Share

Chapter 40

Penulis: V I L
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-29 17:45:18

Aku mengungkapkan perasaan yang telah kupendam selama bertahun-tahun kepadanya, yakni bahwa aku mencintainya.

Kuselipkan telapak tangan kiriku pada bagian belakang kepalanya. Aku mencondongkan mukaku ke mukanya dan mencium bibirnya yang lembut.

Gerakan lidahku perlahan-lahan memasuki mulutnya kemudian menggerakan lidahku secara memutar di dalam mulutnya.

Aku menatap manik biru pucatnya yang menatap balik mataku dengan tatapan kosong. Dia tidak bereaksi terhadap permainan lidahku. Pikirannya kosong setelah mendengarkan ungkapan cintaku.

Tiba-tiba cahaya kembali tampak pada manik-manik biru pucatnya saat dia tersadar. Matanya melebar menyadari apa yang kulakukan padanya saat ini.

Tangannya mendorong dadaku untuk menjauh darinya. Kulepaskan bibir kami yang saling bertaut dan menjauhkan mukaku darinya.

Suara napas kami yang tersengal-sengal mengisi latar belakang yang sunyi ini. Mataku terkunci pada bibir merahnya yang menggoda. Aku ingin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Broken Vessel   Chapter 41

    Tiga minggu telah berlalu sejak Layla menolakku. Aku tidak lagi pergi ke Istana Putih untuk mencari-cari dia. Sudah cukup dia menghancurkan hatiku, aku tidak akan mempedulikan dia lagi. Saat ini, aku kembali bekerja di Custodia. Hanya berdiam dan tidak melakukan apa-apa di laboratorium milik Prof. Hora membuatku tidak betah karena bosan. Itu sebabnya aku memutuskan untuk kembali ke Custodia. Seorang pria berambut biru malam duduk di balik meja dengan tumpukan kertas di atasnya. Dia melipat tangannya di atas mejanya sambil menatapku dengan tatapan yang mengintimidasi. "Saya tidak menyangka kamu akan kembali ke sini, Trystan." Aku mengalihkan mukaku darinya dan tetap menutup rapat mulutku. 'Baru hampir 2 bulan tidak berjumpa dengannya, aura yang dikeluarkannya benar-benar menyeramkan.' Dia menghela napasnya dan berkata, "Yah, setidaknya kedatanganmu ke sini akan membantu kami. Kebetulan kami kekurangan personel sekuat dan sekompeten dirimu." Ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Broken Vessel   Chapter 42

    "Bawa mereka ke penjara," perintahku kepada para personel yang melindungi tempat ini. Mereka menganggukkan kepalanya dan menjalankan perintahku. Orang-orang berjas hitam itu memborgol tangan ratusan orang berjubah hitam dan bertopeng putih yang menyerang tempat ini. Walaupun ada pemberontakan dari mereka, para personel itu mampu menahan mereka dan membawa mereka ke sel tahanan bawah tanah. "Sial ... mereka tidak bilang kalau Custodia punya personel sekuat ini," keluh salah satu anggota Fylax yang belum diborgol dan dibawa ke penjara. Kutatap dia yang duduk di samping kiriku dan masih terikat oleh jeratan bayanganku. Lalu kuayunkan kakiku menjauh darinya dan mengabaikan tatapan tajamnya yang menusuk punggungku. Berurusan dengannya hanya akan membuang waktuku saja. Jadi, lebih baik aku segera berangkat ke Istana Putih. Biar personel Custodia saja yang mengurus tempat ini. Beberapa menit telah berlalu, aku masih dalam perjalanan ke tempat tujuan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • Broken Vessel   Chapter 43

    Sampailah aku di Istana Putih. Sebenarnya masih beberapa ratus meter dari gerbang masuk, tetapi area ini masih bisa dibilang termasuk wilayah istana. "Ini gila ...," gumamku setelah melihat keributan yang ada di depan. Dua kubu berjumlah besar yang berlawanan saling berhadapan satu sama lain. Orang-orang berseragam biru navy sedang mengadang orang-orang berjubah hitam yang jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak daripada mereka. Aku tercengang melihat pemandangan itu. 'Sebelum aku sampai di sini, sepanjang jalan aku terus dihalang oleh anggota Fylax yang ada dimana-mana. Sebenarnya berapa banyak anggota mereka sekarang? Padahal dulu tidak sampai 200 orang. Darimana mereka dapat orang sebanyak ini?' Kulihat orang-orang Fylax itu mulai menyerang pasukan elit negara dengan frontal. Personel militer itu terdesak oleh orang-orang berjubah hitam itu. 'Ini buruk, mereka kalah jumlah dan semangat tempur.' Tiba-tiba terdengar suara seruan dari belakanhk

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • Broken Vessel   Chapter 44

    "Kami tidak mungkin menyerah begitu saja setelah semua pengorbanan yang sudah kami lakukan!" Puluhan anggota Fylax yang tersisa memilih untuk tetap menyerangku. Mereka tidak menyerah setelah melihat rekan-rekannya terbantai dalam sekejap mata. Aku menggertakkan gigiku dan menatap kesal mereka yang tetap ingin melawanku. "Dasar pemberontak keras kepala, padahal sudah diberi kesempatan untuk hidup, tapi malah lebih memilih untuk mati." Orang-orang berjubah hitam dan bertopeng putih berlari ke arahku sambil mengangkat senjatanya dan melemparkan serangan jarak jauh kepadaku. Mereka membuatku tidak memiliki pilihan lain selain menghabisi mereka. "Jangan membenciku karena membunuh kalian," ujarku sambil mengarahkan pedangku ke mereka. "Aku hanya menjalankan tugasku." Aku menerjang ke arah kelompok Fylax yang juga berlari ke arahku. Setiap tebasan yang kulakukan diikuti oleh suara pekikkan yang menyakitkan. Dari puluhan orang yang berusaha untuk memb

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Broken Vessel   Chapter 45

    Aku menahan tangannya agar tidak semakin memperbesar robekan pada dada kirinya. Aku juga tidah tahu kenapa aku sampai melakukan ini kepada orang yang tadi mencoba membunuhku.Suara tawa keluar dari mulutnya dan diikuti oleh suara batuk. "Biarkan aku mati, Nak," ujarnya dengan suara serak.Mataku terbelalak setelah mendengar suaranya yang terdengar familier di telingaku. Tangan kiriku langsung memegang topeng putihnya lalu melepaskannya dari mukanya. Tampak wajah yang familier dari balik benda yang menutupi wajahnya.Topeng itu terlepas dari pegangan tanganku dan jatuh ke permukaan aspal. Mulutku menganga, tetapi tidak mengeluarkan suara."Lama tidak jumpa, Trystan," sapa orang yang duduk di hadapanku. Senyuman kecil terpasang pada wajahnya dengan cairan merah yang mengalir keluar dari mulutnya seperti air terjun."Kakek Fero ...," ucapku menyebut nama orang yang berada di depanku dengan suara kecil. Perasaanku bercampur aduk, haru karena akhirnya b

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Broken Vessel   Chapter 46

    "Kakek?" Aku menyentuh bahunya dengan tangan yang bergetar hebat. Dia tidak membalasku yang memanggil namanya.Kulihat wajahnya yang pucat pasi dan berlumuran darah yang mengucur keluar dari hidung dan mulutnya. Kedua matanya tertutup rapat seperti tertidur nyenyak untuk selama-lamanya.Aku mengguncang-guncangkan bahunya dan terus memanggil namanya dengan setengah berteriak. "Buka matamu, Kakek Fero!" raungku sambil memeluk badannya yang dingin.Aku berteriak sejadi-jadinya dan mempererat pelukanku pada tubuh yang tak bernyawa ini. "Kenapa kalian harus mati di tanganku? Kenapa?!" raungku dengan pedih. "Kalau saja aku tidak kembali ke Custodia ... mungkin kalian tidak akan menghadapi akhir seperti ini!"Kulepaskan pelukanku darinya dan menurunkan tubuhnya ke permukaan jalanan yang digenangi oleh cairan merah. "Menangisi kematian orang lain tidak akan membawa mereka kembali hidup. Aku harus berhenti terpuruk seperti ini, tapi ...."Aku menundukkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Broken Vessel   Chapter 47

    Aku diantarkan ke ruang tamu yang berisikan 3 sofa bludru putih, sebuah meja kaca yang ada di tengah-tengah ruangan ini, dan kabinet dan lemari buku pada setiap sisi dinding. Seorang wanita berambut perak dengan gaun berwarna biru navy duduk di salah satu sofa. Manik biru pucatnya menatap diriku dari atas ke bawah seperti sedang menilai penampilanku yang berantakan. "Kalau begitu, saya permisi," pamit orang yang mengantarku ke ruangan ini sambil menundukkan kepalanya lalu keluar dan menutup pintu, meninggalkan aku dan Layla berduaan di ruangan ini. "Kenapa kamu memanggilku?" tanyaku tanpa basa-basi sembari memalingkan mukaku darinya. "Sikapmu dingin sekali, padahal dulu kamu itu selalu hangat kepadaku. Kamu sudah berubah, ya," ujar Layla yang duduk sambil menyilangkan kakinya. Tawa sinis keluar dari mulutku. "Aku sudah berubah? Ya, itu benar, tapi yang lebih dulu berubah itu kamu," balasku menatap sinis ke arahnya dan menunjuknya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Broken Vessel   Chapter 48

    Layla menghentikan langkah kakinya dan menatapku dengan tatapan tidak percaya. "Apa ...?" Wajahnya menampakkan ekspresi terkejut, tidak menyangka akan mendengarkan berita yang sulit dipercaya ini.Kubuka mulutku lagi untuk memberi tahu dia bahwa dua orang yang pernah merawat kami dengan baik di perbatasan utara telah meninggal, tetapi aku tidak jadi memberi memberitahukan hal itu karena aku menyadari ada kehadiran orang lain di tempat ini selain kami berdua. Aku merasakan 'Arte' yang kuat, tetapi aku tidak tahu pasti darimana asalnya."Trystan, apa maksud perkataanmu tadi?" tanya Layla dengan suara kecil. Sepertinya dia tidak mempercayai ucapanku dan mengira jika dia salah dengar. Aku terdiam sejenak sebelum menjawabnya."Kakek dan nenek sudah meninggal," bisikku mengulangi perkataanku sebelumnya. Kedua matanya terbelalak kaget setelah mendengar kalimat yang sama dan tahu kalau dia tidak salah mendengar.Tangan kanannya terangkat dan menutupi mulutnya yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04

Bab terbaru

  • Broken Vessel   Chapter 151 (End)

    Ekspresi mukanya yang menahan kesakitan perlahan berubah menjadi lega karena akan segera terbebas dari siksaan api itu. "Terima kasih, Trystan ...," ucapnya berterima kasih kepadaku.Setetes air mata keluar dari mata kanannya lalu jatuh ke kobaran api di bawah dan lenyap tak bersisa. "Semoga di kehidupan selanjutnya ... kita tidak akan bermusuhan lagi." Layla mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum aku mengakhiri hidupnya di tempat dan saat ini juga.Kejadian itu terputar-putar di kepalaku puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali terulang di dalam kepalaku. Ingatan itu masih menghantui pikiranku hingga hanya ingatan itu saja yang menjadi satu-satunya hal yang memenuhi pikiranku.Satu bulan telah berlalu sejak saat itu, aku dapat keluar dari alam bawah sadar Layla dan kembali ke dunia nyata dengan selamat, tanpa luka sedikit pun. Bagiku waktu 1 bulan itu terasa begitu lama seolah-olah terhenti.Aku berdiri di depan makam yang sederhana. Aku berjongkok di dep

  • Broken Vessel   Chapter 150

    "Kamu tidak percaya padaku? Aku janji aku benar-benar akan mengeluarkanmu dari sini kalau waktunya tiba," tanya Layla yang diikuti dengan mengucapkan janji yang tidak kuketahui apakah dia dapat memegang janjinya atau malah mengingkarinya.Saat aku hendak membalas perkataannya, tiba-tiba langit biru berawan yang ada di sekeliling kami berubah menjadi jingga. Langit itu berwarna jingga bukan karena senja telah tiba, melainkan karena kobaran api yang muncul di mana-mana.Tidak hanya langit di sekeliling kami saja yang dilahap oleh api, Layla yang berdiri di hadapanku ikut terbakar. "Kyaaa! Panas!!" Dia langsung menjerit kesakitan ketika kobaran api itu melahap dirinya. Kulihat kulit sekujur tubuhnya mengalami luka bakar yang parah."Sebenarnya apa yang terjadi?" gumamku yang keheranan. Aku tidak tahu kenapa situasi di alam bawah sadarnya mendadak berubah menjadi seperti neraka. 'Apa ini hukuman dari Dewa atas perbuatan-perbuatan Layla yang tidak manusiawi itu?'

  • Broken Vessel   Chapter 149

    "Sepertinya aku bisa menebak kenapa dulu kamu bilang begitu," ujarku sambil melepaskan pegangan tanganku dari pergelangan tangan Layla.Layla menarik tangan kanannya dan memegangi pergelangan tangannya yang memerah, padahal aku tidak sekuat itu memegang pergelangan tangannya hingga dapat semerah itu.Layla mengangkat kedua alisnya dan menantangku. "Kalau begitu, coba tebak kenapa dulu aku bilang begitu."Bibirku melengkung ke atas mendengar Layla menantangku seperti itu. Aku pun menimpali perkataannya dengan tebakanku yang kuyakin 100% benar."Dulu aku mencintaimu karena kamu mengendalikanku untuk jadi begitu, kan? Makanya semenjak aku sudah berhenti mempercayaimu, aku tidak lagi mempunyai perasaan suka padamu karena aku sudah terlepas dari kendalimu."Layla terdiam mendengar jawabanku. Dia tidak membantah tebakanku. Tampaknya apa yang kutebak itu tepat sasaran, makanya dia tidak dapat menyanggah perkataanku.Aku tersenyum sinis kepada Layla

  • Broken Vessel   Chapter 148

    Layla tersenyum mendengar pertanyaanku. Dia pun menjawab rasa heran dan penasaranku. "Sepertinya kamu lupa kalau kita bisa menggunakan kekuatan kita melewati batas yang seharusnya. Yah, yang pasti bakal ada efek sampingnya." Hampir saja aku lupa dengan hal itu, 'melewati batas', yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan 'Arte'-nya melewati batas tingkat absolutnya. Tentunya akan ada efek samping yang mengikuti setelah digunakannya kemampuan untuk melewati batas itu. Seperti saat aku menggunakan 'Arte'-ku untuk melenyapkan Kapten Giedrius yang tingkat absolutnya berada di atasku, energiku langsung terkuras banyak hingga hampir tidak bersisa. Menggunakan 'Arte' sampai melewati batas dengan berlebihan dapat memberikan efek samping yang fatal, bahkan dapat membuat penggunanya mati. Contohnya, Alcyone, anak perempuannya kakek Fero dan nenek Nevada. "Kenapa kamu sampai melewati batas kekuatanmu? Kamu tahu 'kan risikonya sebesar apa kalau kamu menggunakann

  • Broken Vessel   Chapter 147

    "Sekarang semua orang yang kamu kendalikan sudah mati, kali ini apa yang akan kamu lakukan?" tanyaku kepada Layla.Layla menyeringai mendengar pertanyaanku. "Semua orang katamu? Kamu salah, Trystan. Mereka bahkan belum mencapai seperempat dari total orang yang sudah kukendalikan," balasnya.Aku terdiam mendengar jika ratusan orang itu tidak sampai seperempat dari keseluruhan orang yang dikendalikannya. Itu berarti, ada ribuan orang yang telah dikendalikan olehnya.'Benar juga, penduduk kota Boreus saja jumlahnya lebih dari 5.000 orang. Jumlah orang yang sudah dikendalikannya lebih banyak dari yang kukira.'Layla beranjak dari tempatnya berdiri. Dia melangkahi tubuh-tubuh tak bernyawa yang berserakan di atas lantai.Entah apa tujuannya berjalan menghampiriku. Aku menciptakan sepasang pedang yang melayang di sisi kiri dan kananku, bersiaga jika dia akan melakukan sesuatu terhadapku.'Dia tidak akan bisa mengendalikan pikiranku lagi karen

  • Broken Vessel   Chapter 146

    Aku menaikkan salah satu alisku karena heran melihat Layla tiba-tiba tertawa seperti itu. "Apa yang lucu sampai membuatmu tertawa begitu?" tanyaku dengan nada serius.Setelah tertawa dengan nyaring selama beberapa detik, akhirnya tawanya itu reda juga. Dia menyeka air mata yang menggenang pada sudut matanya lalu menjawab pertanyaanku. "Haha, ... itu karena kamu terlalu bodoh sampai-sampai bisa membuatku tertawa begini."Layla mengembalikan ketenangannya dan berhenti tertawa. Dia menatapku dengan instens dan tersenyum menyeringai. "Kamu pikir hanya karena aku bersedia untuk mati di tanganmu berarti aku juga bersedia untuk menyerah dan berhenti mengendalikan mereka?"Bodoh, kamu terlalu naif sampai-sampai kelihatan seperti orang tolol," hina Layla sambil memandang rendah aku.Kepalan tanganku semakin kuat hingga kuku jariku menggali ke dalam kulit telapak tanganku. Tak kurasakan lagi rasa sakit yang menusuk telapak tanganku dan lengan kananku yang terluka.

  • Broken Vessel   Chapter 145

    Rasa sakit pada lengan kananku semakin menusuk-nusuk. Aku mengkesampingkan rasa sakit itu dan memfokuskan perhatianku sepenuhnya pada Aquilo yang berdiri tak jauh di depanku. Dia telah bersiap untuk menyerangku lagi.'Sebisa mungkin aku harus menahan kekuatanku supaya dia tidak sampai terluka parah atau bahkan mati. Membuatnya pingsan sudah cukup.' Aku berpikir keras memikirkan bagaimana aku akan menghentikan dia dengan luka seminim mungkin.Kulihat Aquilo melemparkan serangan jarak jauh ke arahku lagi dan langsung beranjak dari tempatnya dan menerjang ke arahku. Aku melompat mundur untuk menjaga jarakku darinya.Kuciptakan 4 buah anak panah yang terbuat dari kegelapan yang dipadatkan. Salah satu dari keempat anak panah itu terbang ke arah misil 'Arte' yang dilemparkan oleh Aquilo. Kedua serangan jarak jauh itu saling bertubrukan dan menimbulkan ledakan kecil.Satu anak panah lainnya melesat ke arah Aquilo, tetapi dia dapat menghindarinya dengan mudahnya.

  • Broken Vessel   Chapter 144

    Kuhindari serangannya dengan melompat mundur untuk berjaga jarak darinya, mengantisipasi ledakan yang ditimbulkannya. Muncul ledakan yang tidak begitu besar dari tinjuannya yang mengenai udara kosong itu.Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini. 'Padahal dia tinggal di Kota Boreus, bagaimana bisa dia ada di Ibu Kota saat ini?'Aquilo kembali menerjang ke arahku dan melayangkan tinjuan lainnya. Aku mengepalkan tangan kiriku dan membalas tinjuannya dengan tinjuku. Kekuatan kami saling beradu dan menimbulkan ledakan yang cukup besar.Sebuah luka goresan muncul pada pipi kanan Aquilo. Efek dari ledakan itu menyebabkan luka kecil pada wajahnya. Cairan merah keluar dari luka itu dan mengalir menuruni lekukan mukanya.Di sisi lain, tidak ada luka baru yang timbul pada diriku karena sedetik sebelum ledakan itu terjadi, aku menciptakan perisai kegelapan untuk melindungi diriku.Kulihat Aquilo hendak menyerangku sekali lagi tanpa memberikan aku wa

  • Broken Vessel   Chapter 143

    "Apa nanti kamu tidak akan menyesal karena sudah membunuhku?" tanya Layla yang kini membuka kedua matanya untuk melihatku.Aku terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan itu. Sebuah senyuman kecil terbentuk pada bibirku."Mungkin iya, mungkin tidak," jawabku dengan tidak pasti. Aku ingin menjawab jika aku tidak akan menyesalinya, tetapi di lubuk hatiku yang terdalam, sepertinya aku akan menyesal.Aku membuka mulutku lagi dan berkata, "Tidak peduli apa aku akan menyesal atau tidak, aku akan tetap membunuhmu untuk mengakhiri perang ini."Mendengar perkataanku, Layla kembali memejamkan kedua matanya dan tersenyum tipis. "Begitu, ya ... oke, kamu bisa membunuhku sekarang," ujarnya yang sudah siap untuk menyerahkan hidupnya padaku.Aku menggenggam erat gagang pedang hitam di tanganku. "Pada akhirnya kisah kita berakhir seperti ini, Layla," gumamku dengan suara kecil. Kuayunkan pedang ini ke kanan untuk memotong lehernya Layla.Sekali lagi sebuah s

DMCA.com Protection Status