"Van, kamu lama banget!" Angga menegur Kevan yang baru datang. Dia berdiri di samping mobil mewah Kevan bersama Ziyad. Wajah kedua orang kepercayaan Kevan itu cemas.Kevan datang sambil menggendong Gisele yang masih menangis di dadanya. Merasa telah terjadi sesuatu yang buruk pada Gisele, Ziyad bertanya, "Nona Gisele kenapa, Tuan?" "Buka pintu mobil!"Angga membuka pintu mobil dalam sekejap. Kevan masuk ke mobil bersama Gisele. "Sekarang jam berapa?"Angga melirik jam tangan pemberian Kevan tadi. "Hampir jam 6 sore," jawabnya. "Oke, masih keburu. Cepet jalan ke Hanindra Orion Hotel sekarang!"Angga dan Ziyad mengangguk. Angga menutup pintu mobil, sedangkan Ziyad berlari memutari mobil menuju kursi sopir.Tidak lama, mobil melaju dengan bebas di jalan raya. Kevan memperhatikan penampilan Gisele yang terlihat berantakan dan menyedihkan."Jangan cengeng!"Kevan menyentil dahi Gisele hingga membuat perempuan hamil itu tersentak. Kevan tertawa melihat ekspresi Gisele."Kaーkamu ...."G
Kevan menatap wajah memohon Gisele. Dia tidak tega, tetapi semua ini dia lakukan demi kebaikan Gisele. "Jangan takut dan jangan cemas sama hal-hal yang belum pasti terjadi! Di masa depan, kamu harus kuat demi bayi!"'Demi bayi? Demi apa Kevan punya pikiran kayak gitu? Bahkan aku aja nggak sampai mikirin ke arah sana!'Itu adalah isi pikiran Gisele. Reputasi Gisele yang dulu sudah berubah. Gisele yang sekarang hanyalah perempuan hamil yang tidak memiliki seorang suami. "Aku terima tawaran kamu, Van. Tapi, apa Nenek bakalan setuju aku ke luar negeri?"Kevan akhirnya tersenyum. Oh, Ziyad dan Angga tahu makna senyuman Kevan. "Kamu ngeraguin kemampuan aku, Gisele?"Kevan melihat senyum tipis mengembang di bibir Gisele. "Pergi ke Pink Beach Island di negara King's Island. Aku ada vila di sana. Kamu dan anakmu bisa tinggal di sana selama yang kamu mau."Kedua mata Gisele melotot sempurna. Wajahnya memerah. Dia duduk tegak menatap Kevan dengan bingung. "Pink Beach Island?! Yang bener, Va
"Tuan, gimana perasaan Anda?" Maudy bertanya. Dia menyadari Kevan tidak nyaman berada di tengah-tengah pesta.Ziyad pun bertanya, "Perut Anda udah nggak mules lagi kan, Tuan?"Kevan berseru menegur Maudy dan Ziyad. "Aissshh! Kalian berdua bisa diem, nggak? Jangan bikin malu Bos kalian yang tampan dan gagah ini!"Maudy dan Ziyad hanya bisa menahan tawa. Sebab mereka tahu, Kevan akan sakit perut jika sedang gelisah dan nervous. Acara penyambutan sudah dimulai. Gemuruh tepuk tangan tamu undangan bergema di dalam ballroom. Christian baru saja turun dari panggung memberikan pidato pembukaan sebagai pemilik HHC. Acara malam ini tidak begitu formal sesuai dengan permintaan Kevan. Durasi pesta pun tidak lama yaitu hanya 2 jam. "Sumpah demi apapun, aku bosen banget," gerutu Kevan dengan tidak sabar.Kevan memegang gelas wine bersama Ziyad. Dia sengaja tidak bergabung dengan Christian maupun anggota keluarga Hanindra lainnya. Karena dia tidak ingin menjadi pusat perhatian.Kevan tidak pernah
Plak!Nacita menampar pipi Nulla hingga wajah mantan pacar Kevan memerah. Nulla menahan malu karena menjadi pusat perhatian. "Nona Nacita, kamu...." Nulla memegangi pipi kirinya. "Kenapa kamu main tangan kayak gitu?"Pada dasarnya, Nacita adalah tipikal wanita pemberani dan berkata apa adanya. Dia tidak pernah mengada-ada. Karena apa yang dia katakan semuanya berdasarkan fakta. "Kenapa? Ada yang salah? Itu tuh pelajaran buat cewek yang doyan ngomong nggak berbobot kayak kamu, Bu Nulla. Aku pikir, kamu udah berubah sejak kejadian di Darwin Group. Nyatanya sama aja!"Ucapan Nacita benar. Karena semua yang dikatakan oleh Nulla hanyalah bualan.Kevan tersenyum miring melihat tingkah Nacita. Dia tidak perlu repot-repot mengurus hal kecil seperti masalahnya dengan Nulla dan Miguel.Bersamaan dengan itu, pembawa acara di atas panggung memanggil nama Kevan. Nacita menoleh kepada Kevan. "Van, cepet naik panggung! Nama kamu udah dipanggil tuh sama MC!"Kevan semakin gugup. Perasaannya kacau
"Tuan Miguel Wijaya!"Seseorang memanggil nama Miguel. Semua orang yang berada di dekat Miguel menoleh dan melihat Kevan datang bersama Angga.Setelah selesai memberikan sambutan singkat, Kevan langsung turun dari atas panggung. Dia tidak bisa berhenti tersenyum kala membayangkan raut wajah Miguel yang menahan malu saat mengetahui identitas asli Kevan.'Aku udah nunggu momen ini,' pikir Kevan. 'Dendamku di hari pertama menginjakkan kaki di kantor Wijaya Corp nggak pernah bisa aku lupain.'Miguel berdiri kaku. Kedua kakinya seolah terpaku pada bumi. "Kenapa?" tanya Miguel mencoba menguasai keadaan.Miguel berusaha untuk tetap bersikap tenang seolah tanpa beban walaupun sebenarnya dia tahu maksudnya Kevan. Dia mengangkat dagu sambil melirik Kevan dengan sinis."Kenapa?" Kevan mengulangi kalimat Miguel. "Ya udah pasti aku mau nagih janji kamu, Tuan Miguel! Cepet cium sepatuku!"Kedua mata Miguel melotot. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah diperlakukan sehina ini. "Sial!" maki Miguel.
Leon menatap Kevan dengan kening berkedut. Leon merasa tidak senang saat Kevan memerintahnya sesuka hati. Akibatnya, Leon menolak tegas. "Kenapa harus saya, Van? Kan bisa suruh orang lain aja!"Seumur hidupnya, Leon tidak pernah menerima perintah dari siapapun. Apalagi yang memberikan perintah hanyalah seorang Kevan yang dipandang rendah oleh Leon. "Paman, masa gitu aja harus aku jelasin?"Kevan menatap Ziyad sambil menunjuk Leon dengan dagunya. Sikap arogan Kevan membuat Ziyad terheran-heran."Tuan Leon, Anda kan sekarang Presdir Hanindra Orion Dreamland. Anda tau, kan?Perusahaan Wijaya Corp pemasok furniture berbahan kayu. Maka secara otomatis, semua kerja sama yang berkaitan sama Tuan Miguel jadi tanggung jawab Anda langsung."Leon tersentak. Dia teringat rapat dewan komisaris tempo hari. Semua yang dikatakan oleh Ziyad benar adanya.Leon adalah seorang Presiden Direktur Hanindra Orion Dreamland. Di mana dia adalah pemegang tampuk kekuasaan anak perusahaan HHC yang bergerak di bi
Angga datang dengan 6 orang petugas keamanan. Mereka semua menatap Kevan dan menunggu perintahnya."Tuan Muda, semua satpam udah di sini," kata Angga. Kevan mengangguk. Tapi dia tidak memberikan perintah."Aku masih punya hadiah buat mereka berdua. Tunggu sebentar lagi!"Angga dan semua satpam mengerti. Kemudian, terdengar beberapa orang berceloteh."Masa iya sih, Bu Nulla mantan pacar Tuan Muda Kevan?!""Iya, ya ... rasanya aku nggak percaya! Tuan Muda Kevan pasti punya kriteria pacar yang sempurna.""Bu Nulla pasti ngaku-ngaku!""Itu bener. Aku serius. Mana ada sih Tuan Muda yang milih pacar asal-asalan? Nggak cantik, nggak jelas latar belakangnya dan punya skandal panas pula!"Semua itu adalah tanggapan beberapa orang. Semua orang di ballroom tidak percaya dengan ucapan Nulla yang menurut mereka terlalu mengada-ada. Kevan puas mendengarnya. Itu artinya, reputasi Nulla sudah hancur. "Eh, Bu Nulla! Kamu nggak waras, ya? Segitunya mau naik kasta atas sampai buat kebohongan. Apa kamu
Kevan berhasil membuat nama baik Miguel rusak di depan umum. Dia tidak berhenti mencecar Miguel."Apa Pak Miguel mau menepis semua bukti yang terpampang jelas di video?" tanya Kevan.Kevan tersenyum lebar. Dia melihat Miguel tidak berdaya.Nulla tidak diam saja. Nulla emosi. Dia mengangkat gaunnya, lalu berjalan menuju Kevan. Sesampainya di depan Kevan, Nulla mengangkat tangan kanannya. Semua orang yang berada di sekitar Kevan langsung mengambil sikap. Ziyad segera menangkap tangan Nulla, lalu memegangnya kuat-kuat. "Bu Nulla, jaga sikap Anda! Jangan buat malu diri Anda sendiri!" Ziyad menegur Nulla dengan keras. "Mau nampar aku?!" tanya Kevan, dia menatap Nulla dingin sambil tersenyum sinis. "Berani banget kamu, Nulla Hanifah!"Seolah tidak peduli lagi dengan reputasinya, Nulla berteriak di depan wajah Kevan. "Kevan, kamu bener-bener keterlaluan! Kamu udah kelewat batas!"Nulla adalah sekretaris andalan Miguel. Maka sudah seharusnya dia berpihak pada Miguel. Itulah yang dilakukan