“Baik anak-anak, tolong kalian belajar lebih giat lagi. Ujian sudah di depan mata kalian semua. Jadi, bapak harap kalian kurangi bermain-main,” ucap pak Anton menasihati para murid saat kelas hampir berakhir.
“Bapak juga minta kalian kurangi aktivitas kalian di dunia sosmed. Nanti kalau kalian sudah lulus, kalian boleh sesuka hatinya aktif kapan pun di sosmed. Tapi untuk sekarang, kalian harus fokus belajar. Karena setelah dari sini, kalian akan lanjut ke tingkatan yang lebih tinggi dan punya kesulitan yang berbeda dari sekarang,” ujar pak Anton melanjutkan nasihatnya.
“Baik, pak,” jawab semua murid serentak.
“Bapak rasa kalian semua sudah besar, jadi kalian bisa mengerti. Dan pembahasan kita sampai di sini. Ingat, pelajari kembali soal-soal yang sudah kita bahas.,” ucap pak Anton.
“Baik, pak,” jawab semua siswa serentak.
“Selamat belajar dan semoga ujian kalian minggu depan berjalan
“Halo?!” Belum selesai Rein mengajukan berbagai pertanyaan pada penelepon yang tak dikenalnya, sambungan telepon segera diputuskan oleh orang tersebut. Dan saat ia berusaha untuk menghubunginya kembali, orang tersebut sama sekali tak menjawab satu pun panggilan darinya.“Ah... dasar orang aneh!” teriak Rein kesal.“Sebenarnya dia siapa, sih?! Berani banget dia bilang kalau Yandi bakalan putusin gue!” Gadis itu merasa kesal pada perkataan lelaki itu yang seperti seorang peramal, yang meramalnya akan segera putus dari kekasihnya.“Dia gak tahu apa, kalau Yandi tuh gak bakalan bisa lama-lama jauh dari gue! Lagian kenapa lo dengarin omongan dia, sih?” ucap Rein terus saja mengingat semua perkataan lelaki itu sambil terus menggerutu.“Tuh cowok kayaknya gak tahu kalau Yandi tu cinta mati sama gue,” ujar Rein percaya diri. Ia sama sekali tak menyadari jika rasa suka Yandi padanya mulai memudar.
“Ah...” Teriakan Reina Vicasa sudah terdengar sejak pukul lima pagi. Gadis itu tak bisa memejamkan kedua bola matanya karena melihat semua kiriman foto dan video dari nomor tak dikenal. Saat pertama kali mendapat kiriman serupa, Rein masih tak begitu peduli. Namun saat mendapat kiriman yang kedua kalinya, gadis itu tak bisa lagi mengabaikan semua foto dan video tersebut. Ditambah si pengirim yang tak kunjung menjawab panggilannya melalui sambungan telepon, membuatnya semakin tak tenang. Gadis itu terus saja membayangkan segala hal buruk yang akan terjadi jika ia tak meminta maaf pada kekasihnya. Namun, ia juga merasa sangat enggan untuk meminta maaf terlebih dahulu. Rein mulai membayangkan, jika hubungannya dan Yandi yang berakhir. Dan saat itu sahabatnyalah yang menggantikan posisinya. Semua bayangan yang terlintas di kepala gadis itu, membuatnya tak dapat memejamkan kedua bola matanya walau sebentar. Akhirnya, gadis itu pun tak beristirahat di saat orang la
Malam yang dingin semakin membuat Reina tersiksa. Saking tersiksanya, bahkan ia hanya meneteskan air matanya tanpa bersuara. Air mata gadis itu bercucuran begitu deras menemaninya di jalan yang sepi. Dan ditemani bunyi-bunyian khas pada malam hari.Hati gadis itu terasa begitu sakit. Ia tak menyangka jika sahabatnya sendiri menuduhnya melakukan hal yang tak pernah ia lakukan.Saat mendengar semua kemarahan sahabatnya, Reina merasa mungkin sahabatnya sedang merasa cemburu karena kedekatannya dan Yandi. Reina juga berniat menjelaskan alasannya kepada sahabatnya, mengapa ia tak membantu agar hubungan mereka segera membaik. Tetapi saat emosinya mulai meledak, gadis itu tak memberikan dirinya satu kesempatan pun untuknya mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya.Luka akibat perkataan Rein, begitu membekas di hatinya. Reina tak menyangka, jika apa semua tuduhan yang didengarnya saat itu keluar dari mulut sahabatnya sendiri.Bahkan demi meredakan amarah sahabatny
Sepiring nasi goreng yang sudah dihiasi oleh telur mata sapi telah berada di atas meja dalam keadaan yang masih hangat. Sarapan pagi telah siap disantap sebelum berangkat ke sekolah. Hari ini sarapan Reina adalah Nasi goreng dan telur mata sapi buatan sang bunda. Setelah sekian lama tak membuat salah satu makanan kesukaannya, kini akhirnya sang ibunda bisa membuatkannya untuk putri semata wayangnya. “Bunda? Bunda hari ini libur?” tanya Reina terkejut melihat bundanya sedang berada di meja makan. “Enggak. Tapi tadi bunda dapat izin sebentar buat ke sini,” jawab bundanya berseri-seri. “Ngapain bun? Entar bunda capek bolak-balik,” ujar Reina yang mengkhawatirkan bundanya. Gadis itu tak ingin jika bunda tersayangnya kelelahan karena harus menempuh jarak yang jauh. “Gak papa, kok. Lagian bunda juga udah lama banget gak masakin nasi goreng buat kamu. Tiap hari kamu kan masak sendiri, jadi udah gak pernah lagi ngerasain masakan bunda,” uj
Seluruh siswa kelas XII SMA Citra, kini sudah mengetahui tentang Reina yang menikung sahabatnya sendiri. Bahkan gosip itu sudah sampai ke telinga Yandi. Meski ia menjadi orang yang paling terlambat mengetahui gosip tersebut.Yandi yang biasanya tak peduli pada gosip-gosip yang selalu beredar di sekolah, kini menjadi orang yang paling penasaran akan gosip itu. Ia merasa sangat khawatir pada Reina. Remaja itu bahkan meminta Andi, Doni, Rino, dan Agus untuk menceritakan gosip itu secara detail.Untuk pertama kalinya ia mendengarkan cerita gosip yang beredar di sekolah dengan saksama. Ia yang meminta teman-temannya untuk menceritakan kembali gosip itu, membuat mereka kebingungan.Setelah keempat temannya menceritakan secara detail apa yang mereka ketahui, Yandi pun berniat untuk segera menemui Reina. Sayangnya, ia harus menunggu hingga waktu ujian berakhir.Saat sedang berhadapan dengan soal ujian, pikiran Yandi tak bisa fokus untuk mengerjakan setiap butir s
Tatapan mata Yandi kini hanya tertuju pada kekasihnya. Ia masih menatap gadis itu dengan tidak percaya, atas apa yang telah diperbuatnya.Siswa itu sedikit tersenyum pada kekasihnya. Senyuman itu membuat Rein merasa lega. Ia berpikir, jika senyuman itu adalah tanda bahwa Yandi akan kembali lagi padanya. Sayangnya, senyuman itu tak memiliki arti seperti yang dipikirkannya.Tepat di sebelah Yandi, Reina berdiri sambil menundukkan kepalanya. Sekalipun ia tak mengangkat kepalanya dan juga tak mengeluarkan suaranya. Gadis itu hanya terdiam sambil meneteskan air matanya. Walaupun ia sudah berusaha keras menahannya, namun pada akhirnya air matanya tetap saja terjatuh.“Reina, makasih udah mau jadi teman gue. Makasih juga, lo udah mau jadi pacar gue,” ucap Yandi setelah ia menenangkan dirinya. Perkataan itu tentunya membuat Rein merasa sangat senang. Tanpa tahu apa yang akan terjadi.“Gue juga minta maaf atas banyak hal. Maaf karena gue ga
Setelah menyampaikan keinginannya, untuk mengakhiri hubungannya dengan Rein, Yandi segera membawa mantan sahabat Rein itu pergi bersamanya. Remaja itu menggenggam erat tangan Reina dan membawanya keluar dari lingkungan sekolah. Mulut-mulut para siswi itu pun mulai berkomat-kamit, saat melihat Yandi pergi sambil menggenggam erat tangan Reina.Awalnya, Yandi berniat untuk mengantar gadis itu ke rumahnya. Namun ia segera mengubah niatnya, saat melihat Reina masih meneteskan air matanya.Remaja itu menghentikan langkahnya di sebuah taman yang letaknya tak jauh dari SMA Citra. Ia menghentikan langkahnya dan mulai menatap Reina yang terus menundukkan kepalanya sedari tadi.“Hei,” ucap Yandi lembut, sambil mengusap air mata Reina.“Udah, gak usah nangis lagi. Gak perlu dengarin omongan mereka, kok,” ucap Yandi penuh kelembutan.Entah mengapa, ada bagian di hati remaja itu yang turut merasakan sakit. Saat ia melihat gadis yang
“Ah...” Teriakan menggelar di kediaman Andre tepat pukul dua belas satu dini hari. Kedua orang tua remaja itu kini sedang bertengkar heboh, tanpa memedulikan waktu.“Andre... keluar kamu dari kamar! Kamu semua yang buat bapak kamu kayak gini!” teriak mama Andre.“Mama kan udah bilang kemarin, jangan pernah kasih uang lagi ke bapak kamu!” Pria yang berstatus sebagai kepala keluarga di rumah ini, kini hanya menjadi seorang pecandu alkohol. Setiap ia kembali ke rumah dengan tubuh beraroma alkohol, pastinya ia akan memukul anak dan istrinya.Pria itu hanya akan memarahi mereka, atas kemiskinan mereka saat ini. Ia bahkan tak pernah sekalipun menghargai kerja keras putranya, untuk membiayai kehidupan keluarga mereka.Jika putranya memberikannya uang hasil kerja kerasnya, pastinya ia akan menggunakan uang itu untuk memuaskan dirinya dengan alkohol. Dan setelah kesadarannya telah habis ditelan kemabukkannya, ia akan