Tidak ada tanda-tanda bahwa Ana akan diapa-apakan oleh Leo. Sepertinya itu hanyalah ketakutan Patrik saja. Ana juga tak bisa berlama-lama dikurung seperti ini karena dia juga harus mulai bekerja keras untuk mengumpulkan harta atas namanya sendiri. Ana tidak ingin dirinya terlunta-lunta saat hidup sendirian di luaran sana. Ana tahu entah kapan yang jelas identitas palsunya pasti akan segera ketahuan. Sebelum itu terjadi tentu saja Ana harus mengumpulkan uang. "Bu, apa anda ingin mencoba kuliah lagi tahun depan?" Beberapa hari ini Leona melihat bosnya ini sangat rajin dalam belajar materi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. Apakah keluarga Hariman mengalami kesulitan ekonomi sehingga bosnya ini harus mengejar kampus negeri? Ya walaupun kampus negeri pun sekarang mahal dan mencakup semua kalangan. Apalagi jika kampusnya itu adalah top 3."Iya. Kuliah kedokteran kemarin membuat saya sadar bahwa saya tidak mampu di bidang itu. Kedokteran itu kan taruhannya nyawa. Akan sangat berbahaya ka
"Mama pikir ketakutan Patrik itu lama-lama tidak beralasan. Sebaiknya kamu memang segera pergi untuk bersosialisasi, Edna. Tidak baik kan jika kamu hanya diam saja di rumah. Mama tidak ingin anak mama tumbuh menjadi orang yang hanya di rumah tanpa mengeksplor dunia luar." Saat makan pagi berdua saja bersama Claudia tiba-tiba Ana harus mendengar ucapan semacam ini. Pasti ada yang tidak beres kan? Tidak mungkin tiba-tiba Claudia bicara seperti ini jika tidak ada sesuatu yang janggal. "Ma, tapi kata mas Patrik si Jagad itu bisa melakukan apa saja karena tidak terima dengan perceraian kami. Kalaupun bukan Jagad yang bertindak bisa saja keluarga Lazuardi lah yang akan mengambil tindakan. Aku gak mau sampai kenapa-kenapa. Aku gak mau sampai harus mengalami sesuatu yang buruk lagi. "Edna, kamu gak boleh terus terpaku pada masa lalu. Lagipula keluarga Hariman ini tidak selemah yang kamu bayangkan. Kamu tidak usah ketakutan seperti itu. Patrik itu merasa sangat khawatir karena dia kan sudah
"Emangnya aku mau dibuang kemana, mas?" Kalimat Patrik seakan menyiratkan kalau tak lama lagi Ana akan disingkirkan dari keluarga Hariman. "Ya kamu gak akan kemana-mana. Bisa saja suatu saat kamu menikah dan otomatis nama belakang kamu akan berganti kan. Kamu gak akan terus membawa nama keluarga Hariman." Patrik hari ini sangat berbeda dengan Patrik yang biasanya hingga membuat Ana merasa heran dengan perilaku orang-orang ini. Kenapa mereka semua bersikap dingin seperti ini? Apakah Ana melakukan kesalahan? Tapi seingat Ana dirinya tidak melakukan apapun yang bisa dikategorikan sebagai kesalahan. "Mas, itu kan masih lama. Lagian aku masih mau lama-lama dengan keluarga kita." Ana mencoba bicara dengan nada yang jenaka tapi yang dilihatnya adalah Patrik yang tetap bergeming. Sebenarnya ada apa ini? "Edna, ayo kita bicara ke dalam. Nanti saja kamu keluarnya." Patrik langsung berjalan lebih dulu ke dalam rumah. Ana menebak ini adalah pembicaraan yang serius karena sampai harus bicara di
"Terus aku harus gimana, mas?" Ana tahu kalau Leo adalah orang yang licik. Namun Ana tak mengira bahwa dirinya akan terjebak dengan semudah ini dalam permainan Leo. Patrik hanya diam saja hingga akhirnya Ana kembali bicara. "Mas, tapi itu semua baru dugaan saja kan? Siapa tahu Leo tidak akan bertindak sejauh itu kan? Leo tetap akan jadi kepala keluarga juga kan? Harusnya dia sudah puas dengan hal itu kan?" Ana hanya sedang menenangkan dirinya sendiri karena rasa takut yang mulai merayap ke seluruh tubuhnya. Patrik yang biasanya terlihat bisa diandalkan pun kini terlihat tidak bisa berbuat apa-apa dan melampiaskan rasa takutnya pada Ana. Ana takut sekali dengan semua ini. "Kamu benar-benar ceroboh kalau begitu. Kamu tidak mengenal Leo dengan baik. Leo tidak akan pernah puas dengan apapun sekalipun dia sudah mendapatkan apa yang dia mau. Bahkan seandainya Leo adalah anak tunggal dia bisa saja membunuh orang tuanya demi mempercepat posisi kepala keluarga ada di tangannya. Leo itu juga
Ana pikir dirinya akan benar-benar sendiri di rumah ini tapi nyatanya sekarang ada Patrik yang menemani dirinya. Sebenarnya situasi tidak menyenangkan macam apa yang menimpa dirinya saat ini ya? "Kenapa kamu diam saja? Bukannya katamu tadi mau keluar?" Patrik sedang menikmati teh panas yang dia buat sendiri. Asisten rumah tangga yang ada sudah disuruh keluar oleh Patrik sehingga tersisa hanya dirinya dan Ana. "Aku gak jadi keluar. Aku mau di rumah saja." Padahal ini rumah keluarga Hariman tapi Ana benar-benar takut jika meninggalkan Patrik sendirian di rumah ini. Rasanya seakan Patrik bisa melakukan sesuatu yang besar, sesuatu yang tidak akan terbayangkan oleh Ana. "Kamu itu sudah seharusnya terjun di pergaulan kelas atas bukan. Terlalu nyaman di rumah juga tidak baik. Setidaknya selain membawa nama keluarga Hariman kamu juga harus tahu diri untuk membawa identitas kamu sendiri." Sama seperti tadi nada bicara Patrik masih saja tidak enak untuk didengar di telinga Ana. Ana yakin seb
Ana sama sekali tidak menjawab ucapan sarkas dari Clathria. Ana tidak ingin mencari tahu juga bagaimana Clathria bisa ada di rumah Patrik. Sekarang yang Ana ingin ketahui adalah apakah benar keluarga Hariman sudah tahu bahwa dirinya adalah Edna yang palsu? Oleh karena itu sikap mereka jadi kurang menyenangkan bagi Ana. "Aku harus gimana ini." Ana terduduk lesu di halte bus karena bingung dengan solusi yang harus dia temukan dalam menghadapi masalah ini. "Apa aku tanya ke Patrik aja ya?" Ana mempertimbangkan ide itu tapi dengan cepat dia menepis pertimbangan itu. "Gak, itu bukan solusi yang tepat." Ana benar-benar merasa frustasi. Mungkin sekarang di mata orang lain dia terlihat seperti orang gila karena raut wajahnya yang tidak baik dan juga Ana sedang bicara sendiri. Saat Ana sedang duduk dia melihat ada bis yang datang dan dia memutuskan untuk naik bus ini. Mungkin saja di perjalanan Ana akan mendapatkan suatu ilham atau apapun itu dari semua permasalahan ini. Sumpah, bagaimana m
Ana hanya bisa terdiam setelah mendengar kalimat terakhir dari Harjokusumo. Bentuk kasih sayang katanya? Apakah kasih sayang yang dimaksud adalah dengan membuang Ana? Semudah ini? Kenapa tiba-tiba keluarga Hariman memperlakukan Ana dengan seenak hati semacam ini? Seakan-akan Ana bukanlah anggota keluarga ini. Seakan-akan Ana tidak lagi dianggap sebagai Edna oleh mereka. Apakah memang identitas Ana ketahuan secepat ini? Tapi dari siapa? Apakah dari Clathria? Lalu mengapa Clathria bisa ada di rumah Patrik? Hanya saja kalau identitasnya memang ketahuan kenapa sikap Marchelia masih sama seperti sebelumnya? Marchelia masih menganggap Ana sebagai Edna. "Mas, kenapa Clathria ada di rumah kamu? Kenapa orang yang mencelakai aku ada di rumah kamu? Marchelia tahu soal itu? Kamu bawa perempuan lain ke rumah yang kamu tempati sama istri kamu?" Ana menganggap bahwa Claudia dan Harjokusumo belum mengetahui soal ini sehingga Ana mengharapkan raut wajah mereka yang terkejut. Namun yang didapati Ana j
Ana kesulitan untuk memahami ucapan Edric. Pacarnya berubah? Apa perubahan itu terlalu drastis hingga tidak bisa diterima oleh Edric? Ana ingin menanyakan hal tersebut namun takut kalau dianggap terlalu ikut campur. Oleh karena itu lebih baik sekarang Ana diam saja. Tapi suasananya akan sangat canggung kalau tiba-tiba saja Ana diam. Jadi apa yang harus Ana katakan? "Perubahan itu memang terkadang sulit untuk diterima. Mau itu perubahan ke arah yang baik atau buruk tapi kalau perubahannya terlalu drastis ya tetap akan kewalahan bukan. Kamu sendiri mau ikut dengan konsep pernikahan yang diminta sama orang tua atau punya konsep sendiri?" Ana tahu menanyakan hal ini mungkin saja terlalu dini. Tapi Ana tidak bisa berlama-lama untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti. "Aku sih sebenarnya malas banget ya kalau disuruh mikir konsep pernikahan. Tapi kalau kamu mau ikut terlibat aku juga mau kok. Kita udah sepakat untuk gak musuhan dan terlibat untuk memikirkan konsep pernikahan menurutku gak
Edric dan Ana memutuskan untuk tidak kembali ke perkumpulan Sastrawidjaja. Sebenarnya yang memutuskan hal tersebut adalah Edric. Edric sih mengatakan keinginannya itu dengan suara yang tidak terdengar marah sama sekali. Namun Ana tetap ragu kalau Edric tidak marah pada dirinya. Bagaimanapun juga yang terjadi di dalam perkumpulan tadi adalah hal yang memalukan. Bisa jadi Edric merasa malu. Sungguh Ana merasa bersalah tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Suasana di dalam mobil ini pun terlalu hening bagi Ana. Bagaimana ini? Edna, maaf ya kalau aku gak ngajak kamu untuk kembali ke perkumpulan tadi. Suasananya terlalu gak nyaman jadi kurang memungkinkan kalau mengajak kamu kesana lagi. Nanti di lain kesempatan aku akan ajak kamu untuk ikut perkumpulan lagi. Kalaupun tidak lewat perkumpulan keluarga seperti tadi aku akan berusaha mencari kesempatan supaya kamu bisa berbaur dengan keluargaku." Edric benar-benar terlihat tertekan tapi berusaha terlihat baik-baik saja di depan Ana. Bagi Ana
Ibu kandung Edna? Tantenya Clathria yang sudah mencelakai dirinya itu? Ibu kandung yang itu yang ada disini? Dengan segera Ana menoleh dan benar saja terdapat perempuan paruh baya yang berjalan ke arah dirinya. Makin dekat perempuan itu berjalan maka makin jelaslah bagaimana raut wajahnya. Ana bisa melihat kalau perempuan ini terlihat berkaca-kaca dan penuh keharuan. Hanya saja Ana tidak tahu harus bereaksi seperti apa hingga hanya bisa membeku. Apa yang kira-kira harus Ana lakukan ya? "Edna, sayang. Ini mama nak. Ah, panggil ibu saja. Ini ibu nak. Akhirnya kita bisa bertemu." Suara perempuan itu tentu saja menarik perhatian keluarga Sastrawidjaja yang sedang berkumpul. Walaupun mereka memiliki perkumpulan yang berbeda-beda tapi saat ini mereka berada di dalam satu ruangan yang sama. Tentu saja keadaan ini mendatangkan rasa canggung bagi Ana. Sebenarnya bagaimana bisa perempuan ini masuk ke dalam rumah ini? "Anda siapa? Kenapa masuk ke dalam rumah ini? Ini adalah perkumpulan keluarg
Apa yang dikatakan oleh Edric tentang Nata seolah membuka pikiran Ana. Ana tahu bahwa Edric sedang meyakinkan dirinya bahwa dirinya dan Nata tidak berada pada level yang sama. Walaupun demikian tetap saja Ana merasa bahwa dirinyalah yang berada pada level paling bawah. Edric kan tidak tahu apa saja yang sudah terjadi di dalam hidup Ana dan apa yang dia lakukan agar dia bisa menjadi Edna. Seandainya saat ini Edric tahu pasti dirinya langsung membuang Ana dan bahkan merasa jijik karena sudah mengagungkan Ana diatas Nata. "Kok diam saja? Oh aku mau ngasih tahu besok ada pertemuan keluarga. Kamu gak perlu khawatir karena aku ada disana juga. Tapi aku minta tolong ke kamu supaya kamu juga bisa membela diri kamu sendiri ketika mungkin saja kamu direndahkan. Bagaimanapun juga aku memang harus bertanggung jawab karena yang bisa membuat kamu direndahkan nanti adalah statusku sebagai Sastrawidjaja gadungan. Hanya saja kalau aku terlihat terlalu membela kamu dan kamu tidak bisa membela diri kam
Mantan? Ya bukan hal aneh sih kalau Edric mempunyai mantan. Edric adalah pria dewasa yang tentu saja sudah bergaul dengan banyak orang termasuk perempuan. Namun tetap saja Ana tidak suka jika mantan yang dimaksud adalah Nata. Bagaimana mungkin Ana yang merupakan istri Edric bekerja satu tempat dengan mantan Edric? "Kenapa diam saja? Kalau kamu gak nyaman gak perlu diteruskan, na. Lagipula ini sudah masa lalu dan bisa dibilang kami putus gak baik-baik. Jadi gak ada alasan untuk kembali ke masa itu. Seandainya ada alasan pun tentu saja aku gak akan menikah kan. Aku sudah selesai dengan masa laluku, na." Edric menjelaskan dengan nada yang menenangkan hingga membuat Ana ingin berhenti sampai disini saja untuk pembahasan ini. Namun rasa penasarannya terlalu besar hingga Ana merasa bahwa dirinya tidak bisa jika berhenti di tengah-tengah. "Cerita aja, Edric. Kalau aku gak tahu apa-apa soal masa lalu kamu yang ada aku malah hanya terus berprasangka. Aku gak mau seperti itu." Baiklah Ana aka
Ana tahu ucapan Edric ini amat berbahaya. Sebaiknya Ana segera berhenti dan tidak membahas hal ini lagi. Ini akan lebih baik untuk Ana juga. "Walaupun kita gak ada perasaan cinta satu sama lain kok rasanya tetap gak etis ya kamu ngomongin cewek lain. Sudahlah, aku capek banget sekarang ini. Sekarang aku mau istirahat saja. Kamu memangnya gak mau istirahat sekarang?" Ana dengan langkah yang terburu-buru mulai mengalihkan pembicaraan. Bukan hal yang baik kalau Edric sampai mengungkit hal semacam itu. "Yang mancing-mancing kan juga kamu ini tadi. Ya sudah kamu sendiri maunya gimana? Kita stop pembicaraan ini? Lalu besok kamu masih mau kerja di tempat itu? Kalau kamu gak mau juga gak masalah lho. Aku akan carikan tempat lain untuk kamu supaya kamu bisa bekerja lebih nyaman. Aku tahu kalau Leo mungkin saja akan mencari-cari alasan untuk datang ke tempat itu. Selain memang untuk menganggu kamu tapi dia juga menjalani hubungan istimewa dengan Nata." Edric memberitahukan Ana sesuatu yang la
Edric terdiam lama saat mendengar pertanyaan Ana dan kemudian menjawab dengan santai. "Yah aku Edric, Edna. Edric yang dikenalkan sama keluarga Sastrawidjaja untuk menikah dengan kamu. Kamu berharap aku ini siapa?" Edric mengakhiri pertanyaannya dengan tawa geli. Tawa yang sayangnya tidak membuat Ana ikut merasa lucu karena dia merasa ada yang aneh disini. "Aku gak berharap kamu siapa-siapa. Aku cuma berharap kamu Edric yang seperti aku kenal. Edric yang mau membangun hubungan baik dengan aku tanpa ada rasa permusuhan di pernikahan ini. Ya walaupun aku tetap tidak paham kenapa harus seperti ini? Kenapa kamu tetap apa ya? Kenapa sikap kamu terlalu baik? Buatku itu aneh sekali. Aku gak tahu kenapa dibanding menjaga hubungan dekat supaya tidak bermusuhan aku menganggap kamu seakan melakukan pernikahan ini dengan sungguhan bukannya seperti pernikahan yang dijodohkan." Ana tahu tata kalimatnya berantakan dan entah bisa dipahami atau tidak oleh Edric. Tapi Ana hanya menyampaikan apa yang a
"Aku beneran gak tahu na kalau Leo jadi investor di tempat itu. Tempat itu seperti yang Nata bilang ke kamu, aku gak peduli sama sekali. Aku menempatkan kamu disitu karena aku ingin kamu belajar dulu dari tempat yang gak menguntungkan. Aku beneran gak punya maksud apapun kok untuk itu. Aku benar-benar minta maaf ya, na. Sumpah aku gak tahu dan beneran minta maaf." Edric yang tahu soal kejadian tidak menyenangkan dari Nata tanpa aba-aba langsung meminta maaf pada Ana yang sedang merebahkan dirinya di atas kasur. Kejadian di kantor tadi bisa dibilang telah membuang seluruh tenaganya menjadi tidak bersisa. "Kenapa sih? Kenapa juga kamu harus meminta maaf? Aku juga tahu kalau tempat itu gak kamu urus karena orang-orang disana sudah ngasih tahu. Jadi gak perlu minta maaf soal itu. Lagian gak usah lagi lah dibahas soal itu. Aku saja mau melupakan itu kok. Lah ini kamu malah membahas hal itu lagi." Ana tahu Edric adalah tipe yang langsung menjelaskan inti permasalahan tapi masalahnya disini
Apa hubungan antara Edric dan Leo? Bukannya harusnya Edric tahu kalau dirinya dan Leo ini bisa dianggap sebagai musuh bebuyutan. Bagaimana mungkin Edric menyuruh Ana untuk bekerja di tempat yang sama dengan Leo? Walaupun kemungkinannya mereka akan jarang bertemu tapi tetap saja kan ini menyebalkan sekali namanya. "Ah, Edna. Untuk urusan investor disini aku yang mengurus. Tempat ini kebetulan tidak terlalu disukai oleh Edric sehingga dia tidak terlalu peduli. Oleh karena adanya Leo disini karena persetujuanku, buat persetujuan Edric." Nata menjelaskan situasi yang terjadi hingga mampu menghilangkan kesalahpahaman yang sempat Ana pikirkan. "Aduh. Kenapa kamu harus menjelaskan hal seperti itu sih? Kesannya itu adik ipar... oh salah, mantan adik ipar itu gak suka sama aku kan. Kesannya kami punya hubungan yang buruk. Padahal hubungan kami baik-baik saja. Bukan berarti Edna bercerai dari Jagad lantas membuat hubungan kami juga jadi ikutan memburuk. Itu salah besar, Nata." Leo dengan seny
Saat ini Nata dan Ana berjalan bersebelahan. Kalau berjalan bersebelahan begini mereka mau bicara apa sebenarnya. Apa nanti kalau Ana melakukan kesalahan yang fatal. Bagaimana kalau nanti karenaAna tidak mengerti apapun ya jadi yang dia kerjakan pada umumnya akan jadi tertawaan sih kalau menurut pikiran buruknya yang selalu punya firasat negatif. "Sebenarnya sih kalau dibilang staf magang itu kurang terima karena pekerjaan kamu itu menjadi model suatu produlk. Kamu kan cantik jadi sangat sesuai dengan hal itu. Edric pandai memanfaatkan situasi yang ada dengan memanfaatkan istrinya." Nafa dengan suaranya yang terdengar ramah sekaligus tegas telah berhasil membuat Ana merasa terusik. Kata-kata cantik ini adalah kuncinya. Kamu yang punya kekuatan seperti itu harus bisa memanfaatkan hal tersebut dengan baik kan pasti. Nah jadi mulai sekarang kamu harus percaya diri dan melakukan segalanya yang terbaik dengan rasa percaya diri itu ya. Aku gak mau setiap kita bertemu untuk melakukan perte