Hari berikutnya di kantor pusat HHC kota Horizon, pulau Orion. Rapat dewan komisaris HHC sudah berlangsung selama 2 jam. Ada empat agenda rapat pagi ini. Yaitu pemberhentian jabatan Ken Hanindra, pengumuman transfer saham Christian dan Ken Hanindra, kembalinya Nacita ke tengah-tengah dewan komisaris dan pengumuman resmi jabatan Kevan.Agenda pertama berjalan dengan tegang. Hampir seluruh dewan komisaris tercengang saat mendapatkan fakta kesalahan fatal yang telah dilakukan Ken. Terlebih lagi, Ken diberhentikan dari posisi pemegang saham, direktur utama keuangan HHC dan direktur utama Orion Dreamland.Agenda ke-2 dan ke-3 berjalan dengan lancar. Kevan lega. Dia beberapa kali bermain mata dengan Adnan yang merupakan CEO HHC."Tuan, transfer saham atas nama Tuan Ken udah berhasil. Anda juga udah liat reaksi orang-orang. Apa Anda udah puas?"Itu adalah pertanyaan Ziyad. Dia melihat Kevan tidak berbicara sepanjang rapat.Kevan duduk diapit oleh Ziyad dan Maudy. Di depannya, Christian dudu
Hari-hari berikutnya di rumah besar keluarga Hanindra. Kevan risih dengan banyaknya hadiah yang datang. Semua hadiah itu kiriman dari dewan komisaris, jajaran dewan direksi juga pejabat tingkat bawah di perusahaan Hanindra Holdings Company. "Tuan, semua hadiah ini mau diapain?" tanya Ziyad kebingungan. "Apa semua orang kayak gini?" Kevan balik bertanya. "Maksudnya, Van?" Angga terlihat kebingungan. "Liat aja!" Kevan menunjuk tumpukan hadiah di sudut ruang tidur. Ziyad paham dengan sikap Kevan yang sejak dulu tidak suka kemewahan."Dari buket bunga, barang-barang branded sampai mobil mewah di garasi. Aku nggak butuh semuanya, Angga."Kevan kesal. Dia berdiri di bawah jendela yang terbuka menghisap rokoknya.Ziyad menjawab pertanyaan Kevan. "Anda baru aja naik posisi ke pemegang saham terbesar di HHC. Sekarang Anda juga punya wewenang Wakil komisaris Utama. Siapapun pasti berlomba-lomba untuk menjilat Anda.""Masuk akal," kata Angga. "Inget, Van! Kamu tuh sekarang udah punya jabat
Kali ini, Gisele menangis. Kevan melihatnya. Kevan menahan emosi. Karena bagaimana pun juga, Gisele pernah menyakiti hati Kevan. Jadi, Gisele harus mendapatkan karmanya.Adam celingak-celinguk. Setelah memastikan keadaan aman, dia mendorong Gisele ke dinding kasar yang tidak bercat.Brak!"Ahhh, bajingan!"Gisele berteriak sambil menangis. Dia meringis menahan sakit. Adam mengapit rokoknya di sela-sela jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya. Dia membawa kedua tangan Gisele ke atas. Tenaga Adam yang kuat membuat Gisele pasrah. Dia tidak bisa melawannya."Aku kasih dua opsi buat kamu. Gugurin anak ini dan kita berakhir atau aku bakal nikahin kamu, tapi dengan syarat. Gimana? Mau tau syaratnya, nggak?!"Gisele yang lemah mengangguk. Wajah keduanya begitu dekat hingga Gisele bisa merasakan kehangatan nafas Adam yang memiliki aroma rokok kuat. Sebelum menjawab, Adam menempelkan bibirnya ke bibir Gisele. Dia melumat bibir Gisele dengan kasar dan tanpa ampun. Gisele ingin menolak
"Van, kamu lama banget!" Angga menegur Kevan yang baru datang. Dia berdiri di samping mobil mewah Kevan bersama Ziyad. Wajah kedua orang kepercayaan Kevan itu cemas.Kevan datang sambil menggendong Gisele yang masih menangis di dadanya. Merasa telah terjadi sesuatu yang buruk pada Gisele, Ziyad bertanya, "Nona Gisele kenapa, Tuan?" "Buka pintu mobil!"Angga membuka pintu mobil dalam sekejap. Kevan masuk ke mobil bersama Gisele. "Sekarang jam berapa?"Angga melirik jam tangan pemberian Kevan tadi. "Hampir jam 6 sore," jawabnya. "Oke, masih keburu. Cepet jalan ke Hanindra Orion Hotel sekarang!"Angga dan Ziyad mengangguk. Angga menutup pintu mobil, sedangkan Ziyad berlari memutari mobil menuju kursi sopir.Tidak lama, mobil melaju dengan bebas di jalan raya. Kevan memperhatikan penampilan Gisele yang terlihat berantakan dan menyedihkan."Jangan cengeng!"Kevan menyentil dahi Gisele hingga membuat perempuan hamil itu tersentak. Kevan tertawa melihat ekspresi Gisele."Kaーkamu ...."G
Kevan menatap wajah memohon Gisele. Dia tidak tega, tetapi semua ini dia lakukan demi kebaikan Gisele. "Jangan takut dan jangan cemas sama hal-hal yang belum pasti terjadi! Di masa depan, kamu harus kuat demi bayi!"'Demi bayi? Demi apa Kevan punya pikiran kayak gitu? Bahkan aku aja nggak sampai mikirin ke arah sana!'Itu adalah isi pikiran Gisele. Reputasi Gisele yang dulu sudah berubah. Gisele yang sekarang hanyalah perempuan hamil yang tidak memiliki seorang suami. "Aku terima tawaran kamu, Van. Tapi, apa Nenek bakalan setuju aku ke luar negeri?"Kevan akhirnya tersenyum. Oh, Ziyad dan Angga tahu makna senyuman Kevan. "Kamu ngeraguin kemampuan aku, Gisele?"Kevan melihat senyum tipis mengembang di bibir Gisele. "Pergi ke Pink Beach Island di negara King's Island. Aku ada vila di sana. Kamu dan anakmu bisa tinggal di sana selama yang kamu mau."Kedua mata Gisele melotot sempurna. Wajahnya memerah. Dia duduk tegak menatap Kevan dengan bingung. "Pink Beach Island?! Yang bener, Va
"Tuan, gimana perasaan Anda?" Maudy bertanya. Dia menyadari Kevan tidak nyaman berada di tengah-tengah pesta.Ziyad pun bertanya, "Perut Anda udah nggak mules lagi kan, Tuan?"Kevan berseru menegur Maudy dan Ziyad. "Aissshh! Kalian berdua bisa diem, nggak? Jangan bikin malu Bos kalian yang tampan dan gagah ini!"Maudy dan Ziyad hanya bisa menahan tawa. Sebab mereka tahu, Kevan akan sakit perut jika sedang gelisah dan nervous. Acara penyambutan sudah dimulai. Gemuruh tepuk tangan tamu undangan bergema di dalam ballroom. Christian baru saja turun dari panggung memberikan pidato pembukaan sebagai pemilik HHC. Acara malam ini tidak begitu formal sesuai dengan permintaan Kevan. Durasi pesta pun tidak lama yaitu hanya 2 jam. "Sumpah demi apapun, aku bosen banget," gerutu Kevan dengan tidak sabar.Kevan memegang gelas wine bersama Ziyad. Dia sengaja tidak bergabung dengan Christian maupun anggota keluarga Hanindra lainnya. Karena dia tidak ingin menjadi pusat perhatian.Kevan tidak pernah
Plak!Nacita menampar pipi Nulla hingga wajah mantan pacar Kevan memerah. Nulla menahan malu karena menjadi pusat perhatian. "Nona Nacita, kamu...." Nulla memegangi pipi kirinya. "Kenapa kamu main tangan kayak gitu?"Pada dasarnya, Nacita adalah tipikal wanita pemberani dan berkata apa adanya. Dia tidak pernah mengada-ada. Karena apa yang dia katakan semuanya berdasarkan fakta. "Kenapa? Ada yang salah? Itu tuh pelajaran buat cewek yang doyan ngomong nggak berbobot kayak kamu, Bu Nulla. Aku pikir, kamu udah berubah sejak kejadian di Darwin Group. Nyatanya sama aja!"Ucapan Nacita benar. Karena semua yang dikatakan oleh Nulla hanyalah bualan.Kevan tersenyum miring melihat tingkah Nacita. Dia tidak perlu repot-repot mengurus hal kecil seperti masalahnya dengan Nulla dan Miguel.Bersamaan dengan itu, pembawa acara di atas panggung memanggil nama Kevan. Nacita menoleh kepada Kevan. "Van, cepet naik panggung! Nama kamu udah dipanggil tuh sama MC!"Kevan semakin gugup. Perasaannya kacau
"Tuan Miguel Wijaya!"Seseorang memanggil nama Miguel. Semua orang yang berada di dekat Miguel menoleh dan melihat Kevan datang bersama Angga.Setelah selesai memberikan sambutan singkat, Kevan langsung turun dari atas panggung. Dia tidak bisa berhenti tersenyum kala membayangkan raut wajah Miguel yang menahan malu saat mengetahui identitas asli Kevan.'Aku udah nunggu momen ini,' pikir Kevan. 'Dendamku di hari pertama menginjakkan kaki di kantor Wijaya Corp nggak pernah bisa aku lupain.'Miguel berdiri kaku. Kedua kakinya seolah terpaku pada bumi. "Kenapa?" tanya Miguel mencoba menguasai keadaan.Miguel berusaha untuk tetap bersikap tenang seolah tanpa beban walaupun sebenarnya dia tahu maksudnya Kevan. Dia mengangkat dagu sambil melirik Kevan dengan sinis."Kenapa?" Kevan mengulangi kalimat Miguel. "Ya udah pasti aku mau nagih janji kamu, Tuan Miguel! Cepet cium sepatuku!"Kedua mata Miguel melotot. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah diperlakukan sehina ini. "Sial!" maki Miguel.