Beranda / Romansa / Broken Flower / 21. Everyone can assume anything

Share

21. Everyone can assume anything

Penulis: Ikabelatrix
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-21 06:45:56
"Grassiela, kemarilah," panggil Helena sambil melambaikan tangannya.

Pagi itu, sang tuan putri baru saja tiba di teras belakang yang mereka sulap menjadi area untuk menikmati sarapan. Di sana, ada empat meja besar berbentuk lingkaran dengan masing-masing kursi yang mengelilinginya. Itu berarti, ada empat kelompok di mana terbagi menjadi dua lingkaran meja makan untuk pria dan dua untuk wanita.

Dari bawah bulu mata lentiknya, Grassiela dapat melihat bahwa semua kursi hampir penuh. Artinya, dia mungkin datang sedikit terlambat. Sebetulnya Grassiela tidak bangun kesiangan. Dia sibuk di dalam kamarnya untuk memperbaiki penampilan serta memunguti sisa-sisa hatinya yang semalam pecah berserakan. Rasa-rasanya dia membutuhkan waktu yang lebih lama dari ini.

Lantas, wanita muda itu mengedarkan pandangannya dan melihat bahwa ibunya duduk satu meja dengan neneknya, Veronica. Lalu ada Clara, Eveline, Violeta, Irina serta Paula. Mereka berkumpul membicarakan hal-hal yang Grassiela yakini akan me
Ikabelatrix

Hallo.. maaf ya minggu kmrn ga sempet update.. terima kasih karena sudah membaca sampai di chapter ini 💕

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Broken Flower   22. Just let her run

    Fyodor, ketiga istrinya serta Irina Dzanayev terdiam di sebuah ruang duduk. Hanya ada hening yang melingkupi serta kegugupan Irina yang berusaha ia tutupi di sana. Permukaan wajah wanita tengah baya itu merah padam menahan emosi yang tertahan oleh malu dan sesal. Fyodor tak berkata apa-apa setelah mengetahui bahwa calon menantunya hilang tanpa jejak. Pria tua itu langsung mengerahkan anak buahnya untuk mencari Grassiela tanpa menyalahkan siapa pun. Namun wajahnya jelas menunjukkan kekecewaan. Di sisi lain, tatapan Paula Genovse dan Katelina tampak mengejek serta memojokkan Irina. Dia tidak becus menjalankan tugasnya. Semua orang pasti akan berganggapan seperti itu setelah Grassiela hilang dari pengawasan Irina dan masih belum diketemukan hingga Fyodor serta James kembali. "Jika dia tidak mau tinggal sementara di sini, kenapa dia tidak ikut dengan keluarganya untuk kembali ke Inggris? Bukankah dia bisa mengatakannya saja?" gumam Paula memikirkan permasalahan ini. Tak ada yang menjaw

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Broken Flower   23. The rules of the game

    Sinar matahari pagi sedikit demi sedikit masuk menembus jendela kamar seseorang yang masih terlelap di atas tempat tidur. Saat kicau burung mulai terdengar, wanita itu mengerjapkan kedua mata perlahan lalu membukanya dan memperhatikan sekitar. Dengan masih berbaring, sepasang netra biru terang mengedarkan pandangannya mengamati sebuah kamar yang tertata rapi dan bersih di pondok kayu tua. Tempat ini cukup nyaman, tempat tidurnya juga nyaman. Sampai-sampai Grassiela merasa enggan untuk bangun dan barharap bahwa semua perjalanan yang telah ia lewati hanyalah mimpi. Tetapi apakah kenyataan memang seburuk itu?Grassiela memaksa tubuhnya untuk bangun lalu beranjak malas menuju jendela. Dia membuka tirai serta jendela berbingkai kayu kemudian menghirup udara segar dari luar. Sinar matahari yang menembus pori-pori kulitnya membuat tubuhnya terasa hangat. Dan pemandangan desa yang menakjubkan membuat kedua lensa mata berwarna biru terang itu berbinar segar. Setelah sekian lama akhirnya dia bis

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Broken Flower   24. I should just die

    Hanyut dalam pemikirannya sendiri, wanita itu terdiam memandang birunya langit beserta hamparan awan putih di jendela. Dalam duduknya, sesekali dia berkedip hanya untuk membasahi kedua lensa dengan iris mata biru terang yang tampak kosong. Apa dia baik-baik saja? Pertanyaan itu melintas di benak Alexsei yang diam-diam mengamati dengan pandangan aneh. Segelas wine yang disodorkan padanya membuat pria itu tersadar. Kini dia duduk di dalam sebuah jet pribadi bersama bos nya. Alexsei mengambil gelas ramping itu lalu menghabiskannya dalam sekali teguk. Dia mendengus kemudian terkekeh kecil sendirian."Aku tidak percaya bahwa kita bahkan harus mengurus hal seperti ini," ujarnya.James bersikap acuh. Dia menuang kembali minumannya tanpa menghiraukan komentar Alexsei. Dia juga jelas tidak peduli pada keterdiaman Grassiela. Jika bukan karena Fyodor yang memerintahkannya langsung untuk mengantarkan wanita itu kembali ke Inggris, maka dia tidak akan sudi repot-repot melakukannya.Sementara duduk

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05
  • Broken Flower   25. Between options

    Langit gelap yang menahan mendung itu akhirnya menjatuhkan rintik-rintik hujan. Sama seperti genangan air mata yang selama ini ditahan akhirnya bergulir membasahi pipi. Namun derasnya butiran air yang menghujam tubuh hingga basah kuyup tak membuat langkah kakinya terhenti.Wanita muda itu berlari semakin kencang menerobos hujan dengan terisak. Pilu yang ia rasakan membuat dadanya terasa sesak. Hancur sudah semua rasa yang ia harapkan selama ini. Seorang ayah yang membanggakannya, seorang ibu yang menyayanginya dan seorang kekasih yang membalas cintanya. Semua itu hanya omong kosong belaka. Dan sampai di titik ini, Grassiela masih tak mengerti mengapa semua orang menyakitinya? Mengapa tak ada kebahagiaan yang datang menghapirinya?Akhirnya dia berhenti. Berdiri di pinggir jalanan yang sepi dengan guyuran hujan yang menyirami bumi. Dengan napasnya yang terengah akhirnya ia terduduk di tanah. Menangis pun kini tak ada gunanya. Grassiela hanya bisa meratapi dirinya sendiri. Lantas apa yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-15
  • Broken Flower   26. Marriage is not a sacrifice

    Suara mesin fax terdengar berderit dengan konstan di dalam ruang kerja itu. Seorang wanita muda berseragam pelayan berdiri di hadapannya menahan cemas. Sesekali dia mengedarkan pandangannya dan memastikan bahwa tak ada orang lain yang masuk ke dalam ruangan dan melihatnya melakukan sesuatu di sana. Semoga surat itu sampai dengan cepat.Tiga jam yang lalu sang nona muda memanggil pelayan pribadinya dan menyerahkan selembar kertas."Aku ingin James Draxler membacanya hari ini juga. Dan pastikan, bahwa kedua orangtuaku tidak mengetahuinya," titah Grassiela kemudian dia mengangkat kedua bahunya. "Aku tidak peduli bagaimana caranya."Rasa bersalah karena telah menyembunyikan fakta dari sang nona masih berlarut dalam diri Gretta. Dia tidak mempunyai pilihan selain menuruti perintah itu. Maka Gretta harus berpikir keras. Dia tidak mungkin terbang ke Rusia saat ini juga demi menyampaikan secarik surat tersebut. Dia juga tak bisa mencari nomor pribadi pria yang merupakan tunangan dari majikanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Broken Flower   27. Become Empress or Queen

    Sesungguhnya pria itu sudah terpikat pada wanita yang kini menjadi tunangannya sejak lama. Bayang-bayang Grassiela sering muncul semenjak pertama kali James memandangnya secara diam-diam di pesta tiga tahun silam. Sebuah perasaan timbul dan bergejolak kala itu. Malam saat Grassiela berdiri di tengah taman dengan air matanya yang bergulir membuat hati James bergetar. Dia tak bisa memastikan perasaan apa itu. Yang jelas James menyadari bahwa Grassiela adalah wanita yang berbeda. Maka dia tertarik padanya. Sangat tertarik. Hingga ingin memilikinya. Atau ingin melenyapkannya.Di pertemuan kedua mereka saat pesta pertunangan membuat James harus mengakui bahwa dia telah jatuh pada pesona putri Stamford itu. James ingin memperjelas perasaannya sendiri dan menguji sang calon istri dengan berbicara empat mata bersamanya. James juga ingin memastikan apakah dirinya sanggup menghabisi sosok jelita itu dengan segera atau menahannya dalam ikatan pernikahan. Namun keangkuhan dan keberanian yang Gra

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Broken Flower   28. Violated the agreement

    Wanita bergaun pengantin itu duduk seorang diri sambil memandang birunya langit di balik jendela. Dia mendesah dan pikirannya mencoba menerawang jauh ke masa depan. Apa yang akan terjadi setelah dia menikah nanti? Pertanyaan itu terus berputar dalam benaknya.Lantas suara ketukan di pintu terdengar. Seorang wanita cantik muncul dari balik pintu dan memandang Grassiela dengan pandangan yang sulit diartikan. Alexa melangkah masuk dengan anggun. Gaun berwarna latte dengan potongan mermaid yang dia kenakan sangat cocok di tubuh rampingnya. Sementara rambut merahnya yang indah ditata dengan model half up and half down yang tampak natural. Tanpa dia sadari Grassiela tersenyum samar. Kini dia mulai mengerti kenapa sepupunya Zack memilih wanita itu sebagai pendaping hidupnya."Bagaimana perasaanmu?"Pertanyaan Alexa membuat Grassiela berkedip. Dia beranjak dari duduknya hingga berhadapan dengan wanita itu. "Luar biasa," jawabnya."Kau sangat cantik," puji Alexa mengagumi penapilan wanita muda

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Broken Flower   29. Man who keeps his word

    Grassiela memandang bayangan dirinya di cermin. Malam itu dia sudah segar setelah lama berkubang dalam bak mandi untuk membersihkan tubuh dan melepas lelahnya. Setelah mengenakan pakaian tidur dan mengeringkan rambutnya di depan cermin, dia terdiam mengamati bayangannya sendiri. Ada sesuatu yang diam-diam Grassiela pikirkan. Hingga perlahan dia mengangkat tangan kanan lalu menyentuh bibir bawahnya. Sesaat bayangan James melintas dalam ingatan, kemudian Grassiela mengerjap bersama jantung yang berdebar lebih kencang. Dia terkesiap. Ciuman di altar siang tadi kembali membayangi hingga sukses mencuri ketenangannya. Bagaimanapun Grassiela harus mengakui bahwa itu adalah ciuman pertamanya. Tentu tak mudah bagi wanita muda itu mengumpulkan keberanian untuk mencium suaminya lebih dulu. Lantas kenapa dia melakukannya?Sial! Bukankah Grassiela sendiri yang menentukan syarat agar tak ada kontak fisik di antara mereka?Grassiela memejam kedua matanya sambil menghela napas dalam. Lalu suatu perta

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03

Bab terbaru

  • Broken Flower   98. The Game of Trust

    Suasana ruang kerja Benicio masih dipenuhi aroma tembakau dan kayu mahoni setelah rapat panjang yang dihadiri para petinggi kelompok bisnis. Lampu gantung berwarna keemasan menerangi meja panjang yang penuh dengan dokumen, gelas-gelas wiski kosong, dan asbak berisi puntung cerutu. Sore itu, semua orang telah meninggalkan ruangan kecuali empat orang—Benicio, sang tuan rumah, Fausto yang duduk dengan ekspresi malas, Sergei yang masih memeriksa sesuatu di ponselnya, dan Alexsei yang tampak tenang sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Benicio menuangkan wiski ke dalam gelasnya dengan gerakan santai, lalu menatap mereka. "Kalian pikir, seberapa buruk dampaknya jika James tidak bisa kembali memimpin dalam waktu dekat?" Sergei mendengus sambil mengangkat satu alisnya. "Bukan masalah jika hanya beberapa minggu. Tapi kalau lebih lama? Musuh akan mulai mencium kelemahan. Dan orang-orang kita… mereka mulai bertanya-tanya." Fausto akhi

  • Broken Flower   97. An Unbroken Vow

    Di dalam ruang rawat yang sunyi, hanya suara alat medis yang berbunyi pelan dan sesekali suara dentingan saat Grassiela menggerakkan sendok di piringnya. Mrs. Runova duduk di seberangnya, tersenyum senang melihat bagaimana wanita muda itu menyantap makanan yang ia bawakan dengan lahap."Apa anda benar-benar menyukai masakan saya?" Runova terkekeh, matanya berbinar penuh kasih.Grassiela mengangguk sambil mengunyah. "Masakan Anda memang yang terbaik, Mrs. Runova. Aku tak bisa menolaknya."Wanita paruh baya itu tertawa kecil dan menuangkan segelas jus jeruk segar. "Saya juga membuatkan jus jeruk yang banyak untuk anda, seperti pesanan anda biasanya."Grassiela menerima gelas itu dengan senang hati, menyesapnya perlahan. Rasa segar dan asam manis menyebar di lidahnya, membuatnya sedikit lebih rileks setelah semua ketegangan yang ia lalui. Ia melirik ke tempat tidur di mana James masih terbaring tak sadarkan diri, napasnya stabil namun tetap tak ada t

  • Broken Flower   96. Blood on Grassiela’s Hands

    Di dalam ruang rawat eksklusif itu, suara detak monitor jantung James bergema samar, berpadu dengan dengung halus dari alat bantu pernapasan yang melekat di tubuhnya. Grassiela tetap duduk di tepi ranjang, jemarinya menggenggam erat tangan suaminya yang dingin dan tak bergerak. Matanya terus menatap wajah pria itu, memperhatikan setiap helaan napas yang naik turun dengan ritme lambat. Luka tembak di pinggang kirinya masih dibebat perban, selang infus serta alat medis lain tertempel di tubuhnya, membuatnya tampak begitu rapuh—sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi pada pria sekuat James. Suara langkah-langkah berat terdengar mendekat dari luar. Grassiela mengangkat kepalanya tepat saat pintu terbuka, dan di ambang pintu berdiri empat orang dengan aura yang begitu kuat hingga memenuhi ruangan. Fyodor Draxler.Pria itu adalah cerminan otoritas dan kebijaksanaan. Meski usianya sudah lebih dari enam puluh, dia masih berdiri tegak, penuh kh

  • Broken Flower   95. A Debt to Be Repaid

    Cahaya putih dari lampu di langit-langit terasa menyilaukan ketika Grassiela membuka kedua matanya. Pandangannya buram, kesadarannya masih setengah tersangkut di ambang mimpi. Udara di ruangan itu terasa steril, dengan aroma khas antiseptik yang memenuhi paru-parunya. Dia mengerjap beberapa kali, mencoba memahami di mana dia berada. Perlahan, ingatan-ingatan berserakan memenuhi benaknya. Bayangan panggung teater, suara dentingan piano yang dimainkan Valerina, kilauan kalung berlian di lehernya, tatapan James yang tajam, lalu... suara tembakan. Seketika, napasnya tercekat. James!Dengan panik, Grassiela mencoba bangkit, tetapi sesuatu menarik pergelangan tangannya. Dia menoleh dan melihat infus terpasang di sana. Tubuhnya masih lemah, namun dorongan untuk mencari James lebih kuat dari rasa sakit yang menjalari sekujur tubuhnya. Saat itu, pintu terbuka. Seorang wanita berambut pirang dengan sorot mata yang lembut masuk ke dalam ruangan. Jas pu

  • Broken Flower   94. Piano, diamonds and bullets

    Ruangan menjadi sunyi saat panggung diterangi cahaya keemasan. Tirai beludru merah terbuka, menampilkan seorang wanita duduk di depan grand piano hitam yang megah—Valerina. Jari-jarinya menyentuh tuts dengan penuh kelembutan, memainkan intro pertama dari The Phantom of the Opera. Nada-nada awal yang misterius dan megah memenuhi ruangan, membawa suasana ke dalam dunia kisah cinta tragis yang telah melegenda.  Di atas panggung, seorang penyanyi soprano muncul dalam gaun putih, membawakan "Think of Me" dengan suara yang jernih dan penuh emosi.  Grassiela menyandarkan punggungnya, membiarkan suara dan musik menyelimutinya. Namun, ketika pertunjukan berlanjut ke "The Music of the Night", dengan Phantom bernyanyi penuh hasrat dan kesedihan, sesuatu di dalam dirinya mulai bergetar.  Ketika adegan berpindah ke "The point of no return", di mana Christine dan Phanton menyanyi bersama, Grassiela merasa dadanya sesak.  "Now I am here with y

  • Broken Flower   93. Burning jealousy

    Langkah Grassiela bergema di lantai marmer saat ia memasuki gedung teater yang megah. Gaun malamnya yang elegan berkilau di bawah cahaya lampu gantung, namun bukan itu yang menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Bisikan-bisikan terdengar di udara, memenuhi ruangan dengan rumor yang selama ini beredar tentangnya—tentang pernikahannya dengan seorang mafia Rusia, tentang kutukan yang melekat padanya, tentang dosa-dosa yang bahkan tak pernah ia lakukan. Grassiela tetap berjalan dengan kepala tegak. Ia tidak peduli. Di salah satu sudut, seorang wanita paruh baya dengan gaun hijau gelap menatapnya dengan senyum sinis. Irina Dzanayev, bibi dari James. "Kau cukup berani muncul di sini," sindir Irina, suaranya tajam. "Setelah semua yang terjadi, aku pikir kau akan lebih suka bersembunyi dalam bayang-bayang keponakanku." Grassiela menatapnya sejenak sebelum memberi jawaban tenang. "Aku tidak punya alasan untuk bersembunyi, Tatya. Apalagi

  • Broken Flower   92. Speculation

    Grassiela berdiri di depan cermin, memastikan gaunnya jatuh dengan sempurna. Gaun indah berwarna hitam itu membalut tubuhnya dengan anggun, memancarkan pesona klasik yang sesuai untuk malam di teater. Rambut caramelnya telah disanggul rapi, menyisakan beberapa helai yang membingkai wajahnya dengan indah. Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia duduk di depan meja rias. Di atas meja, ada sebuah kotak beludru hitam. Grassiela menatapnya sejenak, sebelum akhirnya tangannya yang ramping mengangkatnya dengan hati-hati. Ia membuka kotak itu perlahan, dan di dalamnya, berkilauan seuntai kalung berlian. Berlian hadiah dari James. Seharusnya, James yang akan memakaikan kalung ini untuknya. Seharusnya, dia ada di sini, berdiri di belakangnya, menyentuh kulitnya dengan jemarinya yang kasar namun hangat, lalu membisikkan sesuatu di telinganya sebelum mereka pergi ke teater bersama. Seharusnya. Tapi James masih belum pulang. Hati Gr

  • Broken Flower   91. Plan

    Grassiela duduk di ruang kerjanya, jemarinya mengetuk-ngetuk amplop undangan berwarna krem yang baru saja ia buka. Di dalamnya, tertulis undangan untuk menghadiri sebuah pertunjukan amal di Teater Stainslavsky yang dikirimkan oleh Valerina. "Rupanya dia belum menyerah," gumam Grassiela sebelum menghela napas pelan. Tepat saat dia hendak meletakkan undangan itu di meja, pintu terbuka, dan Runova masuk dengan nampan berisi segelas jus jeruk segar. "Selamat pagi, Nyonya," kata Runova sambil meletakkan gelas di depan Grassiela. Grassiela tersenyum dan mengambil gelasnya. "Terima kasih, Mrs. Runova. Bisa kau bawakan juga untuk James dan yang lainnya? Mereka sedang bermain golf di halaman, bukan?" Runova membungkuk sedikit sebagai tanda hormat. "Tentu, Nyonya. Akan segera saya siapkan." Setelah Runova pergi, Grassiela bangkit dari kursinya dan berjalan ke halaman belakang. Ia bisa melihat James dan orang-orangnya sedang

  • Broken Flower   90. Dilemma of a Mrs. Draxler

    Ruang makan dipenuhi aroma kopi hitam yang baru saja dituangkan ke cangkir-cangkir porselen. Piring-piring berisi roti panggang, telur orak-arik, dan daging asap tersaji rapi di atas meja panjang dari kayu ek yang kokoh. James duduk di kursi ujung meja, mengenakan kemeja hitam dengan lengan yang sedikit tergulung, memperlihatkan lengan berototnya yang kuat. Di sekelilingnya, para pria kepercayaannya telah duduk: Fausto, Benicio, Sergei, dan Alexsei. Sementara Grassiela duduk di sisi kanan James, mencoba menikmati sarapannya, meski pikirannya mulai terganggu oleh pembicaraan para pria itu. Percakapan mereka dengan cepat bergeser dari topik ringan menjadi diskusi bisnis yang serius. "Ada laporan terbaru dari pelabuhan di Odessa," kata Sergei sambil menuangkan susu ke dalam kopinya. "Pengiriman dari Kolombia mengalami keterlambatan, dan menurut informan kita, kartel Mendez sedang bermain di belakang kita." James mengaduk kopinya tanpa banyak ekspresi. "Aku sudah menduga mereka akan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status