Share

Bab 5. Tersebar

Angin malam dan rintik hujan menimpa wajah Ambar membuatnya segera sadar dari pingsannya. Entah berapa lama ia tak sadarkan diri. Ia melihat langit hitam. Tubuhnya terikat dan kini ia sedang berada di atas kapal boat yang sedang meluncur di tengah lautan. Ada dua orang yang tengah menyeretnya ke pinggir kapal. Ia langsung berteriak.

"Kalian siapa? mau dibawa kemana aku?"

"Cepat kita ceburkan dia. Dia sudah sadar lagi," kata seorang pria dengan wajah sangar pada temannya.

"Diam kau! kau akan segera jadi makanan hiu," ucap pria satunya mencekeram tubuh Ambar dengan kuat. Ambar meronta sekuat tenaga.

"Jangan lakukan! aku tak bisa berenang!" seru Ambar menjadi ketakutan.

"Apa urusan kamu. Tugas kami hanya melenyapkanmu tanpa bekas dan kami dapat bayaran," seringai salah satu pria.

"Siapa yang menyuruh kalian? aku salah apa?" ucap Ambar masih berusaha melepaskan diri.

"Kau ingi tahu? buat apa? tubuhmu akan dimakan hiu," tawa pria yang lainnya. Mereka berancang-ancang akan melemparkan tubuh Ambar.

"Paling tidak sebelum mati aku tahu siapa musuhku," kata Ambar putus asa.

"Yang mau kau lenyap adalah suamimu sendiri. Kau puas sekarang dan enyahlah kau," kata pria itu dan mereka pun membuang tubuh Ambar ke lautan.

Ambar mencoba menyangkal tapi tubuhnya telah menghantam laut dengan keras.

*****

Paginya di kantor CEO grup Sudiro.

"Kuharap tak ada lagi berita atau akun yang menyebarkan berita tentang istriku! jangan menunggu sampai semuanya menjadi viral. Gunakan semua sumber daya kita!" kata Sandy sambil memijat dahinya yang berkerut dalam. Ia tak menyangka foto Ambar telah beredar luas dan menjadi berita hangat di media maya. Ada seseorang yang berani menyebarkannya. Seseorang yang ingin rumah tangganya hancur.

Untungnya semuanya bisa cepat teratasi. Nama baik dirinya dan keluarga Sudiro kini tengah jadi taruhan.

"Iya Pak. Akan saya lakukan," sahut Tama asisten Sandy dan langsung meninggalkan ruangan Sandy.

Begitu Tama keluar Rosemala segera menyelinap memanfaatkan pintu yang terbuka. Dari kemarin Sandy mendadak menutup diri. Sejak berita tentang perselingkuhan istrinya.

"Didy apa kau baik-baik saja?" tanya Rosemala menampakkan keprihatinan. Inilah kesempatannya meraih hati Sandy.

"Tentu saja aku baik," ucap Sandy menutupi kegundahannya.

"Aku mengenalmu. Kau tidak sedang baik-baik saja," ujar Rosemala melembutkan suaranya. Ia langsung mendekati Sandy dan memeluknya. Sandy hanya diam.

"Biarkan aku pulang bersamamu. Mama Mita menyuruhku memastikan semua kebutuhanmu terpenuhi dengan baik. Saatnya kau menepati janjimu. Ambar tak layak menjadi istrimu. Jangan terlalu dijadikan beban. Aku senang boroknya sudah terbuka. Kita tak perlu repot-repot mencari alasan untuk menyingkirkannya," kata Rosemala sambil mengelus dada bidang pria itu.

Sandy masih tak merespon. Kepalanya begitu pusing.

Tiba-tiba Tama kembali masuk. Ia sempat mundur melihat kedekatan posisi Rosemala. Rosemala dengan kesal kemudian bangkit.

"Didy kita pulang bersama nanti. Sampai jumpa nanti," ujarnya kemudian bergegas keluar

"Ada apa lagi Tama?" tanya Sandy pada Tama.

"Saya mendapatkan ini dari suruhan saya Pak. Sesuai perintah Bapak sejak tadi malam aku telah menyelidiki semua terkait Nyonya A,mbar,"

Sandy langsung disodorkan sebuah video. Tama yang tidak tidur semalaman begitu lega akhirnya bisa menemukan sesuatu untuk bosnya.

"Apa ini?" kata Sandy sama sekali tak puas dengan apa yang ia lihat. Video itu hanya memperlihatkan pria yang dikenalnya menjadi teman tidur Ambar. Pria itu dengan pakaian sederhana menuju boarding pass. Pria itu berangkat sendirian. Lantas di mana Ambar?

"Ini sudah jelas. Pria itu dan nyonya Ambar tak bersama-sama. Ini hari yang sama di mana nyonya Ambar tidak pulang. Pria itu bernama Mursid diketahui pergi ke luar negeri saat petang hari dan ia sendirian. Di daftar nama penumpang juga tak ada yang bernama Ambar," ujar Tama penuh keyakinan.

"Tentu saja Ambar tak akan bisa pergi ke luar negeri. Identitas, visa dan paspornya masih ada di rumah," kata Sandy sedikit lega. Ia telah melihat koper Ambar ada di kamarnya. Ia telah mengeceknya.

"Jadi anda jangan khawatir Pak, nyonya tak akan pergi jauh," seru Tama berharap Sandy tak membuatnya begadang lagi.

"Kalau begitu akan lebih mudah bagimu, kan menemukan Ambar?!" tukas Sandy menatap Tama tajam Artinya Ambar tidak benar-benar pergi berdua dengan Mursid. Bisa saja foto itu dibuat Mursid untuk menjebak Ambar. Tapi Mursid tak menuntutnya uang atau apapun. Satu hal yang pasti cepat atau lambat Ambar akan pulang ke Villa Arum Dalu untuk mengambil barang-barangnya. Ia hanya perlu menunggu saat itu tiba.

"Ya saya akan berusaha Pak. Kalau begitu saya pamit," ujar Tama.

"Cari akun yang menyebarkan foto itu. Selidiki dan tangani. Kalau bisa bawa orangnya kemari," perintah Sandy lagi.

Tama hanya mengangguk dan segera berbalik pergi. Belum sampai di pintu Sandy kembali memberinya perintah.

"Suruh pak Karim masuk,"

Tak berapa lama kemudian pak Karim masuk.

"Kau tahu untuk apa kau kupanggil," kata Sandy dingin. Pak Karim sangat mengenali wajah majikannya saat dalam keadaan marah. Pak Karim mencoba mengingat apa kesalahannya.

"Kau mengantarkan Ambar kemarin?"

"Ya Pak," jawanb pak Karim mulai berkeringat dingin.

"Ceritakan apa yang terjadi kemarin?" ucap Sandy menatap tajam pak Karim.

Dengan hati bergetar pak Karim pun berkata,

"Seperti biasa bu Ambar meminta saya mengantarkannya ke grocery untuk berbelanja. Kemudian saya menunggunya di parkiran,"

"Lantas?" tanya Sandy dingin.

Pak Karim tampak ragu sejenak.

"Kemudian seorang menelpon lewat ponsel nyonya dan mengatakan kalau Nyonya Ambar tak perlu dijemput. Dia mengaku kerabatnya nyonya dari kampung,"

"Dan kamu langsung percaya? tak mengecek lagi?" seru Sandy dengan nada tinggi.

"Tidak Pak," seru Pak Karim kini mulai berkeringat dingin.

"Karena kelalaianmu kemarin gaji kamu aku potong 6 bulan ke depan. Jangan ulangi hal ini lagi," tukas Sandy. Pak Karim hanya mengangguk dan pergi.

Sandy kemudian beralih pada ponselnya. Ia menjadi emosi dan memukul meja dengan keras. Laporan tentang keaslian foto itu telah keluar. Sandy tak percaya bila Ambar bisa berselingkuh. Faktanya menurut laporan foto itu asli bukan rekayasa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status