Beranda / Fiksi Remaja / Broken / Memulai Rencana

Share

Memulai Rencana

Penulis: Aquarius
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-17 16:12:01

“Baik anak-anak, tolong kalian belajar lebih giat lagi. Ujian sudah di depan mata kalian semua. Jadi, bapak harap kalian kurangi bermain-main,” ucap pak Anton menasihati para murid saat kelas hampir berakhir.

“Bapak juga minta kalian kurangi aktivitas kalian di dunia sosmed. Nanti kalau kalian sudah lulus, kalian boleh sesuka hatinya aktif kapan pun di sosmed. Tapi untuk sekarang, kalian harus fokus belajar. Karena setelah dari sini, kalian akan lanjut ke tingkatan yang lebih tinggi dan punya kesulitan yang berbeda dari sekarang,” ujar pak Anton melanjutkan nasihatnya.

“Baik, pak,” jawab semua murid serentak.

“Bapak rasa kalian semua sudah besar, jadi kalian bisa mengerti. Dan pembahasan kita sampai di sini. Ingat, pelajari kembali soal-soal yang sudah kita bahas.,” ucap pak Anton.

“Baik, pak,” jawab semua siswa serentak.

“Selamat belajar dan semoga ujian kalian minggu depan berjalan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Broken   Memulai Rencana (2)

    “Halo?!” Belum selesai Rein mengajukan berbagai pertanyaan pada penelepon yang tak dikenalnya, sambungan telepon segera diputuskan oleh orang tersebut. Dan saat ia berusaha untuk menghubunginya kembali, orang tersebut sama sekali tak menjawab satu pun panggilan darinya.“Ah... dasar orang aneh!” teriak Rein kesal.“Sebenarnya dia siapa, sih?! Berani banget dia bilang kalau Yandi bakalan putusin gue!” Gadis itu merasa kesal pada perkataan lelaki itu yang seperti seorang peramal, yang meramalnya akan segera putus dari kekasihnya.“Dia gak tahu apa, kalau Yandi tuh gak bakalan bisa lama-lama jauh dari gue! Lagian kenapa lo dengarin omongan dia, sih?” ucap Rein terus saja mengingat semua perkataan lelaki itu sambil terus menggerutu.“Tuh cowok kayaknya gak tahu kalau Yandi tu cinta mati sama gue,” ujar Rein percaya diri. Ia sama sekali tak menyadari jika rasa suka Yandi padanya mulai memudar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Broken   Kemarahan Rein

    “Ah...” Teriakan Reina Vicasa sudah terdengar sejak pukul lima pagi. Gadis itu tak bisa memejamkan kedua bola matanya karena melihat semua kiriman foto dan video dari nomor tak dikenal. Saat pertama kali mendapat kiriman serupa, Rein masih tak begitu peduli. Namun saat mendapat kiriman yang kedua kalinya, gadis itu tak bisa lagi mengabaikan semua foto dan video tersebut. Ditambah si pengirim yang tak kunjung menjawab panggilannya melalui sambungan telepon, membuatnya semakin tak tenang. Gadis itu terus saja membayangkan segala hal buruk yang akan terjadi jika ia tak meminta maaf pada kekasihnya. Namun, ia juga merasa sangat enggan untuk meminta maaf terlebih dahulu. Rein mulai membayangkan, jika hubungannya dan Yandi yang berakhir. Dan saat itu sahabatnyalah yang menggantikan posisinya. Semua bayangan yang terlintas di kepala gadis itu, membuatnya tak dapat memejamkan kedua bola matanya walau sebentar. Akhirnya, gadis itu pun tak beristirahat di saat orang la

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Broken   Kesedihan Reina

    Malam yang dingin semakin membuat Reina tersiksa. Saking tersiksanya, bahkan ia hanya meneteskan air matanya tanpa bersuara. Air mata gadis itu bercucuran begitu deras menemaninya di jalan yang sepi. Dan ditemani bunyi-bunyian khas pada malam hari.Hati gadis itu terasa begitu sakit. Ia tak menyangka jika sahabatnya sendiri menuduhnya melakukan hal yang tak pernah ia lakukan.Saat mendengar semua kemarahan sahabatnya, Reina merasa mungkin sahabatnya sedang merasa cemburu karena kedekatannya dan Yandi. Reina juga berniat menjelaskan alasannya kepada sahabatnya, mengapa ia tak membantu agar hubungan mereka segera membaik. Tetapi saat emosinya mulai meledak, gadis itu tak memberikan dirinya satu kesempatan pun untuknya mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya.Luka akibat perkataan Rein, begitu membekas di hatinya. Reina tak menyangka, jika apa semua tuduhan yang didengarnya saat itu keluar dari mulut sahabatnya sendiri.Bahkan demi meredakan amarah sahabatny

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Broken   Trending Topic

    Sepiring nasi goreng yang sudah dihiasi oleh telur mata sapi telah berada di atas meja dalam keadaan yang masih hangat. Sarapan pagi telah siap disantap sebelum berangkat ke sekolah. Hari ini sarapan Reina adalah Nasi goreng dan telur mata sapi buatan sang bunda. Setelah sekian lama tak membuat salah satu makanan kesukaannya, kini akhirnya sang ibunda bisa membuatkannya untuk putri semata wayangnya. “Bunda? Bunda hari ini libur?” tanya Reina terkejut melihat bundanya sedang berada di meja makan. “Enggak. Tapi tadi bunda dapat izin sebentar buat ke sini,” jawab bundanya berseri-seri. “Ngapain bun? Entar bunda capek bolak-balik,” ujar Reina yang mengkhawatirkan bundanya. Gadis itu tak ingin jika bunda tersayangnya kelelahan karena harus menempuh jarak yang jauh. “Gak papa, kok. Lagian bunda juga udah lama banget gak masakin nasi goreng buat kamu. Tiap hari kamu kan masak sendiri, jadi udah gak pernah lagi ngerasain masakan bunda,” uj

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • Broken   Klarifikasi

    Seluruh siswa kelas XII SMA Citra, kini sudah mengetahui tentang Reina yang menikung sahabatnya sendiri. Bahkan gosip itu sudah sampai ke telinga Yandi. Meski ia menjadi orang yang paling terlambat mengetahui gosip tersebut.Yandi yang biasanya tak peduli pada gosip-gosip yang selalu beredar di sekolah, kini menjadi orang yang paling penasaran akan gosip itu. Ia merasa sangat khawatir pada Reina. Remaja itu bahkan meminta Andi, Doni, Rino, dan Agus untuk menceritakan gosip itu secara detail.Untuk pertama kalinya ia mendengarkan cerita gosip yang beredar di sekolah dengan saksama. Ia yang meminta teman-temannya untuk menceritakan kembali gosip itu, membuat mereka kebingungan.Setelah keempat temannya menceritakan secara detail apa yang mereka ketahui, Yandi pun berniat untuk segera menemui Reina. Sayangnya, ia harus menunggu hingga waktu ujian berakhir.Saat sedang berhadapan dengan soal ujian, pikiran Yandi tak bisa fokus untuk mengerjakan setiap butir s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • Broken   Putus!

    Tatapan mata Yandi kini hanya tertuju pada kekasihnya. Ia masih menatap gadis itu dengan tidak percaya, atas apa yang telah diperbuatnya.Siswa itu sedikit tersenyum pada kekasihnya. Senyuman itu membuat Rein merasa lega. Ia berpikir, jika senyuman itu adalah tanda bahwa Yandi akan kembali lagi padanya. Sayangnya, senyuman itu tak memiliki arti seperti yang dipikirkannya.Tepat di sebelah Yandi, Reina berdiri sambil menundukkan kepalanya. Sekalipun ia tak mengangkat kepalanya dan juga tak mengeluarkan suaranya. Gadis itu hanya terdiam sambil meneteskan air matanya. Walaupun ia sudah berusaha keras menahannya, namun pada akhirnya air matanya tetap saja terjatuh.“Reina, makasih udah mau jadi teman gue. Makasih juga, lo udah mau jadi pacar gue,” ucap Yandi setelah ia menenangkan dirinya. Perkataan itu tentunya membuat Rein merasa sangat senang. Tanpa tahu apa yang akan terjadi.“Gue juga minta maaf atas banyak hal. Maaf karena gue ga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Broken   I'll Always Be With You

    Setelah menyampaikan keinginannya, untuk mengakhiri hubungannya dengan Rein, Yandi segera membawa mantan sahabat Rein itu pergi bersamanya. Remaja itu menggenggam erat tangan Reina dan membawanya keluar dari lingkungan sekolah. Mulut-mulut para siswi itu pun mulai berkomat-kamit, saat melihat Yandi pergi sambil menggenggam erat tangan Reina.Awalnya, Yandi berniat untuk mengantar gadis itu ke rumahnya. Namun ia segera mengubah niatnya, saat melihat Reina masih meneteskan air matanya.Remaja itu menghentikan langkahnya di sebuah taman yang letaknya tak jauh dari SMA Citra. Ia menghentikan langkahnya dan mulai menatap Reina yang terus menundukkan kepalanya sedari tadi.“Hei,” ucap Yandi lembut, sambil mengusap air mata Reina.“Udah, gak usah nangis lagi. Gak perlu dengarin omongan mereka, kok,” ucap Yandi penuh kelembutan.Entah mengapa, ada bagian di hati remaja itu yang turut merasakan sakit. Saat ia melihat gadis yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Broken   Rasa Bersalah yang Setengah

    “Ah...” Teriakan menggelar di kediaman Andre tepat pukul dua belas satu dini hari. Kedua orang tua remaja itu kini sedang bertengkar heboh, tanpa memedulikan waktu.“Andre... keluar kamu dari kamar! Kamu semua yang buat bapak kamu kayak gini!” teriak mama Andre.“Mama kan udah bilang kemarin, jangan pernah kasih uang lagi ke bapak kamu!” Pria yang berstatus sebagai kepala keluarga di rumah ini, kini hanya menjadi seorang pecandu alkohol. Setiap ia kembali ke rumah dengan tubuh beraroma alkohol, pastinya ia akan memukul anak dan istrinya.Pria itu hanya akan memarahi mereka, atas kemiskinan mereka saat ini. Ia bahkan tak pernah sekalipun menghargai kerja keras putranya, untuk membiayai kehidupan keluarga mereka.Jika putranya memberikannya uang hasil kerja kerasnya, pastinya ia akan menggunakan uang itu untuk memuaskan dirinya dengan alkohol. Dan setelah kesadarannya telah habis ditelan kemabukkannya, ia akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19

Bab terbaru

  • Broken   New Life

    Kehidupan adalah suatu anugerah dari Tuhan. Kehidupan juga merupakan rahasia. Dalam kehidupan ini tentunya banyak hal-hal yang terjadi di luar dugaan, yang terkadang menghasilkan tawa tetapi dapat juga menghasilkan air mata.Setiap detik, setiap menit dan setiap jam dalam kehidupan ini selalu dipenuhi rahasia. Sebagai manusia kita pastinya tak akan tahu apa yang bisa terjadi beberapa waktu ke depan. Terkadang apa yang kita duga memang terjadi, tetapi sering juga terjadi hal yang tak pernah kita duga.Setelah menjalani kehidupan tanpa kedua orang tuanya, kini Yandi bersama dua saudaranya tak pernah kehilangan senyum lagi. Mereka pun selalu menikmati waktu berkumpul di meja makan.Yani, Yandi dan Yeri selalu memiliki waktu untuk satu sama lain, meski mereka pun sibuk dengan pekerjaan atau pun pendidikan mereka. Suasana rumah Yandi yang dulunya terasa suram, kini terasa lebih cerah. Selalu ada tawa dan kebahagiaan. Tak hanya ada tangis melulu, atau tekanan melulu. Ketiga bersaudara itu

  • Broken   Start a New Life (2)

    Kehidupan memang selalu diisi oleh berbagai hal. Kadang yang mengisi kehidupan adalah hal-hal yang sudah kita duga. Tapi terkadang juga diisi dengan hal-hal yang tak pernah diduga. Hari-hari Ami dan Vian kini dijalani dengan penuh air mata. Keduanya kini resmi memilih untuk tak berjalan bersama lagi. Ami dan Vian telah sepakat untuk menjalani kehidupan masing-masing. Namun mereka masih tetap mengurus Reina sebagai anak bersama-sama. Hanya saja, baik Vian maupun Ami saling membatasi diri. Setelah berhenti menjadi asisten rumah tangga Yandi dan keluarganya, kini Ami mulai membuka usaha kecil-kecil dari uang yang kerja kerasnya selama ini. Yani sendiri memberikan uang dalam jumlah yang cukup fantastis kepada Ami. Gasia itu memberikan Ami uang sebagai gaji terakhirnya dan juga sebagai ganti rugi atas perbuatan Yena. Uang yang diberikan Yani pada wanita itu adalah uang milik kedua orang tuanya. Ami kini telah membeli sebuah gerobak yang akan digunakannya untuk berjualan. Ia membeli gerob

  • Broken   Start a New Life

    Keputusan Ami untuk membiarkan Reina tetap berhubungan dengan Ayahnya adalah sebuah keputusan besar. Namun ia sadar, bahwa putrinya tak akan pernah bahagia jika ia terus melarangnya. Ia pun sadar bahwa Reina tak akan tinggal diam saja, jika ia terus melarangnya. Sehingga ia merasa apa pun larangan yang ia beri, itu tak akan membuat putrinya berhenti menemui ayahnya.Keputusan Ami untuk tetap membiarkan Vian berhubungan dengan putrinya lagi, membuat Vian merasa senang. Namun, di sisi lain ia pun merasa sedih. Saat memeluk Reina, Vian menyadari bahwa ia mengharapkan sesuatu yang lebih dari itu. Ia sebenarnya tak hanya ingin membuat Ami menghilangkan larangannya itu. Sebenarnya Vian dan Ami menginginkan hal yang sama. Jauh di dalam lubuk hati mereka, ada suatu keinginan yang tertahan sejak lama dan kini harus dikubur mereka sedalam-dalam.Tak hanya Ami, Vian pun sangat ingin rumah tangga mereka telah hancur dulu, bisa kembali lagi. Namun, itu semua susah tak mungkin lagi. Sejak Vian

  • Broken   Tak Ingin Hancur (2)

    “Reina! Keluar lo, gue belum selesai ngomong!” teriak Rein gigih. Meski Reina sudah meninggalkan, namun ia tak menyerah. Reina pun kembali menemuinya. “Ada apaan lagi?” tanya Reina.“Gue mau tahu, ya. Lo harus jauh-jauh dati papi gue!” ujar Rein sembari menunjuk Reina.Reina memutar bola matanya dan menggeleng pelan kepalanya. “Lo paham kata-kata gue tadi?!” tanya Reina geram. “Gue rasa udah jelas, ya. Jadi gak perlu ulangin lagi.”“Gak! Gue gak terima, gue gak mau dan gak sudi lo ngerrbut semua milik gue!” balas Reina.“Gue gak pernah rebut milik lo, ya! Mau Yandi atau pun papi, lo gue kan udah bilang, gue udah bilang kalau gue gak ngerebut mereka,” jelas Reina. “Lagian om Vian bukan cuma papi lo, doang! Jadi lo gak bisa ngelarang gue!” tegas Reina.“Gue gak mau hidup gue hancur karena lo!” teriak Rein.“Gue gak pernah ngehancurin hidup lo, ya! Harusnya gue yang marah-marah ke lo dan lo, karena mami itu udah hancurin hidup gue!” balas Reina. “Asal lo tahu, gara-gara mami lo, gue jad

  • Broken   Tak Ingin Hancur

    Hidup Rein sebagai anak tunggal dan satu-satunya anak kesayangan Vian hancur begitu saja dalam waktu singkat. Hidupnya terasa begitu gelap semenjak mengetahui semua kebenaran tentang kedua orang tuanya.Sejak saat itu, Rein hanya mengurung dirinya di kamar. Ia bahkan tak makan maupun minum sama sekali. Kondisi tubuhnya pun semakin melemah.Suasana rumah itu pun menjadi sangat gelap. Semenjak semuanya terbongkar, tak ada lagi percakapan yang terjadi, selain pertengkaran Nia dan Vian.Nia terus saja meminta Vian untuk tak kembali kepada Ami. Sesekali ia juga memaksa Vian untuk tak menemui Reina. Namun Vian tetap menolak semua permintaan sang istri.Semua pertengkaran itu selalu saja didengar oleh Rein. Pertengkaran itu membuatnya tak ingin menginjakkan kakinya di tempat lain, selain kamarnya. Ia yang selalu berada di dalam kamarnya pun membuat Vian khawatir. Vian selalu mendatangi kamarnya, namun gadis itu selalu mengusir Vian. Hal yang sama pun terjadi pada Nia. Rein sangat marah besa

  • Broken   Tempat Bercerita (2)

    Suasana yang canggung kini telah pergi dan diganti dengan suasana sedih. Air mata Reina banjir malam itu. Gadis itu hanya bersandar pada Yandi dan terus meneteskan air matanya.Yandi tak tahan melihat Reina terus-terusan meneteskan air matanya. Ia berusaha memikirkan sebuah cara. Namun, ia pun tak bisa menemukan cara yang tepat.Permasalahan dalam keluarga adalah permasalahan yang sering dialaminya. Namun, ia bukanlah orang yang suka mencari jalan keluar. Ia adalah orang yang sering membantah dan melawan. Sehingga sulit baginya untuk membantu Reina menemukan jalan keluar untuk masalahnya.“Eh... sorry, sorry. Gue malah nangis gak jelas lagi,” ucap Reina segera menghapus air matanya. “Gak papa kali. Gak perlu minta. Gue malah senang kalau lo mau cerita,” ucap Yandi lembut.“Eh... tapi kayaknya lo gak bisa di sini lama-lama, deh. Soalnya ini udah mau jam sepuluh,” ucap Yandi merasa tak enak hati. Tanpa sadar mereka menghabiskan cukup banyak waktu dan kini waktu hampir menunjukkan pukul

  • Broken   Tempat Bercerita

    Kaki Reina terus melangkah menjauhi rumahnya. Semakin lama, semakin jauh ia melangkah. Namun, gadis itu bahkan tak tahu ia harus terus melangkahkan kakinya ke mana. Reina terus berjalan tanpa henti. Tubuh serasa lesu. Tenaganya habis terkuras setelah banyak meneteskan air mata. Pikirannya pun menjadi sangat kacau.Tit.... Tit....“Ha?” Reina terkejut dengan suara klakson mobil yang begitu dekat dengannya. “Reina, lo—lo habis kenapa?” tanya Andi khawatir setelah melihat mata Reina yang sembab. “Gak papa, kok,” jawab Reina dengan suaranya yang serak.“Tuh... tuh... suara lo serak kayak gitu, masih aja bilang gak papa.” Perkataan Reina tak mencerminkan keadaannya yang terlihat jelas tak baik-baik saja. “Lagian lo mau ke mana, sih?” tanya Andi.“Gak tahu,” jawab Reina. Andi pun merasa aneh dengan jawaban gadis itu. Namun satu hal yang biasa ia pastikan, bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja. “Ya udah. Kalau gitu, mendingan lo naik, deh. Entar gue antarin lo ke mana, aja,” ujar And

  • Broken   Cara Ami

    “Reina...” teriak Ami, namun putrinya tak menghiraukannyaHari ini seharusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi Ami, karena hari ini ia bisa segara menjemput putrinya. Ia pun bisa kembali berkumpul bersama putrinya tanpa harus berpisah lagi. Hari ini, Ami sengaja berhenti dari pekerjaannya. Ia memilih berhenti agar ia bisa mengurus putrinya yang sedang sakit. Meski Yani dan Yeri tak setuju, namun mereka tak bisa menahan Ami. Mereka pun harus melepaskan Ami, agar ia bisa merawat putrinya. Selain itu, mereka saat ini mulai mengalami masalah keuangan. Melepaskan Ami di kondisi sekarang adalah salah satu pilihan untuk mengurangi pengeluaran. Semenjak kedua orang tua mereka berada di tahanan, pekerjaan mereka pun tak ada yang mengurusnya. Baik Yani maupun Yandi, keduanya sama-sama tak berminat melanjutkan pekerjaan orang tua mereka. Belum lagi, mereka harus membayar tagihan rumah sakit Yandi.Yani adalah satu-satunya anggota keluarga yang susah bekerja selain kedua orang tuanya. Yand

  • Broken   The Puzzle Has Been Solved (2)

    Semua teka-teki dari beribu pertanyaan di kepala Reina kini telah terpecahkan. Namun, ia tak menyangka jika semuanya sangat menyakitkan. Rasa sakit itu bukan hanya semata-mata karena kebohongan Ami. Semenjak mendengar pertengkaran Vian dan Nia, Reina sudah tahu bahwa selama ini Ami telah membohongi dirinya tentang ayahnya yang susah meninggal.Reina memang merasa kecewa dan sedih. Namun, setelah ia mendengar perdebatan bundanya dan Vian, ia merasa sangat sakit hati dengan sikap bundanya. Reina yang terlanjur sakit hati pun memilih untuk menjauh dari Vian dan Ami. Ia berlari sekuat mungkin menjauhi mereka, tanpa tahu ke mana ia harus terus berlari.Kaki Reina terus melangkah dan melangkah, dan tanpa sadar ia berlari menuju tempat yang tak asing. Ya, tempat itu adalah tempat yang sering dikunjunginya. Tanpa sadar, Reina terus melangkahkan kakinya menuju tempat pemakaman umum. Suatu tempat yang sering ia kunjungi, ketika ia merindukan sosok seorang ayah.“Ayah?” Tubuh Reina terasa lem

DMCA.com Protection Status