Patrik berusaha mencari berkas-berkas mengenai kematian Vivaldi di ruangan papanya. Tidak ada apapun ternyata di dalam sini. Sebaiknya Patrik segera keluar sebelum papanya datang kesini. Saat sudah sampai di luar ruangan itu Patrik segera duduk di sofa ruang keluarga. Hari ini semua anggota keluarganya bekerja dan tersisa Patrik disini. Lalu sekarang apa yang seharusnya dia lakukan ya? Patrik menyesal karena baru menyadari bahwa Edna benar-benar sudah berada di bawah pengaruh Jagad untuk melakukan sesuatu yang membahayakan keluarga Hariman. Kematian Vivaldi harusnya tidak akan bisa diingat lagi oleh Edna. Harusnya Edna bahkan tidak ingat kalau ada satu anak laki-laki lagi di keluarga ini selain Patrik. Patrik tahu benar kalau kematian Vivaldi bukanlah kematian yang wajar melainkan pembunuhan. Hanya saja sampai sekarang Harjokusumo selalu memperingatkannya untuk tidak mencari tahu soal kematian Vivaldi karena cukup Harjokusumo lah yang mengurusnya. Hubungan Patrik dan Vivaldi yang tid
Kenapa malah membawa Patrik di dalam percakapan ini? Apa katanya tadi? Patrik selalu mengancam dia dengan kematian? Apa itu artinya Patrik juga tahu kalau kematian Vivaldi bukanlah kematian yang wajar?"Sudahlah. Walaupun anda membunuh saya saat ini juga dengan cara yang paling kejam pun saya tidak akan memberitahu anda apapun. Saya menganggap diri saya tidak mengetahui apapun pada malam itu." Pria paruh baya itu rupanya tetap bertahan untuk tutup mulut. Ana tidak bisa membiarkan pria ini diam begitu saja dan tidak memberikan informasi yang berharga. Ana sudah membayar mahal untuk semua ini masa iya dia tidak mendapatkan informasi berharga apapun untuk menyerang Jagad? "Baiklah kalau itu memang keinginan anda. Tapi apakah hutang-hutang pinjaman online dan judi yang ditinggalkan putra anda juga sepakat demikian? Harusnya sebagai orang yang pernah punya posisi penting dalam suatu organisasi dan bahkan dipercaya untuk menghabisi nyawa seorang putra konglomerat anda kan menghabiskan mas
Hah? Ada orang lain yang wajahnya sama dengan Edna? Bukankah ini berbahaya? "Siapa kaki tangan itu?" Ana harus memastikannya sendiri dan setelah itu dia akan menyingkirkan anak perempuan itu. Ah, kenapa cara berpikir Ana jadi seperti ini? Kenapa seakan mudah bagi Ana untuk menghabisi seseorang? Tidak, tidak boleh begini. "Kami sudah tidak berhubungan lagi dan bahkan aku juga sudah lupa siapa namanya. Aku bekerja dengan orang yang berbeda-beda setiap saat. Jadi bagaimana bisa aku mengingat orang itu? Beban hidupku juga sangat banyak." Pria paruh baya itu menjawab dengan malas pertanyaan yang diajukan oleh Ana. Tampaknya dia memang tidak ingin membahas hal yang sudah berlalu. Tapi hal yang sudah berlalu itu adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh Ana. "Jadi kalian sudah tidak berhubungan lagi ya. Aku paham kalau begitu. Yang aku ingin tanyakan lagi adalah bagaimana bisa kalian berpisah begitu saja? Apakah dia pensiun atau bagaimana?" Duh. Berbicara seperti ini sebenarnya benar-benar m
"Cepat juga kamu dalam memulai aksi." Ana memang menjawab dengan santai tapi dalam hatinya dia benar-benar gelisah. Sampai sekarang pun Ana belum bisa menemukan kelemahan Jagad yang bisa menghancurkan dirinya. Ana juga belum menemukan sesuatu untuk menyelematkan keluarga Hariman. "Kamu gak penasaran apa rencanaku?" Jagad merasa sedikit heran karena Ana tidak lagi menjawab atau bertanya apapun tentang rencana barunya. "Loh aku nunggu kamu ngasih tahu makanya diam saja. Memang apa rencana kamu?" Ana hanya tidak ingin saja membahas sesuatu yang dia sudah tahu ujungnya akan kemana. Kemana lagi kalau bukan ke masalah pertengkaran. Mereka pasti hanya akan menghabiskan waktu untuk bertengkar dan itu sangat tidak disukai oleh Ana. "Rencana aku itu sederhana saja. Kamu tahu kan Claudia akan mencalonkan diri menjadi anggota legislatif? Rusak imagenya hingga dia bahkan tidak berani untuk keluar dari rumah dan menampilkan wajahnya di depan masyarakat." Jagad tersenyum jahat ketika membayangkan
Hari ini adalah saatnya. Jam 9 nanti Claudia akan memulai kampanye dan tentu saja Ana akan ikut serta untuk mendampingi Claudia. Kemarin Ana tidak jadi mengikuti kegiatan makan malam di rumah keluarga Hariman karena sakit. Tentu saja awalnya Jagad memarahinya dengan berbagai kata yang tidak pantas. Namun setelah mengetahui bahwa Ana sungguhan sakit dan tidak mampu untuk datang ke acara makan malam itu, kemarahan Jagad langsung mereda. Yah orang itu kan lebih mementingkan rasa marahnya terlebih dulu sebelum mempelajari bagaimana fakta yang sebenarnya. Dasar manusia sinting yang kokoh. "Kamu cantik sekali hari ini. Kecantikan yang tidak akan diduga oleh keluarga Hariman akan menusuk mereka." Wajah Jagad menyeringai puas saat masuk ke dalam kamar Ana. Ana yang sudah terbiasa dengan tingkah tidak sopan Jagad yang suka menerobos masuk sudah mulai terbiasa dengan tingkah tersebut. Ya walaupun tentu saja Ana tetap merasa muak. "Apa lagi mau kamu? Ada rencana tambahan baru atau bagaimana?"
Semua orang jelas terkejut dengan teriakan Ana yang tiba-tiba. Pihak yang paling terkejut adalah Claudia. Claudia bahkan terlihat tidak bisa berkata-kata. "Saya...setelah saya tahu tentang kebenaran itu saya merasa takut. Saya takut kalau saya sungguhan akan dibunuh dan bernasib malang seperti kakak saya. Akhir-akhir ini saya benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Suami saya bilang tidak perlu memikirkan hal tersebut namun mau bagaimanapun juga saya tetap kepikiran." Ana menangis tersedu-sedu. Tidak ada yang mengira bahwa hari ini Ana akan mengatakan hal yang begitu luar biasa. Kemudian Ana menampilkan layar yang terdapat percakapan antara Claudia dan mafia itu. Claudia yang melihat percakapan itu jelas langsung terduduk lemas. Mata Claudia menatap nanar ke arah layar tersebut dan jelas hal itu membuat Ana makin merasa bersalah. Namun Ana sudah terlanjur melakukan hal tersebut sampai kesini sehingga yang bisa dia lakukan adalah terus melangkah saja. "Kalian bisa melihat kan betapa
"EDNA! EDNA! BUKA PINTU KAMAR KAMU!" Patrik benar-benar terlihat seperti orang yang tidak waras. Beberapa penjaga yang dikerahkan untuk mencegahnya masuk benar-benar tidak bisa mencegahnya. Kemarahan telah membuat tenaga Patrik menjadi sangat besar. Ana yang mendengar gedoran dan teriakan Patrik jelas merasa takut setengah mati. Kenapa orang itu gemar membuat gebrakan baru seperti itu sih? Ana tahu pasti Patrik marah karena tindakan Ana yang sembrono di tempat kampanye. Namun Ana tidak mengira kalau amarah Patrik bahkan mampu mengeluarkan sisi tidak terduga yang tidak pernah disangka oleh Ana. "Edna! Keluar kamu sekarang juga! Mas tahu kamu ada di dalam. Atau perlu pintu ini mas dobrak supaya mas masuk ke dalam." Patrik muak dengan tingkah Edna. Bagi Patrik tingkah Edna saat ini adalah tindakan kekanak-kanakan yang hanya membuang waktu dirinya. "DOBRAK AJA! BUNUH AJA AKU SEKALIAN!" Ana tahu ucapannya ini benar-benar mengerikan dan tak seharusnya dia ucapkan. Namun Ana benar-benar t
"Patrik sialan! Dia pikir dia siapa sampai bisa menghajar diriku seperti itu!" Wajah Jagad terlihat sangat murka. Setelah berteriak seperti itu Jagad terlihat kesakitan. "Aduh-aduh.""Jagad, simpan tenagamu. Jangan malah dipakai untuk teriak-teriak gak jelas gitu dong." Ana hanya merasa kesal saja dengan suara teriakan yang benar-benar menggangu itu. Bisa-bisanya ada makhluk seperti Jagad yang gemar berteriak-teriak seperti itu. "Kamu pikir ini gak sakit?! Patrik benar-benar kehilangan kewarasannya ternyata. Bisa-bisanya dia menculik orang lalu menghajarnya dengan membabi buta seperti ini." Terlihat jelas bagaimana kemarahan begitu terpancar dari wajah Jagad. "Kamu mau membalas dendam karena perbuatan mas Patrik?" Ana bertanya dengan nada datar tapi di dalam hati dia benar-benar ketakutan. Jagad mampu membunuh Vivaldi sehingga tidak mungkin bagi dirinya untuk tidak membunuh Patrik kan. Ana sekarang benar-benar mengkhawatirkan keadaan Patrik. Bagaimana kalau Patrik sampai tiada karen
Karena sekarang ini posisi Ana adalah sebagai Edna makanya dia harus berhati-hati dalam berbicara untuk menggali informasi soal Edric. "Kalau dari keterangan kamu tadi kamu mengenal Edric? Teman sepermainan seperti apa yang kamu maksud? Soalnya seperti yang kita tahu sendiri bahwa lingkungan tempat kalian tinggal itu berbeda jadi agak aneh kalau Edric bisa menjadi teman sepermainan kalian." Ana berharap Leona bisa langsung peka untuk menjelaskan siapa Edric itu sebenarnya. "Lingkungan tempat kami tinggal memang berbeda, bu. Tapi seingat saya pak Vincentius itu sering sekali ditinggal oleh orang tuanya untuk bekerja entah di luar kota maupun di luar negeri. Ada banyak pelayan yang melayani pak Vincentius di rumah tapi pak Vincentius paling dekat dengan pengasuhnya yang namanya bu Siti. Nah bu Siti itu punya anak namanya Elma dan mereka tinggal di lingkungan tempat saya tinggal. Rumah kami gak terlalu jauh sih, bu. Nah pak Vincentius itu sering diajak bu Siti ke rumahnya karena kalau g
Darah Ana seakan berhenti terpacu. Bertemu dengan Jagad? Apa yang memangnya dilakukan oleh Edric sampai harus bertemu dengan Jagad? Tidak, apa sebenarnya isi pembicaraan mereka? Pasti isinya membicarakan soal Ana kan? Apa memang benar begitu? "Oh, Jagad? Aku pikir kalian gak terlalu kenal sampai bisa ketemu kayak gitu. Ternyata aku salah ngira ya." Ana tertawa tipis karena tahu bahwa jawaban sebenarnya dari pertanyaannya baru akan dijawab oleh Edric. Ana hanya merasa terlalu gugup saja hingga mengatakan hal yang tidak penting. "Aku memang gak terlalu kenal dengan Jagad sih. Tapi mau bagaimanapun juga Jagad itu adalah bagian dari relasi yang aku punya. Jagad itu bisa dibilang cukup independen dari keluarga Lazuardi sebenarnya. Namun akhir-akhir ini tampaknya dia memutuskan untuk bergabung lagi dengan keluarga Lazuardi. Ya aku gak tahu sih apa alasannya karena gak ada urusannya dengan aku juga ya. Nah, Ana kamu cukup tahu disini atau mau tahu lebih banyak?" Edric menoleh sebentar ke a
"Ma, buat apa Jagad diundang? Acara ini bisa-bisa hancur kalau ada Jagad." Ana panik sekali. Ana yakin ini adalah taktik keluarga Hariman agar Jagad bisa membongkar kebohongan dirinya saat pernikahan nanti. Tidak bisakah mereka tidak berbuat sekejam ini pada Ana? Ini terlalu kejam bukan? Atau memang karma seperti ini pantas untuk Ana dapatkan? "Memang kenapa kalau mengundang Jagad? Jagad juga belum tentu akan datang kok. Keluarga Lazuardi itu tidak pernah mau menghadiri acara seperti ini kecuali mereka memang sedang bosan saja. Kamu gak usah khawatir seperti itu. Urus saja pernak pernik pernikahan kamu dengan Edric." Claudia menjawab dengan santai seolah tidak peduli dengan rasa cemas yang dialami oleh Ana. "Tapi, ma. Jagad itu sudah berkali-kali berbuat jahat kepada aku. Jagad itu adalah orang yang ingin menghancurkan kebahagiaan aku. Kenapa mama malah tega membawa orang yang seperti itu ke dalam pernikahan ini sih? Aku sudah mau menurut dengan menikahi Edric lho." Sebenarnya Ana i
Ana benar-benar seperti orang gila saat ini. Ana sibuk menebak-nebak apa yang dilakukan oleh Edric tadi tapi dia tidak menemukan jawaban apapun. Bagaimana bisa menemukan jawaban kalau Ana saja tidak menanyakan apapun pada Edric. Ana tentu ingin bertanya tapi dia menganggap hal itu adalah hal yang terlalu menganggu orang lain dengan rasa penasarannya. "Edna, kenapa kamu menginap di rumah Patrik?" Saat Ana sedang merebahkan dirinya tiba-tiba saja Claudia masuk ke dalam kamar ini. Lho kapan Claudia datang? Ya tapi wajar Ana tidak tahu kalau Claudia datang karena rumah ini saja kan ukurannya besar sekali. "Aku menginap disini ya karena ingin saja, ma." Duh jangan bilang Claudia juga ingin mengusir Ana dari rumah Patrik. Sekarang ini kan apapun yang dilakukan oleh Ana pasti akan terlihat salah di mata Claudia. Kalau sudah seperti ini sih Ana juga bingung harus melakukan apa supaya tidak terlihat sekalian oleh Claudia. "Kamu itu punya rumah, Edna. Jangan ganggu kakakmu di rumah ini. Kaka
"Aku pikir kamu gak akan mau datang kesini. Aku gak mengira kamu benar-benar membawa Edna ke pemakaman itu." Wajah Jagad terlihat berusaha keras untuk memprovokasi Edric. Tapi yang terlihat adalah wajah Edric yang tetap tenang hingga membuat Jagad merasa kalut diam-diam. Manusia di depannya ini benar-benar sulit ditebak dan pasti dia adalah orang yang berbahaya. Bagaimana Jagad bisa menyusun rencana selanjutnya kalau begini? "Aku mau datang kalau memang aku ingin. Kebetulan aku memamg ingin berziarah ke makam dan bagus juga kalau mengajak Edna. Ya supaya Edna tahu soal bagaimana sih kehidupanku sebelumnya gitu. Kebetulan kamu bilang ada keperluan dengan Edna ya sudah aku bawa sekalian. Yang gak aku sangka ternyata disana kamu cuma bicara omong kosong ya. Aku gak tahu kalau ternyata mulut kamu itu bisa bicara sembarangan bahkan di pemakaman. Aku pikir hal yang kamu ingin bicarakan dengan Edna adalah hal yang sangat penting karena memang kamu gak akan dapat kesempatan lagi untuk bicara
"Mas, tadi aku ketemu Jagad." Ana tidak tahu apakah Patrik bisa membantu dirinya atau tidak tapi yang jelas Ana ingin menceritakan hal ini kepada Jagad. Paling tidak Patrik mau mendengarkan ceritanya bukanPatrik yang sedang memasak telur langsung menoleh ke arah Ana dengan secepat kilat. "Apa? Ketemu dimana emangnya kamu?" Wajah Patrik terlihat kalut. Entah mengapa Ana sedikit bersyukur melihat wajah Patrik yang kalut karena itu artinya dia mengkhawatirkan Ana bukan. "Ketemu di pemakaman umum gitu. Edric ngajak aku ziarah ke makam temannya. Ya Edric gak jelasin dengan detail siapa temannya itu dan kenapa dia bisa meninggal sih. Nah disitu aku lihat Jagad karena dia yang menyapa aku duluan. Aku gak tahu apa yang Jagad lakuin di tempat pemakaman biasa begitu. Maksudnya tempat pemakaman itu terlalu sederhana untuk keluarga Lazuardi." Ana ingin menggali informasi dari Patrik karena siapa tahu Patrik mengerti apa yang Jagad lakukan disana. Semenjak bercerai dari Jagad tentu saja segala i
Edric terlihat kebingungan sementara Jagad dan Ana masih sibuk bertatapan."Ngapain kamu disini?" Ana bertanya dengan nada yang dia usahakan terdengar biasa saja namun sepertinya tidak bisa karena Ana sendiri merasakan bahwa suaranya terdengar agak judes. "Loh ini kan pemakaman umum. Siapapun bisa datang kesini kan tentunya. Selamat ya atas calon pernikahan kamu. Ini calon suami kamu kan?" Vincentius Edric Sastrawidjaja." Jagad menjabat tangan Edric dengan erat dan dibalas Edric dengan sama eratnya. "Edna, kamu mau ngobrol dulu sama Jagad? Kalau iya, aku akan pergi. Tapi kalau kamu gak mau ngobrol sepertinya yang lebih baik pergi ya Jagad kan." Edric memandang Edna dengan tatapan yang khawatir. Dengan rumor-rumor yang pernah Edric dengar ternyata memang terbukti kalau pernikahan Edna dengan Jagad tidaklah bahagia. Kalau begitu bukankah sudah menjadi tugas Edric agar Edna tetap baik-baik saja. Jagad menyeringai ketika mendengar ucapan Edric. "Wah, ternyata calon suami kamu ini orang
Tadi mungkin Ana memang tidak bisa berpikir dengan jernih namun sekarang dia sudah tahu apa kesalahan yang dimaksud oleh Patrik. Patrik ternyata juga sudah tahu bahwa dirinya adalah Edna yang palsu. Keluarga Hariman memilih tidak memberitahu Ana agar Ana merasa kebingungan dan menderita dengan perubahan yang tiba-tiba. Baiklah, Ana terima semua perlakuan itu karena memang dirinya bersalah. Andai saja Ana tidak bersikap bijak maka sudah tentu dirinya akan ditendang keluar dari rumah ini. Yang paling parah adalah bisa jadi dirinya akan benar-benar dipenjara. Tidak, Ana tidak ingin itu terjadi. Itu sebabnya untuk mencegah kemarahan dan kebencian yang keluarga Hariman pendam bisa meledak mulai sekarang Ana tinggal di apartemen lain. Keluarga Hariman masih mau membiayai dirinya namun beda cerita setelah menikah nanti. Dengan mengganti nama belakang Edna menjadi Sastrawidjaja secara resmi maka keluarga Hariman benar-benar tidak mau bertanggung jawab terhadap Ana dari segi apapun termasuk ma
Ana sudah sampai di kamarnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ana tidak mengira bahwa hal semacam ini terjadi juga pada dirinya. Padahal Clathria bilang dia tidak masalah jika Ana menipu semua orang kecuali ibu kandungnya Edna. Apakah masalahnya memang ada disitu? Ana telah menipu ibu kandungnya Edna karena sampai sekarang dia belum mengetahui kenyataan apapun. Pantas saja sekarang perlakuan keluarga Hariman benar-benar berbeda. Dari percakapan mereka nanti Ana jadi tahu kalau mereka akan merahasiakan identitas Ana untuk menjaga nama baik keluarga ini. Namun walaupun begitu bukankah sebaiknya Ana tetap berpura-pura tidak tahu kenyataan yang ada? Ana tidak ingin dirinya benar-benar ditendang dari keluarga ini. Ana tidak masalah diperlakukan tidak baik oleh keluarga Hariman namun dirinya tetap tercatat sebagai anggota keluarga ini. Kalau begitu Ana harus segera menikah dengan Edric bukan? Pernikahan dengan Edric adalah hal yang harus Ana lakukan saat ini. Setidaknya Ana harus bersyuk