Ana sama sekali tidak menjawab ucapan sarkas dari Clathria. Ana tidak ingin mencari tahu juga bagaimana Clathria bisa ada di rumah Patrik. Sekarang yang Ana ingin ketahui adalah apakah benar keluarga Hariman sudah tahu bahwa dirinya adalah Edna yang palsu? Oleh karena itu sikap mereka jadi kurang menyenangkan bagi Ana. "Aku harus gimana ini." Ana terduduk lesu di halte bus karena bingung dengan solusi yang harus dia temukan dalam menghadapi masalah ini. "Apa aku tanya ke Patrik aja ya?" Ana mempertimbangkan ide itu tapi dengan cepat dia menepis pertimbangan itu. "Gak, itu bukan solusi yang tepat." Ana benar-benar merasa frustasi. Mungkin sekarang di mata orang lain dia terlihat seperti orang gila karena raut wajahnya yang tidak baik dan juga Ana sedang bicara sendiri. Saat Ana sedang duduk dia melihat ada bis yang datang dan dia memutuskan untuk naik bus ini. Mungkin saja di perjalanan Ana akan mendapatkan suatu ilham atau apapun itu dari semua permasalahan ini. Sumpah, bagaimana m
Ana hanya bisa terdiam setelah mendengar kalimat terakhir dari Harjokusumo. Bentuk kasih sayang katanya? Apakah kasih sayang yang dimaksud adalah dengan membuang Ana? Semudah ini? Kenapa tiba-tiba keluarga Hariman memperlakukan Ana dengan seenak hati semacam ini? Seakan-akan Ana bukanlah anggota keluarga ini. Seakan-akan Ana tidak lagi dianggap sebagai Edna oleh mereka. Apakah memang identitas Ana ketahuan secepat ini? Tapi dari siapa? Apakah dari Clathria? Lalu mengapa Clathria bisa ada di rumah Patrik? Hanya saja kalau identitasnya memang ketahuan kenapa sikap Marchelia masih sama seperti sebelumnya? Marchelia masih menganggap Ana sebagai Edna. "Mas, kenapa Clathria ada di rumah kamu? Kenapa orang yang mencelakai aku ada di rumah kamu? Marchelia tahu soal itu? Kamu bawa perempuan lain ke rumah yang kamu tempati sama istri kamu?" Ana menganggap bahwa Claudia dan Harjokusumo belum mengetahui soal ini sehingga Ana mengharapkan raut wajah mereka yang terkejut. Namun yang didapati Ana j
Ana kesulitan untuk memahami ucapan Edric. Pacarnya berubah? Apa perubahan itu terlalu drastis hingga tidak bisa diterima oleh Edric? Ana ingin menanyakan hal tersebut namun takut kalau dianggap terlalu ikut campur. Oleh karena itu lebih baik sekarang Ana diam saja. Tapi suasananya akan sangat canggung kalau tiba-tiba saja Ana diam. Jadi apa yang harus Ana katakan? "Perubahan itu memang terkadang sulit untuk diterima. Mau itu perubahan ke arah yang baik atau buruk tapi kalau perubahannya terlalu drastis ya tetap akan kewalahan bukan. Kamu sendiri mau ikut dengan konsep pernikahan yang diminta sama orang tua atau punya konsep sendiri?" Ana tahu menanyakan hal ini mungkin saja terlalu dini. Tapi Ana tidak bisa berlama-lama untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti. "Aku sih sebenarnya malas banget ya kalau disuruh mikir konsep pernikahan. Tapi kalau kamu mau ikut terlibat aku juga mau kok. Kita udah sepakat untuk gak musuhan dan terlibat untuk memikirkan konsep pernikahan menurutku gak
Ana sudah sampai di kamarnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ana tidak mengira bahwa hal semacam ini terjadi juga pada dirinya. Padahal Clathria bilang dia tidak masalah jika Ana menipu semua orang kecuali ibu kandungnya Edna. Apakah masalahnya memang ada disitu? Ana telah menipu ibu kandungnya Edna karena sampai sekarang dia belum mengetahui kenyataan apapun. Pantas saja sekarang perlakuan keluarga Hariman benar-benar berbeda. Dari percakapan mereka nanti Ana jadi tahu kalau mereka akan merahasiakan identitas Ana untuk menjaga nama baik keluarga ini. Namun walaupun begitu bukankah sebaiknya Ana tetap berpura-pura tidak tahu kenyataan yang ada? Ana tidak ingin dirinya benar-benar ditendang dari keluarga ini. Ana tidak masalah diperlakukan tidak baik oleh keluarga Hariman namun dirinya tetap tercatat sebagai anggota keluarga ini. Kalau begitu Ana harus segera menikah dengan Edric bukan? Pernikahan dengan Edric adalah hal yang harus Ana lakukan saat ini. Setidaknya Ana harus bersyuk
Tadi mungkin Ana memang tidak bisa berpikir dengan jernih namun sekarang dia sudah tahu apa kesalahan yang dimaksud oleh Patrik. Patrik ternyata juga sudah tahu bahwa dirinya adalah Edna yang palsu. Keluarga Hariman memilih tidak memberitahu Ana agar Ana merasa kebingungan dan menderita dengan perubahan yang tiba-tiba. Baiklah, Ana terima semua perlakuan itu karena memang dirinya bersalah. Andai saja Ana tidak bersikap bijak maka sudah tentu dirinya akan ditendang keluar dari rumah ini. Yang paling parah adalah bisa jadi dirinya akan benar-benar dipenjara. Tidak, Ana tidak ingin itu terjadi. Itu sebabnya untuk mencegah kemarahan dan kebencian yang keluarga Hariman pendam bisa meledak mulai sekarang Ana tinggal di apartemen lain. Keluarga Hariman masih mau membiayai dirinya namun beda cerita setelah menikah nanti. Dengan mengganti nama belakang Edna menjadi Sastrawidjaja secara resmi maka keluarga Hariman benar-benar tidak mau bertanggung jawab terhadap Ana dari segi apapun termasuk ma
Edric terlihat kebingungan sementara Jagad dan Ana masih sibuk bertatapan."Ngapain kamu disini?" Ana bertanya dengan nada yang dia usahakan terdengar biasa saja namun sepertinya tidak bisa karena Ana sendiri merasakan bahwa suaranya terdengar agak judes. "Loh ini kan pemakaman umum. Siapapun bisa datang kesini kan tentunya. Selamat ya atas calon pernikahan kamu. Ini calon suami kamu kan?" Vincentius Edric Sastrawidjaja." Jagad menjabat tangan Edric dengan erat dan dibalas Edric dengan sama eratnya. "Edna, kamu mau ngobrol dulu sama Jagad? Kalau iya, aku akan pergi. Tapi kalau kamu gak mau ngobrol sepertinya yang lebih baik pergi ya Jagad kan." Edric memandang Edna dengan tatapan yang khawatir. Dengan rumor-rumor yang pernah Edric dengar ternyata memang terbukti kalau pernikahan Edna dengan Jagad tidaklah bahagia. Kalau begitu bukankah sudah menjadi tugas Edric agar Edna tetap baik-baik saja. Jagad menyeringai ketika mendengar ucapan Edric. "Wah, ternyata calon suami kamu ini orang
"Mas, tadi aku ketemu Jagad." Ana tidak tahu apakah Patrik bisa membantu dirinya atau tidak tapi yang jelas Ana ingin menceritakan hal ini kepada Jagad. Paling tidak Patrik mau mendengarkan ceritanya bukanPatrik yang sedang memasak telur langsung menoleh ke arah Ana dengan secepat kilat. "Apa? Ketemu dimana emangnya kamu?" Wajah Patrik terlihat kalut. Entah mengapa Ana sedikit bersyukur melihat wajah Patrik yang kalut karena itu artinya dia mengkhawatirkan Ana bukan. "Ketemu di pemakaman umum gitu. Edric ngajak aku ziarah ke makam temannya. Ya Edric gak jelasin dengan detail siapa temannya itu dan kenapa dia bisa meninggal sih. Nah disitu aku lihat Jagad karena dia yang menyapa aku duluan. Aku gak tahu apa yang Jagad lakuin di tempat pemakaman biasa begitu. Maksudnya tempat pemakaman itu terlalu sederhana untuk keluarga Lazuardi." Ana ingin menggali informasi dari Patrik karena siapa tahu Patrik mengerti apa yang Jagad lakukan disana. Semenjak bercerai dari Jagad tentu saja segala i
"Aku pikir kamu gak akan mau datang kesini. Aku gak mengira kamu benar-benar membawa Edna ke pemakaman itu." Wajah Jagad terlihat berusaha keras untuk memprovokasi Edric. Tapi yang terlihat adalah wajah Edric yang tetap tenang hingga membuat Jagad merasa kalut diam-diam. Manusia di depannya ini benar-benar sulit ditebak dan pasti dia adalah orang yang berbahaya. Bagaimana Jagad bisa menyusun rencana selanjutnya kalau begini? "Aku mau datang kalau memang aku ingin. Kebetulan aku memamg ingin berziarah ke makam dan bagus juga kalau mengajak Edna. Ya supaya Edna tahu soal bagaimana sih kehidupanku sebelumnya gitu. Kebetulan kamu bilang ada keperluan dengan Edna ya sudah aku bawa sekalian. Yang gak aku sangka ternyata disana kamu cuma bicara omong kosong ya. Aku gak tahu kalau ternyata mulut kamu itu bisa bicara sembarangan bahkan di pemakaman. Aku pikir hal yang kamu ingin bicarakan dengan Edna adalah hal yang sangat penting karena memang kamu gak akan dapat kesempatan lagi untuk bicara
Ana tahu ucapan Edric ini amat berbahaya. Sebaiknya Ana segera berhenti dan tidak membahas hal ini lagi. Ini akan lebih baik untuk Ana juga. "Walaupun kita gak ada perasaan cinta satu sama lain kok rasanya tetap gak etis ya kamu ngomongin cewek lain. Sudahlah, aku capek banget sekarang ini. Sekarang aku mau istirahat saja. Kamu memangnya gak mau istirahat sekarang?" Ana dengan langkah yang terburu-buru mulai mengalihkan pembicaraan. Bukan hal yang baik kalau Edric sampai mengungkit hal semacam itu. "Yang mancing-mancing kan juga kamu ini tadi. Ya sudah kamu sendiri maunya gimana? Kita stop pembicaraan ini? Lalu besok kamu masih mau kerja di tempat itu? Kalau kamu gak mau juga gak masalah lho. Aku akan carikan tempat lain untuk kamu supaya kamu bisa bekerja lebih nyaman. Aku tahu kalau Leo mungkin saja akan mencari-cari alasan untuk datang ke tempat itu. Selain memang untuk menganggu kamu tapi dia juga menjalani hubungan istimewa dengan Nata." Edric memberitahukan Ana sesuatu yang la
Edric terdiam lama saat mendengar pertanyaan Ana dan kemudian menjawab dengan santai. "Yah aku Edric, Edna. Edric yang dikenalkan sama keluarga Sastrawidjaja untuk menikah dengan kamu. Kamu berharap aku ini siapa?" Edric mengakhiri pertanyaannya dengan tawa geli. Tawa yang sayangnya tidak membuat Ana ikut merasa lucu karena dia merasa ada yang aneh disini. "Aku gak berharap kamu siapa-siapa. Aku cuma berharap kamu Edric yang seperti aku kenal. Edric yang mau membangun hubungan baik dengan aku tanpa ada rasa permusuhan di pernikahan ini. Ya walaupun aku tetap tidak paham kenapa harus seperti ini? Kenapa kamu tetap apa ya? Kenapa sikap kamu terlalu baik? Buatku itu aneh sekali. Aku gak tahu kenapa dibanding menjaga hubungan dekat supaya tidak bermusuhan aku menganggap kamu seakan melakukan pernikahan ini dengan sungguhan bukannya seperti pernikahan yang dijodohkan." Ana tahu tata kalimatnya berantakan dan entah bisa dipahami atau tidak oleh Edric. Tapi Ana hanya menyampaikan apa yang a
"Aku beneran gak tahu na kalau Leo jadi investor di tempat itu. Tempat itu seperti yang Nata bilang ke kamu, aku gak peduli sama sekali. Aku menempatkan kamu disitu karena aku ingin kamu belajar dulu dari tempat yang gak menguntungkan. Aku beneran gak punya maksud apapun kok untuk itu. Aku benar-benar minta maaf ya, na. Sumpah aku gak tahu dan beneran minta maaf." Edric yang tahu soal kejadian tidak menyenangkan dari Nata tanpa aba-aba langsung meminta maaf pada Ana yang sedang merebahkan dirinya di atas kasur. Kejadian di kantor tadi bisa dibilang telah membuang seluruh tenaganya menjadi tidak bersisa. "Kenapa sih? Kenapa juga kamu harus meminta maaf? Aku juga tahu kalau tempat itu gak kamu urus karena orang-orang disana sudah ngasih tahu. Jadi gak perlu minta maaf soal itu. Lagian gak usah lagi lah dibahas soal itu. Aku saja mau melupakan itu kok. Lah ini kamu malah membahas hal itu lagi." Ana tahu Edric adalah tipe yang langsung menjelaskan inti permasalahan tapi masalahnya disini
Apa hubungan antara Edric dan Leo? Bukannya harusnya Edric tahu kalau dirinya dan Leo ini bisa dianggap sebagai musuh bebuyutan. Bagaimana mungkin Edric menyuruh Ana untuk bekerja di tempat yang sama dengan Leo? Walaupun kemungkinannya mereka akan jarang bertemu tapi tetap saja kan ini menyebalkan sekali namanya. "Ah, Edna. Untuk urusan investor disini aku yang mengurus. Tempat ini kebetulan tidak terlalu disukai oleh Edric sehingga dia tidak terlalu peduli. Oleh karena adanya Leo disini karena persetujuanku, buat persetujuan Edric." Nata menjelaskan situasi yang terjadi hingga mampu menghilangkan kesalahpahaman yang sempat Ana pikirkan. "Aduh. Kenapa kamu harus menjelaskan hal seperti itu sih? Kesannya itu adik ipar... oh salah, mantan adik ipar itu gak suka sama aku kan. Kesannya kami punya hubungan yang buruk. Padahal hubungan kami baik-baik saja. Bukan berarti Edna bercerai dari Jagad lantas membuat hubungan kami juga jadi ikutan memburuk. Itu salah besar, Nata." Leo dengan seny
Saat ini Nata dan Ana berjalan bersebelahan. Kalau berjalan bersebelahan begini mereka mau bicara apa sebenarnya. Apa nanti kalau Ana melakukan kesalahan yang fatal. Bagaimana kalau nanti karenaAna tidak mengerti apapun ya jadi yang dia kerjakan pada umumnya akan jadi tertawaan sih kalau menurut pikiran buruknya yang selalu punya firasat negatif. "Sebenarnya sih kalau dibilang staf magang itu kurang terima karena pekerjaan kamu itu menjadi model suatu produlk. Kamu kan cantik jadi sangat sesuai dengan hal itu. Edric pandai memanfaatkan situasi yang ada dengan memanfaatkan istrinya." Nafa dengan suaranya yang terdengar ramah sekaligus tegas telah berhasil membuat Ana merasa terusik. Kata-kata cantik ini adalah kuncinya. Kamu yang punya kekuatan seperti itu harus bisa memanfaatkan hal tersebut dengan baik kan pasti. Nah jadi mulai sekarang kamu harus percaya diri dan melakukan segalanya yang terbaik dengan rasa percaya diri itu ya. Aku gak mau setiap kita bertemu untuk melakukan perte
"Edna, tadi kamu lari begitu karena apa? Aku minta maaf kalau kamu kaget dengan kedatangan Nata. Nata mungkin bikin kamu gak nyaman ya sampai akhirnya kamu pulang. Kamu bisa jelasin apa yang bikin kamu gak nyaman sama Nata?" Edric pulang malam dan mendapati Ana sudah merebahkan dirinya di kasur. "Gak ada yang bikin gak nyaman kok. Aku tuh cuma kaget saja. Nata itu kan wajahnya cantik, pembawaannya mahal. Pasti dia dari kalangan sosialita juga kan. Aku cuma gak enak karena orang terhormat seperti itu malah harus mengajari aku. Aku merasa gak nyaman saja sih." Ucapan Ana memang perlu dikonfrontasi. Pada awalnya Ana bilang tidak ada hal yang membuatnya tidak nyaman. Tapi diakhir dia bilang dia merasa tidak nyaman karena bagi Ana si Nata itu terlihat sangat terhormat. "Owh jadi kamu merasa gak nyaman karena itu. Nata itu gak se wah yang kamu bayangkan kok. Nata memang butuh pekerjaan ini karena dia butuh uang. Lagipula seandainya dia adalah orang dari kalangan sosialita memang kenapa? A
Wajah Edric terlihat datar. "Nata, jangan melewati batas. Tugas kamu disini adalah membuat Edna bisa beradaptasi dengan pergaulan kelas atas. Kalau memang dia sudah memutuskan untuk menjadi Edna maka gak ada alasan untuk aku menghalangi keinginannya itu. Harusnya kamu sudah paham akan hal itu bukan? Kenapa hal seperti ini saja kamu tidak mengerti sih?" Edric terlihat geram dan tak suka dengan kalimat yang diucapkan oleh Nata. "Yah tugas aku memang hanya itu saja kok. Aku paham akan hal itu. Hanya saja melihat orang yang dengan tidak tahu malunya mengambil identitas orang lain itu cukup membuatku terganggu. Kamu masih mencintai orang itu? Sadar gak kalau dia bukanlah Ana yang sama dengan Ana yang menemani masa kecil kamu? Dia adalah Ana yang benar-benar berbeda, Edric. Kamu harus paham akan hal itu mulai hari ini. "Aku sudah paham sejak awal. Sejak aku dinikahkan dengan dia aku sudah paham dengan siapa yang aku nikahi. Kamu pikir aku mau menikahi Edna yang asli? Tentu saja tidak. Aku
Sosok yang dimaksud oleh Edric ternyata adalah orang yang benar-benar di luar perkiraan Ana. Dari tampangnya sih kelihatan sekali kalau orang ini adalah orang yang judes? Ya mungkin semacam itu. Bagaimana cara Ana bisa percaya dengan orang ini coba? Belum apa-apa saja Ana sudah merasa takut dengan manusia yang satu ini. "Edna, dia adalah Nata. Nata ini adalah orang yang sangat paham dengan pergaulan kelas atas. Nata yang akan mengajarkan kamu gimana cara bersikap dengan baik. Intinya Nata akan mengajarkan kamu bagaimana caranya untuk bisa bersosialisasi dengan baik di masyarakat ini. Oleh karena itu kamu gak perlu khawatir lagi ya. Semuanya akan baik-baik saja kok setelah ini." Edric memberikan senyum yang sebenarnya menenangkan untuk Ana. Tapi masalahnya adalah di Nata. Nata ini kelihatan sekali bukan orang yang akan mudah dihadapi. Ana harus mengambil sikap seperti apa terhadap Nata? Apakah Ana harus diam saja begitu? Tampaknya tidak bisa sesederhana itu. "Edna, aku diminta oleh E
"Cerita ini beneran? Bukannya aku gak percaya sama kamu sih. Tapi selama aku temenan sama Marchelia aku gak pernah dengar nama Yudhis. Aku bahkan gak tahu kalau dia punya adik." Edric dan Marchelia adalah orang yang sama-sama baru dikenal oleh Ana. Untuk itulah Ana tidak tahu lagi dirinya harus percaya kepada siapa. "Kalau kamu punya saudara pembunuh apa iya kamu mau mengakui dia? Anggaplah kamu mau mengakui dia nih. Tapi masalahnya itu kalau saja hubungan kalian berjalan dengan baik kan? Kalau hubungan kalian saja gak berjalan dengan baik apa iya masih sudi untuk mengakui saudara seperti itu? Kalau aku sih gak akan sudi ya. Label gelap semacam itu sampai kapanpun akan tetap melekat, Edna. Tidak peduli bagaimanapun juga kamu tetap akan dikenang dengan label buruk semacam itu. Begitu juga dengan Yudhis. Karena kepala keluarga Sastrawidjaja sekarang adalah Yudhis maka Yudhis masih beruntung bisa punya nama belakang keluarganya. Keluarga besar sudah menolak kehadiran Yudhis tapi pada ak