan Sekedar Sahabat   94. Hukuman Untuk Fina

    Flo tertawa saat melihat ponselnya menampilkan nomer Fina. Rupanya Fina mengajaknya melakukan panggilan video call. Flo segera memposisikan dirinya di samping pria yang semalaman berbagi peluh, cairan dan kenikmatan bersamanya. Dia segera menekan tombol terima dan tampaklah wajah Fina yang menatap Flo dengan tatapan membunuh."Hai Fin, gimana kabarmu? Masih sehat kan? Hahaha. Eh, suamimu semalam hebat banget tahu. Kemarin dia semalaman bersama Aisyah, dan tadi malam dia menghabiskan malam bersamaku. Hahaha. Kita habis kamu tahu lah ... bercinta." Flo menunjukkan leher dan bagian tubuh atasnya yang penuh tanda merah. Dia bahkan sengaja masih belum memakai baju dan menutupi bagian tubuhnya dengan selimut. Bukan itu saja, Flo bahkan sengaja memancing kemarahan Fina dengan mengecup punggung toples lelaki yang kini masih tidur di ranjangnya.Fina menampilkan ekspresi marah dan air matanya sudah meleleh, meluber-luber bersamaan dengan ingusnya."Brengsek kamu, Flo," desis Fina."Hahaha. Ya

  • Bukan Sekedar Sahabat   93. Menghajar Pelakor

    Fina baru saja menyelesaikan sholat subuhnya. Dia menatap jam yang menunjuk angka lima. Fina memegang perutnya yang sudah meronta-ronta ingin makan. Mau marah terus sama suami dan ngumpet terus di kamar juga bukan pilihan yang baik. "Kamu lapar ya Dek? Umi juga, tapi Umi masih marah sama Abi kamu. Nyebelin." Fina mengelus perutnya, tapi dasarnya sudah sangat lapar, perutnya sampai berbunyi. Fina sudah tak peduli dengan aksi marahnya pada suami. Dia memutuskan bangkit dan keluar kamar. "Bodo amat. Aku marah tapi aku lapar, ya aku mau makan." Fina segera membuka pintu kamarnya, namun dia kaget mendapati sesosok tubuh terjatuh mengenai kakinya. Fina berteriak dan meminta Zio bangun. Saking marahnya dia hendak menggunakan kakinya untuk membangunkan sang suami tapi sadar itu gak sopan dan dosa pula. Akhirnya Fina berjongkok dan membangunkan suaminya. "Hei bangun. Jangan tidur di sini. Sana tidur di kamar tamu." Fina mengguncang-guncang tubuh suaminya. "Zi, bangun Zi. Hei bangun." Ta

  • Bukan Sekedar Sahabat   92. Karena Kamu Istriku

    Sebuah pesan mampir di ponsel Fina. Tubuhnya bergetar akibat menahan amarah.[Kamu lihat, suamimu di sini banyak yang naksir. Dan dia selalu ada waktu untukku, putriku dan wanita lain. Jadi jangan berpikir kalau kamu itu cuma satu-satunya. Ya mungkin kamu satu-satunya di Indonesia tapi di Paris, Nathan punya kami]Fina hampir membanting ponselnya saat lagi-lagi Flo mengiriminya foto. Tadi foto Zio sedang berpelukan dengan Aisyah dan sekarang giliran foto toples lelaki yang mirip Zio sedang tiduran bersama Florence.[Kami sering menghabiskan waktu berdua, di tempat tidur. Dia memang hebat, selalu bikin puas dan dia sangat suka kalau aku di bawah. Dia bilang suka melihat ekspresiku saat mengerang di bawah tubuhnya. Hahaha. Dia juga bilang kalau sekarang kamu gak bisa menuhin hasrat dia gara-gara lagi hamil. Dan dia bilang kini kamu terlalu gendut, gak enak buat dipandang apalagi diajak gelut di kasur hahaha]Florence bahkan sampai mengirimkan emoticon tertawa mengejek membuat Fina marah

  • Bukan Sekedar Sahabat   91. Si Pembuat Masalah

    Fina mencoba menikmati kehamilannya. Bersyukur kehamilannya tidaklah terlalu rewel karena yang rewel dan ngidam parah adalah bapaknya. Zio yang manja jadi semakin manja. Beberapa hari setelah dia tahu sang istri hamil dan dia sendiri sudah kembali ke Paris, Zio jadi kena sindrom ngidam parah. Setiap pagi dia muntah-muntah dan lemas membuat keluarganya khawatir. Jika siang hari gejala muntahnya sudah reda. Tetapi Zio juga sering ngidam makanan yang aneh-aneh membuat Gemma, Antonio, Emma, Raphael hingga sepupunya si Benyamin kelimpungan mencari makanan yang diinginkan si calon bapak. Tapi diantara semua keinginan si calon bapak, hanya ada satu ngidam yang tidak bisa dituruti oleh semua orang."Fin Fin, Mas Jo kangen. Pengen peluk, Mas Jo ngidam nenen?" rengeknya.Fina hanya bisa meringis mendengarkan rengekan sang suami, setiap hari setiap waktu. Bahkan pernah suatu hari, Zio mengungkapkan keinginannya ketika mereka sedang video call-an dimana ada keponakan-kepanakan yang tentu saja men

  • Bukan Sekedar Sahabat   90. LDM

    Kembali ke rutinitas, mau tak mau Zio dan Fina harus menjalani LDM (Long Distance Marriage) untuk satu tahun lebih ke depannya. Menjalani LDM ternyata tidaklah mudah, ada saja masalah mulai dari gara-gara tidak mengangkat telepon sesegera mungkin hingga cemburu. Ya cemburu. Fina jadi super pencemburu gara-gara sosok Florence yang kini jadi berada di sekitaran Zio dan juga sosok Aisyah yang kini jadi lebih intens berhubungan dengan sang suami dengan alasan pekerjaan. Florence terlihat sekali mencoba memancing Fina lewat update-an status I*-nya yang memasang momen-momen bersama keluarga Evrard dan beberapa kali memposting foto Zio saat menggendong putrinya. Bahkan Aisyah yang kalem juga sepertinya masih berharap jadi madunya. Terlihat dari kehadiran Tuan Ali yang sering membawa sang putri ke rumah Raphael dengan alasan Aisyah sedang belajar bisnis. Sama seperti Fina yang jadi pencemburu, Zio juga cemburu pada sosok Faisal dan Azka yang merupakan teman baru Fina dan usianya lebih tua se

  • Bukan Sekedar Sahabat   89. Resepsi

    Malam harinya keluarga Nara berkumpul. Mereka semua membicarakan perihal perkataan Winda dan mau tak mau Zio dan Fina bercerita. Meski sedikit menyayangkan sikap sang putri, tapi Rayyan bersyukur, anaknya masih selamat. "Kita jadikan hal ini sebagai bahan pelajaran." Fina dan Zio mengangguk. Semua orang lalu beristirahat. Esok harinya semua orang kembali ke Purwokerto karena dua hari lagi resepsi pernikahan Fina dan Zio akan diselenggarakan. Fina dan Zio jadi ikutan sibuk. Acara resepsi pun digelar dengan meriah, baik Fina dan Zio tak pernah tak menebar senyum. Teman-teman kuliah dan SMA mereka banyak yang datang, kebanyakan pasti akan mengolok-olok dua pasangan. Untung baik Fina dan Zio tahan banting. Zaky, Yudho, Emi, Yuni, Riris dan kawan-kawan dekat Fina-Zio akhirnya datang. Mereka membuat suasana makin heboh apalagi dengan banyolan-banyolan dari Yudho dan Zaky. "Gimana malam hari? Jatah aman?" "Aman, Zak." "Aku yang deg-degan, gak bisa gegayaan." Zaky terlihat nelangsa kare

DMCA.com Protection Status