Share

BAB 40

Author: Pryshilla
last update Last Updated: 2022-01-08 22:22:25

Putra yang sedari tadi memperhatikan Wailea dan Rezo akhirnya menyadari jika ucapan Helix memang ada benarnya. Sikap Rezo kepada Wailea seolah tidak menunjukkan jika dia adalah suami yang mencintai istrinya. Bagaimana tidak, sepanjang Wailea berbicara di depan, Rezo sama sekali tidak memperhatikannya. Bahkan disepanjang acara, Rezo hanya sibuk dengan ponsel di tangannya. Yang paling mencolok mata Putra yaitu, tidak ada ucapan selamat dengan wajah berseri-seri saat Wailea mendapatkan bingkisan dari owner perusahaan. Seperti memang tidak terjadi apapun di depan matanya.

Saat Wailea dan Rezo tidak terlihat lagi di dalam lokasi acara, Putra mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor Helix. Dia berjalan menuju rooftop untuk mengintai Wailea dan Rezo, dia sangat penasaran.

“Sepertinya ucapan lo memang benar tentang Wailea” kata Putra saat telah terhubung dengan Helix.

“Maksud lo?” tanya Helix kebingungan.

Putra menjelaskan tentang apa ya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 41

    Hati Helix terasa sakit saat melihat beling itu melukai kaki Wailea. Ditambah lagi Wailea yang lemas dan pucat membuat Helix panik dan kebingungan. "Hel, kita cari penjambretnya ya" pinta Wailea dengan suara yang lemas. "Tidak, kita harus ke rumah sakit dulu!" tegas Helix. "Tidak, Hel. Semua barang di dalam tas ku itu penting!" kata Wailea lagi dengan suara mengeras. "Kamu lebih perduli pada barang-barang itu daripada kaki kamu sendiri?" tanya Helix terheran-heran. Wailea hanya terdiam. "Penjambret itu berapa orang dan lari ke arah mana?" tanya Helix. "Mereka mengendarai motor, jumlahnya dua orang" jawab Wailea. "Sudah tahu itu motor kenapa masih dikejar?" tanya Helix lagi dengan nada meninggi. Wailea hanya menatapnya sebentar dengan tatapan kesal. Helix merasa aneh dengan kejadian ini. Belum pernah ada kejadian penjambretan di daerah itu sebelumnya. Hatinya kesal, kenapa harus Wailea? "Kamu ingat plat mot

    Last Updated : 2022-01-08
  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 42

    Sesampainya di klinik, Wailea langsung dibawa ke IGD. Perawat meminta agar Helix menunggu di luar untuk sementara waktu. Dari kaca pintu Helix memandangi ke arah dalam ruangan. Terlihat Wailea yang masih terus mengerang kesakitan. Dokter pun mulai menyiapkan beberapa hal, mulai dari suntikan bius hingga alat-alat kecil yang akan digunakan untuk menarik beling itu keluar dari kakinya. Hal ini cukup membuat Helix merasa ngilu. Sambil menunggu, Helix memutuskan untuk pergi ke suatu tempat. Usai mendapat tindakan, Wailea di bawa ke ruang pemulihan. Kondisi Wailea memang masih dalam keadaan sadar. Ini karena dia hanya di bius lokal, artinya biusan itu hanya untuk menghilangkan rasa sakit pada bagian yang akan ditindak lanjuti dan tidak menyebabkan pasien tertidur. “Bapak Helix, silahkan istrinya sudah bisa ditemui” kata seorang suster dengan senyum yang sangat ramah. Apa kata suster tadi, istri? tanya Helix dalam hatinya dengan kegirangan. Hanya dengan kata itu sa

    Last Updated : 2022-01-11
  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 43

    “Rumah kamu yang mana, Lea?” tanya Helix sambil terus fokus menatap ke arah kiri. “Sedikit lagi” jawab Wailea. “Yak.. sampai” Helix membawa mobil masuk ke dalam halaman. Dilihatnya rumah yang cukup minimalis dengan pilihan warna hitam, putih dan abu-abu. Namun, halamannya begitu luas. Walaupun memang tertata rapi dan banyak pohon bunga yang membuat kesan hidup, tetapi mengapa rumahnya di design begitu sempit sedangkan halamannya seluas lapangan bola? “Design rumah macam apa ini? Ini rumah apa taman kota?” tanya Helix bingung. Wailea menaikan bahunya tanda dia pun tidak mengerti. “Pak satpamnya dimana?” tanya Helix lagi yang semakin penasaran. “Tidak ada pak satpam, tidak ada mbak asisten rumah tangga, tidak ada mas tukang kebun, tidak ada ibu tukang masak dan tidak ada om tukang bersih kolam” jawab Wailea santai. Helix melongo menatap Wailea. “Ya. Tepat seperti apa yang kamu pikirkan. Semuanya aku lakukan sendiri. Ya kecuali kola

    Last Updated : 2022-01-12
  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 44

    Handphone itu memang barang yang diinginkan Wailea senjak pertama dia melihat iklannya di sosial media. Mencoba menabung tetapi disaat sudah terkumpul, Wailea malah enggan membelinya. Katanya saat itu, kasian uangnya habis hanya untuk satu barang. Helix yang diam-diam ternyata memperhatikan apa yang menjadi keinginan Wailea. Bukan itu saja, dia juga sering mencari tahu apa yang menjadi kesukaan maupun apa yang sedang dibutuhkan Wailea. Helix memang sangat ingin menjadi orang yang berguna bagia Wailea, walaupun dia tahu perasaannya itu hanyalah kesia-siaan yang tidak akan pernah mendapat balasan. “Ketika seseorang mencitai, dia akan berusaha semampunya untuk membuat orang yang dia cintai tersenyum bahagia. Dia juga akan berusaha sekuatnya untuk melindungi dan menjaga. Walaupun perasaannya itu tidak terbalaskan, namun semua itu akan dilakukan dengan kerelaan hati” kata Helix. “Aku tidak mengharapkan apapun saat memberikan kamu sesuatu. Aku pun tidak pernah menginginkan

    Last Updated : 2022-01-13
  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 45

    “Halo, Hel” sapa Wailea. Disaat yang sama, pintu utama terdengar sedang di ketuk oleh seseorang dengan sangat keras dan gaduh. “Hel, sebentar ya. Sepertinya papa mertuaku datang” kata Wailea sembari berjalan keluar dari kamar. Dari seberang telepon terdengar Helix yang terus memanggil nama Wailea dengan nada panik, namun suaranya saru di dengar karena ponsel itu digenggam oleh Wailea di tangan kirinya. “Sebentar Helix. Aku susah jalan nih” kata Wailea. “Jangan buka pintu itu, Lea!” Helix berteriak. Langkah Wailea terhenti saat mendengar teriakan itu. Bersamaan dengan langkahnya yang terhenti, dua orang pria dengan baju serba hitam beserta topi dan masker masuk dan berlari kearah Wailea. Wailea berteriak memanggil nama Helix dengan sangat kencang. Saat dia membalikkan badan hendak berlari menuju kamar, tongkatnya terjatuh. Ini membuat dirinya terpaksa menginjakkan kaki yang terluka itu agar dapat berlari. Dengan rasa sakit yang begitu m

    Last Updated : 2022-01-14
  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 46

    “Hel, apa jangan-jangan ada yang tidak suka dengan pengangkatanku ya?” tanya Wailea menerka-nerka. Helix terdiam sejenak memikirkan hal tersebut. Namun nalurinya berkata lain, dia merasa jika Rezo lah dalang dari semua ini. Mengingat dengan apa yang pernah dia lakukan dulu pada Wailea soal sopir taksi. Helix menggelengkan kepala dan berkata “aku tidak tahu, tetapi aku berjanji akan menemukan penjahat itu dan bertanya apa sebenarnya yang dia inginkan dari kamu”. Saat Wailea menghapus air mata dengan tangan kirinya, terlihat dengan sangat jelas garis memar dan luka di tangannya. Helix bereaksi dengan sangat spontan. “Wailea!” bentaknya. Teramat jarang didengar oleh Wailea ketika namanya disebutkan lengkap oleh Helix. Wailea tercengang menatap Helix. “Kamu kenapa sih? Jangan karena handphone itu adalah mimpi kamu sampai-sampai kamu rela mengorbankan tangan kamu demi menyelamatkan benda itu!” kata Helix dengan nada kesal. Sebenarnya dia seperti ini hanya karena k

    Last Updated : 2022-01-25
  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 47

    Helix sontak kaget mendengar pertanyaan Wailea, ekspresi wajahnya terlihat sangat lucu. "Kamu baru sadar sudah langsung tanya soal makanan?" tanya Helix heran. Wailea tersipu malu. "Aku pikir infus saja sudah cukup membuatmu merasa kenyang" kata Helix mengejek. Wailea menatapnya sadis. "Okay. Kamu mau makan apa permaisuri?" tanya Helix dengan senyuman yang begitu menggemaskan. Tahan Wailea tahan, katanya dalam hati. Sesungguhnya ingin sekali rasanya dia menarik hidung Helix yang panjang dan menggigitnya hingga pria itu menangis. Tetapi lagi-lagi dia harus menahan dirinya agar terlihat biasa saja dan seolah tidak terbawa perasaan. "Aku mau cupcake" kata Wailea girang. "Itu sudah pasti akan kubelikan. Selain itu apa lagi?" tanya Helix. "Alpokat kocok, boleh?" tanya Wailea berharap. "Boleh saja, tapi dengan sedikit es ya?" tegas Helix. Wailea pun mengangguk tanda setuju. Helix bertanya lagi, makanan apa lagi yang dia

    Last Updated : 2022-01-26
  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 48

    “Senang bisa bertemu lagi dengan anda, pak” kata Helix yang kini telah berdiri tepat di hadapan Ruben. Cara pandang Ruben pada Helix telah berubah. Awalnya dia begitu bangga bisa berkenalan langsung dengan pelukis hebat dan berbakat ini, tetapi sekarang malah perasaan bangganya mendadak berubah menjadi kekhawatiran yang tidak terarah. Meski pun begitu, Ruben masih tetap berusaha untuk tersenyum kepada Helix. “Terima kasih telah menyelamatkan menantu saya” kata Ruben. Helix menepuk bahu Ruben sambil tersenyum. “Tapi bagaimana bisa, anda berada di sana tepat waktu?” tanya Ruben yang masih penasaran. “Saya pun tidak mengerti mengapa bisa demikian. Tapi yang lebih membuat saya tidak mengerti yaitu mengapa bapak tidak bertanya pada anak bapak, kemana dia disaat genting seperti ini?” Helix membalikkan situasi. Ruben terdiam, entah apa yang harus dia jawab. Ruben berhenti menatap pria di depannya itu dan melirik plastik belanjaan yang di jinjing Helix. Terli

    Last Updated : 2022-02-04

Latest chapter

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 85

    "Saya rasa istri bapak takut saat mendengar suara anda, makanya dia pergi dari sini tanpa membawa barang" ujar Luna saat Helix hendak menduduki kursi plastik merah di teras rumah Luna. Helix terheran, mengapa bisa wanita di hadapannya itu berfikir jika dia adalah suami dari Wailea. Helix pun bertanya-tanya siapakah wanita ini, karena baru pertama kalinya dia melihat Luna. "Saya ini resepsionis hotel di Bali yang berhasil anda buat kehilangan pekerjaan. Pantas saja anda tega kepada orang lain, kepada istri anda sendiri saja anda teganya bukan main" sahut Luna kesal. Helix semakin bingung dibuatnya. "Dari tadi saya perhatikan ucapan anda melantur tidak ada arahnya. Kenapa anda pikir saya ini suami Wailea?" tanya Helix penasaran. "Kalau anda bukan suaminya, lalu kenapa foto anda ada di dompetnya?" tegas Luna. Helix terdiam dan berfikir. "Saya tidak sengaja melihat foto anda di dompet mbak Wailea. Foto 3x4 sih, tapi sangat jelas kalau itu foto anda" lanjut Luna. Ingin rasanya Helix

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 84

    Setelah selesai diobati, Wailea berjalan menuju toko disebelah klinik. Dia membeli sebuah topi dan masker. Tujuannya agar perban dikepala tidak terlihat dan wajahnya pun tidak terlihat karena ditutupi masker. Setelah itu kembali Wailea mencari taksi dan melanjutkan perjalanannya menuju bandara. Seolah sudah di lancarkan jalannya, disaat Wailea sampai dia pun langsung mendapatkan penerbangan tepat pada waktunya. Dia segera mengurus tiket dan lain sebagainya. Beberapa jam kemudian Wailea telah tiba di Sumatra. Tak sabar rasa hati ingin bertemu sang ibu dan memeluknya erat. Dia sudah membayangkan untuk menceritakan semua yang telah dialaminya selama ini. Setelah menggunakan kendaraan umum, Wailea pun sampai di halaman rumah sang ibu. Tangisan tak mampu lagi ditahan olehnya, dia segera berlari menuju pintu utama. Tooookkk... Tokk... Tokkk.. Suara ketukan pintu yang sangat lembut. Seseorang dari dalam rumah membukakan pintu. Wailea terkejut saat melihat seseorang yang tidak dia kenal be

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 83

    Cuaca pagi yang mulai terasa hangat oleh mentari. Wailea terbangun dan tersadar jika dirinya tidak di rumah itu lagi. Wailea mengambil ponselnya dan kemudian menyambungkan pada kabel pengisian daya. Pasti sudah banyak pesan dari orang-orang yang mencariku, katanya dalam hati. "Selamat pagi mbak. Ayo sarapan dulu" ajak Luna. Luna kembali dikejutkan dengan darah yang mulai memenuhi perban dan juga bahkan meninggalkan noda pada sarung bantalnya. "Maaf Luna, saya jadi mengotori barang kamu" kata Wailea sungkan. "Itu bukan masalah mbak, bisa dicuci dan kembali bersih. Yang jadi masalah sekarang adalah, perban dan obat saya kebetulan habis. Jadi saya harus beli dulu ke apotek" kata Luna. Wailea mengambil dompetnya dan memberikan sejumlah uang. "Terima uang ini ya. Kamu sudah memberiku tempat dan makanan bahkan obat. Aku tidak tenang jika kamu tidak menerimanya". "Mbak Wailea sama sekali tidak merepotkan saya. Saya malah senang bisa membantu. Tapi apa tidak lebih baik mbak Lea ke ruma

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 82

    Wailea terus mengendarai motornya ke arah yang dia sendiri pun tak tahu. Untuk sementara darahnya sudah terhenti karena perban dan obat yang dia pakai sebelum pergi. Mengapa Wailea memilih pergi? Mengapa dia tidak tetap tinggal disana dan meminta pertolongan? Karena merasa Ruben sangat marah padanya dan juga Rezo, dia pun memilih untuk bertahan sendiri. Dia juga tahu jika Helix masih dalam keadaan kesal padanya, jadi lebih baik dia tidak menghubungi siapapun. Dengan sebuah ransel kecil, Wailea membawa sedikit pakaiannya. Dia yakin untuk kembali ke rumah Weni. Hatinya kini terasa sangat lelah dengan semuanya. Karena kepalanya yang terasa masih sangat berat, Wailea pun tak imbang kemudian hampir menabrak seorang wanita. Dia membanting stang motornya dan kemudian terjatuh. "Mbak baik-baik saja?" tanya seorang wanita yang terlihat panik. "Maafkan saya, saya tidak hati-hati" kata Wailea sembari melepaskan helm di kepalanya. "Mbak Wailea" kata wanita itu. Wailea mencoba mengingat siapa

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 81

    Ttookkk... Tookkk... Ttoookkkk. Suara ketukan itu terdengar sangat kasar. Helix segera keluar dari kamarnya menuju pintu utama dan membukakan pintu. Bbbuuukkkkk... Sebulan pukulan yang sangat kuat mendarat di pelipis Helix. "Apa-apaan ini?" tanya Helix sembari menyentuh pelipisnya yang langsung membiru dan bengkak. "Apa anda puas sekarang menghancurkan rumah tangga anak dan juga menantu saya?" tanya Ruben dengan sangat geram. "Maksud bapak apa?" tanya Helix kebingungan. "Saya tahu jika anda memiliki hubungan dengan menantu saya" jawab Ruben dengan penuh emosi. "Saya memang punya hubungan dengan menantu anda, tetapi hanya sebatas hubungan rekan kerja dan juga teman dekat. Apanya yang salah?" tanya Helix lagi. "Terlalu banyak kebohongan yang kalian semua ciptakan" ujar Ruben. "Saya memang punya perasaan dengan Wailea, tetapi dia tidak pernah menyambut perasaan saya ini sekalipun. Mungkin saya akan sangat bahagia jika anda memukul saya karena tuduhan anda benar. Asal anda tahu,

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 80

    Wailea terdiam membeku, air matanya yang sedari tadi menetes kini berhenti seketika. Keadaan hatinya sangat buruk dan sama sekali tidak beraturan. Kini matanya tertuju kepada secarik kertas bermaterai di atas meja. Bercerai? Apakah ini ujung dari perjuanganku selama ini? Wailea berjalan mendekati meja dan mulai meraih dokumen tersebut. Dipandangilah isi surat itu dari atas hingga bawah. Ini kali pertama di dalam hidupnya merasakan begitu berat ketika memegang secarik kertas. Bayang-bayang yang menakutkan kini meliputi pikirannya. Bagaimana dengan mama? Bagaimana dengan papa Ruben? Bagaimana nasibku nanti? Apa pandangan orang-orang terhadapku yang menjadi janda hanya dalam waktu sekejap mata? Aku harus bagaimana? Terlalu banyak suara yang kini bersarang di kepalanya. "Boleh aku bertanya? Jika kalian menjawabnya dengan jujur, maka aku akan segera menandatangani surat ini dan pergi" tantang Wailea. Ketty dan Rezo saling pandang dan kemudian mempersilahkan Wailea untuk mengajukan perta

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 79

    Hati Papinka terasa membara mendengar sindiran Ruben yang begitu menyakitkan namun benar adanya. Wajah Papinka dan Ketty memerah karena menahan malu dan emosi. Seolah mereka terkena telak dari Ruben, Ketty pun memutar otak agar bagaimana caranya mereka bisa kembali berada di posisi yang aman. "Asal om tahu, kami tidak pernah menyembunyikan hubungan kami ini di depan Wailea. Bahkan dia tahu jika saya dan Rezo berlibur di Bali" kata Ketty membuat suasana semakin kacau. Ruben tercengang dan seketika itu juga menatap Wailea. "Apa benar yang dia katakan?" tanya Ruben. Bibir Wailea terasa berat hendak menjawab pertanyaan itu. Entah dia harus bagaimana sekarang menghadapi situasi yang mulai menyudutkannya itu. "Maafkan Lea, pa" sahut Wailea tanpa pembelaan apapun. Jantung Ruben kini terasa nyeri dan sakit. Dia pun memegang dadanya dan mencoba untuk tetap bertahan. Sungguh sulit dipercaya namun pernyataan itu tak dibantah oleh Wailea. "Om tahu kenapa Wailea tidak bertindak apa-apa? Karen

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 78

    Helix tersungkur lemas tak berdaya, matanya tak sanggup menahan air mata. Tersadar jika ternyata perasaannya tak bertepuk sebelah tangan. Betapa hancurnya dia, menyaksikan orang yang mencintainya harus mengorbankan kehidupannya demi orang lain. Cinta memang tidak harus memiliki, tetapi cinta yang mereka alami adalah sesuatu yang sangat rumit dan pelik. Helix mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Wailea. Namun sayang, ponsel Wailea dalam keadaan kehabisan baterai dan mati. Helix terus menatap surat itu diiringi dengan air mata yang tak henti-hentinya membasahi pipi. Mencintai orang selama bertahun tahun dan akhirnya bertemu dengan dia tetapi dalam keadaan telah dimiliki orang lain, bukanlah hal terberat bagi Helix. Namun saat mengetahui jika orang yang dia cintai juga mencintainya namun berjuang demi kebahagiaan orang lain membuatnya rapuh dan terasa sangat menyakitkan. Disaat Helix tengah merasakan kepedihannya seorang diri di sudut ruangan, Wailea dan Ruben pun sampai di halam

  • Bukan Jodoh Tapi Takdir   BAB 77

    "Helix, ini hari terakhir Wailea bekerja. Jadi tolong kamu bahas berdua dengannya untuk setiap projek yang masih dalam tahap pengerjaan" kata Robin."Hari teakhir? Maksudnya bagaimana?" tanya Helix terkejut. "Kalian bicara ya, saya tinggal" sahut Robin lalu meninggalkan ruangan mereka."Ada apa Wailea?" tanya Helix panik."Aku akan pindah besok, Hel" jawab Wailea lemas."Kenapa mendadak sekali?" tanya Helix lagi."Memang mendadak, karena ini keputusan Rezo" jawab Wailea. "Kamu bahkan tahu kalau selingkuhan suamimu sedang mengandung, tetapi kamu tetap bertahan?" tanya Helix jengkel. Dia menggaruk kepalanya dengan sangat keras. Perasaan kesal yang tidak mampu ditutupi. -----Waktu berjalan dengan sangat cepat. Kini jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Sepanjang hari Helix dan Wailea hanya diam dan fokus akan pekerjaan. Komunikasi mereka pun dilakukan melalui chat. Keheningan dan kebekuan yang belum pernah terjadi sebelumnya diantara mereka.Hingga tiba saatnya jam pulang kerja, He

DMCA.com Protection Status