Share

100. King's Orion Land

Penulis: Zoya Dmitrovka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ha! Ha! Ha!"

Tawa Kevan pecah. Karena baginya, Ciara terlalu lucu dan menggemaskan saat mengatakan hal barusan.

Ciara menganggap Kevan tidak mendengar perkataannya dengan serius. Dia cemberut. Wajahnya kembali memancarkan aura tidak suka.

"Kak! Aku tuh serius!"

Ciara memang galak, seperti kata kebanyakan orang. Namun, sikapnya bisa berubah ketika bersama Kevan.

Felicia tidak benar-benar pergi dari halaman belakang. Dia berdiri melihat kebersamaan Kevan dan Ciara sambil menangis.

"Nyonya, Anda kenapa?" tanya Bima begitu memergoki Felicia menangis. "Anda sakit?"

Felicia buru-buru mengusap air matanya. Dia menjawab, "Oh, nggak, Bim. Saya baik-baik aja."

Bima tahu, Felicia berbohong. Namun, dia mencoba mengerti.

"Nyonya, apa saya boleh ngasih tahu Anda sesuatu?" tanya Bima lagi.

"Tentang apa, Bim? Ngomong aja!"

Felicia menatap Bima dengan pandangan serius.

"Nona Cia itu nggak suka ngomong sama saya. Dia selalu ketus," kata Bima.

Felicia terdiam. Kemudian, membalas, "Jangankan sama ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    101. Makan Malam Keluarga Darwin

    "Silakan, Tuan Kevan!"Seorang penjaga lift VVIP menunduk begitu Kevan melangkah ke luar dari lift. Ciara dan kedua orang tuanya mengikuti langkah Kevan. Kevan memang tidak pernah membalas sapaan siapapun. Bukan sombong atau hal buruk lainnya. Namun, dia selalu menahan mual setiap kali berada di dalam lift. Ciara mempercepat langkahnya agar bisa berjalan berdampingan bersama Kevan. Rudi dan Felicia hanya bisa tersenyum setiap kali melihat tingkah anak mereka."Kak, kamu kok punya akses lift VVIP? Aku jadi tambah kagum sama kamu. Meskipun kamu itu jahil dan terkesan santai, tapi nyatanya ... selain dipercaya sama Mami dan Papi, kamu juga dipercaya sama majikan yang lain."Kevan dengan bangga berkata, "Ya iyalah. Aku kan Kevan Hanindra. Kamu baru sadar ya kalo aku sekeren itu?"Kevan menahan tawa begitu melihat raut wajah Ciara berubah masam. "Ah, lupain aja kalo aku ngomong gitu. Nyesel aku!"Kevan senyum-senyum. 'Pingin banget aku genggam tangan kamu, Cia. Apalah daya aku cuma seor

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    102. Kamu Mau Lagi, Nggak?

    "Paradise Land dan Green Lake."Kevan telah selesai melihat-lihat dua rumah yang disodorkan Ziyad. Dia menatap asistennya."Oke, aku pilih Green Lake," ujar Kevan. Dia telah membuat keputusan."Oh, Green Lake? Saya pikir, Anda suka Paradise Land, Tuan?"Kevan mengambil ponsel canggihnya dari dalam saku celana. Lalu, memotret pemandangan malam dari lantai 11 kamar presidential suite."Paradise Land akses ke jalan raya cukup jauh. Jalanannya berliku." Kevan membeberkan alasan. "Aku takut kalau sewaktu-waktu Cia kambuh dan dia kenapa-kenapa! Aku nggak mau ambil resiko."Ziyad tertegun. Dia menelan ludah sambil menatap punggung tuannya. "Maafin saya, Tuan! Saya nggak kepikiran sama sekali ke arah sana." Meskipun Kevan tidak melihat, Ziyad tetap menundukkan kepala. "Apa Anda bener-bener beli rumah itu untuk Nona Ciara?" tanya Ziyad kemudian.Kevan membalikkan badan. Dia memeriksa hasil jepretannya."Udah jangan banyak tanya! Lakuin aja, Ziyad!""Ya, Tuan.""Mobil gimana?"Kevan teringat

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    103. Upacara Wisuda

    "Cepat naik, ke punggung aku!" seru Kevan mendesak Ciara agar gadis itu naik ke punggungnya.Kevan berjongkok membelakangi Ciara. Dia berharap, Ciara tidak menolaknya."Nggak mau," tolak Ciara cepat-cepat. "Aku bisa jalan sendiri."Kevan yang kesal segera berdiri. Dia memutar tubuhnya dan menatap Ciara dengan sedikit jengkel."Dasar kepala batu!" Usai meluapkan kekesalan, Kevan segera menarik tubuh Ciara, lalu menggendongnya. "Aaaaishh!" Ciara yang terkejut hanya bisa pasrah."Kamu mau jatuh?" tanya Kevan kesal. Dia melihat Ciara diam saja. "Cepet pegang leher aku!"Ciara yang tidak pernah mendapatkan perhatian apa lagi perlakuan manis dari tunangannya, merasa canggung. Namun, dia memilih untuk tetap diam."Ciara Darwin! Kamu nggak ngehargain aku ya? Cepet lingkari kedua tangan kamu di leher aku supaya nggak jatuh!""Kakak galak!"Dengan terpaksa, Ciara melakukan keinginan Kevan. 'Nah, gitu! Aku kan seneng kalo romantis kayak gini, Ciul,' batin Kevan bahagia. Dia menyembunyikan seny

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    104. Kevan Berhalusinasi

    "Selamat, Sayang," ucap Jasmine begitu acara upacara wisuda Kevan telah selesai. "Selamat, Van. Papa dan Mama bangga banget sama kamu," ujar Theo.Hari ini adalah kali ke-2 Jasmine dan Theo menginjakkan kaki mereka di universitas Golden Baubau. Padahal universitas bergengsi ini sebagian besar sahamnya dimiliki oleh keluarga Hanindra. Mereka sedang berada di halaman depan universitas Golden Baubau. Kevan dan keluarganya berniat akan mengabadikan momen membanggakan Kevan.Kevan menerima buket bunga dari Jasmine. Dia berkata, "Makasih, Ma, Pa. Makasih udah dateng lihat aku wisuda."Jasmine dan Theo memeluk anak tunggal mereka dengan rasa haru dan bangga. Mereka mulai mengambil beberapa foto untuk kenangan. Namun, mereka tidak sadar bahwa ada beberapa pasang mata yang mengamati. "Tian, aku mau ke sana." Cinta menunjuk Kevan dan kedua orang tuanya. Namun, Christian menggeleng. "Nggak," tolaknya. "Kamu ingat, nggak? Kevan nggak mau semua orang tahu identitasnya."Dabin yang selalu seti

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    105. Tuan Muda Pertama

    "Van, kamu ngelakuin apa ke temanmu itu?" tanya Jasmine khawatir.Kevan tetap tersenyum menanggapi pertanyaan Jasmine. Dia menjawab, "Hanya sentil dia dikit, Ma. Kalau Mama dan Papa capek, duduk dulu di sini! Aku akan cari taksi setelah urusanku dan Malik selesai."Kevan menunjuk kursi besi panjang bercat hijau di belakang mereka. Jasmine dan Theo duduk di sana sambil memegangi piagam penghargaan dan piala Kevan.Merasa ada yang tidak beres, Malik menghampiri wanita yang berteriak. Sedangkan Kevan membiarkannya. Kevan menatap kedua orang tuanya dengan senyum."Ma, kenapa?"Wanita yang berteriak histeris itu ternyata ibu kandung Malik bernama Marthini Abriyanto.Semua orang sekarang menatap Malik dan ibunya yang bermake up tebal dengan pakaian yang modis. Sepatu high heels-nya berwarna senada dengan dress merah selutut yang dipakainya. Rambutnya yang pirang dipotong pendek tepat di bawah telinga. Marthini mengaktifkan mode speaker. "Marthini Abriyanto, saya tegaskan satu kali lagi. Ka

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    106. Hadiah Wisuda Untuk Kevan

    "Keluarga Hanindra? Jadi selama ini mahasiswa beasiswa 50% itu Cucu pertama keluarga Hanindra?""Bukan cuma Cucu pertama, tapi dia Cucu kesayangan keluarga hanindra.""Penampilannya bener-bener sederhana. Sama sekali nggak keliatan Cucu orang kaya!""Pantes dia nggak mau sama Novira! Padahal Novira cakep.""Heh, nggak mungkinlah Kevan mau sama bekasnya Samir. Kita nggak tahu Novira udah unboxing apa belum!"Semua itu adalah reaksi orang-orang di sekitar Kevan. Namun, Kevan hanya diam mendengarkan tanggapan mereka. Karena dia lebih memilih untuk mengurusi keluarga Malik."Apa kalo bukan aku, anakmu boleh bersikap semena-mena?!" tanya Kevan dengan mata menyala. Kevan menghempaskan tangan Marthini hingga mengejutkan wanita itu. Kevan menoleh ke kanan dan kirinya. Dia melihat semua orang memandanginya."Oh, nggak gitu, Tuan Muda," sanggah Marthini. Dia buru-buru mengubah mimik wajahnya. "Malik dimanja Ayahnya sejak kecil. Itu sebabnya, dia jadi semena-mena dan bodoh."Wajah Malik memucat

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    107. 7 Hari

    "Van, jangan bilang kamu nggak bisa nyetir?" tanya Fauzan dengan berbisik. Kevan tersenyum tipis. Dia menatap Jasmine. "Pergi aja sama teman kamu, Van!" seru Jasmine lembut. Dia tersenyum. "Ya kan, Pa?"Theo mengangguk. "Iya, Van. Hargai pemberian Kakek dan Nenek. Kamu pantas dapetin hadiah itu."Setelah mendapatkan restu dari kedua orang tua, Kevan lantas mengangguk. Dia mengambil kunci mobil Bugatti dari tangan Dabin. "Paman, anterin orang tuaku sampai ke rumah dengan selamat!" Dabin membungkuk dan berkata, "Tentu, Tuan Muda. Jangan khawatir!""Satu lagi, Paman," kata Kevan tegas, dia menatap ke sekelilingnya. "Pastikan nggak ada gosip atau video apapun tentangku di kampus ini!" Kevan tidak peduli dengan statusnya. Dia hanya tidak ingin keluarga Darwin tahu kejadian hari ini di kampus.Kevan melangkah menjauh dari kerumunan. Orang-orang menyingkir dari jalan membiarkan Kevan melewati mereka. Namun tiba-tiba, Kevan berhenti. Dia menoleh ke belakang, menatap Fauzan."Fauzan, ayo

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    108. 3 Pabrik

    Satu bulan kemudian.Hari ini, tepat satu bulan Kevan berhasil akuisisi perusahaan Abbas 99. Kevan sudah meresmikan nama baru untuk perusahaan tembakaunya. K.C Tobacco adalah nama yang Kevan pilih untuk perusahaannya. Dia juga banyak merekrut warga di sekitar pabrik yang masih produktif untuk bekerja. Karena baginya, masih banyak orang miskin yang jujur dan mampu bekerja untuknya. Namun meskipun begitu, Kevan tetap memilih beberapa orang yang bisa bertanggung jawab penuh atas para pekerja. "Jadi, lokasi pabrik ini terbagi menjadi tiga, Van?" Gunawan bertanya antusias. Kevan dan Gunawan sedang berada di pabrik rokok. Di belakang mereka, Perdi dan Omar berjalan bersama. "Iya, Pak," jawab Kevan. Dia memakai masker kesehatan. "Pabrik ini, aku beri nama Pabrik Saturnus yang memproduksi 3 jenis produk baru rokok premium. Semua produknya aku desain sendiri. Lalu di bagian bawah sana, aku kasih nama pabrik Bintang yang produksi rokok menengah ke bawah." Kevan menatap wajah semua pekerja

Bab terbaru

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    370. Akhir Perjalanan Hidup Kevan Hanindra

    Donita menyadari ada yang tidak beres dengan suaminya. "Leon, kamu kenapa?" tanyanya, cemas. Donita bergegas lari ke arah Leon. Tangan Leon bergetar hebat. Setelah melototi dokumen kesehatan Christian di tangannya, sekarang Leon sedang menatap wajah ayahnya yang semakin memucat. Kemudian, dia segera membaca laporan keuangan keluarga.Melihat pemandangan itu, tidak ada seorang pun yang berbicara. Mereka menunggu reaksi Leon. Donita menarik paksa dokumen dari tangan Leon. Beberapa detik kemudian, mulutnya menganga lebar. "Ini nggak mungkin!" teriak Donita. "Ini pasti ada yang salah." Donita melirik Cinta yang duduk tenang memandanginya. "Iya kan, Mama mertua? Ini cuma halusinasi aku aja karena terlalu stres." Donita berkata dengan frustasi.Cinta menggeleng. Sedangkan Leon mematung di tempat. "Paman Leon sama Bibi Donita kaget, ya?" Suara Kevan memecahkan keheningan. "Di rumah ini, cuma keluarga kalian dan anak-anak Paman Ken aja yang belum tau."Hati Leon dan Donita semakin terir

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    369. Masalah Internal Keluarga Hanindra

    Setelah kesalahpahaman dengan Ciara selesai, Kevan meminta tunangannya pergi ke Pink Beach Island lebih dulu bersama Felicia dan Quden untuk mempersiapkan pernikahan. Sedangkan Kevan kembali ke kota Paloma. Dia ingin menjemput keluarganya sebelum menyusul Ciara. Sehari sebelumnya, Ciara sudah mengetahui rencana pernikahan mereka. Karena keduanya melakukan fitting baju pengantin bersama. "Huhhh!" Kevan menghela napas panjang. Dia baru tiba di rumah besar keluarga Hanindra. Dia berjalan menuju ruang tengah di mana semua orang telah menunggunya."Tuan, Anda harus sabar!" Omar senantiasa mengingatkan Kevan. Kevan tidak menjawab. Dia terus berjalan tanpa menoleh.Setibanya di ruang tengah, semua orang sudah duduk bersama Christian dan Cinta. "Silakan duduk, Tuan!" Rofiq mempersilakan Kevan untuk duduk di sisi kanan Christian. "Malam, Kakek, Nenek," sapa Kevan. Lalu, dia menatap kedua Theo dan Jasmine yang duduk di sebelahnya. Rencana Kevan untuk menyusul Ciara tidak berjalan dengan

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    368. Move On

    "Apa?! Anak kandung Kak Kevan?!"Ciara mengulangi kata-kata Nulla. Dia merasa hal itu sangat mustahil. Tapi jika dipikir-pikir, tidak ada hal mustahil di dunia ini kan? Bagaimana bisa, Kevan yang begitu bucin kepada Ciara menghamili wanita lain? Apalagi wanita itu adalah Nulla yang notabenenya mantan pacar sekaligus cinta pertama Kevan. Namun, jika sudah berurusan dengan nafsu, apapun bisa saja terjadi, kan?Kevan menghela napas kasar. Dia menatap Nulla yang sedang tersenyum lebar. Kevan beranjak pergi menghampiri Ciara. "Yang, jangan dengerin Nulla!"Ciara menghempas tangan Kevan. Dia memandangi Kevan dan Nulla bergantian. "Kamu belum bisa move on dari Cinta pertama kamu ya, Kak?" Wajah Ciara masam. "Kalo kamu belum selesai sama masa lalu, jangan berani-beraninya mulai sama orang baru."Usai mengatakan hal itu, Ciara pergi. Dia mengambil langkah cepat seolah tidak peduli dengan jantungnya yang terasa sakit. "Eh, Van! Kamu mau ke mana?" Nulla berteriak. Dia mencoba menghalangi Ke

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    367. Sepasang Kekasih

    "Masuk, Van!"Nulla membuka pintu kamar apartemen nomor 303. Namun, Kevan tidak langsung masuk. Merasa tidak ada pergerakan dari Kevan, Nulla menoleh ke belakang. "Kenapa? Ayo masuk!" ajaknya lagi. Nulla baru selesai mandi. Rambutnya basah dan dia masih memakai jubah mandi. Kevan tidak bodoh. Nulla pasti sedang merencanakan sesuatu. Bisa jadi firasat Omar tadi benar. Untuk sesaat, Nulla sibuk dengan ponselnya. Dia sedang mengetik pesan singkat untuk seseorang.Nulla: Nona Ciara, cepetan dateng ke Grand Hyeth Apartment nomor 303. Kamu pasti penasaran aku dan tunangan kamu ngapain aja, kan?Nulla tidak berniat menunggu pesan balasan Ciara. Dia kembali menatap Kevan. "Ada perlu apa?" tanya Kevan dengan tatapan sinis. "Di sini aja ngomongnya!"Kevan enggan masuk. Dia tidak ingin menimbulkan kecurigaan."Aku mau ngomongin tentang Miguel. Kamu yakin mau ngomong di depan pintu? Kamu nggak takut kalo ada yang nguping?"Nulla berdiri di ambang pintu, lalu celingukan. Sepi. Suasana di kori

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    366. Grand Hyeth Apartment

    Sesampainya di rumah, Kevan melihat Ciara murung. Ciara berbaring lesu di kamarnya. Dia bahkan tidak menyadari kehadiran Kevan dan Felicia. Felicia menghampiri anak satu-satunya. "Cia!" Ciara terkejut. Dia segera bangun. "Mama kapan pulang?" Sore hari yang redup ini sepertinya kota Baubau akan diguyur hujan. Suasana hati Kevan sedang tidak baik, sama seperti Ciara. Kevan mendekati Quden yang berdiri di dekat pintu. "Apa seharian ini Cia cuma tiduran aja?" tanyanya, penasaran. "Dia nggak bales chat aku sama sekali. Gimana nafsu makannya hari ini?"Quden adalah seorang yang jujur. Dia pun menjawab apa adanya. "Nona sama sekali nggak mau makan. Dia cuma minum susu aja, Bos." Kevan menatap Ciara yang sedang berbicara dengan Felicia. Wajah keduanya sedih. "Seharian ini, Nona Ciara habisin waktu di depan laptop baca-baca berita keluarga Darwin. Jadi, apa rencana Bos selanjutnya? Ngomong-ngomong, Pak Omar ke mana?""Omar masih di pengadilan. Aku balik sama Angga." Kevan terlihat benar-

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    365. Putusan Sidang

    "Huh!" Kevan melirik Felicia sedang menghela napas berat. Sejak tadi, Kevan berusaha menguatkan hati calon ibu mertuanya. Kevan memberikan botol air mineral kepada Felicia. "Ma, minum dulu!" Kevan lega. Karena setidaknya, Felicia masih mau minum di tengah ketegangan suasana ruang sidang. Dua hari lalu, Ciara sudah membereskan para pemegang saham yang ingin mundur dari Darwin Group. Ciara mentransfer uang sebanyak Rp 10 triliun sebagai ganti saham mereka. Tidak hanya itu, sehari sebelum sidang perdata digelar, keluarga Darwin sudah mengumumkan kebangkrutan mereka. Kini, Darwin Group telah diakuisisi oleh K.C Tobacco milik Kevan. Dengan cara itu, sudah sangat jelas bahwa K.C Tobacco ingin mengambil alih penuh tanpa melibatkan pemegang saham lama dalam struktur kepemilikan baru. Akuisisi ini memang menyakitkan bagi Ciara dan Felicia. Namun, mereka tidak memiliki cara lain. Selain itu, mereka berdua masih memiliki saham di K.C Tobacco. Tentu saja, Miguel tidak tahu hal itu. Denga

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    364. Punya Banyak Uang

    Pukul 9:00 malam waktu kota Baubau. Kevan dan Ciara sudah kembali ke rumah 1 jam yang lalu. Ciara tampak kelelahan. Mereka duduk di ruang tamu.Kevan duduk di sofa single menghadap ke pintu utama. Sedangkan Ciara dan Felicia duduk di sofa panjang bersama Arkan. Omar dan Angga berdiri di belakang Kevan. "Cia, kamu hebat. Kamu kuat menghadapi orang-orang. Aku salut sama keberanian kamu." Arkan tidak berhenti membanggakan Ciara. Namun, Kevan berwajah masam saat mendengarnya. Pintu pun terbuka. Quden berdiri di ambang pintu. Dia menatap Kevan. "Tuan, ada jajaran eksekutif di luar mau ketemu Anda dan Nona Ciara." Quden memberitahu. Sorot matanya tajam penuh dengan ancaman."Suruh masuk aja!" perintah Kevan. Kevan menatap Ciara dan Felicia. Lalu, mengangguk kepada Quden."Baik," sahut Quden. Tidak lama, dia menghilang di balik pintu. "Mama sama Cia inget kan rencana kita? Sekarang udah waktunya eksekusi."Kevan melihat Felicia tersenyum dengan paksa. Dia juga melihat sorot mata Felic

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    363. Mediasi

    Rapat mendadak dengan jajaran eksekutif sudah selesai. Sekarang, Ciara sedang rapat bersama tim public relation dan tim kuasa hukum perusahaan di ruangan yang sama. Kevan tidak beranjak dari kursinya. Dia dengan setia menunggu Ciara menyelesaikan rapat. Di samping Kevan, Arkan duduk dengan tenang. Dia ingin melihat kepiawaian Ciara memimpin rapat.Di ruang rapat, Ciara berbicara. “Kita harus mengambil langkah-langkah yang sudah aku rencanakan untuk memulihkan kepercayaan dan memastikan Darwin Group tetap menjadi perusahaan yang dihormati,” katanya, antusias. Semua orang mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa ini adalah tantangan besar, tapi dengan strategi yang tepat, mereka bisa mengatasi dampak negatif dan membangun kembali reputasi perusahaan."Siapa ketua tim public relation di sini?" tanya Ciara. Seorang wanita berambut pirang sebahu mengangkat tangan. "Saya, Nona. Nama saya Susan Arardjo.""Oke, Susan. Pertama-tama, aku mau hari ini kamu buat agenda transparansi dan komunikasi

  • Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya    362. Strategi Ciara

    Hari berikutnya, Ciara dan Kevan kembali ke pulau Pearl. Pagi ini, Ciara akan mengadakan rapat darurat dengan para eksekutif perusahaan Darwin Group. Kevan dan Ciara kembali bersama Arkan yang sekarang sedang rapat bersama pengacara yang dia bawa dan tim pengacara perusahaan di ruangan berbeda. Di ruang rapat Darwin Group, Ciara berbicara kepada tim manajemen. “Kita harus bekerja keras untuk memulihkan reputasi perusahaan. Aku tau, ini nggak akan mudah. Tapi dengan kerja sama dan dedikasi, aku yakin kita bisa mengatasi tantangan ini,” katanya dengan penuh semangat.Tim manajemen mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa ini adalah saat yang sulit. Tapi, mereka bertekad untuk membawa Darwin Group kembali ke jalur yang benar. Mereka akan memastikan perusahaan ini tetap menjadi simbol integritas dan kepercayaan.Ciara menatap sekretarisnya. "Sarah, bagiin sekarang!""Baik, Nona." Sarah berdiri. Dia membagikan satu lembar kertas kepada tim manajemen. Kevan dan para jajaran direksi hanya te

DMCA.com Protection Status