Home / Romansa / Bos angkuh itu ternyata ayah anakku / Gairah saat membayangkan.

Share

Gairah saat membayangkan.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ya Tuhan, bahkan disaat berduka saja dia masih tetap angkuh dan sombong. Jika bukan karena hartanya ! Aku pasti sudah membuangnya ke laut untuk santapan ikan paus" bisik dalam hati Bella.

"Apa kamu sedang berpikir sesuatu ?" Todong Anjas sambil menatap tajam Bella yang masih duduk di sofa.

"Oh...tidak, ini aku mau pergi" Bella bangkit dari sofa, ia berpamitan sebelum membuka pintu dan pergi.

"Saddam, Saddam, simpan saja cintamu itu. Sudah jelas wanita yang kamu cintai adalah istri dari bos kita, tapi kamu masih memikirkannya. Bahkan kamu tidak selera untuk sarapan"

Kata-kata itu terdengar di telinga Bella saat melewati ruangan Saddam dan Irene.

Tok...tok..tok... Bella mengetuk pintu, "permisi" ucapnya sambil menjulurkan kepala.

"Iya buk, silahkan masuk" sahut Saddam dan Irene secara bersamaan.

Bella melangkah menghampiri Saddam, ia meraih sebuah kartu nama dari dalam tas lalu menaruhnya di atas meja Saddam. "Hubungi aku, ada hal penting yang harus kita bicarakan" ucapnya.

Saddam ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Migi Ayu Lestari
huufft knp ce kejahatan Bella n Riana selalu aj msh bisa lolos. kartu memori Indri Uda d temukan zeira eee mlh d ketauan lg SM Riana n d minta lg. kpn ce kejahatan mereka terkuak
goodnovel comment avatar
Yuli a
zeira tak lebih seperti budak seks, pelacur aja msh lebih berharga
goodnovel comment avatar
Jernita S. Nita
up tiap hari tor, biar pembaca bisa menikmati ceritanya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Mengambil keputusan untuk mengakhiri derita.

    Anjas segera menaruh ponsel di atas meja sebelum Zeira melihatnya. Ia berpura-pura melangkah menuju kamar mandi dan melewati Zeira. Di sisi lain, Zeira meraih ponsel sebelum naik ke atas tempat tidur lalu membaringkan tubuh."Pesan Susan" ucap Zeira setelah menyadari sebuah pesan masuk di ponselnya.*Ra, kamu lagi sibuk gak ? Bisa gak, aku telpon kamu* isi pesan Susan.Tanpa membalas, Zeira segera menghubungi Susan. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di hatinya, sebab Susan tidak biasanya menghubunginya malam seperti ini.*Iya Ra* sahut dari seberang sana, ketika panggilan terhubung.*Ada apa San ? Maaf, aku baru lihat pesan kamu* balas Zeira.*Tadi pagi Bella ke kantor pak Anjas ya ?* Tanya Susan.Pertanyaan Susan membuat Zeira sedikit bingung, "aku gak tahu San, soalnya hari ini aku gak kerja. Aku lagi kurang enak badan**Kamu sakit apa ?* Terdengar suara cemas dari seberang.*Gak sakit sih, hanya tidak enak badan saja. Maklum aja, cuaca saat ini lagi gak bersahabat" jawab Zeir

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Penolakan untuk bercerai.

    Sebelum meninggal apartemen menuju kantor agama, Susan kembali bertanya pada Zeira. Ia tidak mau jika suatu saat Zeira menyesal dengan tindakannya sendiri."Ra, kamu udah yakin mau gugat cerai pak Anjas ?" Tanya Susan dengan lembut."Sudah San, dulu aku bertahan hanya karena ibuku dan Azka yang masih terlalu kecil. Tapi sekarang Azka sudah hampir 3 tahun dan ibuku sudah tiada" jawab Zeira."Baiklah kalau begitu" Susan menutup mulut dan tidak bertanya lagi. Keduanya meninggalkan kamar menuju parkiran apartemen. Sepanjang perjalanan Susan tidak berhenti memberi Zeira semangat. Tetap ia gagal fokus saat wajah Zeira berubah ketika ditanya tentang cinta."Ra, kamu jujur ya ? Kamu cinta gak sama pak Anjas ?" Tanya Susan.Zeira sulit untuk menjawab, ia terlihat bingung dan ragu-ragu."Kamu jujur saja Ra, tolong jangan sembunyikan apapun dariku" desak Susan. Melihat dari logat Zeira, Susan sudah bisa menebak kalau sahabatnya itu telah jatuh cinta."Aku tidak tahu ini adalah cinta atau tidak

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Kesepakatan untuk membongkar rahasia.

    Anjas sudah dua jam tiba di kediaman Wijaya, tetapi Zeira tak kunjung pulang. Entah ke mana wanita cantik itu pergi, hingga malam seperti ini belum juga pulang.Anjas yang duduk di balkon selalu menatap ke arah gerbang, berharap taksi langganan Zeira muncul di sana. Ingin rasanya menghubungi Zeira, tetapi egonya melarang. Sementara di tempat lain, Zeira sedang menagis meresapi hidupnya yang tak pernah bahagia sejak ia kecil hingga saat ini. Entah dosa apa yang ia lakukan hingga Tuhan memberikan cobaan tiada akhir."Ra, aku bukannya mengusir kamu pergi dari sini. Tapi, sebaiknya kamu kembali ke kediaman Wijaya, kasihan Azka pasti sudah menunggumu sejak pagi" Susan membujuk Zeira untuk kembali ke kediaman Wijaya. Ia bingung harus berbuat apa, di satu sisi ia tidak ingin Zeira berpisah dari Anjas. Karena Anjas lah cinta pertama Zeira, dan sahabatnya itu terlihat sangat mencintai suaminya. Di sisi lain, Susan tidak tega melihat Zeira tersiksa dan tersakiti oleh sikap Anjas yang tidak pe

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Perubahan secara drastis.

    Azka yang berlari dari pintu utama tanpa sengaja menabrak Riana yang sedang melangkah menuju ruang tamu."Anak tidak tahu etika" geram Riana. Ia menatap sinis Azka yang membuat anak menggemaskan itu meringkuk ketakutan.Sementara itu Zeira sengaja mempercepat langkahnya menghampiri Azka, "ada apa sayang ?" Tanya Zeira.Raut wajah Azka sedih sambil berbicara, "aku tidak sengaja menabrak Oma, mamah" "Minta maaf sama Oma sayang" dengan tulus Zeira meminta anaknya untuk minta maaf pada Riana. Walupun ia sudah tahu kelicikan Riana, Zeira tetap menanamkan sikap sopan santun kepada putranya, dengan meminta maaf atas kesalahannya."Oma" panggil Azka dengan menyodorkan tangan kepada Riana."Aku geli berjabat tangan dengan anak pelacur" Seketika darah Zeira mendidih mendengar ucapan Riana. Ibu mana yang tidak sakit hati saat seseorang menghina anaknya. "Hei...." Zeira mengangkat tangan dan menunjuk satu jari ke wajah Riana. "Putraku bukan anak pelacur, dia hanya memiliki satu ayah dan satu i

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Sikap istri adalah cerminan suami.

    "Ada apa tuan ?" Tanya Indri ketika Anjas masuk ke dapur."Di mana Zeira ?" Anjas balik bertanya."Oh, itu tuan...." Anjas menyela ucapan Indri, "itu apa ?""Nyonya pergi bersama tuan muda, tuan" Tanpa menjawab, Anjas meraih ponsel dari saku celana, lalu menghubungi seseorang. *Kamu di mana ?* Tanya Anjas setelah sambungan teleponnya terhubung.*Saya sudah dalam perjalanan tuan* suara dari seberang sana.*Perjalanan ke mana ? Cepatlah kembali* Anjas memutuskan sambungan telepon dengan kesal. Hanya menunggu 10 menit, Asep sudah tiba di kediaman Wijaya. Ia bergegas masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan mobil.Tatapan Anjas yang begitu tajam menatapnya, membuat pria paruh baya itu guguk sekaligus takut. Namun Asep tetap melangkah menghampiri Anjas dan tertunduk sopan sebelum membuka mulut."Maaf tuan, aku pergi tanpa meminta izin" ucap Asep dengan rasa bersalah."Apa kamu melihat Zeira ?" Anjas langsung bertanya.Asep menegakkan kepala, "saya baru mengantar nyonya dan tuan muda ke

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Mengubah sikap demi membongkar rahasia.

    "Apa kamu bangga setelah dipanggil ibu ?" tanya Anjas setelah mereka tiba di ruangannya.Zeira memalingkan wajah menatap Anjas yang duduk di kursi kerajaan, "tidak" ucapnya dan kembali membersihkan wajah Azka yang terkena coklat."Baguslah" sahut Anjas.Ruangan itu kembali hening, Zeira mengajak Azka ke kamar untuk bermain di sana. Sedangkan Anjas fokus pada pekerjaannya.Tok....tok....tok....."Masuk" sahut Anjas dari dalam."Permisi pak" Saddam menjulurkan kepala dari balik pintu, ia melangkah menghampiri Anjas lalu menaruh map di atas meja."Ini laporan bulan ini pak" ucapnya. Bibirnya berbicara tetapi matanya bergerak liar mencari keberadaan Zeira.Anjas yang memperhatikan Saddam, lantas bertanya. "Kamu lihat apa Saddam ?"Seketika Saddam gugup, "oh... Tidak pak" "Kalau begitu pergilah" Anjas meminta Saddam ke luar. Anjas bertanya bukan tidak tahu kalau Saddam mencari keberadaan Zeira. Tapi ia enggak untuk menegurnya.Tanpa terasa satu hari telah berlalu, Zeira dan Anjas kembal

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Niat untuk mengabulkan permintaan Zeira.

    Dua hari telah berlalu, walaupun Zeira melarang Anjas untuk memberikan uang kepada Riana, tetapi pria tampan itu tetap memberikannya. Bahkan uang yang diberikan Anjas lebih dari jumlah yang diminta oleh Riana. Semua itu Anjas lakukan untuk menantang Zeira, yang ia anggap serakah dan sok berkuasa.Tentu Riana tersenyum puas karena Anjas semakin membenci Zeira. Tidak disangka hanya karena meminta uang, sepasang suami istri itu jadi berdebat. Kali ini Riana sangat beruntung, sekali tembak dua yang kena.Riana dan Armel sedang berbahagia menikmati uang yang diberikan Anjas. Sesungguhnya Armel tidak mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit. Itu semua hanya sandiwara Riana untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang banyak dari Anjas.Tentu sandiwara itu diketahui Zeira, itu sebabnya ia minta ikut ke Singapura bersama Riana dan melarang Anjas memberikan uang. Tetapi kali ini ia harus membiarkan rencana Riana berhasil menipu Anjas, demi kelancaran rencananya untuk mendapatkan bukti."Bi, car

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Kebusukan yang mulai tercium.

    Anjas berdiri di balkon sambil menatap mobil yang membawa Zeira meninggalkan gerbang istana Wijaya menuju rumah sakit.Anjas meraih ponsel dari saku celana, lalu menghubungi Asep untuk segera menemuinya. Hanya hitungan menit, Asep sudah tiba di ruang kerja Anjas."Asep, apa kamu mengetahui sesuatu ?" Tanya Anjas.Tentu Asep bingung dengan pertanyaan tuannya, "maksud tuan ?" Asep justru balik bertanya.Anjas menatap Asep, "tentang apa yang terjadi di keluarga ini" ucapnya.Asep terlihat gugup dan salah tingkah, "aku tidak tahu apa-apa tuan, yang aku tahu ! Selama dua hari ini nyonya dan bibi Indri menggeledah kamar nyonya Riana" "Cari tahu tentang Riana" perintah Anjas."Siap tuan" Asep menunduk sopan sebelum pergi.Sementara di tempat lain, Zeira syok mengetahui apa yang terjadi kepada Susan dan ayahnya. Ia memeluk sahabatnya itu dengan penuh kasih sayang."Kamu yang sabar ya San ? Semua masalah pasti ada jalan keluarnya" ucap Zeira untuk menenangkan Susan."Dari awal, aku sudah meng

Latest chapter

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Kesadaran dan hukuman.

    Zeira mengerutkan kening, ia bingung kenapa Anjas memanggil wanita itu, Bella. Sedangkan selma ini Zeira mengenalnya sebagai imel."Apa kabar Nyonya Zeira?" sapa Mark, sambil menyodorkan tangannya."Saya baik, bagaimana dengan bapak?" Zeira menjabat tangan Mark, ia juga balik bertanya."Saya baik," balas Mark.Setelah melepaskan tangannya dari Mark, Zeira menyodorkan tangannya kepada Bella. Namun Bella tidur menyambut tangan Zeira, ia justru menarik tangan wanita cantik itu, lalu memeluknya sambil menangis."Maafkan aku Zeira, aku benar-benar minta maaf," ucap Bella di sela-sela tangisan.Zeira melepaskan pelukannya dari Bella, "Hey, kamu kenapa minta maaf?" ucapnya.Tentu Zeira bertanya demikian! Menurutnya, ia tidak pernah ada masalah dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Karena Zeira tidak tahu, kalau wanita itu adalah Bella. Sebab Bella sudah mengubah seluruh wajahnya dengan melakukan operasi plastik."Aku mohon maafkan aku Zeira, aku telah banyak melakukan kesalahan terh

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Karena aku ingin menikmati tubuhnya.

    "Hentikan." Sentak Zeira dengan nada yang lebih tinggi.Ia berusaha mendorong tubuh Saddam sekuat tenaga. Tetapi apalah daya, tubuhnya jauh lebih kecil daripada Saddam."Diam Zeira." Geram Saddam.Ia mulai kesal dengan sikap Zeira yang berontak, dengan kasar tangannya mencengkram kedua pipi Zeira."Kamu adalah istriku, sudah kewajibanmu untuk melayaniku," ucap Saddam dengan tegas. "Jadi, biarkan aku menikmati tu....." Tiba-tiba seseorang menarik Saddam dari belakang, sehingga pria tampan itu tidak melanjutkan kata-katanya.Pak....puk...pak... Beberapa pukulan mendarat di wajah Saddam."Aku yang akan menikmati tubuhmu pengkhianat." Suara bariton itu membuat Zeira berhenti menagis. Tadinya ia meringkuk di atas tempat tidur sambil berurai air mata, tapi kini kepalanya terangkat setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya."Ma....ma...mas Anjas," ucapnya dengan bibir gemetar.Zeira sama sekali tidak bergerak dari tempat tidur, ia mengucek mata untuk memperjelas penglihatannya

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Nikmati saja Zeira.

    Mark melangkah mendekati Bella, "Maaf, tapi saya tidak mengenal anda." Wajah Bella terlihat sedih, bahkan kedua sudut matanya mengeluarkan cairan bening. Kondisinya saat ini membuatnya tidak bisa melakukan apapun. .......................Satu bulan telah berlalu, kondisi Bella kini semakin membaik. Terapi yang ia lakukan setiap hari membuat jari tangannya sudah bisa bergerak.Begitu juga dengan Mark, pria keturunan Jerman itu selalu datang menemui Anjas. Ia berusaha mengingatkan Anjas tentang masa lalunya, bahkan ia memberikan apartemennya untuk tempat tinggal Anjas dan Bella, selama mereka di sana. Mark sebenarnya ingin sekali terbang ke Indonesia untuk menemui Zeira lagi, tetapi pekerjaannya yang begitu penting tidak bisa ia tinggalkan. "Um...hum..." Bella menggumam saat melihat Mark muncul dari pintu.Mark yang mengerti maksud Bella, lantas menghampirinya, sedangkan Anjas bergegas menuju kamar."Ada apa Bella? apa kamu inginkan sesuatu?" Tanya Mark.Bella mengangguk, matanya ia

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Untuk apa dia datang kemari?

    Mark sudah memohon, tetapi security tidak juga mengizinkannya untuk masuk. Akhirnya Mark kembali ke hotel."Saya terima nikahnya dan kawinnya Zeira Kirana binti Barata, dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." "Sah...sah...sah..."Kini Zeira resmi menjadi istri Saddam, ia hanya menjabat tangan suaminya tanpa menciumnya. Begitu juga dengan sebaliknya, Saddam tidak mencium kening Zeira, sebab istrinya itu menghindar.Air mata tidak berhenti ke luar dari matanya, begitu juga dengan Susan. Ia sangat mengerti bagaimana perasaan kakaknya saat ini. Tetapi walaupun demikian, Susan tetap mengucapkan selamat dan mendoakan semoga rumah tangga kakaknya bahagia dan harmonis.Waktu menunjukkan pukul 5 sore, saat Saddam masuk ke kamar. Ia melihat Zeira duduk di kursi sambil menghadap ke arah kolam renang melalui jendela."Hem..." Saddam sengaja berdehem agar Zeira menyadari kedatangannya.Namun Zeira sama sekali tidak merespon, tatapan wanita cantik itu tetap saja tertuju ke arah kolam renang

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Tolong pak, aku harus bertemu dengan nyonya Zeira.

    "Selamat pagi." Suara dari seberang sana."Selamat pagi, apa ini dengan kantor Wijaya Grup?" Ucap Mark."Iya, ini dengan kantor Wijaya Grup. Saya bicara dengan siapa?" Tanya dari seberang sana."Ini saya Mark, klien pak Anjas. Apa saya bisa bicara dengan Ibu Zeira?""Maaf pak, ibu Zeira tidak ada di kantor." Balas dari seberang."Kalau begitu apa saya bisa meminta nomor ponselnya? ada yang ingin saya sampaikan tentang pak Anjas." "Tu....tu....tu...tu...." Tiba-tiba panggilan terputus. Mark mencoba menghubunginya kembali, namun tidak bisa terhubung."Pasti ada yang tidak beres," ucap Mark. Ia bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan rumah sakit.Sementara di tempat lain, Saddam langsung melakukan tindakan agar Mark tidak bisa menghubungi nomor kantor. Ia juga berusaha menghubungi nomor Bella untuk memberitahu tentang Mark. Tetapi sayang, panggilnya tidak terhubung. Bagaimana terhubung, Bella saat ini sedang koma di rumah sakit, sedangkan ponselnya tinggal di hotel.Tepat pukul 5 sor

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Dokter, apa ini benar-benar istri pak Anjas?

    Keputusan Zeira untuk menikah dengan Saddam sudah bulat. Namun ia meminta pernikahan mereka hanya di laksanakan di kantor KUA tanpa adanya resepsi."Kak, apa kamu sudah yakin?" Tanya Susan.Saat ini kedua wanita cantik itu sedang duduk di taman sambil menemani Azka bermain."Sudah." Jawab singkat Zeira.Susan menarik napas dalam-dalam. "Jika kakak belum yakin! kakak berhak untuk menolaknya. Cobalah bicara dengan papah." "Tidak Susan, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada papah." Bantah Zeira."Kakak, jangan memaksakan diri hanya untuk sesuatu. Aku tahu kamu sangat menyayangi papah, itu sebabnya kamu setuju untuk menikah dengan Saddam. Tapi percayalah kak, pernikahan kamu dan Saddam tidak ada hubungannya dengan penyakit papah.""Tapi San.....""Tidak ada tapi-tapian, berpikirlah karena masih ada waktu satu bulan lagi." Setelah mengatakan itu, Susan langsung pergi.Sementara di tempat lain, Bella dan Anjas sudah berada di dalam pesawat. Keduanya terbang menuju Inggris untuk m

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Ma...ma...mas, Anjas.

    Satu bulan telah berlalu, hingga saat ini Zeira belum menerima permintaan ayahnya untuk menikah. Bahkan selama satu bulan ini, ia lebih sering mengurung diri di dalam kamar.Tok....tok....tok... Suara ketukan pintu menyadarkan Zeira dari khayalan.Ia bangkit dari kursi, melangkah untuk membuka pintu. Wajahnya sedikit kesal saat melihat ayahnya berdiri di sana. Zeira tahu tujuan ayahnya datang menemuinya, pasti untuk membujuknya agar menikah dengan Saddam."Apa papah boleh masuk?" Tanya Barata sambil tersenyum."Hm..." Sahut Zeira seiring dengan anggukan kepala."Apa papah datang kemari untuk membahas tentang pernikahan?" Todong Zeira setelah mereka duduk di sofa.Barata menggelengkan kepala, ia menatap Zeira sambil tersenyum. "Tidak sayang, papah datang kemari untuk mengajakmu menemani papah ke rumah sakit.""Apa papah sakit?" Zeira terlihat panik dan khawatir."Tidak sayang, papah hanya ingin cek. Soalnya akhir-akhir ini jantung papah sering berdegup kencang." Zeira bangkit dari tem

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Tapi sayang, mau sampai kapan kamu larut dalam kesedihan?

    Semenjak melihat raut wajah Saddam yang begitu tegang! Susan merasa ada sesuatu yang aneh dengan pria tampan itu."Kak, kamu lihat gak wajah Saddam?" Tanya Susan kepada Zeira."Enggak, kenapa?" Zeira balik bertanya."Aku merasa ada yang aneh deh." "Aneh bagaimana? kakak rasa gak ada yang aneh." Bantah Zeira."Aku merasa wajah Saddam sedikit tegang, saat kakak mengatakan bertemu dengan pria yang mirip dengan kak Anjas." "Masa sih?" Ucap Zeira."Iya, aku enggak bohong kak." Susan mengangkat dua jari tangannya sebagai tanda serius.Zeira tersenyum tipis, "Mungkin Saddam merasa lelah, karena akhir-akhir sering lembur. Jadi wajar kalau wajahnya terlihat tegang atau pucat." Zeira berpikir positif, walupun ia tidak nyaman dengan keberadaan Saddam di rumah itu! tapi Zeira sama sekali tidak pernah berpikir buruk terhadapnya....................Pukul 6 pagi, Saddam sudah meninggalkan kediaman Wijaya. Pria tampan itu mengemudi mobilnya sendiri tanpa sopir pribadi.Biasanya setiap hari Minggu

  • Bos angkuh itu ternyata ayah anakku   Tapi wajahnya enggak kan?

    Enam bulan telah berlalu, kenyataan pahit itu masih menyelimuti kediaman Wijaya. Terutama Zeira dan kedua anaknya, bahkan sampai saat ini Azka masih sering menagis mencari ayahnya.Seperti pagi ini, Zeira harus berusaha keras membujuk putranya."Sayang, kamu harus makan, katanya mau jadi anak pintar! kalau gak mau makan, gimana mau pintar," ucap Zeira untuk membujuk putranya."Aku rindu papah." Sahut Azka.Zeira menaruh piring yang ada ditangannya ke atas meja. Lalu memeluk Azka dengan erat dan penuh kasih sayang."Mamah juga rindu papah sayang." Balas Zeira.Keduanya saling berpelukan dan menumpahkan air mata."Jangan sedih dong, aunty jadi ikut sedih," ucap Susan."Kakek juga ikut sedih." Timpal Barata. Pria paruh baya itu sudah kembali dari Singapura, setelah mendengar kabar kematian menantunya. Lagipula kondisi Barata sudah sembuh 80 persen. Jadi ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menghentikan pengobatannya. Ia ingin menjaga dan menemani kedua putrinya.Azka melepaskan

DMCA.com Protection Status