Share

Chapter 118

Penulis: V I L
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-03 13:46:58

Tibalah hari dilaksanakannya sidang Quattor. Aku sedang melangkah mengikuti wanita berambut perak yang berjalan di depanku, Layla.

Aku dan Layla melangkah melewati lorong yang sangat lebar dan panjang. Kami berjalan lurus ke depan, ke arah aula pertemuan yang berada di ujung lorong ini.

Layla menghentikan langkahnya saat sampai di depan sebuah pintu putih yang tingginya mencapai 3 meter. Aku pun ikut menghentikan langkahku dan berdiri satu langkah di belakangnya.

Layla menggenggam gagang pintu itu yang terbuat dari emas lalu mendorongnya hingga papan putih itu terbuka lebar dan menampakan isi ruangan yang ada di baliknya.

Di depan kami, tampak sebuah ruangan yang sangat luas. Sebuah meja bundar terpasang di tengah-tengah ruangan itu.

Terlihat ada tiga orang yang telah lebih dulu tiba sebelum kami duduk di meja itu. Ketiga orang itu melemparkan pandangan mereka ke arahku dan Layla.

"Akhirnya orang terakhir telah tiba. Kemarilah," panggil seor

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Broken Vessel   Chapter 119

    Kepala Prof. Hora tergeletak di lantai putih yang bersimbah darah. Lantai di dekat kakiku juga mulai digenangi oleh darah yang keluar dari badannya yang tersungkur di depanku.Kulihat senjata yang ada di genggaman tanganku. Pedang yang kugunakan untuk memenggal kepalanya dilumuri oleh cairan merah yang segar.Keheningan di ruangan ini langsung pecah oleh suara jeritan seorang wanita. Suara itu berasal dari Nona Tabella yang terkejut melihat rekannya terpenggal dalam sekejap mata.Aku sendiri juga ingin menjerit karena tak menyangka aku akan membunuh Prof. Hora dengan tanganku sendiri. Sungguh, aku tidak pernah berpikiran untuk membunuhnya, bahkan melukai sekali pun tidak.'Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tanganku bergerak sendiri untuk memenggal Prof. Hora?!' panikku dalam hati.Tidak hanya itu saja, sekarang aku juga tidak dapat menggerakkan tubuhku dan mengeluarkan suaraku, tetapi aku tidak dapat melakukannya. Rasanya seluruh tubuhku tidak da

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Broken Vessel   Chapter 120

    "Bunuh mereka." Itulah yang dikomat-kamitkan oleh mulut Layla. Dia memberiku perintah untuk menghilangkan nyawa kedua orang yang berdiri di dekatnya.Tubuhku bergerak sendiri mengikuti perintahnya. Aura kegelapan meluap keluar dari tubuhku dan melapisi kedua kakiku sehingga membentuk sepasang sepatu boots berwarna hitam pekat. Kutarik kaki kananku ke belakang dan menerjang ke arah mereka secepat kilat.Kini aku berada tepat di balik punggung Kapten Giedrius. Nona Tabella yang melihatku tiba-tiba muncul di belakang Kapten langsung berteriak memperingati pria berambut biru malam itu. Namun, Kapten Giedrius terlambat menyadari kehadiranku.Kapten membalikkan badannya dan tersentak kaget saat melihatku. Dia pasti tidak menyangka akan melihatku lagi karena mengira aku telah tiada di dunia ini setelah terkena kekuatannya. Aku pun tidak tahu bagaimana aku dapat selamat dari 'Arte'-nya.Aura kegelapan yang melayang mengitariku langsung bergabung membentuk seekor

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Broken Vessel   Chapter 121

    Kuayunkan pedangku ke bawah dan memenggal kepala Nona Tabella. Kepalanya terpisah dari badannya dan menggelinding di lantai. Permukaan lantai yang berwarna putih kini berhiaskan warna merah.Seketika senjata tajam yang ada di genggaman tanganku menghilang setelah aku membunuh target terakhir. Tubuhku langsung ambruk dan terduduk di lantai. Kedua tanganku menopang badanku dengan menempel di permukaan lantai yang bersimbah darah.Tubuhku terasa lemas dan tidak dapat digerakkan. Bahkan untuk mempertahankan posisi ini sudah terasa berat bagiku. Fisik dan mentalku terkuras habis akibat pembantaian yang kulakukan tanpa keinginanku itu.Aku mengangkat kepalaku dan menatap Layla. "Layla ... kamu mengendalikan diriku?" tanyaku dengan suara kecil. Akhirnya suaraku dapat dikeluarkan setelah aku membisu selama beberapa menit."Ya, karena kalau aku tidak melakukannya, kamu tidak akan menjalankan permintaanku," jawab Layla dengan nada datar. Tatapan matanya menatapku d

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Broken Vessel   Chapter 122

    Kuayunkan kakiku untuk menghampiri Layla. Sepanjang jalan menuju tempatnya berdiri, jejak merah mengikuti langkah kakiku di lantai.Layla yang berdiri dengan jarak beberapa meter di depan mulai tertawa. "Hahaha. Kamu tidak akan mempercayai aku lagi? Memangnya kamu bisa membuang kepercayaanmu itu hanya dengan berkata begitu?" sindir Layla.Bibirku melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman miring. "Kenapa tidak? Ayo kita lihat apakah aku masih mempercayaimu atau tidak," balasku yang kini berjarak beberapa langkah darinya."Berhenti. Jangan mendekatiku," titah Layla kepadaku. Tak kugubris perintahnya dan terus melangkahkan kakiku ke arahnya.Sekilas dia melebarkan matanya karena aku tidak menuruti perintahnya, tetapi sedetik kemudian matanya kembali seperti biasa. Layla mulai meningkatkan kesiagaannya terhadapku.Kuhentikan kakinya saat aku berada tepat di hadapannya. Jarak antara tubuh kami hanya sejauh satu langkah saja.Kuangkat tangan ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Broken Vessel   Chapter 123

    Aku meraba pinggang belakangku dengan tangan kananku dan mencabut sesuatu yang menancap pada badanku. Begitu benda itu terlepas dari pinggangku, aku merasakan rasa sakit yang lebih menyakitkan dari sebelumnya dan kurasakan darahku merembes keluar dari luka itu.Kulihat benda yang baru saja kucaput dari pinggang belakangku, benda itu adalah sebuah belati. Belati tajam itu dilumuri oleh darah segarku.Kualihkan pandanganku ke arah Layla dan menggertakkan gigiku. "Kamu ..?!" geramku sambil menggenggam erat senjata tajam yang ada di tangan kananku."Aku tidak bisa menggunakan 'Arte'-ku kepadamu, itu berarti kamu sudah tidak mempercayaiku lagi, tapi kenapa kamu malah melindungiku dari serangan mereka? Kamu aneh, ya?" heran Layla sambil tersenyum sinis."Aku sudah melindungiku, tapi kamu malah menusukku seperti ini ... kamu membuatku menyesal karena sudah melindungimu. Seharusnya kubiarkan saja kamu diberondongi serangan 'boneka-bonekamu,' " sesalku sembari men

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Broken Vessel   Chapter 124

    Setelah terbang dan menghindari kejaran pasukan elit negara dan Custodia, akhirnya aku berhasil menjauh dari pusat Kota Centralis, Ibu Kota negara ini.Saat ini, aku sedang berada di bagian selatan luar Ibu Kota. Wilayah ini tidak semaju di bagian pusat kota. Tidak banyak gedung pencakar langit berdiri di wilayah ini, malahan tempat ini terlihat cukup kumuh.Aku berjalan dan melompati atap-atap bangunan yang ada di daerah ini karena jalanan di bawah dilalui oleh rakyat jelata. Aku tidak tahu apakah pikiran mereka juga telah dikendalikan oleh Layla atau tidak. Oleh karena itu, untuk berjaga-jaga aku akan menghindari mereka.Saat memperhatikan sekelilingku, mataku menangkap ada suatu penampakan di atas salah satu gedung kaca yang berada cukup jauh dariku. Penampakan itu terlihat menyerupai figur manusia yang berwarna serba hitam.Aku pun memutuskan untuk mendekat ke bangunan dimana aku melihat penampakan itu. Begitu aku sudah cukup dekat dengan mereka, baru

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Broken Vessel   Chapter 125

    Anggota Fylax yang kutemui di salah satu atap gedung membawaku ke sebuah bangunan kosong yang sepertinya sudah lama tidak digunakan.Bagian luar bangunan bertingkat 4 itu terlihat suram. Rerumputan yang ada di perkarangan bangunan itu begitu panjang karena tidak pernah dipotong. Lumut-lumut juga menempel di beberapa bagian dinding.Kami berjalan memasuki bangunan yang tampaknya merupakan bekas gedung kantor suatu perusahaan.Bagian dalam bangunan ini kosong melompong. Tak ada satu pun perabotan yang menghiasi ruangan ini. Tempat ini juga minim cahaya karena tidak ada lampu yang menyala, pencahayaan ruangan ini hanya bergantung pada sinar matahari yang masuk dari jendela.Aku dan anggota Fylax yang membawaku ke tempat ini melangkah semakin ke dalam bangunan ini. Selama kami berjalan, aku merasakan adanya kehadiran orang lain di dalam gedung terbengkalai ini.Jumlah mereka ada banyak, mungkin sekitar puluhan orang dan mereka tersebar di sepenjuru lan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Broken Vessel   Chapter 126

    Bunyi serangan mereka masih berlanjut. Orang-orang yang menyerang perisaiku masih belum menyerah walau serangannya tidak berhasil. Kegigihan mereka membuatku tertawa kecil. 'Kegigihan? Itu lebih terlihat seperti keras kepala.'Tanpa aba-aba, kurasakan seseorang memegang pergelangan kakiku. Aku tersentak kaget dan langsung melihat ke bawah. Kulihat sebuah tangan manusia keluar dari lantai dan mencengkeram kakiku.Kutarik kakiku untuk melepaskan cengkeraman tangan itu dari pergelangan kakiku. 'Sial, ini pasti karena perisaiku tidak mencakup bawah tanah, makanya dia bisa menyerangku dari bawah.'Cengkeraman tangan itu terlepas dari kakiku. Aku melangkah mundur untuk menjauhinya hingga punggungku menyentuh dinding bagian dalam perisai bola ini.Orang yang menyerang dari bawah tanah itu mulai memanjat keluar dari lantai. Permukaan lantai dari tempatnya muncul menjadi pecah. Seluruh tubuh anggota Fylax itu telah keluar dari lantai. Dia menggenggam erat sebuah b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05

Bab terbaru

  • Broken Vessel   Chapter 151 (End)

    Ekspresi mukanya yang menahan kesakitan perlahan berubah menjadi lega karena akan segera terbebas dari siksaan api itu. "Terima kasih, Trystan ...," ucapnya berterima kasih kepadaku.Setetes air mata keluar dari mata kanannya lalu jatuh ke kobaran api di bawah dan lenyap tak bersisa. "Semoga di kehidupan selanjutnya ... kita tidak akan bermusuhan lagi." Layla mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum aku mengakhiri hidupnya di tempat dan saat ini juga.Kejadian itu terputar-putar di kepalaku puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali terulang di dalam kepalaku. Ingatan itu masih menghantui pikiranku hingga hanya ingatan itu saja yang menjadi satu-satunya hal yang memenuhi pikiranku.Satu bulan telah berlalu sejak saat itu, aku dapat keluar dari alam bawah sadar Layla dan kembali ke dunia nyata dengan selamat, tanpa luka sedikit pun. Bagiku waktu 1 bulan itu terasa begitu lama seolah-olah terhenti.Aku berdiri di depan makam yang sederhana. Aku berjongkok di dep

  • Broken Vessel   Chapter 150

    "Kamu tidak percaya padaku? Aku janji aku benar-benar akan mengeluarkanmu dari sini kalau waktunya tiba," tanya Layla yang diikuti dengan mengucapkan janji yang tidak kuketahui apakah dia dapat memegang janjinya atau malah mengingkarinya.Saat aku hendak membalas perkataannya, tiba-tiba langit biru berawan yang ada di sekeliling kami berubah menjadi jingga. Langit itu berwarna jingga bukan karena senja telah tiba, melainkan karena kobaran api yang muncul di mana-mana.Tidak hanya langit di sekeliling kami saja yang dilahap oleh api, Layla yang berdiri di hadapanku ikut terbakar. "Kyaaa! Panas!!" Dia langsung menjerit kesakitan ketika kobaran api itu melahap dirinya. Kulihat kulit sekujur tubuhnya mengalami luka bakar yang parah."Sebenarnya apa yang terjadi?" gumamku yang keheranan. Aku tidak tahu kenapa situasi di alam bawah sadarnya mendadak berubah menjadi seperti neraka. 'Apa ini hukuman dari Dewa atas perbuatan-perbuatan Layla yang tidak manusiawi itu?'

  • Broken Vessel   Chapter 149

    "Sepertinya aku bisa menebak kenapa dulu kamu bilang begitu," ujarku sambil melepaskan pegangan tanganku dari pergelangan tangan Layla.Layla menarik tangan kanannya dan memegangi pergelangan tangannya yang memerah, padahal aku tidak sekuat itu memegang pergelangan tangannya hingga dapat semerah itu.Layla mengangkat kedua alisnya dan menantangku. "Kalau begitu, coba tebak kenapa dulu aku bilang begitu."Bibirku melengkung ke atas mendengar Layla menantangku seperti itu. Aku pun menimpali perkataannya dengan tebakanku yang kuyakin 100% benar."Dulu aku mencintaimu karena kamu mengendalikanku untuk jadi begitu, kan? Makanya semenjak aku sudah berhenti mempercayaimu, aku tidak lagi mempunyai perasaan suka padamu karena aku sudah terlepas dari kendalimu."Layla terdiam mendengar jawabanku. Dia tidak membantah tebakanku. Tampaknya apa yang kutebak itu tepat sasaran, makanya dia tidak dapat menyanggah perkataanku.Aku tersenyum sinis kepada Layla

  • Broken Vessel   Chapter 148

    Layla tersenyum mendengar pertanyaanku. Dia pun menjawab rasa heran dan penasaranku. "Sepertinya kamu lupa kalau kita bisa menggunakan kekuatan kita melewati batas yang seharusnya. Yah, yang pasti bakal ada efek sampingnya." Hampir saja aku lupa dengan hal itu, 'melewati batas', yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan 'Arte'-nya melewati batas tingkat absolutnya. Tentunya akan ada efek samping yang mengikuti setelah digunakannya kemampuan untuk melewati batas itu. Seperti saat aku menggunakan 'Arte'-ku untuk melenyapkan Kapten Giedrius yang tingkat absolutnya berada di atasku, energiku langsung terkuras banyak hingga hampir tidak bersisa. Menggunakan 'Arte' sampai melewati batas dengan berlebihan dapat memberikan efek samping yang fatal, bahkan dapat membuat penggunanya mati. Contohnya, Alcyone, anak perempuannya kakek Fero dan nenek Nevada. "Kenapa kamu sampai melewati batas kekuatanmu? Kamu tahu 'kan risikonya sebesar apa kalau kamu menggunakann

  • Broken Vessel   Chapter 147

    "Sekarang semua orang yang kamu kendalikan sudah mati, kali ini apa yang akan kamu lakukan?" tanyaku kepada Layla.Layla menyeringai mendengar pertanyaanku. "Semua orang katamu? Kamu salah, Trystan. Mereka bahkan belum mencapai seperempat dari total orang yang sudah kukendalikan," balasnya.Aku terdiam mendengar jika ratusan orang itu tidak sampai seperempat dari keseluruhan orang yang dikendalikannya. Itu berarti, ada ribuan orang yang telah dikendalikan olehnya.'Benar juga, penduduk kota Boreus saja jumlahnya lebih dari 5.000 orang. Jumlah orang yang sudah dikendalikannya lebih banyak dari yang kukira.'Layla beranjak dari tempatnya berdiri. Dia melangkahi tubuh-tubuh tak bernyawa yang berserakan di atas lantai.Entah apa tujuannya berjalan menghampiriku. Aku menciptakan sepasang pedang yang melayang di sisi kiri dan kananku, bersiaga jika dia akan melakukan sesuatu terhadapku.'Dia tidak akan bisa mengendalikan pikiranku lagi karen

  • Broken Vessel   Chapter 146

    Aku menaikkan salah satu alisku karena heran melihat Layla tiba-tiba tertawa seperti itu. "Apa yang lucu sampai membuatmu tertawa begitu?" tanyaku dengan nada serius.Setelah tertawa dengan nyaring selama beberapa detik, akhirnya tawanya itu reda juga. Dia menyeka air mata yang menggenang pada sudut matanya lalu menjawab pertanyaanku. "Haha, ... itu karena kamu terlalu bodoh sampai-sampai bisa membuatku tertawa begini."Layla mengembalikan ketenangannya dan berhenti tertawa. Dia menatapku dengan instens dan tersenyum menyeringai. "Kamu pikir hanya karena aku bersedia untuk mati di tanganmu berarti aku juga bersedia untuk menyerah dan berhenti mengendalikan mereka?"Bodoh, kamu terlalu naif sampai-sampai kelihatan seperti orang tolol," hina Layla sambil memandang rendah aku.Kepalan tanganku semakin kuat hingga kuku jariku menggali ke dalam kulit telapak tanganku. Tak kurasakan lagi rasa sakit yang menusuk telapak tanganku dan lengan kananku yang terluka.

  • Broken Vessel   Chapter 145

    Rasa sakit pada lengan kananku semakin menusuk-nusuk. Aku mengkesampingkan rasa sakit itu dan memfokuskan perhatianku sepenuhnya pada Aquilo yang berdiri tak jauh di depanku. Dia telah bersiap untuk menyerangku lagi.'Sebisa mungkin aku harus menahan kekuatanku supaya dia tidak sampai terluka parah atau bahkan mati. Membuatnya pingsan sudah cukup.' Aku berpikir keras memikirkan bagaimana aku akan menghentikan dia dengan luka seminim mungkin.Kulihat Aquilo melemparkan serangan jarak jauh ke arahku lagi dan langsung beranjak dari tempatnya dan menerjang ke arahku. Aku melompat mundur untuk menjaga jarakku darinya.Kuciptakan 4 buah anak panah yang terbuat dari kegelapan yang dipadatkan. Salah satu dari keempat anak panah itu terbang ke arah misil 'Arte' yang dilemparkan oleh Aquilo. Kedua serangan jarak jauh itu saling bertubrukan dan menimbulkan ledakan kecil.Satu anak panah lainnya melesat ke arah Aquilo, tetapi dia dapat menghindarinya dengan mudahnya.

  • Broken Vessel   Chapter 144

    Kuhindari serangannya dengan melompat mundur untuk berjaga jarak darinya, mengantisipasi ledakan yang ditimbulkannya. Muncul ledakan yang tidak begitu besar dari tinjuannya yang mengenai udara kosong itu.Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini. 'Padahal dia tinggal di Kota Boreus, bagaimana bisa dia ada di Ibu Kota saat ini?'Aquilo kembali menerjang ke arahku dan melayangkan tinjuan lainnya. Aku mengepalkan tangan kiriku dan membalas tinjuannya dengan tinjuku. Kekuatan kami saling beradu dan menimbulkan ledakan yang cukup besar.Sebuah luka goresan muncul pada pipi kanan Aquilo. Efek dari ledakan itu menyebabkan luka kecil pada wajahnya. Cairan merah keluar dari luka itu dan mengalir menuruni lekukan mukanya.Di sisi lain, tidak ada luka baru yang timbul pada diriku karena sedetik sebelum ledakan itu terjadi, aku menciptakan perisai kegelapan untuk melindungi diriku.Kulihat Aquilo hendak menyerangku sekali lagi tanpa memberikan aku wa

  • Broken Vessel   Chapter 143

    "Apa nanti kamu tidak akan menyesal karena sudah membunuhku?" tanya Layla yang kini membuka kedua matanya untuk melihatku.Aku terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan itu. Sebuah senyuman kecil terbentuk pada bibirku."Mungkin iya, mungkin tidak," jawabku dengan tidak pasti. Aku ingin menjawab jika aku tidak akan menyesalinya, tetapi di lubuk hatiku yang terdalam, sepertinya aku akan menyesal.Aku membuka mulutku lagi dan berkata, "Tidak peduli apa aku akan menyesal atau tidak, aku akan tetap membunuhmu untuk mengakhiri perang ini."Mendengar perkataanku, Layla kembali memejamkan kedua matanya dan tersenyum tipis. "Begitu, ya ... oke, kamu bisa membunuhku sekarang," ujarnya yang sudah siap untuk menyerahkan hidupnya padaku.Aku menggenggam erat gagang pedang hitam di tanganku. "Pada akhirnya kisah kita berakhir seperti ini, Layla," gumamku dengan suara kecil. Kuayunkan pedang ini ke kanan untuk memotong lehernya Layla.Sekali lagi sebuah s

DMCA.com Protection Status