Share

9. Tertangkap Basah

last update Last Updated: 2022-12-27 12:22:53

"Carissa, apa foto ini milikmu?"

Carissa yang sudah selesai mencuci piring menoleh ke arah suara Gara di kamar tamu yang semalam ia tempati. Gadis itu bergegas mengayun langkah mendekat.

"Ya, Kak?"

"Ini milikmu?" Gara yang semula berjongkok, berdiri pelan-pelan. Mengulurkan selembar foto kecil itu kepada Carissa yang berdiri di hadapannya.

"Oh ... i-iya, punyaku." Kedua pipi gadis itu bersemu tiba-tiba. Ia menarik lembaran kecil itu dari sela-sela jemari Gara. Tidak berani membalas tatapan yang lebih tua, karena entah mengapa terasa begitu menusuk. "Mungkin aku nggak sengaja jatuhin ini semalam."

"Itu siapamu?"

"Ah?" Carissa tercekat. Ia sempat mendongak sesaat hanya demi menemukan tatapan Gara yang benar-benar setajam belati, kemudian menunduk lagi. "Ini ... mantan tunanganku."

Sebelah alis Gara terangkat kala mendengar penuturan itu. Mantan?

Tatapan mata tajamnya kini terpancang lekat pada foto yang sekarang sedang digenggam erat oleh Rissa.

"I-ini, aku nggak sempet buang. Aku jarang buka-buka dompet soalnya." Entah mengapa Carissa mengatakan hal itu. Padahal ia sendiri juga tahu kalau Gara tidak akan peduli.

Nah, benar. Gara tidak peduli. Lelaki itu hanya mengangkat bahu dengan acuh tak acuh sebelum melangkah pergi meninggalkan Carissa sendirian.

"Kok bisa sih sampai jatuh?" gerutu Carissa bermonolog sepeninggal Gara. Ia meremas foto menyebalkan itu sebelum melemparnya ke dalam tempat sampah terdekat. "Kenapa lagi itu Kak Gara ngeliatnya ngeri banget tadi? Nggak mungkin kan kalau dia kenal sama Abian? Atau malah dipikirnya aku ini perempuan nggak bener?"

Carissa menggeleng lemah. Gadis itu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah beraktifitas di dapur sejak pagi.

Tidak banyak yang bisa Carissa lakukan setelahnya. Ia tidak merasa perlu memindahkan beberapa potong pakaian yang dibawanya dari koper ke dalam lemari. Dipikirnya, dirinya hanya akan tinggal sementara di tempat ini. Maka dari itu, setelah selesai membersihkan setiap sudut apartemen yang sesungguhnya tidak perlu —karena sudah sangat bersih— Rissa hanya duduk diam di atas ranjang kamar tamu yang dingin. Tidak tahu harus melakukan apa lagi. Dan karenanya ia jadi melamun lagi, memikirkan segala kejadian yang sudah lalu.

Kemana dirinya akan pergi setelah ini?

Klek!

Carissa tersentak sedikit kala mendengar suara pintu yang terbuka. Ini masih pukul lima sore, dan Gara tadi pagi berkata tidak akan pulang malam ini. Ah, apa mungkin lelaki itu berubah pikiran?

"Kak? Katanya nggak pulang?" Gadis itu bertanya seraya buru-buru keluar dari kamar tamu. Mungkin Gara perlu disiapkan sesuatu. Carissa tahu diri, ia tak keberatan berposisi sebagai asisten rumah tangga untuk sementara waktu.

"Kakak perlu sesuatu?"

Carissa menyambut seseorang yang baru saja memasuki pintu apartemen. Dan segera saja ia mematung di sana, berdiri berhadapan dengan seseorang yang sama sekali bukan Sagara.

"Siapa kamu?"

Carissa tercekat, memandang terkejut kepada seorang wanita di hadapannya. Wanita setengah baya yang cantik, anggun, dan jelas sekali bukan orang sembarangan. Segala benda yang menempel di sekujur tubuh wanita itu menunjukkan dari kelas sosial mana ia berasal.

"Kamu siapa?" Wanita itu mengulangi dengan suara terkejut. "Sedang apa di dalam kamar apartemen putraku?"

Seluruh tubuh Carissa mendadak Kaku kala mengetahui wanita ini adalah ibunya Sagara.

"S-saya ... emm ... "

"Jangan-jangan kamu pacarnya Gara? Astaga, anak itu!" Wanita itu memijit pelipisnya sebelum terhuyung ke arah sofa. Selama beberapa saat, ia duduk diam di sana dengan wajah shock, sementara Carissa masih berdiri menunduk sambil memilin-milin ujung bajunya.

"S-saya bukan pacarnya Kak Gara, Bu ... " Suara Carissa mencicit ketakutan. Gadis itu sama sekali tidak berani mengangkat wajah.

"Kalau bukan pacarnya, terus siapa?"

"Saya–"

"Apa mungkin Gara udah berani bawa pulang wanita panggilan? Astaga!"

"Bu–bukan, saya bukan wanita panggilan!"

Wanita itu tidak mengindahkan penyangkalan Carissa sama sekali. Hanya terbelalak shock sambil sesekali menggerutu dan melemparkan tatapan mencela kepada si gadis yang masih menunduk ketakutan.

"Nggak. Aku nggak bisa langsung usir aja. Gara harus jelaskan semua ini," gumam wanita itu seraya menarik ponsel dari dalam dompet mewahnya. Masih dengan jemari memijit-mijit pelipis, ia berkata keras kepada Gara yang berada di seberang sana, melalui sambungan telepon.

"Gara, apa-apaan kamu ini? Mami nggak tau kalau ternyata begini kelakuanmu!"

Carissa tidak bisa mendengar suara Gara, tapi wanita cantik itu masih melanjutkan marah-marahnya.

"Apa, apa! Pulang ke apartemen sekarang dan jelasin semua ini sama Mami! Nggak, Mami nggak mau denger lewat telepon. Kamu ke sini sekarang juga!"

Carissa semakin menciut ketakutan. Sebelumnya, Gara sudah berpesan kepadanya agar keberadaannya tidak diketahui oleh siapapun. Sekarang, justru orang pertama yang dihindari Gara yang menemukan gadis itu dalam apartemen.

Carissa punya firasat bahwa Gara akan mengusirnya mentah-mentah setelah ini.

Detik-detik berlalu dalam keheningan yang mencekam saat Carissa terpojok dalam tatapan menusuk wanita cantik itu. Bahkan untuk menjelaskan siapa dirinya pun Rissa tidak berani.

Hingga berpuluh-puluh menit penuh tekanan kemudian, pintu apartemen kembali terbuka dengan sosok Sagara muncul dari baliknya.

"Mami ... "

"Apa ini?"

Lutut Rissa terasa lemas menghadapi dua orang yang sama-sama punya aura menakutkan itu. Ia merasa seperti seorang terdakwa di hadapan hakim agung, yang sebentar lagi akan melemparkan dirinya ke dalam jeruji besi.

"Jadi ini alasan kamu selalu membangkang kata-kata Mami selama ini, Gara?"

"Mi ... biar Gara jelaskan dulu."

"Mami nggak nyangka kamu sepicik itu. Bilang sama Mami kalau kamu udah punya pacar. Bukannya malah marah-marah nentang Mami terus nggak pulang. Ujung-ujungnya malah sembunyiin dia di sini. Kamu mau bikin Mami kena serangan jantung, ha?"

Carissa masih menunduk dalam, menyembunyikan wajahnya. Ia sudah pasrah dan akan menerima saja apapun yang terjadi. Mungkin memang sudah jalan takdirnya terlunta-lunta di jalanan.

Namun kemudian, yang Rissa rasakan justru rangkulan di bahunya. Rissa memandang Gara dengan bingung. Namun, belum sempat memproses semuanya, lagi-lagi Rissa tersentak oleh ucapan asal Gara. 

"Iya, Mi. Ini pacarnya Gara."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yusifah
lanjutan cerita ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Pernikahan Palsu   10. Penawaran Gara

    "Iya, Mi. Ini pacarnya Gara."Mulut Carissa terbuka lebar. Ia menatap Gara yang masih merangkul bahunya dengan mata terbelalak. "K-Kak ... ""Gara udah bilang berkali-kali sama Mami. Gara nggak mau dijodohin sama Tamara.""Kenapa nggak bilang sama Mami kalau kamu udah punya pacar?""Ah, itu ... " Sesaat, lelaki muda itu kelihatan sedikit bingung dan menghindari tatapan ibunya. "Gara belum siap kasih tau Mami.""Belum siap tapi kamu bawa dia tinggal satu atap, Sagara?" Wanita cantik itu berusaha tidak histeris. "Kalau sampai salah satu rekan Mami ada yang tahu, bagaimana? Kamu mau bikin Mami malu dunia akhirat, ha?"Gara buru-buru mendekat kala ibunya tampak memejamkan mata sembari memegangi kening dengan kedua tangan."Mami, maaf. Gara sama sekali nggak bermaksud begitu. Gara hanya nggak mau Mami jodohin sama Tamara. Ini rencananya juga udah mau Gara kenalin sama Mami, kok. Tapi Mami udah keburu tahu sendiri." Gara meringis dengan posisi jongkok, memijiti lutut ibunya. Dan Carissa ag

    Last Updated : 2022-12-30
  • Bukan Pernikahan Palsu   11. Ayo Menikah!

    "Penawaran lain?" Carissa mengerjapkan mata. Rasanya ia tidak mau peduli lagi pada apapun yang Gara tawarkan kepadanya sekarang. Namun, mengingat kembali ke mana dirinya harus pergi jika harus angkat kaki dari tempat itu sekarang juga, Carissa terpaksa harus menelan kembali seluruh ego dan harga diri yang dijunjungnya setinggi langit.Ah, harga diri apanya? Ia bahkan memohon-mohon untuk diijinkan tinggal kan, kemarin?"Penawaran bagus." Gara menampakkan smirk, yang demi apapun tidak bisa Carissa tampik ; sangat menawan. "Kita menikah agar ibuku tidak terus memaksa menjodohkan dengan perempuan yang aku nggak suka. Dan kamu, bisa membalaskan sakit hatimu kepada Abian Danurendra. Is that win-win solution?""Bagaimana?" Carissa mengerutkan dahi. Sampai sini, ia belum sepenuhnya mengerti. "Kenapa Abi harus sakit hati, Kak? Dia udah mutusin aku dalam segala hal termasuk komunikasi. Nggak mungkin dia denger kabar kalaupun aku menikah.""Ya tentu saja ... " Senyum Gara semakin lebar sekarang

    Last Updated : 2022-12-31
  • Bukan Pernikahan Palsu   12. Pertemuan

    "Ris ... "Sagara diam di ambang pintu. Tampak kedua manik kelamnya menyorot datar kepada Carissa yang sudah selesai didandani oleh pegawai salon. Gadis itu sekarang juga tengah berdiri kikuk, membalas pandangan Gara dengan jengah."Kenapa, Kak?" tanyanya dengan nada gusar. "Aneh banget, ya? Nggak pantas, ya?"Gara hanya mengangkat sebelah alisnya sebelum berbalik dan keluar lagi tanpa mengatakan sesuatu. Membuat Carissa terpaksa harus mengejar dengan langkah-langkah lebar. Itu sulit, asal tahu saja. Carissa sedang mengenakan heels."Kak, beneran aneh, ya?" Carissa mengulangi ketika Gara sudah membuka pintu mobilnya. "Aku nggak pede, Kak. Ini jelek, ya?"Gara menghentikan gerakan. Menatap gadis di sisi lain mobilnya itu dengan tatapan menelisik. "Ini salon punya ibuku. Jangan sembarangan deh, bilang kalau hasilnya jelek."Apa? Duh, Rissa salah bicara."Mak-maksud aku, bukan salonnya yang jelek, Kak. Salonnya bagus sekali, kok. Cuma objeknya aja yang nggak bagus." Carissa tersenyum kak

    Last Updated : 2023-01-01
  • Bukan Pernikahan Palsu   13. Makan Malam

    "Berani-beraninya mendekati putraku. Memangnya kamu punya apa?"Carissa tertegun. Ia memang sudah tahu bahwa wanita di hadapannya itu bukanlah orang sembarangan, namun apakah harus pertanyaan semacam ini dilontarkan saat kedatangan pertama Carissa ke rumahnya?Gadis manis itu demikian shock-nya hingga tidak begitu menyadari kala Sagara menyela."Mami, jangan begitu. Nanti dia ketakutan, malah nggak mau dateng ke sini lagi."Mustahil ada gadis yang tidak ketakutan dengan respon calon mertua yang seperti itu, kan?"Gara!""Ini bukan kantor, Mam. Kita nggak lagi ngebahas masalah kerjaan. Udah ah, Gara laper, nih. Mami masakin apa buat Gara?"Sebentar, sebentar. Otak Carissa terlalu tumpul untuk mencerna berbagai kejadian yang menimpanya secara bertubi-tubi barusan. Mengapa Gara sesantai itu menghadapi ibunya yang jelas-jelas sedang meledak marah?"Padahal Mami cuma mau bangun image, Gara. Tapi kamu seenaknya aja bikin kacau. Ya udahlah. Mami masak rendang, sama macem-macem. Ajak Cassandr

    Last Updated : 2023-01-02
  • Bukan Pernikahan Palsu   14. Jungkir Balik

    Carissa masih membersit sudut matanya sesekali. Isak kecilnya juga belum sepenuhnya reda. Gadis itu diam sembari mempermainkan tali dress-nya di tepi balkon kamar Gara yang megah.Pemandangan kelap-kelip lampu kota menghampar di hadapannya, ditemani desir angin malam yang menyapa lembut.Sehebat ini takdir menjungkirbalikkan hidupnya. Masih membekas jelas dalam benak, betapa dunianya terasa remuk redam, gelap gulita saat Abian mengatakan bahwa ia tidak bisa menikahinya karena Anes. Dan sekarang, ia berdiri di sini. Di tepi balkon kamar di lantai tiga sebuah rumah yang lebih pantas disebut istana, sebagai calon nyonya muda.Apakah itu bisa dipercaya?"Masuk, Ris!" Sebuah suara bertitah, membuat Carissa menoleh. "Kamu mau masuk angin, berdiri di situ pakai baju tipis?"Sagara sudah berada di belakangnya. Lelaki itu cuek saja membuka satu-persatu kancing kemeja yang ia kenakan. Lantas menanggalkannya lepas dari tubuh bagian atas yang terbentuk sempurna karena Gara hobi work out. Membuat

    Last Updated : 2023-01-03
  • Bukan Pernikahan Palsu   15. Bertemu di Kantor

    *"Jangan norak begitu kamu, heh!" Yasmin mendelik kepada gadis bersurai panjang yang mengikuti langkahnya dengan kikuk. Membuat yang lebih muda terperanjat."I-iya, Bu.""Beneran deh, aku nggak habis pikir. Kok bisa-bisanya Sagara ketemunya sama yang seperti ini. Aku sebenernya nggak mau. Tapi kalau putraku suka ya apa boleh buat?"Wanita jelita itu mengomel ke sana kemari seraya membuka handle pintu kaca yang cantik. Memasuki sebuah butik yang sekali pandang saja bisa ditebak berapa harga outfit yang dipajang di sana. Butik ini bukan tempat yang ia datangi bersama Sagara kemarin, tapi memiliki nama yang sama. Sudah jelas ini cabangnya atau semacam itu."Helen!" pekik Yasmin ketika telah melenggang di dalam butik premium itu. Tak peduli dengan tatap mata beberapa pengunjung yang berada di sana. "Helen, kamu urus ini anak! Suruh buang aja itu bajunya yang lama. Carikan outfit yang simpel aja, buat jalan!"Seorang pegawai cantik muncul dari balik baju-baju yang digantung rapi. Cantik s

    Last Updated : 2023-01-05
  • Bukan Pernikahan Palsu   16. Tamara

    Calon istri.Dua kata yang menghebohkan seantero kantor Sagara siang itu. Selain asisten sekaligus sekretaris pribadinya yang bernama Radit, tak ada seorangpun dalam kantor itu yang mengetahui bagaimana pribadi sebenarnya Gara. Ia hanya terkenal sebagai CEO muda yang cerdas, tegas dan efisien. Sisi lain yang hobi mabuk dan main ke klab malam, adalah rahasia Radit dan ibunya saja.Dan jika sekarang bos tampan itu tiba-tiba menyebut seorang gadis sebagai calon istri, berarti dunia sedang tidak baik-baik saja."Kak ... " Carissa berkata pelan. Gugupnya kambuh lagi setelah sesaat tadi berhasil akting dengan sempurna. "Kak, kenapa semua orang lihatin kita, begitu?""Menurutmu kenapa?"Duh! Carissa menggaruk tengkuk. "Ap-apa aku kelihatan jelek sekali, ya?""Menurutmu begitu?"Gadis itu mencuri-curi pandang ke arah lelaki tampan di sampingnya. "Aku nggak pede, Kak.""Kamu nggak pernah percaya diri. Pantes aja tunanganmu sampai hilang ditikung orang."Menohok sekali kata-katanya. Carissa han

    Last Updated : 2023-01-06
  • Bukan Pernikahan Palsu   17. Fitting

    Yasmin tidak berlebihan ketika berkata bahwa hari ini mereka akan sibuk. Ke sana kemari mengurus sendiri ini dan itu. Dan tahulah Rissa sekarang, mengapa wanita ini sampai bisa memiliki bisnis yang demikian sukses. Sangat hard worker, detail, tegas, dan efisien. Tipe wanita yang tidak akan mengizinkan hidupnya disetir laki-laki manapun.Dan sialnya, Carissa seratus delapan puluh derajat berbeda."Kamu bisa disabet Mami kalau ketahuan ngelamun buang-buang waktu begitu," tegur Sagara di sela-sela pengepasan baju pengantin mereka. Gara memang harus ikut, kan? Karena badan dia yang diukur.Carissa terkesiap. "Ah, iya, Kak. Maaf.""Mikirin apa?""Ah, enggak.""Tell me!"Itu perintah? Bukan perintah, lebih tepatnya tuntutan. Carissa kini perlahan menyadari, lelaki ini memiliki sikap ambisius. Sedikit obsessed, mungkin? Harus ia dapatkan apa yang ia inginkan. Bukankah itu mengerikan?Sekarang, sepasang obsidian setajam mata elang itu tengah melubangi kornea mata Carissa dengan tatapan membiu

    Last Updated : 2023-01-08

Latest chapter

  • Bukan Pernikahan Palsu   Extra Part 2

    **Sagara berlari kencang menyusuri deretan kursi-kursi ruang tunggu bandara. Ia menerabas palang pintu dan tiba tepat sebelum gate keberangkatan akan ditutup. Dengan napas memburu, pria itu menyerahkan boarding pass-nya kepada pramugari yang menatap tak habis pikir. Meski demikian, pramugari cantik itu tidak mengatakan apapun dan memilih bekerja dalam diam sebab tahu bahwa penumpang yang ini bukanlah orang sembarangan. Ia hanya menampakkan seulas senyum kecut.“Silakan duduk di tempat yang sudah anda reservasi, Pak,” ucap si pramugari, mempersilahkan Gara masuk, sebelum kemudian menyudahi proses check-in terakhir. Menghela napas lega, Gara kemudian melangkah masuk dan menghempaskan tubuh berkeringatnya di kursi penumpang yang berada di samping jendela pesawat. Menata napasnya yang tadi sempat terputus-putus.“Rissa, tunggu sebentar ya, Sayang. Aku pulang,” bisiknya sembari memejamkan mata. Jantungnya menderu seperti suara mesin pesawat yang sudah menyala. Ia merapalkan doa, semoga ma

  • Bukan Pernikahan Palsu   Extra Part

    **Abian tersenyum saat meletakkan sebuah foto ke dalam kotak besar bersama bermacam-macam benda lain di dalamnya. Boneka, buku diary, baju, dan semacam itu. Ia pandangi baik-baik foto tersebut dengan senyum yang belum lindap.“Maaf dan terimakasih,” bisiknya bermonolog sementara masih menatap lekat fotonya. “Kamu selalu akan jadi kenangan indah buat aku, Ris. Kamu perempuan terbaik yang pernah aku miliki, tapi Sagara adalah pria terbaik yang dipilihkan Tuhan untukmu.” Abian mengusap foto dirinya dan Rissa itu dengan sayang. “Berbahagialah selalu. Terimakasih masih menjadi bagian dari keluargaku meski kamu nggak bersamaku. Tetaplah hidup bahagia, menjadi pendamping kakakku, ya. Aku tahu dengan lembutnya tutur kata dan tindakanmu, hati batu manusia satu itu pasti bisa meleleh.”Abian menutup kotak tersebut. Kotak yang berisi barang-barang kenangannya dengan sang mantan kekasih.“Nggak ada lagi yang perlu disesalkan sesudah ini. Aku dan Rissa sudah hidup sendiri-sendiri dengan baik. Dia

  • Bukan Pernikahan Palsu   233. Everything's Gonna Be Okay

    **Matahari bersinar dengan cerah saat Rissa menarik terbuka tirai tebal yang menutupi jendela kamarnya. Pemandangan di balik kaca jendela itu membuatnya tersenyum. Para maid berlalu lalang di bawah, menata meja dan kursi serta dekorasi cantik di tengah halaman belakang mansion. Sepertinya akan ada acara di sana.Suara derit pintu yang terbuka membuat Rissa mengalihkan atensi. Sagara datang sembari menggendong putri kecilnya.“Good morning, Mama,” ucapnya disertai senyum manis. Sementara Stella seketika mengoceh sembari menggapai-gapaikan tangan mungilnya begitu melihat sang ibu.“Good morning my angels.” Rissa melangkah mendekat. Ia ulurkan tangan, menyambut putri kecilnya yang melonjak-lonjak senang.“Tidur nyenyak, Sayang?” Gara memberikan kening istrinya kecupan kecil.“Banget. Maaf kamu jadi bangun duluan dan ngurus Stella pagi-pagi ya, Kak?”“Aku kan ayahnya Stella, jadi ya memang sudah kewajibanku ngurus dia. She is our child, not only yours or mine, Rissa. Kita bikin berdua, j

  • Bukan Pernikahan Palsu   232. Prasangka Yang Salah

    **Carissa sudah tenang saat Sagara kembali ke ruangan di mana ia dirawat. Seorang suster yang menemani mohon diri untuk keluar dengan menyembunyikan pipinya yang merona begitu pria rupawan itu masuk. Benar, walau kini Gara sudah bukan lagi bujangan, sudah memiliki seorang istri dan putri kecil yang cantik, namun pesonanya justru bertambah-tambah. Seringkali membuat Rissa jengkel sebab para perempuan itu seperti tak sungkan-sungkan menunjukkan rasa ketertarikan mereka kepada suaminya.“Jangan cemberut begitu, Sayang,” kata Gara, yang seperti biasa, sangat peka melihat perubahan raut wajah istrinya.“Makanya kamu biasa aja, nggak usah seramah itu,” cetus Rissa, semakin cemberut.Gara terkekeh pelan sembari melangkah mendekat kepada wanitanya yang duduk di atas ranjang. “Ya masa orang senyum nggak disenyumin balik. Itu namanya kan sombong.”“Mending dianggap sombong daripada kamu baperin anak orang begitu. Pura-pura nggak tahu apa gimana kalau pemilik sahnya ada di sini?”Tawa Gara kian

  • Bukan Pernikahan Palsu   231. Freddy Fernandez

    **Freddy Fernandez.Carissa belum pernah bertemu muka dengan orang ini, jadi ia tidak tahu siapakah gerangan pria berusia sekitar lima atau enam puluh tahun yang memiliki paras begitu menawan itu. Hanya saja dari gerak-geriknya, bisa ditebak bahwa pria itu bukanlah orang sembarangan. Terlebih ditinjau dari barang-barang branded mewah yang menempel di sekujur tubuhnya. Mulai dari suit berwarna abu-abu gelap yang ia kenakan, hingga jam tangan seharga sebuah unit apartemen eksklusif di ibukota. Golongan old money yang mungkin berada satu tingkat di atas strata sosial keluarga Aditama.Meski demikian, Sagara sama sekali tidak repot-repot menampakkan raut segan atau sesuatu. Ia justru melayangkan tatapan tajam kepada si pria setengah baya yang masih diam di ambang pintu. Dan saat itulah Rissa baru menyadari bahwa pria itu dikawal oleh banyak bodyguard di belakangnya.“Selamat sore, Sagara,” ucapnya dengan nada tegas. Suaranya dalam dan berwibawa, sangat mencerminkan sebesar apa dirinya be

  • Bukan Pernikahan Palsu   230. Rumah Sakit Lagi

    **Carissa merasa kesadarannya timbul dan tenggelam. Ia mengerjap perlahan, berusaha membuka kelopak matanya yang terasa perih sekali. Saat atensinya pelan-pelan mulai jelas, ia menyadari bahwa ini adalah tempat yang asing. Kembali, rasa trauma akan tempat asing seperti membuatnya nyaris kembali pingsan. Terlebih lagi, rasa sakit yang hebat di dada seperti mencekik lehernya saat ia bergerak. Pada saat-saat demikian, tanpa sadar perempuan itu menyebut nama satu-satunya sosok yang melekat dalam ingatannya.“Kak Gara ….”Carissa tidak berharap apapun sebab berpikir Aldric masih menyekap dirinya. Ya, itu adalah hal terakhir yang perempuan itu ingat. Namun kemudian, sebuah suara menjawab rintihannya, membuat kesadarannya seperti seketika dijejalkan dengan paksa ke dalam raganya yang remuk redam.“Sayang? Sayang, kamu bangun? Ini aku, aku. Kamu bisa lihat aku, kan?”Rissa menoleh dengan terkejut, mendapati wajah Sagara yang berada sangat dekat. Ia ingin mengulurkan tangan dan menyentuh waja

  • Bukan Pernikahan Palsu   229. Sudah Berakhir?

    **Dua kali Sagara berada pada situasi seperti ini. Kalut, panik dan ketakutan menunggu dokter keluar membawa kabar tentang bagaimana kondisi istrinya. Dua kali pula Sagara merasa gagal menjadi suami yang bertanggung jawab, hingga lagi-lagi istri tercintanya harus berhadapan dengan maut. Sebuah kecelakaan bodoh yang seharusnya tidak perlu terjadi.“Kenapa lama banget?” Ia berdecak kesal, menatap dengki kepada pintu ruangan UGD yang tak kunjung membuka. “Sial! Gue dobrak juga lama-lama pintu sialan itu!”“Sabar sebentar, Pak. Pak Gara bisa duduk dulu, biar nggak terlalu tegang,” saran petugas kepolisian muda yang mendampingi dirinya hingga ke rumah sakit.“Menurutmu aku bisa tenang dalam keadaan seperti ini?” sahut Gara ketus. Membuat si petugas tidak lagi mengatakan kalimat penghiburan. Tuan muda yang satu ini sungguh tidak bisa diajak berbasa-basi. Hanya dengan istrinya seorang ia bisa bersikap seperti manusia biasa.Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka dengan seorang dokter

  • Bukan Pernikahan Palsu   228. Jatuh!

    **"Rissa!" Sagara mengguncang tubuh dalam pelukannya itu kuat-kuat. Rasa takut kembali menjalar di sepanjang aliran darahnya saat ia lihat wanitanya memejamkan mata tanpa bergerak. "Rissa, bangun Sayang! Rissa, jangan begini! Bangun!""Kita bawa ke rumah sakit saja, Pak," saran seorang petugas. Membuat Gara membatalkan niatnya untuk mengguncang kembali tubuh sang istri. Dengan bodoh ia menyadari, bahwa seharusnya memang melarikan Rissa ke rumah sakit segera, alih-alih memaksanya bangun seperti itu.Maka, pria itu segera membopong tubuh istrinya. Menjauh dari keramaian dan kerumunan orang-orang yang masih shock, menuju pintu lift yang terlihat berkilauan dari kejauhan. Seorang petugas kepolisian berlari-lari mengikuti dari belakang untuk membantunya membuka pintu lift."Gimana nasibnya Aldric?" desah Gara dengan risau, kepada petugas yang mengikutinya."Aldric?" Pria itu berkata dengan wajah ngeri. "Meninggal di tempat, tentu saja, Pak. Sudah pasti kan, Pak? Nggak ada orang yang bisa

  • Bukan Pernikahan Palsu   227. Misi Penyelamatan

    **Apakah ini mimpi buruk yang datang dari dasar neraka?Sagara hanya bisa terbelalak menyaksikan apa yang baru saja terjadi. Itu bukanlah potongan adegan film action. Manusia sakit jiwa bernama Aldric Fernandez itu menarik tubuh istrinya dan membawanya jungkir balik melewati tembok pembatas balkon. Terjun bebas lima belas lantai ke bawah sana.Lantas apa yang bisa Gara lakukan? Pria itu seketika jatuh berlutut. Kedua kakinya tak lagi mampu menopang berat tubuh. Dunia terasa berguncang dan hendak menimpanya sekaligus. Ia butuh seseorang untuk menampar pipinya keras-keras dan menyadarkannya dari ilusi ini.Ilusi?Bukan. Derap langkah para petugas yang berlarian melewatinya menuju balkon di seberang ruangan itu, bukanlah ilusi belaka. Namun sekali lagi, Gara merasa jiwanya melayang keluar, meninggalkan raganya yang mendadak lumpuh. Ia terlalu bingung dan shock untuk melakukan sesuatu.“Ya Tuhan, dia jatuh? Jatuh!” Seruan para petugas itu terdengar sayup-sayup, seperti datang dari kejauh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status