Share

Tidak Perlu Klarifikasi

Penulis: Iyustine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-24 09:49:38

Sepeninggal Bu Emma dari rumah Lucas, Naomi tampak lebih tenang, tangisnya pun telah usai. Apalagi saat Gita menceplos bahwa Bu Emma sudah pergi, suasana hati bocah itu mendadak berubah menjadi ceria.

Naomi langsung menurut ketika Inge menyuruhnya untuk meminta maaf kepada Gita.

“Maafin Mimi ya, Mbak Gita,” tutur Naomi. Dia menirukan ucapan yang disuarakan oleh Inge satu detik sebelumnya.

“Ayo sambil dipeluk mbak Gita-nya,” perintah Inge halus.

Lagi-lagi Naomi menurut.

Gita tertawa canggung, menoleh ke arah Inge saat tangan kecil Naomi melingkari lehernya. Dilihat dari sikap Gita, sepertinya baru sekali ini dia dipeluk oleh Naomi.

Kemudian Inge memberi sedikit pengertian kepada Naomi bahwa apa yang tadi dilakukan amatlah tidak baik. Sampai akhirnya Naomi kembali memeluk Gita tanpa diminta.

Inge dan Gita spontan saling melempar senyum.

Setelah itu, Naomi dengan penuh antusias mengajak Inge ke ruang bermain, yang letaknya di lantai satu. Gadis cilik itu berkata bahwa papanya baru membe
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Kejutan Apa Ya

    “Tidak, Pak Lucas, tadi hanya Naomi saja yang sedikit ngambek tidak ingin diajak pergi,” jawab Inge.Perempuan itu menoleh ke arah tangan Lucas yang masih tersampir di bahunya.Lelaki itu menjadi seperti tersadar. Cepat dia tarik tangannya.“Tolong kalau ada apa-apa kasih tau ya,” sahut Lucas cepat.Inge kembali tersenyum. Mendadak ada haru yang menyeruak. Entahlah, kalimat yang diucapkan Lucas dengan pelan dan tegas itu telah menyentuh sudut hatinya.“Ngomong-ngomong, aku sengaja pulang untuk mengajak kamu dan Mimi jalan-jalan,” kata Lucas. “Kita makan siang di luar yuk!”“Terima kasih, Pak Lucas, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Permintaan Rahasia

    “Ada apa, Bi?” tanya Inge dengan nada tidak sabar.“I-ini, Miss, a-ada telpon dari Nyonya Emma. Nyonya marah-marah, katanya hape Miss tidak bisa dihubungi,” lapor Bi Yati.“Oh, oke, saya akan aktifkan segera ya,” jawab Inge cepat.Separuh hatinya lega, sebab pikiran buruk tentang sesuatu yang menimpa Lucas dan Naomi, yang tadi sempat hadir berkelebat, tidak menjadi kenyataan. Namun hati bagian lainnya sudah membiru. Dia harus bersiap menghadapi mertua suaminya lagi.“Tunggu!" Seruan Bi Yati hadir, saat gagang telepon baru bergeser sedikit dari telinga Inge. Niatnya memang akan di tutup."Nyonya Emma ada di saluran telepon sekarang. Ditunggu ya, Miss, saya sambungkan segera,” ucap Bi Yati.Inge mengiyakan. Telepon hampa sejenak. Dia perlu menunggu beberapa detik sampai akhirnya alat komunikasi itu memperdengarkan desahan angin. Panggilan yang dimaksud Bi Yati tadi telah tersambung.“Inge!” suara tinggi Bu Emma menghajar telinganya.“Saya, Bu Emma,” jawab Inge sehalus mungkin.“Kamu ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Sekotak Kebahagiaan

    “Apa ada seseorang yang mengusikmu?” Lucas bertanya tanpa basa basi. Inge tersenyum kecil, kentara sekali terlihat canggung. Lalu menggeleng.Lucas menghela napas. “Kamu sudah janji padaku untuk bicara jika ada apa-apa,” katanya dengan suara dalam, penuh penekanan. Tampak dia tidak percaya pada respon yang diberikan oleh Inge.“Ya, Pak Lucas,” jawab Inge menunduk. “Tapi benar, tidak ada apa-apa, saya baik-baik saja. S-saya hanya kangen mengajar anak-anak.”Inge tetap menunduk. Dia tidak ingin mengambil resiko jika kebohongannya diketahui Lucas.“Inge, maafkan kesalahan saya. Saya sudah membuat hidupmu berantakan.”Leher Inge bergerak cepat. Menoleh kepada Lucas. Netra mereka pun saling bertaut. Inge hendak bicara, tetapi suaranya terasa menyangkut di batang tenggorokannya. Dia hanya sanggup menelan ludah, dan perlahan kembali menunduk.Lucas bergerak mendekat. Tanpa ragu, dia berjongkok di hadapan Inge yang tengah duduk di tepian ranjang. Membuat perempuan itu terkesiap. Tangan Ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Panggilan Menggetarkan

    Naomi yang semula terdengar paling keras tertawa di antara ketiganya, semakin lama semakin melemah. Inge spontan melongok gadis cilik itu. Rupanya Naomi mengantuk. Kepalanya sesekali terkulai lemas, tetapi matanya dipaksa menyala lagi saat terdengar suara seru dari televisi, atau saat Lucas tertawa.“Mimi udah ngantuk, cuci mulut dulu, yuk,” ujar Inge sembari bergerak turun. Tangannya sudah berada di ketiak Naomi.Lucas menoleh cepat. “Biar aku aja.” Lelaki itu pun sigap turun juga.“Mimi mau bobo di sini, enggak mau di kamar Mimi,” gumam Naomi. Gadis itu sudah setengah berada di alam bawah sadarnya. Namun dia tetap memberikan perlawanan dengan cara mengibas tangan Inge dengan lemah. “Iya, Mimi bobo di sini tapi kita cuci muka dulu ya, itu belepotan es krim mukanya.” Inge telah mendahului Lucas menggendong tubuh Naomi.“Ing, kamu kan lagi hamil muda, harus hati-hati dengan beban yang kamu angkat,” desis Lucas protes. Dia mendekati Inge, dan mencoba mengambil alih Naomi dengan cara

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Mencari Kubu

    “Jeng Helen, maaf mengganggu ya…, jam berapa di sana?” ujar Emma sambil mengeluarkan tawa renyah.Terdengar mama dari Lucas itu ikut tertawa di ujung telepon. “Dini hari, Emma. Tapi santai, aku memang sudah bangun.”“Oh, kebetulan kalau gitu,” sahut Emma cepat. Lalu berderai kembali. Sesungguhnya karena dia bingung harus memulai percakapan dari mana.Emma dan Helen bukanlah besan yang saling akrab satu sama lain. Mereka pun sebenarnya jarang sekali berkabar via telepon, kecuali hal-hal yang sangat penting. Namun bukan berarti mereka bermusuhan, meski sejak Karina koma seperti terjadi perang dingin di antara mereka.“Kamu mau bicara soal istri baru Lucas yang kemarin itu?” tembak Helen. “Ya, begitulah, Jeng. Aku merasa butuh bantuanmu.”Emma tertawa lagi, tawa yang lebih canggung dibanding yang pertama. Namun setelah itu, pembicaraan antara dua wanita cantik tersebut mengalir lancar. Emma mulai bicara tentang Inge, tentu saja dari sudut pandangnya. Berharap kali ini Helen bersedia ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Pembicaraan Saat Senja

    Notifikasi di telepon genggam Inge berbunyi. Sebuah pesan baru muncul di kotak masuk emailnya. Gegas dia buka.Inge refleks membolakan mata, lumayan terkejut bahwa undangan untuk wawancara langsung dia terima. Padahal berkas lamaran miliknya baru dia kirim kurang dari sepuluh menit yang lalu. Sepertinya memang sudah diatur semua oleh Bu Emma dan pastinya Pak Benny juga terlibat di dalamnya. Inge kembali membaca ketentuan detailnya.Wawancara langsung dengan direktur sekolah, bukan kepala sekolahnya. Akan berlangsung dari pukul sembilan pagi waktu Indonesia barat. Itu adalah waktu yang sangat sempurna. Saat itu sudah dapat dipastikan jika Naomi sedang bersekolah dan Lucas ada di kantornya.Perempuan itu menghela napas. Mencoba melepaskan pikiran macam-macam yang berkecamuk dalam otaknya. Biarlah besok dia jajaki dulu tentang sekolah tersebut, jika memang takdirnya harus mengajar di sana, pasti semuanya akan dipermudah.Dengan sedikit gemetar, dia membalas email itu dengan mencentang ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Perhatian Kecil

    “T-terima kasih, Pak Lucas,” kata Inge. Dia mengerjapkan mata beberapa kali guna mengusir embun yang sudah menghuni kedua matanya.Dengan gerakan cepat, Lucas mengambil tangan Inge dan meremasnya lembut. “Kamu tidak sendirian, Ing.”Satu butir air jatuh spontan ke pipi Inge. Perempuan itu cepat mendongak, berpura-pura menatap langit yang sudah menjadi gelap.Genggaman Lucas kian bertambah erat, terasa sedikit menekan lebih dalam pada jari jemari Inge. Pikiran Inge cepat berputar, dia jadi ingin mengambil kesempatan ini untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan Lucas selanjutnya.“Saya ini cengeng, Pak, gampang tersentuh. Jadi kalau Anda melihat saya meneteskan air mata bukan berarti saya sedang tidak baik-baik saja,” tutur Inge.Perempuan itu pun tertawa hambar beberapa menit. Untuk mengesankan bahwa apa yang dia katakan barusan memang benar adanya. Sambil berharap, Lucas tidak bertanya lebih jauh. Sungguh, dia tidak ingin bercerita yang sebenarnya, juga tidak ingin berbohong. Keduanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Naomi dan Keinginannya

    Bangun di sisi Inge pada pagi hari, membuat Naomi begitu antusias. Berkali-kali dia melempar pertanyaan yang sama pada Inge, meskipun Inge dengan sabar selalu menjawab pertanyaannya itu dengan jawaban yang sama pula. “Mimi, bobo sama Miss Inge?” Mata gadis cilik itu masih menyirat rasa ketidakpercayaannya, diiringi dengan kebahagiaan yang berpendar-pendar. Kali ini Inge hanya tertawa. “Mau mandi sama Miss juga enggak?” tawar Inge. Semoga dengan ini, bisa memutus pertanyaan yang sudah puluhan kali Naomi ucapkan tersebut. Putri Lucas itu segera bersorak. Tanpa perlawanan dia pun mandi di kamar Inge. Naomi begitu menurut, saat Inge berkata bahwa mandinya cepat saja karena akan berangkat sekolah. Usai mandi, Inge membalutnya dengan handuk dan mengangkat tubuh kecil Naomi. Sembari terus menciumi Naomi, Inge membawa si kecil ke kamarnya. Naomi yang geli plus senang, tertawa-tawa sambil menggeliat di gendongan Inge. Terkadang, jari jemari kecil Naomi menyentuh pipi Inge dan sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28

Bab terbaru

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Panggil Aku Sayang

    “Temuilah Lucas, coba kalian bicara dulu dengan lebih tenang. Apa pun keputusanmu, Mama akan mendukungmu.”Inge bergerak memeluk sang mama. Dia mengucapkan terima kasih, tetapi satu detik kemudian perempuan itu terisak. Ketika Mama Niken terlihat cemas, Inge justru mengeluarkan tawa kecil. Tentu saja Mama Niken mengernyit heran.“Kamu kenapa? Jangan bikin Mama bingung, Ing.” Nada suara perempuan yang melahirkan Inge itu menjadi naik.Inge justru tertawa lebih kencang.“Inge!” Mama Niken menjerit tertahan. Untung saja semua pegawainya sedang sibuk di depan, menata katering di dalam mobil, untuk segera diantar pada para pelanggan.“Aku tiba-tiba ingat , Ma. Dulu waktu Mama nganter aku sekolah naik sepeda, Mama pernah bilang kan kalau besok suamiku adalah orang yang sangat kaya, jadi aku bisa diantar kemana-mana naik mobil. Terus suamiku punya restoran di mana-mana… . Ingat kan?” Mama Niken memandang Inge dengan lurus. Senyumnya merekah. “Mama rasa kamu enggak perlu cocoklogi begitu. D

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Sebuah Petunjuk

    Inge yang masih memandangi pesan gantung di telepon Lucas, menjadi sangat terkejut ketika tiba-tiba mendengar Lucas berdehem tepat di belakang punggungnya.“Pak Lucas.” Inge salah tingkah. Dia merasa seperti tertangkap basah sedang melakukan hal yang kurang sopan. Dengan sedikit gemetar dia menyodorkan telepon itu kepada si empunya.Lucas menerima, kemudian memeriksa telepon tersebut. Dua detik kemudian dia merekahkan senyum. “Apa kamu baca pesan dari Mama ini?”“Maaf, benar-benar tidak sengaja, Pak.” Inge menunduk lebih dalam.Lucas tertawa kecil. “Baguslah. Jadi aku enggak perlu repot memberitahu kamu kalau Mama menunggumu di rumah. Ayo kembalilah ke rumah kita.”“Maksudnya… .” Inge sengaja menggantung ucapannya. Dia beranikan diri untuk menatap wajah Lucas.“Ini sedikit memalukan, Ing. Ternyata selama ini Mamaku menyewa orang untuk menyelidiki kamu.” Lucas bergerak mendekat. Dia mengambil kedua tangan Inge, lalu tersenyum melihat wajah sang istri yang tampak lucu dengan mata membel

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Karina Kepada Inge

    Naomi memandang wajah Inge sejenak, sebelum akhirnya mengangguk samar. Dia pun menurut saat dibawa masuk ke dalam kamar.“Mimi,” panggil Karina dari layar telepon Lucas. Tampak wajah cantiknya masih sedikit pucat. Latar belakang ranjang rumah sakit juga ikut terekam dalam panggilan video. Tampaknya Karina sedang sendirian di ruang tersebut.Inge mengajarkan Naomi untuk melambaikan tangan sekaligus mengucapkan salam pada ibu kandungnya itu. Lagi-lagi Naomi menurut, meski dengan sedikit canggung.“Mimi senang ya main sama Mama Inge?” ujar Karina.“Iya.” Naomi yang dipangku Lucas menyahut dengan menundukkan kepala .“Mimi sayang sama Mama Inge?” tanya Karina lagi.Naomi spontan memandang Inge, sehingga Inge sekuat tenaga melempar senyum. Segumpal perasaan bersalah menyergap hatinya. Dia begitu tertohok dengan pertanyaan Karina.Lucas cepat menguasai keadaan. Dia pun bersuara dengan meminta Naomi untuk menjawab ujaran sang ibu. Sementara tangan Lucas perlahan mengulur untuk menyentuh ping

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Segelas Susu Hangat

    Inge menunduk. Perasaannya berkecamuk.“Pak Lucas, boleh saya bicara dengan Bu Karina?” Alih-alih menjawab, Inge justru melempar pertanyaan. Lehernya bergerak sehingga kepala Inge kini tegak dan memandang Lucas yang duduk di sampingnya.“Saya ingin menjelaskan hubungan kita,” ucap Inge.Respon pertama kali Lucas adalah menghela napas. Kemudian dia mereguk susunya kembali, sebelum akhirnya menyahut, “Tentu saja boleh. Tapi tolong jangan terus merasa aku dan Karina bercerai karena kamu.”Inge mengulas senyum. “Tapi pikiran dan pandangan orang pasti akan seperti itu. Bayangkan saja, Bu Karina baru bangun setelah koma empat tahun, tiba-tiba diceraikan, lalu Pak Lucas melanjutkan hidup bersama saya sebagai suami istri. Apa kata orang nanti?”Lucas meraih tangan Inge. Dia remas sedikit sembari memberi tepukan kecil.“Apakah anggapan orang sangat berarti buat kamu?” tanya Lucas. Nadanya tegas. “Kita sudah melewati sejauh ini bukan?”Inge kembali menunduk. Tanpa sadar dia membalas remasan Luc

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Tolong Jujur

    Inge terbangun dengan kaget, tiba-tiba dia merasa ada tangan yang memukul kandungannya. Ketika dia membuka mata, dia mendapati tangan mungil Naomi sudah terparkir manis di atas perut. Sedang tubuh kecil Naomi terlihat bergerak merapatkan diri pada Inge, sepertinya si kecil mencari kehangatan, sebab udara pagi di kota kecil ini memang lebih dingin dibanding di rumah Naomi.Inge menghela napas. Semalam dia akhirnya tertidur setelah berdiam diri memandangi wajah Lucas dan Naomi berganti-ganti. Entah mengapa hatinya merasa lebih tentram. Demikian juga dengan si bayi, dia terus bergerak tetapi gerakannya sangat halus.‘Eh, kemana Lucas?’ Inge tidak menemukan lelaki itu di samping Naomi. Bantal bekas dipakai Lucas sudah terlihat rapi.Tidak berapa lama, sayup-sayup telinga Inge mendengar tawa renyah di luar kamarnya. Dapat dipastikan suara itu berasal dari para ibu yang membantu mamanya. Mereka juga terdengar saling berbalas kalimat seperti biasa.Inge pun bangun dengan hati-hati. Sedikit m

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Aku Datang Mama

    Mesin mobil segera mati, dan Pak Ali perlahan turun. Dia membungkukkan sedikit badannya kepada Lucas dan juga orang tuanya, kemudian mengundurkan diri tanpa sepatah kata pun.“Mama kita perlu bicara.” Lucas menatap Mama Helen.Sedetik kemudian Naomi menjerit-jerit. Dia seperti sudah mempunyai firasat jika sang papa akan menggagalkan rencana mereka untuk pergi ke rumah Inge. Namun Edward sigap menenangkan gadis kecil itu. Edward membujuk Naomi untuk turun.Akan tetapi Naomi masih terus menjerit, sehingga Lucas akhirnya mendekati sang putri. Lelaki itu menatap Edward sejenak, sebelum akhirnya mengulurkan tangan pada Naomi.“Kita jemput Mama Inge, tapi kita siapkan dulu strawberry untuk Mama Inge. Tadi Mama Inge telepon minta dibawain strawberry,” ujar Lucas terpaksa sedikit berbohong. Dia perlu waktu untuk bicara dengan Mama Helen.Naomi terlihat langsung menghentikan kehebohannya. Dengan mata basahnya dia tersenyum lebar. “Mimi yang siapin, Pap?”Lucas mengangguk. “Coba tanya Bi Yati a

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Bingkai Telah Retak

    Karina buru-buru menyeka air matanya. Dia memandang sejenak kepada Papa Benny. Saat ayahnya mengangguk, perempuan cantik itu ikut pun melakukan hal yang sama. Kemudian dia memberanikan diri untuk menatap wajah Lucas, sembari menahan debaran di dadanya.Entah mengapa Karina melihat serpihan diri Edward dalam wajah Lucas. Dan di sinilah dia menjadi lebih paham apa yang Papa Benny maksudkan tadi. Karina mungkin tidak dapat melepaskan dirinya dari bayang-bayang Edward. Itu akan seperti mengantongi bom yang dapat meledak sewaktu-waktu, yang mungkin saja ledakannya lebih hebat dari pada empat tahun yang lalu.“Aku juga punya kabar yang harus kamu dengar, Luc,” kata Karina lirih.Mendengar hal tersebut, Papa Benny memberi kode kepada Mama Emma untuk keluar. Ketika sang istri terlihat masih terpaku, Papa Benny berjalan memutari ranjang Karina untuk mendapatkan tangan perempuan itu. Dalam diam, dia membawa Mama Emma keluar ruangan.Lucas tersenyum samar serta mengangguk pada kedua mertuanya, s

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Lepaskan

    “Di sini juga ada Lucas, yang bisa ikut mendengar,” tambah Pak Benny.Inge tercekat. Dia menggigit halus bibir bawahnya sendiri. Berusaha untuk tidak memperdengarkan sesuatu yang bisa menampakkan kegugupannya, meskipun jantung dalam dadanya berdebar begitu kencang.“Dengar baik-baik, Inge. Saya ingin membatalkan perjanjian di antara kita,” kata Pak Benny. Suaranya serak tetapi diucapkan dengan mulus tanpa getaran. “Pernikahan antara kamu dan Lucas itu sah, hanya kamu dan Lucas yang berhak menentukan kelanjutannya.”Telinga Inge dapat mendengar suara Lucas terpekik kecil menyerukan kata ‘papa’ di belakang suara Pak Benny. Sebenarnya dia pun sama terkejutnya dengan Lucas, tetapi dia dapat mengendalikan diri. Inge telah belajar dari pengalaman bahwa berbicara dengan Pak Benny atau Bu Emma selalu saja muncul hal-hal tidak terduga.“Apa kamu dengar, Ing?” tanya Pak Benny.“I-iya, Pak.”Inge pun terbata-bata kembali mengiyakan ketika Pak Benny menanyakan apakah dia paham dengan yang dimaksu

  • Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua   Keputusan Mendadak

    Keluar dari ruang perawatan Karina, Lucas langsung menuju ke arah barat rumah sakit. Di situ ada taman dengan kolam ikan yang suasananya lumayan sejuk, sebab beberapa pohon rindang berjajar melingkupi area tersebut. Beruntung taman tampak tidak seramai biasanya.Lucas duduk di salah satu kursi di situ, dia menghela napas. Kesejukan dan kedamaian suasana taman, sama sekali tidak dapat meredakan panas di hatinya. Rasa sakit pada pagi hari itu, empat tahun lalu, bahkan masih terasa sampai sekarang. Siapa yang tidak sakit jika ternyata istri yang dicintai menyimpan rasa untuk lelaki lain. Apalagi jika lelaki tersebut adalah orang yang selama ini tidak dia sukai.Ya, Lucas menganggap Edward pengkhianat. Edward Kavell adalah sepupu dari papa kandungnya, yang artinya masih paman Lucas. Dia menikahi Mama Helen tepat tiga bulan setelah kematian papanya. Ada desas desus yang beredar di kalangan keluarga besarnya sendiri, bahwa Mama Helen telah hamil dengan Edward. Namun seiring berjalannya wakt

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status