Share

Memulai Dari Awal

Penulis: PlutoPen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-03 20:55:10
Serena terkejut dengan kedatangan Brain. Satu-satunya orang yang ia beritahu tentang dirinya yang pulang sekolah lebih dulu untuk memeriksakan kakinya adalah Yoshiro. Yang menandakan kehadiran Brain dikarenakan Yoshiro.

Mereka masih berada di rumah sakit. Atau lebih tepatnya di sebuah koridor yang mengarah ke taman rumah sakit. Situasi sangat sepi di sana, karena di sana masuk ke dalam area VVIP. Tidak banyak orang yang bisa masuk ke sana.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Brain membuka topik pembicaraan.

"Baik," jawab Serena.

"Di mana Yoshiro?" tanya Serena menggenggam kedua tangannya di atas paha.

"Di sekolah. Dia tidak ikut bersamaku," balas Brain.

Serena sudah meminta kepada Yoshiro untuk berhenti mencoba mempertemukan Serena dengan Brain. Namun sepertinya semua itu hanya menjadi omong kosong di telinga Yoshiro. Membuat Serena semakin kesal terhadap kehadiran sosok laki-laki itu.

"Bukankah tidak seharusnya kita bertemu di kondisi seperti ini?" tanya Serena.

"Aku rasa kam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Perubahan

    Yuki Yamazaki berada di club malam yang cukup jauh dari pusat kota. Ia tidak bisa berada di sekitaran pusat kota saat ini, karena pembebasannya adalah hal yang rahasia.Untuk saat ini, Yuki berniat untuk mengumpulkan kembali sebagian pasukannya, mengingat ada beberapa orang kepercayaannya dipenjara dan tidak bisa dibebaskan.Kebebasan. Adalah kesenangan yang tiada tara. Yuki sudah bisa membayangkan kembali, dirinya memimpin dengan segala harta kekayaan yang melimpah dan perempuan yang bisa ia dapatkan kapan pun ia mau. Namun kebahagiaan itu sirna, saat ada seorang laki-laki dengan jas almamater sekolah, masih membawa tas sekolahnya datang memasuki club malam. Membuat seluruh aktifitas di dalam sana terhenti. Dan semua pandang mata tertuju pada anak sekolah itu.Yoshiro. Laki-laki yang dulu pernah mengalahkan Yuki. Dengan seorang perempuan yang menggunakan jubah dan topeng di belakangnya. Perempuan itu adalah Yuri yang sedang menyamar."A

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tingkatan Berbeda

    Keenan Sky. Seorang mafia berdarah dingin dengan segala pertempuran yang telah ia lewati. Seluruh luka di tubuhnya adalah bukti nyatas atas segala pertarungan sengit yang pernah ia hadapi. Tidak ada satu pun orang yang bisa menghentikan Keenan saat laki-laki itu masih sering berkeliaran sendiri, atau lebih tepatnya sebelum ia mendirikan White Owl. Seorang dengan kemampuan bela diri yang sangat hebat, kecepatan yang jauh di atas rata-rata, dan ahli strategi. Seorang iblis haus darah yang selalu mencari tumbal di malam hari. Dan sekarang laki-laki muda yang sedang berhadapan dengan anak buah Yuki seperti sedang dirasuki oleh Keenan. Kecepatan, pergerakan, dan ilmu bela dirinya benar-benar seperti dengan Keenan. Yoshiro mengalahkan semua bawahan Yuki tanpa mendapatkan luka sedikit pun. Menyisakan Yuki seorang diri. "Bagaimana kita akan menyelesaikannya? Haruskah aku mematahkan segala tulang di tubuhmu sebagai bayaran karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Perbedaan Iblis dan Monster

    Tekanan cukup mencekam setelah Yuri keluar dari club malam itu melalui pintu belakang. Dan Yoshiro masih berada di titik yang sama menghadap ke arah pintu masuk club. Menatap ke arah asal hawa mencekam itu berasal. Aura yang tadinya terasa dari arah pintu tiba-tiba saja hilang. Dan muncul di area belakang tubuhnya. Yoshiro sedikit memiringkan tubuhnya untuk melihat bagian sisi butanya. Dan terlihat jelas ada seorang laki-laki dengan payung terbuka sedang berjongkok menghadap ke arah Yuki yang tak sadarkan diri. Dari payung hitam itu saja Yoshiro bisa menyadari siapakah orang yang datang dengan kecepatan tak masuk akal itu. Aewon. "Tulang dada patah. Aku rasa dia sudah tidak bisa diselamatkan," balas Aewon berdiri dari posisi jongkoknya. "Pemimpinku sudah bersusah payah untuk bisa mengeluarkannya dari penjara. Namun sekarang usahanya itu sia-sia karenamu, untuk apa kamu melakukan ini?" tanya Aewon menatap ke arah Yoshiro.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Menjadi Iblis

    Kekalahan telak bagi Yoshiro. Dengan stamina yang sudah terkuras hebat saat bertarung melawan Yuki dan anak buahnya, membuat Yoshiro tidak bisa benar-benar memaksimalkan kemampuannya saat melawan Aewon.Bahkan Yoshiro tidak bisa mendaratkan sebuah pukulan di tubuh Aewon. Laki-laki itu benar-benar tidak tersentuh. Sedangkan Yoshiro saat ini sudah babak belur dengan sebagian tubuh memar dan mengeluarkan darah."Apakah cuma seperti ini kemampuanmu?" tanya Aewon meraih payungnya yang jatuh ke lantai."Wih, mengerikan sekali. Tadi aku pikir aku akan mati," balas Yoshiro masih dalam posisi duduk di antara meja-meja yang berjatuhan akibat bertubrukan dengan tubuhnya."Pergilah dari sini. Aku akan melepaskanmu hanya untuk kali ini.""Terima kasih atas pengertianmu, Tuan Berpayung. Tapi aku belum kalah."Kondisi Yoshiro cukup buruk. Tubuhnya penuh dengan memar. Dan jika pendarahan di tubuhnya tidak segera dihentikan, maka Yoshiro akan dalam bahaya. Namun Yoshiro masih mau melanjutkan pertarung

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kemampuan Mengerikan

    Pertarungan lebih sengit dari sebelumnya. Aewon yang tadinya sama sekali tidak serius menghadapi Yoshiro, kini harus sedikit lebih serius. Mengingat kemampuan Yoshiro saat ini benar-benar tidak bisa diukur.Kemampuan Yoshiro meningkat sangat pesat. Pukulan dan tendangan Yoshiro yang tadinya sama sekali tidak terasa, kini mulai menyakitkan untuk Aewon. Dan Yoshiro sendiri sama sekali tidak memberikan tanda akan berhenti, walau sudah mendapatkan serangan telak dari Aewon.Mata Aewon membulat. Saat ia ingin melontarkan sebuah pukulan, tiba-tiba saja Yoshiro berputar. Menggunakan kaki kirinya untuk menyerang ke arah dagu Aewon dalam kondisi tubuhnya membelakangi Aewon. Untung saja Aewon bisa menahan tendangan itu menggunakan tangan kirinya. Jika tidak, maka sudah pasti itu akan terasa sangat menyakitkan bagi Aewon.Namun tidak berhenti di sana. Itu belum berakhir. Tubuh Yoshiro melayang. Melakukan tendangan memutar menggunakan kaki kirinya. Memaksa Aewon untuk menggunakan tubuh bagian kir

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Mencoba Kembali Berteman

    Brain mendekat ke arah Serena saat kelas sudah sepi mengingat saat ini sudah mulai memasuki jam istirahat. Biasanya, akan ada laki-laki berisik datang memasuki kelas tanpa permisi dan membawa Serena pergi. Namun kali ini tidak. Yoshiro tidak datang walau waktu istirahat sudah berlangsung beberapa menit."Apakah dia tidak datang?" tanya Brain duduk di kursi samping kursi roda Serena."Siapa?" tanya Serena mengemas buku-bukunya yang ada di atas meja."Yoshiro. Bukankah selalunya dia akan datang di jam istirahat dan akan membawamu untuk makan?" "Tidak. Dia tidak masuk. Dia izin karena sakit.""Ehh, orang seperti itu bisa sakit ternyata. Aku pikir dia tidak bisa merasakan sakit karena kebodohan dirinya sendiri."Serena cukup terkejut pagi tadi. Saat Honpil mengatakan bahwa Yoshiro akan izin untuk hari karena sakit dan penjagaan Serena akan digantikan sementara oleh salah satu bawahan Honpil selama Yoshiro masih sakit."Aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Satu Seperti Tiga

    Suasana markas besar White Owl seketika sunyi saat seorang laki-laki menggunakan setelan jas berwarna hitam dan payung terbuka memasuki ruangan.Aewon Sho. Seorang laki-laki yang selama ini disandingkan sebagai rival terberat Keenan Sky. Dua orang petarung legendaris yang tidak pernah sejalan. Dua orang mafia yang bisa menciutkan nyali orang-orang yang berhadapan dengan mereka. Langkah Aewon berhenti saat sudah berada di depan sofa yang diduduki oleh Keenan. Sedangkan Keenan sendiri memberikan isyarat pada salah satu anak buahnya yang duduk di sofa di sampingnya. Menyuruh anak buahnya itu pergi dan memberikan tempat duduk untuk Aewon. Namun Aewon tidak duduk. Ia memilih berdiri."Minumlah. Aku mendapatkannya dari atasanku. Aku sudah menghabiskan dua botol sebelum datang ke sini," ujar Aewon memberikan satu botol miras pada Keenan."Terima kasih. Sebagai gantinya, ambillah miras yang ada di sini sesuka hatimu," balas Keenan menerima botol itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kesepakatan Tengah Malam

    Yoshiro membukakan pintu saat ada seseorang yang memencet bel unit apartemennya. Ia cukup terkejut saat melihat kehadiran Ivona tanpa Yuri. Karena bisanya perempuan itu selalu didampingi oleh Yuri. Apalagi saat malam hari seperti ini.Ivona masuk ke dalam unit apartemen sesaat setelah Yoshiro membuka lebar pintu. Melepaskan masker, topi, dan mantel tebal yang ia kenakan untuk menutupi identitasnya.Yoshiro berjalan di belakang Ivona. Mengambil seluruh barang yang dibuang Ivona dan menyimpannya di atas meja. "Bagaimana kondisimu?" tanya Ivona duduk di atas sofa."Tubuh saya mulai membaik. Luka saya pun sudah mulai menghilang," balas Yoshiro berdiri di sisi Ivona."Bukankah hari itu aku memerintahkanmu untuk menyingkirkan Yuki. Kenapa kamu tidak pergi saat Aewon datang?""Ada nona Yuri di sana. Jika saya pergi bersamanya, kemungkinan besar Aewon akan mengejar dan melihat nona Yuri. Jadi mau tidak mau, saya harus tetap tinggal dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Epilog

    Sheila menggaruk keningnya saat melihat ada banyak sekali laporan perusahaan yang menumpuk di meja kerjanya. Sheila sudah bergabung dengan perusahaan milik Keluarga Olivia semenjak keberangkatan Yoshiro ke Jepang sebelas tahun lalu.Selama sebelas tahun itu, Yoshiro dan Ivona selalu menyempatkan waktu untuk kembali dan menemui Sheila. Namun satu tahun ke belakangan ini kedua orang itu sama sekali tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan kembali. Membuat Sheila sedikit takut jika seandainya ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.Perhatian Sheila teralihkan saat mendengar ada suara ketukan pintu. Ia merasa malas karena ia yakin itu adalah salah satu bawahannya yang membawa dokumen untuk diperiksa."Masuk," ujar Sheila dengan suara lemas.Pintu terbuka. Namun tidak terlalu lebar. Sheila memandangi pintu itu, bertanya-tanya siapakah orang yang sedang mengerjainya. Serena? Tidak, Sheila yakin itu bukan Serena. Karena pada jam seperti sekarang, Serena masih berada di universitas dan bar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bersama

    Yoshiro dan Ivona sudah berada di Jepang selama beberapa minggu. Dan mereka lebih sibuk dari biasanya. Bahkan Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Namun semuanya mulai membaik setelah dua minggu berlalu.Ivona sudah mulai bisa bernafas lega dan pulang ke rumah lebih awal. Sedangkan Yoshiro juga sudah mulai berhasil mengikuti lebih banyak kelas di universitas tempatnya berkuliah.Seperti saat ini, Yoshiro dan Ivona sedang berada di cafe kecil. Ivona menikmati kopi hitam. Dan Yoshiro menikmati minuman cokelat hangat."Aku akan mulai menyerahkan tanggung jawab beberapa perusahaan pada CEO yang aku tunjuk mulai minggu depan. Jadi kemungkinan aku akan memimpin satu perusahaan utama dan hotel yang kamu pegang sekarang," ujar Ivona memegang gelas kopinya dengan kedua tangan untuk memastikan seberapa panas kopi itu."Aku rasa tidak masalah jika aku yang masih memimpin hotel itu. Lagipula membiarkanmu bekerja sendiri, itu tidak masuk di akalku. Lebih baik kamu me

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tetap Memilihmu

    Yoshiro menghela nafas sambil memandang ke arah pantai. Ia melepaskan segala penatnya setelah selama seminggu dirinya harus fokus pada ujian akhir sekolahnya. Dan kini ia sudah berhasil melewati itu semua. Hanya sisa pengambilan berkas nilai. Lalu acara kelulusan siswa.Pandangan Yoshiro teralihkan dari ombak pantai saat melihat sebuah mobil putih menuju ke arahnya dan berhenti tepat di hadapan mobilnya. Pemilik mobil itu keluar. Kening Yoshiro mengkerut. Ia mengenal siapa perempuan itu. Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah kenapa perempuan itu ada di sini? Bukankah seharusnya perempuan itu berada di kantor untuk menyelesaikan tugasnya?Ivona Olivia. Pemimpin Keluarga Olivia yang sebentar lagi akan berpindah ke Jepang untuk membangun beberapa perusahaan baru bersama Yoshiro."Apakah ada masalah?" tanya Yoshiro menghadap Ivona."Tidak ada. Aku sempat melacak mobilmu dan melihatnya menuju ke arah pantai. Aku berpikir bahwa kamu sedang bersama seseorang di sini. Jadi aku ke mari,"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Peduli

    Yoshiro terkejut saat Ivona datang ke kantornya dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Perempuan itu masih menggunakan setelan jas berwarna hitam. Menandakan bahwa perempuan itu langsung menemuinya setelah melakukan rapat penting di kantor utama. "Kenapa?" tanya Yoshiro bangkit dari kursi kerjanya."Tidak ada. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang. Kita sudah lama tidak makan bersama bukan?" jawab Ivona menutup pintu."Bukankah akan menjadi masalah jika ada orang yang melihat kita bersama?""Kita makan di sini. Aku sudah memesan makanan. Dan akan diantar oleh Yuri.""Kenapa tidak makan nanti setelah pulang dari kantor saja?""Aku ingin makan sekarang. Kenapa? Apakah tidak boleh?""Boleh."Ivona duduk di sofa. Lalu Yoshiro pun duduk di samping Ivona. Ivona merangkul tangan Yoshiro. Dan menyandarkan kepalanya pada bahu Yoshiro."Aku belum membelikanmu hadiah ulang tahun. Kemarin pun tidak sempat merayakannya karena kamu pulang tengah malam," ujar Ivona."Tidak masalah. Kita sudah sama-sam

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kondisi Mabuk

    Yoshiro berjalan mengendap-endap saat memasuki kamar. Karena ia melihat ada tubuh Ivona terbaring di atas kasurnya. Ia tidak mengerti mengapa perempuan itu akhir-akhir ini lebih sering tidur di kamarnya. Namun itu jelas-jelas membuatnya tidak memiliki banyak ruang.Secara hati-hati, Yoshiro melepas jas dan sepatunya. Lalu duduk di kasur secara perlahan supaya tidak membuat kasur bergoyang. Namun tiba-tiba saja tubuh Ivona bangkit dan membuat Yoshiro terkejut."Kenapa kamu baru pulang?!" tanya Ivona dengan nada keras."Aku bertemu dengan teman lamaku. Bukankah aku sudah mengirim pesan tadi?" balas Yoshiro dengan nada lemah karena takut."Kamu hari ini ulang tahun! Kenapa kamu tidak bertemu dengan temanmu besok atau lusa saja?! Seharusnya kamu menghabiskan hari ini bersamaku!""Aku tidak pernah merayakan hari ulang tahunku. Aku pikir tidak ada perayaan spesial hari ini. Dan aku pikir kamu tidak tau. Jadi aku minum bersama temanku sepulang kerja.""Kamu minum?""Sedikit.""Berapa orang?"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Teman

    Keenan mendatangi club malam yang selalu menjadi tempat berkumpulnya dengan anggota kelompok White Owl. Ia datang bukan untuk bertemu dengan client yang ingin menyewa jasa kelompoknya. Melainkan karena ia mendapatkan kabar bahwa ada seorang laki-laki mengamuk di bar dan menghantam seluruh orang termasuk seluruh anggota White Owl yang sedang asik berdansa di sana.Saat memasuki club, sama sekali tidak ada suara musik terdengar. Bahkan tidak ada suara-suara orang. Benar-benar senyap. Saat Keenan mulai masuk lebih dalam, Keenan bisa melihat ada banyak sekali orang terkapar di lantai dengan luka memar dan beberapa bagian wajah mengeluarkan darah. Di antara semua orang yang jatuh pingsan itu, ada seorang laki-laki menggunakan jas sedang duduk di kursi meja bar. Dengan gelas kecil dan sebotol minuman beralkohol."Apa kamu ke sini untuk membunuhku?" tanya Keenan pada laki-laki itu.Remaja itu memutar badannya. Dan saat itu Keenan bisa melihat jelas sosok laki-laki yang telah mengacaukan mar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bubur

    Jika biasanya, Sheila akan membuat roti atau berbelanja kebutuhan sehari-hari setelah Serena berangkat sekolah, kali ini tidak. Itu harus ia tunda lebih dulu. Karena anak laki-lakinya datang ke apartemen tanpa memberikan kabar lebih dulu.Yoshiro dan Sheila duduk di meja makan. Dengan segelas teh hangat dan cemilan ringan yang Sheila ambil dari rak dapur."Apa kamu tidak sekolah? Bukankah sebentar lagi ujian akhir?" tanya Sheila khawatir."Jam sekolahku lebih lambat dari Serena. Aku masuk sekolah lebih siang," balas Yoshiro.Sheila mengangguk. Anak laki-lakinya itu datang menggunakan seragam almamater sekolah dan tas sekolah. Menandakan bahwa memang sejak awal, Yoshiro sudah memiliki niatan untuk pergi ke sekolah."Tentang Ibu yang ingin bekerja di perusahaan Keluarga Olivia. Apa Ibu yakin dengan itu?" tanya Yoshiro memegang gelasnya dengan kedua tangan."Ibu rasa itu tidak ada salahnya. Bekerja membantu Ivona yang selama ini sudah membantu kita. Dan terlebih lagi, terkadang Ibu berpi

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Pembuktian Firasat Ivona

    Yoshiro masuk ke dalam kamarnya membawa sebuah goodie bag berwarna cokelat. Ia terkejut saat melihat Ivona sudah berdiri di depan meja kerjanya dengan kondisi laptopnya menyela. Namun keterjutan itu menghilang beberapa detik setelah itu.Yoshiro masuk ke dalam kamar. Menutupi pintu kamar. Dan menaruh goodie bagnya ke atas meja kerjanya."Kamu pergi ke mall?" tanya Ivona mematikan layar laptop Yoshiro."Benar. Aku pergi ke mall saat jam istirahat," jawab Yoshiro melepaskan jasnya menyisakan kemeja putihnya saja."Apa yang kamu lakukan di sana?""Aku membeli tas, sepatu, dan buku untuk ibuku. Lalu aku juga sempat menonton film sebentar. Kenapa tiba-tiba saja kamu berbicara dengan nada lembut seperti sekarang?""Tidak ada."Ivona duduk di sisi tepi kasur. Mengamati Yoshiro yang sedang melepas sepatu dan kaos kakinya. Yoshiro bukanlah seorang pembohong. Ivona yakin sekali dengan itu. Namun entah mengapa, saat ini Yoshiro menutupinya. Seorang perempuan yang ada di sisinya di foto."Baumu s

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kemungkinan Buruk

    Yuri menaruh kopi kaleng di atas meja kerja Ivona. Perempuan itu melewatkan jam makan siang dengan alasan karena sudah makan makanan yang dimasak oleh Yoshiro tadi pagi. Yuri tidak tau apakah itu hal yang baik atau buruk. Namun yang jelas, semua kebiasaan Ivona sudah mulai berubah semenjak Yoshiro berada di sisinya. Ivona yang selalu tidak memiliki kesempatan untuk makan pagi, kini selalu bangun lebih pagi lalu makan di rumah dan berangkat ke kantor dalam posisi kenyang."Bagaimana ibu Yoshiro? Saya akan kesusahan jika harus mengurus seluruh perusahaan yang ada di negeri ini seorang diri," tanya Yuri."Aku belum membicarakannya. Namun aku rasa, masih ada kesempatan untuk membujuknya. Dia bukan orang yang keras kepala," balas Ivona mengambil kopi kaleng."Sebenarnya beberapa hari lalu, Serena mendatangi Yoshiro dan meminta untuk bekerja paruh waktu di salah satu anak perusahaan milikku," lanjut Ivona."Lalu dia menerimanya?" tanya Yuri dengan cemas."Tidak. Dia menolaknya," jawab Ivon

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status