"Sayang, waktunya kamu mandi. Kita akan makan malam," ucap Raya dari luar.Andro pun segera meninggalkan Gala, dia mencium puncak kepala anaknya lebih dulu sebelum pergi."Tari tertidur, apa kita tidak perlu membangunkannya?""Tidak, kasihan dia.""Apa yang terjadi?" tanya Andro menyempatkan diri mendatangi istrinya dan memeluknya dari belakang sambil menciumi puncak kepalanya. Tangan Andro mengusap perut istrinya yang buncit. "Apa dia dan Gala kembali bertengkar?""Bukan dengan Gala, tapi dengan teman sekelasnya.""Astaga, tidak biasanya anak kita melakukan itu."Raya memutar badan menatap suaminya. "Mandilah, nanti aku ceritakan."Andro mengerucutkan bibirnya. "Maukah kau mandi denganku, Sayang?"Sudah lama Raya mengabaikan Andro, dan dia rasa suaminya itu sudah cukup menanggung semua keaalahannya sendiri.Maka dari itu, Raya berkata pada pelayan, "Tolong bereskan makan malamnya.""Baik, Nyonya."Senyuman Andro seketika merebak. “Kita mandi bersama?""Bukankah ini yang kamu inginkan
Raya sampai di toko bunga miliknya. Tentu saja ada karyawan di lantai bawah, sementara dirinya duduk manis di lantai dua sambil mendiskusikan rencana apa yang akan dilakukannya ke depan untuk mengembangkan toko ini menjadi semakin baik."Selamat datang, Nyonya, Selamat pagi," sapa seorang petugas kebersihan wanita yang melihat Raya."Selamat pagi, apa kamu sudah sarapan?""Saya akan melakukannya saat pekerjaan ini selesai, Nyonya.""Aku membawa makanan di bawah, makanlah.""Terima kasih banyak, Nyonya."Raya mengangguk, dia menyimpan makanan yang dibawanya di atas meja di lantai satu. "Tolong bagikan juga jika yang lainnya datang.""Baik, Nyonya.""Apa bunga Lily sudah tiba?""Sudah tiba pagi tadi, karyawan lain yang menerima. Saat ini mereka sedang pergi membeli peralatan yang habis.""Baiklah, suruh mereka ke atas jika sudah sarapan.""Baik, Nyonya."Raya mulai membuka laptop. Dia sudah banyak belajar setelah menikah dengan Andro, mulai dari bahasa asing, mengoperasionalkan komputer
Dan setelah diizinkan, Elizabeth masuk ke dalam ruangan Andro. Semua itu seolah membawanya dalam masa lalu, dimana Andro melihat seseorang yang pernah menempati hatinya dan memberikan luka mendalam. Kemudian Elizabeth tiba tiba hilang entah kemana. Saudaranya bilang kalau dia pergi keluar negeri untuk belajar.Andro menatap dari kejauhan, menunggu saat perempuan itu kembali datang padanya. Tapi nyatanya tidak pernah.Saat ini Elizabeth sampai di hadapan Andro, dia tersenyum dan mengulurkan tangan. "Hallo, Andro.""Aku tidak ingin bersalaman.”"Kau banyak berubah, matamu tidak lagi memiliki kehangatan.""Kehangatanku hanya milik keluargaku. Cepat bicara sebelum aku mendorongmu dari jendela itu."Elizabeth tertawa, dia menarik kembali tangannya. "Well, selera humormu tidak berubah."Kemudian dia duduk di sofa, sementara Andro tetap berdiri dengan bersandar di meja. Di sisi lain, Prabu hanya menatap."Katakan sekarang, kau punya waktu lima menit.""Aku bekerja di sini, tidak ada niat sed
Saat dalam perjalanan, Andro merasa dirinya seperti sopir. Raya berada di belakang bersama anak anak, sementara dirinya sendirian di kursi kemudi.Oma pulang dengan Jeta karena ada supir yang menjemput. Dan karena anak anak terlalu melekat dengan Raya, jadi Andro tidak bisa meminta istrinya untuk duduk di depan."Fokus, Sayang," ucap Raya saat menyadari suaminya itu terus saja menatap ke belakang lewat kaca. "Lihat jalanan saja, aku dan anak anak baik baik saja. jangan melirik ke belakang terus."Dengan lucunya Gala menambahkan, "Iya, Daddy. Jika di jalanan jangan selingkuh, konsisten pada jalanan di depan."Mentari tertawa mendengarnya. Dia juga ikut menambahkan, "Daddy selingkuh seling sekali.""Astaga....," gumam Andro mulai terganggu. "Sayang."Raya tertawa, dia mengusap rambut kedua anaknya yang menyandar padanya."Mommy," panggil Gala."Ya?"Andro mulai melirik lagi saat melihat anak anaknya menggesekan kepala mereka di bahu Mommy mereka. Seperti nyaman dan membuat Andro juga ing
"Daddy.....," panggil Gala saat dia terbangun. "Daddy!""Daddy disini, Gala," ucap Andro yang masih setengah sadar, dia mencoba membuka matanya dan melihat Gala yang menatapnya dari atas ranjang."Kenapa Gala tidur di sini? Bukannya semalam di sana?" tanya bocah itu penasaran."Semalam kau demam, Gala."“Benarkah?” Tanyanya kurang yakin."Tidak tau," ucap Andro yang mencoba kembali terlelap dengan membelakangi putranya.Kesal karena diabaikan, Gala melompat dari tempat tidur dan menimpa tubuh Daddy nya."Astaga," ucap Andro menahan sesak ketika putranya itu menimpa dirinya. Dan sekarang dia malah tengkurap di tubuhnya. "Galaa...."Putranya itu malah ikut memejamkan mata lagi. Kemudian dia bergumam, "Seharusnya Daddy memeriksa suhu tubuhku lagi."Kemudian Gala kembali terlelap.Membuat Andro segera membalikan badannya sehingga Gala tengkurap di dadanya, dia memeluk putranya erat kemudian mengelus kepalanya. Semalaman Andro yang menjaga Gala, dia tidak bisa membiarkan istrinya melakuk
Andro melangkah lebar menuju gerbang, dimana di sana ada seorang wanita yang benar benar membuatnya kesal. Tatapan Andro tajam, dia tidak paham bagaimana cara wanita itu berpikir.Saat Andro datang, jelas Elizabeth tersenyum."Pergi dari sini," ucapnya menyeret tangan Elizabeth menjauhi gerbang dan melepaskannya di sana. "Pergi dari sini dan jangan ganggu aku lagi. Apa yang sebenarnya kau inginkan?"Elizabeth malah tersenyum. "Bisakah kau beri aku pekerjaan?""Apa?" tanya Andro tidak percaya. Wanita itu datang hanya karena pekerjaan."Tolong berikan aku pekerjaan, aku yakin ada banyak lowongan untukku di perusahaanmu.""Tidak ada, perusahaanku tidak menerima wajah sepertimu.""Aku akan operasi plastik kalau perlu."Andro tertawa tidak percaya, Elizabeth benar benar tidak peka. "Pergi dari sini sebelum aku menyuruh satpam menyeretmu.""Aku hanya ingin pekerjaan darimu.""Tidak ada pekerjaan. Dengar. Eliiii-”"Senang rasanya kau memanggil namaku lagi."Andro terdiam tidak percaya, tern
"Cat, come here!" teriak Gala ketika anjing besarnya kembali. Dia tersenyum dan mengusap kepala anjingnya penuh kasih sayang. "Apa kau suka?"Anjing itu menyahut dengan gonggongan.Gala tertawa, dia membawa Cat ke belakang dan menyuruhnya bermain di areanya sendiri. "Terima kasih, nanti aku panggil lagi jika ada kecoa." Ucapnya pada si anjing.Gala kembali ke dalam rumah untuk menemui adiknya, dia melihat Mentari yang sedang bermain main dengan slime. Tapi baunya aneh, membuat Gala menahan diri untuk masuk kamar. "Eooohhh, apa itu?""Jangan ganggu," ucap Mentari tanpa mengalihkan perhatiannya.Membuat Gala bergidik, dia memilih menemui pengasuhnya dan memintanya untuk menghubungi Prabu. Pengasuhnya melakukannya, dia melakukan panggilan video call.Sambil menunggu jawaban dari pamannya, Gala duduk sambil minum jus mangga dan kue coklat."Hallo,.........," sahut Prabu saat panggilan terhubung.Memperlihatkan wajah pamannya yang berwarna hitam, hal itu membuat Gala heran. "What is that?"
Akhirnya Andro menyerah membuat slime, dia juga baru sadar jika seharusnya tidak mengikuti instruksi Mentari untuk membuat slime sebagai hadiah."Um, Tari Sayang, Daddy rasa bukan ide yang bagus membuat slime sebagai hadiah.""Daddy hanya malas bukan?"Andro mengangguk, dia menatap jam yang sudah malam. "Ini waktunya tidur, besok ada pelajaran bukan?""Tari bisa bangun tepat waktu meski belgadang."Andro mengantuk, tapi dia tidak tega meninggalkan anaknya sendirian. Alhasil dia mengikuti kmauan anaknya.Sampai akhirnya selesai membuat slime yang dipenuhi glitter hingga menyerupai warna ungu luar angkasa yang sangat cantik."Astaga, ini sangat indah. Tapi nanti Uncle menggunakannya untuk apa, Tari Sayang?""Untuk mainan bayinya."Seketika Andro tersenyum, dia memiliki alasan. Setidaknya Prabu tidak bisa marah nantinya."Ide yang bagus, Tari. Sekarang waktunya tidur. Come on."Setelah membungkusnya dalam bentuk kaca yang cantik, dengan dibalut pita berwarna hitam."Tari ingin digendong.