"Aku sudah berbaik hati dengan tidak membawa kamu menemui keluargaku. Yah bagaimana pun aku tetap berhati-hati karena status kamu kan adalah anak keluarga Hariman." Sudah satu bulan sejak kejadian Ana keguguran. Saat ini Ana pindah ke rumah Jagad. Kepindahannya ini pun sebenarnya tidak mudah karena Claudia terus memohon agar Edna tidak perlu tinggal bersama Jagad. Claudia ingin agar Jagad dan Edna menikah di atas kertas saja tapi kehidupan Edna tetap sama seperti sebelumnya. Tentu saja ide tidak masuk akal seperti itu langsung dipatahkan oleh Jagad dan anggota keluarga Edna yang lain. Bagi mereka keinginan Claudia itu terlalu mengerikan dan muluk-muluk. Claudia seperti ingin mengenggam Edna terlalu erat sehingga itu tidak akan baik. "Selama ini Edna ingin sekali terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota legislatif. Bagi Edna yang benci kemiskinan dia ingin sebisa mungkin memberikan kemajuan bagi masyarakat miskin agar ekonomi mereka bisa sedikit meningkat. Edna adalah orang yang
Hari ini Ana memulai harinya seperti biasa. Hanya saja saat ini dirinya tidak berkuliah dan Leona tidak bekerja untuk mendampinginya hari ini. Jujur saja Ana merasa sangat jenuh dengan rutinitas yang ada. Apa yang kira-kira harus dia lakukan ya? "Ketemu dengan Marchelia?" Ah tidak. Ana ingin menghindari Marchelia dulu untuk sementara ini. Rasanya tidak menyenangkan harus dicerca oleh Marchelia karena keputusannya untuk berhenti kuliah. Keluarga Hariman juga menyayangkan keputusan Ana yang berhenti kuliah padahal sebentar lagi akan mendapatkan gelar sarjana kedokteran. "Permisi, ibu Edna. Kata pak Jagad ibu membutuhkan saya untuk menemani ibu. Apakah ibu ingin pergi jalan-jalan atau melakukan sesuatu?" Tiba-tiba saja suara Leona terdengar dari belakang punggung Ana. Tentu saja Ana yang sedang rebahan itu merasa terkejut. "Leona? Bukannya saya sudah bilang kamu tidak perlu kesini dulu ya? Saya ingin menghabiskan waktu saya sendiri dulu." Ana masih belum siap untuk berakting di depan
"Kamu yang membunuh kakakku?" Ana bertanya dengan dingin kepada Jagad. Saat ini mereka sedang makan malam bersama. Hanya ada mereka berdua karena asisten rumah tangga yang ada bukan asisten rumah tangga yang menginap. "Kakakmu? Ketiga kakak tirimu itu hilang entah kemana sejak kematian ibu mereka. Ayah kandungmu juga menghilang. Aku gak tahu keberadaan mereka tapi tiba-tiba saja kamu memfitnah aku dengan ucapan tidak berguna seperti itu. Lagipula saat ini tidak ada gunanya untuk membunuh ketiga kakak tirimu itu, Ana. Aku tidak mungkin membunuh orang tanpa alasan." Jagad kemudian menikmati lagi makanannya. Makanan ini sengaja dia pesan dari luar karena dia tahu Ana tidak mampu memasak makanan yang sesuai dengan seleranya sedangkan Jagad sendiri tidak ingin ada asisten rumah tangga atau siapapun yang ikut menginap di rumah ini kecuali satpam dan pengawal yang berjaga di luar. Jagad tidak ingin sedikitpun rencananya bocor kepada orang yang salah apalagi Ana masih sulit dihadapi karena s
Sampai akhir pun Patrik tidak mau menjawab pertanyaan Ana dan Ana berakhir pulang dengan tangan kosong. Kalau Ana bertanya kepada Leona kapan kembaran Patrik itu meninggal mungkin saja akan terlihat mencurigakan bukan? Ana bisa memakai alasan hilang ingatan tapi tetap saja hal itu akan terlihat aneh di mata Leona. Namun kalau tidak mencari tahu saat ini juga Ana bisa kehilangan kesempatan untuk menghancurkan Jagad. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh Ana sia-siakan. "Leona, soal kakakku yang dibunuh itu. Aku gak tahu apakah dia memang meninggal saat aku kecil atau bagaimana tapi aku kehilangan ingatan soal dia. Makanya saat kamu menyinggung dia yang dibunuh oleh pihak yang sama dengan yang membunuh ibu-ibu di perkampungan mawar kemarin aku jadi agak terguncang. Bisa kamu ceritakan lebih detail apa yang kamu ketahui?" Ana berusaha meyakinkan diri bahwa alasan hilang ingatan itu akan terdengar masuk akal di telinga Leona. Wajah Leona terlihat bingung namun dia percaya dengan a
"Jadi setelah mengundurkan diri dari jurusan kedokteran kamu mulai tertarik pada bisnis restoran yang dikelola kakakmu itu?" Harjokusumo akhirnya meminta Edna untuk datang ke rumah setelah semalam mengirimkan pesan tentang keinginannya untuk bekerja di restoran. "Iya, pa. Aku tertarik ke bisnis tapi kan gak mungkin juga aku langsung menempati posisi tinggi karena aku belum cukup ilmu jadi aku ingin mulai bekerja dari bawah saja dulu. Restoran itu menarik buat aku." Ana berbicara dengan hati-hati karena disini tidak ada Jagad yang bisa memperbaiki kesalahannya dalam berucap. Jagad sudah memperingatkan Ana agar hati-hati dalam berucap karena itu akan berdampak ke banyak hal. Disana Harjokusumo, Claudia, dan Patrik saling berpandangan. Ana bisa mengerti jika hubungannya dengan Claudia dan Patrik akan merenggang atau bahkan mereka akan bermusuhan setelah ini. Ana kan terkesan merebut tempat yang dimiliki oleh Patrik. "Papa sangat terkejut karena kamu mau terjun ke dunia bisnis padahal
"Sudah aku duga pasti Harjokusumo akan bersikap adil kepada anaknya. Walaupun Edna adalah anak selingkuhan tapi dia tetaplah anak kandung Harjokusumo." Jagad meminum wine dengan didampingi oleh Ana. Malam ini Jagad merasa sangat puas sehingga dirinya tidak bisa berhenti untuk terus bicara. "Lalu setelah ini apa? Aku perlu rencana yang diberitahukan dari jauh-jauh hari, bukan rencana yang mendadak seperti ini. Aku benar-benar benci sesuatu yang mendadak, Jagad." Wajah Ana menunjukkan ketidaksukaan yang begitu besar. Wajah yang menganggap Jagad adalah hama yang ingin dia singkirkan saat ini juga. Jagad memandang Ana dengan tatapan meremehkan. "Untuk apa jauh-jauh hari? Untuk menyiapkan mental kamu yang lemah itu? Kamu sudah sebegitu terikatnya kah dengan keluarga Hariman? Padahal mereka itu kan hanya keluarga palsu kamu, Ana. Lagipula kamu pikir mudah dalam membuat suatu rencana? Jelas tidak mudah. Untuk itulah aku sendiri yang akan memberitahu kamu kapan saatnya rencana itu akan dija
Apakah bagi Jagad membunuh orang lain itu semudah itu? Apakah bagi dirinya nyawa manusia itu tidak ada apa-apanya? Kenapa bisa semudah itu menghilangkan nyawa orang lain yang dia anggap menganggu? "Leona, hari ini aku mau bertemu dengan Marchelia. Kamu tidak perlu ikut karena aku sudah bilang pada Jagad kalau kamu tidak perlu mengikuti aku untuk sekarang ini." Ana memang sudah bilang kepada Jagad dan keinginannya itu dikabulkan. Walaupun begitu Ana sangat yakin bahwa Jagad pasti telah menyewa orang-orang untuk mengawasi Ana. Jagad bukanlah orang yang akan dengan mudah untuk mempercayai orang begitu saja. "Baik, ibu." Leona mematuhi ucapan Ana lalu Ana pun keluar dari rumah itu. Tanpa diduga oleh Ana ternyata Leona malah masuk ke kamar Ana untuk mencari sesuatu. "Dimana ya? Aduh, kayaknya Edna juga sudah lupa dengan itu karena dia mengalami kecelakaan. Tapi benda itu kan sangat penting." Leona berusaha mencari benda yang harusnya ada di tangan Edna tapi tidak ketemu. Benda itu tidak
"Maksud papa?" Ana reflek bertanya seperti itu padahal seharusnya dia menahan diri dulu dan mencari informasi dari sumber yang lain. Harjokusumo menatap Ana dengan tatapan heran namun dengan secepat kilat tatapan itu berubah menjadi maklum. "Maksud papa adalah saat dulu kamu sakit parah Marchelia rela mengorbankan satu ginjalnya untuk kamu. Kalian adalah sahabat karib dari kecil, Edna. Papa sangat senang ketika persahabatan kalian awet sampai perkuliahan ini. Papa juga sangat senang karena dia menjalin hubungan dengan Patrik. Bagi papa itu adalah suatu keberuntungan. Bukan hanya karena Marchelia berasal dari keluarga Sastrawidjaja tapi juga karena dia adalah Marchelia, hanya Marchelia." Ana langsung tertunduk lesu. Semenjak dirinya menjalin hubungan dengan Jagad dan menuruti semua perintahnya maka semenjak itu jugalah hubungan Edna dengan orang-orang di sekitarnya menjadi berantakan. Ana telah menghancurkan segalanya dan itu benar-benar mengerikan. Tapi apa yang bisa Ana lakukan? Ke
"Terus aku harus gimana, mas?" Ana tahu kalau Leo adalah orang yang licik. Namun Ana tak mengira bahwa dirinya akan terjebak dengan semudah ini dalam permainan Leo. Patrik hanya diam saja hingga akhirnya Ana kembali bicara. "Mas, tapi itu semua baru dugaan saja kan? Siapa tahu Leo tidak akan bertindak sejauh itu kan? Leo tetap akan jadi kepala keluarga juga kan? Harusnya dia sudah puas dengan hal itu kan?" Ana hanya sedang menenangkan dirinya sendiri karena rasa takut yang mulai merayap ke seluruh tubuhnya. Patrik yang biasanya terlihat bisa diandalkan pun kini terlihat tidak bisa berbuat apa-apa dan melampiaskan rasa takutnya pada Ana. Ana takut sekali dengan semua ini. "Kamu benar-benar ceroboh kalau begitu. Kamu tidak mengenal Leo dengan baik. Leo tidak akan pernah puas dengan apapun sekalipun dia sudah mendapatkan apa yang dia mau. Bahkan seandainya Leo adalah anak tunggal dia bisa saja membunuh orang tuanya demi mempercepat posisi kepala keluarga ada di tangannya. Leo itu juga
"Emangnya aku mau dibuang kemana, mas?" Kalimat Patrik seakan menyiratkan kalau tak lama lagi Ana akan disingkirkan dari keluarga Hariman. "Ya kamu gak akan kemana-mana. Bisa saja suatu saat kamu menikah dan otomatis nama belakang kamu akan berganti kan. Kamu gak akan terus membawa nama keluarga Hariman." Patrik hari ini sangat berbeda dengan Patrik yang biasanya hingga membuat Ana merasa heran dengan perilaku orang-orang ini. Kenapa mereka semua bersikap dingin seperti ini? Apakah Ana melakukan kesalahan? Tapi seingat Ana dirinya tidak melakukan apapun yang bisa dikategorikan sebagai kesalahan. "Mas, itu kan masih lama. Lagian aku masih mau lama-lama dengan keluarga kita." Ana mencoba bicara dengan nada yang jenaka tapi yang dilihatnya adalah Patrik yang tetap bergeming. Sebenarnya ada apa ini? "Edna, ayo kita bicara ke dalam. Nanti saja kamu keluarnya." Patrik langsung berjalan lebih dulu ke dalam rumah. Ana menebak ini adalah pembicaraan yang serius karena sampai harus bicara di
"Mama pikir ketakutan Patrik itu lama-lama tidak beralasan. Sebaiknya kamu memang segera pergi untuk bersosialisasi, Edna. Tidak baik kan jika kamu hanya diam saja di rumah. Mama tidak ingin anak mama tumbuh menjadi orang yang hanya di rumah tanpa mengeksplor dunia luar." Saat makan pagi berdua saja bersama Claudia tiba-tiba Ana harus mendengar ucapan semacam ini. Pasti ada yang tidak beres kan? Tidak mungkin tiba-tiba Claudia bicara seperti ini jika tidak ada sesuatu yang janggal. "Ma, tapi kata mas Patrik si Jagad itu bisa melakukan apa saja karena tidak terima dengan perceraian kami. Kalaupun bukan Jagad yang bertindak bisa saja keluarga Lazuardi lah yang akan mengambil tindakan. Aku gak mau sampai kenapa-kenapa. Aku gak mau sampai harus mengalami sesuatu yang buruk lagi. "Edna, kamu gak boleh terus terpaku pada masa lalu. Lagipula keluarga Hariman ini tidak selemah yang kamu bayangkan. Kamu tidak usah ketakutan seperti itu. Patrik itu merasa sangat khawatir karena dia kan sudah
Tidak ada tanda-tanda bahwa Ana akan diapa-apakan oleh Leo. Sepertinya itu hanyalah ketakutan Patrik saja. Ana juga tak bisa berlama-lama dikurung seperti ini karena dia juga harus mulai bekerja keras untuk mengumpulkan harta atas namanya sendiri. Ana tidak ingin dirinya terlunta-lunta saat hidup sendirian di luaran sana. Ana tahu entah kapan yang jelas identitas palsunya pasti akan segera ketahuan. Sebelum itu terjadi tentu saja Ana harus mengumpulkan uang. "Bu, apa anda ingin mencoba kuliah lagi tahun depan?" Beberapa hari ini Leona melihat bosnya ini sangat rajin dalam belajar materi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. Apakah keluarga Hariman mengalami kesulitan ekonomi sehingga bosnya ini harus mengejar kampus negeri? Ya walaupun kampus negeri pun sekarang mahal dan mencakup semua kalangan. Apalagi jika kampusnya itu adalah top 3."Iya. Kuliah kedokteran kemarin membuat saya sadar bahwa saya tidak mampu di bidang itu. Kedokteran itu kan taruhannya nyawa. Akan sangat berbahaya ka
Jagad telah dibunuh kah? Apa iya semudah ini dalam menyingkirkan Jagad? Entah mengapa Ana merasa tak yakin dan merasa bahwa sebentar lagi pasti ada bom yang tidak dia duga. Apakah bekerja sama dengan Leo memang bisa mendapatkan hasil yang secepat ini? "Leona, ayo kita pulang ke rumah saya. Saya harus mengambil barang-barang yang masih tertinggal di sana. Tolong kamu panggilkan mobil pengangkut barang karena ada banyak barang milik saya yang ada disana." Ana akan mengecek sendiri apakah Jagad memang benar-benar sudah tidak ada atau itu hanya karangan Leo saja. "Berarti kita berangkat terlebih dahulu atau bareng dengan pengangkut barang, bu?" Leona dengan segera menelpon pengangkut barang yang terpercaya karena pasti barang-barang milik bosnya ini adalah barang-barang yang mahal. "Kita bareng pengangkut barang itu saja. Sekarang masih ada yang perlu saya kerjakan. Kamu juga bisa kembali ke ruangan kamu saja, Leona. Apa yang perlu saya kerjakan ini tidak memerlukan bantuan kamu kok."
Hah? Janji apa? Ana tidak merasa telah menjanjikan apapun untuk Leo. "Kalau yang kamu maksud itu adalah rekaman pengakuan Afandi maka bukankah memang belum waktunya? Pengadilannya kan tidak jadi dilaksanakan. Jadi untuk apa kamu tahu tentang hal itu?" Apakah Ana yang salah sangka kalau pengadilannya tidak jadi diadakan tapi sebenarnya pengadilan itu tetap berjalan? Kenapa ada banyak salah paham seperti ini? "Pengadilannya memang tidak jadi dilaksanakan tapi bukankah harusnya rekaman itu tetap tersebar ke khalayak luas di hari itu? Apa menurutmu hanya pengadilan yang bisa menyebarkan rekaman itu?" Wajah licik Leo terlihat menyeringai dan meremehkan Ana. Tentu saja Ana tidak terima namun dirinya bisa melakukan apa memangnya. "Maksudnya apa? Bukankah memang hanya pengadilan yang bisa menyebarkan hal itu? Kamu mau membuat skandal baru atau bagaimana?" Ana ingin agar Leo tidak bicara yang bertele-tele karena dia tidak bisa keluar terlalu lama dari acara ini. Ana adalah keluarga dari ora
"Hah? Leo yang itu ma? Masa iya dia nyariin aku." Ana berusaha sebisa mungkin untuk menyangkal. Ana tidak ingin siapapun termasuk Claudia tahu transaksi apa yang dia lakukan dengan Leo. "Ya Leo yang itu lah. Lagian Leo yang mana lagi sih, Edna. Tadi di luar mama sama papa sempat ngobrol sama dia karena ya dia ngajak ngobrol. Tapi ternyata dia malah ngomongin kamu. Leo bilang pengen ketemu sama kamu buat nanyain soal Jagad. Tapi mama gak yakin soal itu. Kan semua orang juga sudah tahu kalau hubungan Leo dan Jagad itu gak baik. Jadi untuk apa Leo nanyain soal Jagad ke kamu. Makanya mama nanya ke kamu, kamu gak lagi melakukan hubungan atau transaksi yang aneh-aneh kan dengan Leo? Leo itu berbahaya, Edna. Semua orang tahu kalau keluarga Lazuardi itu berbahaya.""Tapi dulu kan kita pernah berbinis bareng. Waktu itu aku juga nolongin Jagad kan." Sebenarnya Ana penasaran kenapa keluarga yang awalnya berbisnis bersama tiba-tiba memiliki hubungan yang renggang seperti ini. "Sudah, gak perlu
Kedatangan Leo jelas mencuri perhatian. Resepsi mewah yang dihadiri oleh banyak orang ini pun tidak bisa mengalihkan perhatian dari Leo. Keluarga Sastrawidjaja memang mengundang keluarga Lazuardi untuk hadir dalam resepsi ini. Namun tidak ada yang berharap kalau ada anggota keluarga Lazuardi yang datang karena keluarga itu adalah keluarga yang seolah punya dunianya sendiri. Tentu saja kedatangan Leo tidak pernah diperkirakan oleh siapapun termasuk Ana. Kata Leona, Leo datang untuk menemui dirinya. Itu hanya asumsi Leona atau memang sebelumnya Leona telah berbicara dengan Leo ya? Ana tak sempat untuk menanyakan hal tersebut karena Leona sudah keburu pergi untuk mengobrol dengan orang lain. "Orang itu padahal diperhatikan oleh banyak orang tapi dia kelihatan biasa saja. Bagaimana orang yang menjauhi perhatian orang lain malah terlihat biasa saja ketika mendapat perhatian sebesar ini?" Ratih yang berbicara. Ucapannya yang mempromosikan anaknya untuk menjadi pengantin Ana pun teralihkan
Ana tidak tahu apakah pengadilan berjalan dengan semestinya. Tidak ada tanda-tanda Leo menghubungi dirinya. Ana merasa cemas. Seharusnya Leo merasa murka saat ini dan terus mencari Ana. Apakah Leo membuat rencana yang amat spektakuler hingga membuat Ana benar-benar hancur? Ah, walaupun sekarang Ana selamat dari Clathria tapi dirinya tidak akan bisa selamat dari Leo."Ini adalah pernikahan kakakmu sendiri lho. Kenapa wajah kamu kelihatan banyak pikiran begitu?" Salah satu kerabat dari Marchelia datang menghampiri Ana yang sedang makan cemilan di pernikahan Patrik. Ana tidak mengenal orang ini sama sekali tapi tentu saja dia harus mengerti sopan santun bukan. "Saya gak lagi banyak pikiran kok. Saya cuma masih lelah saja karena kemarin terjadi hal yang gak menyenangkan pada saya. Ibu juga ayo dinikmati makanannya." Ana berharap sikap yang dia tunjukkan ini sudah merupakan sikap yang ramah dan tidak akan menghasilkan gunjingan baru. Baik saat menjadi Ana maupun Edna rasanya tidak ada tin