Share

Kehilangan Harapan

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-24 16:39:30
Bab 30) Kehilangan Harapan

Tak sampai sepuluh menit, mobilnya sudah berbelok ke pelataran sebuah hotel. Athar turun dari mobil, berlari kecil dan membuka pintu untuk Aira. Athar tak membiarkan istrinya berjalan. Dia memilih menggendongnya ala bridal menuju ke lobby.

Aira meronta, tetapi Athar semakin erat mendekapnya. Kedua wajah itu menyisakan jarak yang begitu dekat, sampai akhirnya Athar menurunkan Aira setelah sampai di lobby. Seorang resepsionis memberikan kartu akses untuk sebuah ruangan tipe president suite.

"Kiara!" Darahnya mendadak tersirap mendapati sosok Kiara yang berjalan, di sampingnya seorang lelaki yang merangkul posesif pinggang gadis itu.

Ingatannya seketika melayang mengingat sang papa. Pasti Hendra kembali bersedih andai tahu putri tirinya malam-malam di hotel bersama seorang lelaki.

Kiara pun tak kalah terkejut. Wajahnya seperti maling yang sedang ketangkap basah.

"Kamu kenapa di sini, Kiara?" tegur gadis itu.

Langkah Kiara seketika terhenti. Dia melepaskan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Pengantin Pengganti   Apakah Sudah Saatnya?

    Bab 31) Apakah Sudah Saatnya?Begitu Athar menempelkan kartu akses, pintu pun terbuka. Sebuah ruangan yang sangat nyaman. Athar mengucapkan terima kasih kepada lelaki muda berseragam yang mengantar mereka, kemudian segera menutup pintu."Serius mau nginap di sini, Athar?" usik Aira."Menurutmu?" Athar memutar bola matanya. Tatapannya langsung tertuju ke arah ranjang berukuran besar. Dia segera melangkah menuju ranjang, lalu membaringkan tubuhnya."Sini, Sayang." Lelaki itu melambaikan tangannya, heran melihat Aira yang masih tegak berdiri di tempatnya semula.Aira segera tersadar. Dia bergegas menghampiri. Athar menyambutnya dengan sebuah pelukan. Keduanya bergulingan di ranjang. Lelaki itu melepas pengait yang ada di bagian leher sang istri. Kain penutup kepala itu pun akhirnya terlepas. "Athar...." Suaranya serak, menatap manik-manik mata sang suami. Pandangan Athar menggelap. Tak sabar ia meraup benda kenyal nan basah berwarna merah muda itu, lalu melumatnya dengan rakus. Aira

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-25
  • Bukan Pengantin Pengganti   Patah Hati

    Bab 32) Patah HatiPertahanan Kiara runtuh. Suara isaknya sungguh memilukan. Dia lelah, sungguh sangat lelah. Dia pun ingin berpaling dari Athar, tapi tidak bisa. Dia tahu Alvino mencintainya, tapi dia tidak mencintai Alvino. Bukankah cinta itu tidak bisa di paksakan?Entah kenapa pula hatinya merasa berat menerima lelaki itu sebagai kekasihnya. Dia merasa Alvino tidak sebanding dengan Athar, walaupun yang dia tahu Alvino juga memiliki sebuah perusahaan dan menjadi CEO di perusahaannya.Alvino terus saja menciumnya, bahkan kini ciumannya beralih ke leher. Kiara membiarkan begitu saja, membiarkan Alvino berbuat sesukanya, bahkan kini sentuhan lelaki itu menjalar ke tengkuknya hingga menimbulkan denyar aneh.Athar dan Aira menginap di hotel. Itu fakta yang dilihatnya barusan. Bukan cuma berita, tetapi ia melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana manisnya perlakuan Athar kepada Aira. Sungguh menyakitkan buatnya."Apakah pintu harapan itu sudah tertutup? Apakah sudah tidak ada harapan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Bukan Pengantin Pengganti   Ceroboh

    Bab 33) Ceroboh "No problem. Mr. Albert dan Mrs. Margaretha fasih berbahasa Indonesia. Jadi kamu tidak perlu merasa khawatir akan terkendala soal bahasa." Seolah paham isi otak sang istri, Athar menepuk bahu istrinya tanpa menoleh lantaran ia fokus mengemudi. "Bukan soal itu, Athar, tapi aku takut jika nanti pembicaraan kami tidak nyambung. Aku hanya lulusan SMA," ungkap Aira lirih. "Yang jelas Mrs. Margaretha tidak akan pernah menanyakan kamu lulusan apa. Kamu tenang saja. Yang berbicara soal bisnis hanya kaum lelaki, sedangkan kaum perempuan dipersilahkan ngobrol soal lain." Athar tertawa berderai, seakan kegelisahan Aira bukan soal baginya. "Lagi pula, Mrs. Margaretha adalah perempuan yang memiliki attitude yang baik. Dia bukan orang yang suka merendahkan orang lain. Kamu pasti senang berkenalan dengannya," jelas Athar lagi. "Pada intinya, yang meeting itu sebenarnya hanya aku, Mr Albert, asisten pribadinya, Nicko dan Gita. Dan kamu tahu kan tugas Gita seperti apa?" Tanpa men

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Bukan Pengantin Pengganti   Kemarahan Kalina

    Bab 34) Kemarahan Kalina[Kamu terlihat begitu cantik saat tidur, Sayang. Maaf ya, aku pergi tanpa pamit, karena harus berangkat kerja. Sarapan sudah aku sediakan. Kamu makan yang banyak ya, biar kondisimu pulih lagi.Jangan kemana-mana. Tunggu aku pulang. Nanti kita bicara lagi.By. Alvino]"Lebay!" maki Kiara sembari merobek kertas itu. Dia benar-benar kesal. Bisa-bisanya lelaki itu memintanya untuk menunggu sampai pulang kerja. Emangnya dia istri Alvino?!Begitu mudah lelaki itu mengklaim kepemilikan atas dirinya, padahal tak sepatah kata pun Kiara menyatakan bahwa ia menerima cinta Alvino. Kalaupun terjadi percintaan panas tadi malam, itu murni sebuah kecelakaan dan Alvino telah memanfaatkan keadaannya yang kacau akibat patah hati saat melihat kebersamaan Athar dan Aira. Jadi bukan berarti ia menyerahkan dirinya kepada Alvino secara sukarela. Tak ingin terlalu banyak berpikir soal itu, Kiara segera meraih selembar roti dan mengolesinya dengan selai coklat. Segelas susu berwarna

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Bukan Pengantin Pengganti   Mengunjungi Restoran Papa Hendra

    Bab 35) Mengunjungi Restoran Papa Hendra "Sebenarnya bukan ditunda, tetapi disesuaikan jadwalnya dengan kesibukanku. Nicko cukup bisa diandalkan untuk menghandle semuanya. Nanti sembari menunggumu di salon, aku juga bisa tetap bekerja dengan memakai benda itu." Athar menunjuk tas kerjanya yang berisi laptop. Dia memang sengaja memboyong benda itu dari ruang kerjanya, karena hari ini ia ada jadwal rapat dengan beberapa direktur. Sementara jadwal meeting dengan perwakilan salah satu perusahaan costumer dari Jepang akan dijadwalkan pada pukul 12.00 siang, sembari makan siang di restoran Japanese food. Dia bisa mengajak serta Aira untuk menemaninya, di samping Nicko dan Gita, tentunya . "Sama saja, cuma beda istilah doang." Bibir Aira mengerucut. Athar tertawa panjang. "Sekali-sekali lah, yang penting selama perusahaan aman terkendali, no problem. Lagi pula aku ingin memastikan istriku ini tetap dalam kondisi cantik saat berangkat bulan madu nanti." Blush... Wajah Aira merona merah sek

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Bukan Pengantin Pengganti   Mengunjungi Restoran Papa Hendra (2)

    Bab 36) Mengunjungi Restoran Papa Hendra (2)"Buktinya aku berada di sini, di ruang kerja Papa. Mama menyaksikan sendiri, bukan?" Aira tak melepaskan rangkulannya pada sang papa.Hendra tak henti mengelus kepala putri kesayangannya. Memang, belakangan ini Aira sangat jarang mengunjunginya, sehingga ia pun merasa rindu."Sudahlah, Nak. Mama Kalina hanya lelah, karena belakangan ini sering menyambangi restoran untuk membantu pekerjaan Papa." Hendra menengahi."Benarkah?" Aira memutar bola matanya menatap takjub wanita yang tengah menaik turunkan alisnya itu. Sebenarnya bukan alis, tetapi hanya goresan tinta pensil yang dibentuk serupa alis."Tentu saja. Kamu salah jika selama ini menganggap Mama hanya orang-orang kaki di rumah. Lihatlah, restoran ini tambah maju sejak Mama ikut turun tangan," ujar Karina menepuk dadanya."Terima kasih." Aira merendahkan intonasi suaranya, meskipun di hati ia tidak percaya. 15 tahun ia tinggal bersama wanita itu membuatnya mengenal Kalina luar dalam. Ent

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Bukan Pengantin Pengganti   Hampir Keracunan

    Bab 37) Hampir KeracunanMelihat tingkah sang putri, Hendra langsung merebut cobek, lalu mencium aromanya. Keningnya berkerut. Seperti halnya Aira, dia pun merasa asing dengan bau sambal terasi di cobek ini."Aira...." Hendra tercekat melihat sang putri yang mulai limbung sembari memegang dadanya. Tanpa banyak bicara, lelaki itu membopong Aira keluar dari restoran dengan tetap memegangi cobek berisi sambal serasi.Ingin rasanya ia memaki Kalina ataupun pelayan yang mengantar nampan itu, tetapi ini bukan saatnya untuk marah-marah, yang lebih penting adalah keselamatan Aira. Hendra yakin di dalam sambal itu pasti sudah dibubuhi sesuatu yang bisa membuat seseorang celaka. Dia atau Aira yang menjadi targetnya.Beruntung Rumah Sakit letaknya tidak terlalu jauh dari Alia Resto and Cafe sehingga 10 menit kemudian Hendra sudah sampai di halaman rumah sakit. Sembari membopong tubuh Aira, Hendra berlari kecil menuju IGD, lantas berteriak kepada para petugas medis."Tolong putri saya! Tolong put

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Bukan Pengantin Pengganti   Menjadi Target Pembunuhan

    Bab 38) Menjadi Target Pembunuhan"Nggak apa-apa, Sayang. Aku sudah lebih baik dari sebelumnya." Senyum Aira mengembang melihat kedatangan suaminya."Tapi kata dokter, kamu keracunan makanan," cecar Athar gusar. Dia menatap sang istri serius. "Berceritalah, ini bukan urusan main-main. Keselamatan nyawamu adalah segalanya. Kita baru saja berpisah barusan selesai kamu keluar dari salon, tapi sekarang kejadiannya sampai begini."Aira menghela nafas. "Aku sedang makan siang dengan Papa. Ketika aku menyuap ayam bakar yang aku cocol ke sambal terasi, entah kenapa makanan itu rasanya pahit, jadi aku muntahkan saja."Pengakuan Aira sama dengan apa yang dibilang oleh dokter barusan. "Berarti kamu memang keracunan, Aira. Setidaknya ada yang menaruh racun di makanan kamu," tukas lelaki itu."Tapi belum bisa dipastikan juga, karena hasil dari lab belum keluar," sanggah Aira."Ya, tetapi kemungkinan besar memang ada orang yang menaruh racun di makananmu. Ini tidak bisa dibiarkan." Athar mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03

Bab terbaru

  • Bukan Pengantin Pengganti   Tak Ada Kesempurnaan Yang Sempurna

    Bab 132) Tak Ada Kesempurnaan Yang Sempurna"Sayang, sudahlah. Mama sudah bahagia di sana. Mama pasti melihat dari atas sana dan tersenyum pada cucunya. Jangan bersedih, Sayang." Athar mengusap-usaha pundak istrinya, kemudian mengajaknya berdiri.Tubuh Aira masih saja gemetar saat Athar membimbingnya menjauhi areal pemakaman. Mereka harus segera melanjutkan perjalanan menuju rumah Hendra. Perjalanan masih memakan waktu sekitar satu jam lagi. Aira kembali duduk di sisi Hendra yang tengah menyetir. Sementara Lina duduk di jok belakang sembari memangku Alia.Sepanjang perjalanan, pikiran Aira melayang tak karuan. Inilah yang membuat ia malas dan jarang mengunjungi makam itu. Bukan karena tak rindu. Setiap kali ia mengunjungi makam ibundanya, setiap kali juga luka itu kembali menganga. Luka masa kecilnya yang menyaksikan ibunya terbujur kaku dan dimasukkan ke liang lahat. Saat itu dia hanya seorang gadis kecil berumur 9 tahun yang tak mengerti kenapa ibunya tiba-tiba meninggal dunia, pad

  • Bukan Pengantin Pengganti   Lambang Kerinduanku Kepada Mama

    Bab 131) Lambang Kerinduanku Kepada MamaBeberapa hari di rumah Albana serasa begitu lama bagi Aira. Meskipun Athar selalu meluangkan waktu untuk membersamainya di sela-sela aktivitas kerjanya yang padat, tetapi Aira benar-benar tak nyaman. Kalimat demi kalimat terus berkelanjutan keluar dari mulut Albana soal status Alia, putrinya. Wanita itu benar-benar kesal, karena yang ada di otak kakeknya hanya urusan warisan dan Diamond Group, seolah-olah tidak ada hal yang menjadi prioritas selain itu. Rasa-rasanya putrinya cuma dijadikan alat bagi sang kakek untuk mengekalkan kekuasaan pada kerajaan bisnisnya."Apakah dia menganggap kelahiran anakku hanya sebagai pengisi kursi pewaris Diamond Group kedepannya? Sebegitu murah harganya," gumam Aira dalam hati. Dia benar-benar tak habis pikir. Setelah mendiang ibu dan dirinya, kini giliran putrinya yang baru lahir itu yang di nobatkan Albana sebagai pewaris Diamond Group. Diam-diam ia mengepalkan tangan. Untuk hal yang satu ini, cara pandang A

  • Bukan Pengantin Pengganti   Bukti Keajaiban Cinta

    Bab 130) Bukti Keajaiban Cinta[Ini ada hadiah kecil dari Kakek. Kenapa tidak memberi kabar, cucuku? Padahal bayi itu akan menjadi salah satu pewaris Diamond Group selanjutnya. Kamu masih marah dengan Kakek?!]Aira hanya tersenyum tipis, memandang baris demi baris kalimat yang ditulis oleh kakeknya. Pesan itu terasa menohok, tapi Aira memiliki pengendalian diri yang cukup kuat. Dia berusaha untuk tidak terpancing. Tanpa membalas pesan itu, Aira langsung menutup aplikasi pesan instan, kemudian beralih menuju aplikasi m-banking. Wanita muda itu ternganga saat melihat nominal yang dikirim oleh Albana. Tak main-main. Hadiah kecil yang disebut oleh kakeknya itu adalah dana sebesar satu miliar.Mungkin itu memang hadiah kecil, karena uang satu miliar bukan apa-apa bagi lelaki tua itu. Diamond Group memiliki cabang hingga ke pelosok negeri ini. Diamond Group bukan perusahaan perbankan biasa, tetapi perusahaan perbankan raksasa yang basisnya menyaingi perusahaan perbankan plat merah di negeri

  • Bukan Pengantin Pengganti   Berdamai Dengan Takdir

    Bab 129) Berdamai Dengan Takdir"Mom tahu apa yang kamu rasakan," ucap Rani dengan lembut. Berhubung Keano tidak kunjung memutar tubuhnya, akhirnya Rani lah yang berjalan memutar dan menghadap lelaki muda itu. Dia menatap Keano seolah ingin menembus di balik kelam hitam sorot mata putra angkatnya ini."Apa yang Mom ketahui tentang diriku?" tanya Keano lirih."Hati dan perasaanmu terhadap Aira."Keano seketika tersentak. "Apa yang Mom katakan? Jangan mengada-ada, Mom. Aira itu adikku dan kebetulan istri Athar, putra kandung Mom!""Tapi kamu mencintainya, bukan? Jujurlah pada Mommy....""Aku...." Suara Keano tertahan di tenggorokannya. Lidahnya terasa kelu untuk berucap.Namun wanita paruh baya itu begitu tenang. Dia malah menggenggam tangan Keano, seolah sedang mentransfer energi untuk menguatkan pemuda ini."Kamu tidak perlu sungkan sama Mommy. Mommy tak akan marah. Takdirlah yang mempertemukan kalian di saat kalian berdua sudah sama-sama dewasa. Tak apa, Nak. Hanya saja, satu hal itu

  • Bukan Pengantin Pengganti   Kelahiran Alia

    Bab 128) Kelahiran AliaAira memejamkan matanya sesaat. Dokter anestesi sudah memberikan suntik epidural beberapa saat yang lalu dan rasa nyeri perlahan mulai berkurang. Sekarang dia tinggal menunggu pembukaan lengkap, kemudian mengejan mengikuti instruksi dari dokter. Berhubung tidak ada masalah apapun dengan kandungannya, maka Aira memilih melahirkan secara normal dengan metode epidural.Namun meski sudah diberi suntikan penawar rasa sakit, tetap saja Aira merasa gugup dan takut. Wajar, karena adalah pengalaman pertamanya."Maaf, Sayang. Aku datang terlambat," sesal Athar. Dia mengusap keringat dingin yang membanjiri wajah Aira."Tak apa. Semuanya aman dan terkendali." Senyum Aira mengembang meski agak dipaksakan, sekedar menyamarkan rasa takut di hatinya. "Sebentar lagi kita akan bertemu dengannya. Dokter memperkirakan dia akan lahir beberapa jam lagi. Mana Mommy?""Sebentar lagi Mommy akan datang. Dia pasti akan sangat senang. Momen ini sudah lama dia tunggu." Lelaki itu membungku

  • Bukan Pengantin Pengganti   Impas

    Bab 127) ImpasWajah lelaki yang penuh keriput itu seketika berubah memerah. "Kamu pikir Kakek kurang kerjaan, sehingga mesti melakukan permainan anak kecil seperti itu?! Nggak level itu, Aira!""Meskipun aku baru mengenal Kakek, tapi bukan berarti aku tidak tahu bagaimana sifat Kakek. Aku memiliki sumber yang bisa dipercaya....""Kamu memata-matai kakekmu?" dengus Albana.Aira menggeleng. "Tidak," ralatnya."Terus.... Kenapa kamu menuduh Kakek ada bermain di balik semua yang sudah terjadi pada ibu tirimu yang brengsek itu? Masalah dia masuk rumah sakit jiwa, itu urusannya, bukan urusan Kakek. Mungkin itu karmanya karena sudah menyia-nyiakan anak tiri yang baik sepertimu," ujar Albana sinis."Stop, Kek. Berhenti bilang begitu.""Kalau bukan karma, apalagi namanya? Lagi pula kamu itu terlalu baik, Aira. Sudah tahu jika wanita itu pernah hampir saja membunuhmu, tapi kamu masih mau menolongnya!""Itu adalah masa lalu, Kek. Lagi pula, Papa sudah menceraikan Mama Kalina. Kurasa itu sudah i

  • Bukan Pengantin Pengganti   Menemui Albana

    Bab 126) Menemui AlbanaAira hanya mengangguk sekilas lalu tersenyum tipis kepada Bernard sembari terus melenggang masuk ke dalam. Seorang asisten rumah tangga menyambut dan mengantarkannya ke ruang pribadi sang kakek."Ada apa, Aira? Tumben datang kemari? Mana suamimu?" sapa Albana. Dia heran melihat kedatangan Aira yang tiba-tiba.Aira mendaratkan tubuhnya di kursi dekat pembaringan lelaki tua itu."Athar sedang ada kerjaan, Kek. Aku ke sini hanya ditemani mbak Nana, tapi mbak Nana aku suruh menunggu di mobil....""Kenapa kamu tidak ajak dia masuk, Aira?" sela lelaki tua itu."Ada yang ingin aku bicarakan dengan Kakek dan aku tidak mau Mbak Nana dengar," sahut Aira. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Saat ini mereka hanya berdua. Asisten rumah tangga dan perawat pribadi Albana sudah keluar dari ruangan ini.Albana berdeham. "Baiklah, terserah kamu saja. Apa yang ingin kamu bicarakan sama Kakek. Kelihatannya penting sekali....""Tentu saja, karena ini menyangkut kelangs

  • Bukan Pengantin Pengganti   Menjenguk Kalina

    Bab 125) Menjenguk Kalina"Kita semua memiliki pengalaman yang buruk saat berhubungan dengan Mama Kalina. Itu memang kenyataan. Kamu, Aira, Athar dan juga aku. Jangan kamu pikir aku tidak sakit hati mendengar ocehan dan hinaan Mama Kalina selama ini, apalagi saat ia membanding-bandingkan aku dengan Athar. Tapi apapun itu, kita nggak boleh dendam sama orang tua....""Benar itu kata Alvino, Kiara," timpal Athar cepat. "Kalau menurutkan sakit hati, ingin rasanya aku membiarkan dia mati di jalanan. Bayangkan, Aira pernah masuk rumah sakit lantaran nyaris keracunan dan itu gara-gara ulahnya.""Aku...." Gadis itu tergagap "Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Melihat wajah Mama saja rasanya aku tak sudi," keluh Kiara."Jika urusan sakit hati, rasanya akulah yang paling sakit," ucap Aira yang mengambil alih bayi lelaki itu dari pangkuan Alvino. Wanita itu menimang keponakannya penuh kasih sayang. "Mama Kalina pernah berniat membunuhku dan Papa. Kamu masih ingat, kan, insiden di

  • Bukan Pengantin Pengganti   Putus Hubungan

    Bab 124) Putus HubunganWanita itu masih setia mengaduk-aduk bak sampah, entah apa yang dicarinya. Penampilannya sungguh memprihatinkan. Dia mengenakan dress sebatas lutut, tapi kondisinya sudah sobek-sobek dan kotor. Rambutnya acak-acakan, kusut, seperti sudah lama tidak tersentuh sisir. Begitu Aira mendekat, ada bau menyengat yang tercium, membuat wanita itu spontan menutup hidungnya."Mama...!" Aira terpekik dengan mulut membentuk huruf O. Tangannya seketika terulur menarik lengan wanita itu, memaksanya untuk berdiri."Mama.... Kenapa di sini? Apa yang sudah terjadi? Mana Kiara??" Aira mundur selangkah manakala melihat sorot mata mengerikan dari Kalina. "Kamu siapa? Apakah kamu teman perempuan jalang itu, perempuan yang sudah merebut Harold dariku?!" Sepasang tangannya yang kotor malah mencengkeram bahu Aira. Mulutnya menyeringai."Harold?" Aira tergagap. Saking kebingungannya dia tidak sadar bahwa sepasang tangan kokoh itulah yang melepas cengkeraman tangan Kalina di bahunya.Nam

DMCA.com Protection Status