Home / Thriller / Bloody Girl / 02. Target pembunuhan

Share

02. Target pembunuhan

Author: Fit
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Haeun terpaksa harus pulang ke rumah sebelum operasi selesai. Ia mendapat telepon dari Eunra bahwa toserbanya kedatangan tamu yang tidak ingin membeli apa pun. Haeun sudah tahu apa maksud dari asisten pribadinya tersebut. Sebenarnya toserba itu hanyalah sebuah sampul untuk menutupi profesinya yang merupakan pembunuh bayaran. Selain membunuh, ia juga menerima pekerjaan untuk menjaga seseorang berdasarkan perintah. Setelah itu ia mendapat bayaran yang setimpal.

Haeun setengah berlari menuju pinggir jalan yang tak begitu ramai. Tak perlu menunggu lama, ia langsung mendapatkan taxi untuk pulang ke rumah. Ia tidak boleh menyia-nyiakan apa pun yang bisa menghasilkan uang. Baginya uang memang nomor satu, sedangkan keselamatan selalu ada di nomor belakang.

"Mangwon, Mapugo, kota Seoul. Tolong tiba dalam waktu 7 menit," ujar Haeun pada sopir taxi tersebut.

Sopir taxi tersebut mengangguk lalu melajukan mobilnya tersebut. Kondisi jalan yang cukup ramai tentu saja membuatnya mau tak mau harus bersabar. Haeun mengambil ponsel dari sakunya. Matanya terus menatap jam di layar ponsel yang tiap menitnya berganti. Ia tidak boleh kehilangan kliennya lagi.

"Ahjussi, apa ada jalan pintas agat cepat tiba di tempat tujuan?" tanya Haeun.

Sopir taxi itu menoleh sekilas, ia terlihat sedang berpikir. Lalu ia menggeleng kaku membuat Haeun mengembuskan napasnya dengan frustasi. Waktu sudah berlalu lebih dari 7 menit, ia bisa saja kehilangan kliennya lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Eunra dan memberitahukan kondisinya saat ini.

"Ada apa, Haeun-ah?" tanya Eunra terlebih dahulu.

Haeun melirik sopir itu sekilas melalui spion di dalam mobil. Ia harus sangat berhati-hati dengan siapa pun, termasuk pria paruh baya yang saat ini tengah bersamanya.

"Kau bisa mengurusnya? Sepertinya aku akan pulang telat," ujar Haeun pelan.

Eunra terdengar berdeham pelan. "Baiklah, aku akan mengurusnya."

"Terima kasih," ujar Haeun.

Setelah itu panggilan langsung di akhiri oleh pihak Eunra. Tanpa sengaja Haeun melihat mata sopir itu yang seakan terus mengawasinya melalui spion. Merasa ada yang mencurigakan, Haeun terpaksa memutuskan untuk turun. Ia menghela napasnya pelan. Jarak dari jalan itu menuju rumahnya masih sangat jauh, berkisar antara 2 sampai 3 kilometer. Tapi jika berjalan pelan, pasti tidak akan terasa. Akhirnya ia memaksakan kedua kakinya untuk berjalan menuju rumah.

Belum sampai setengah perjalanan, kakinya sudah terasa sangat sakit. Tubuhnya juga sudah berkeringat karena sinar matahari yang begitu menyengat. Ia sudah sangat lama tidak berolahraga, mungkin itu sebabnya ia tak sanggup berjalan dengan jarak yang jauh. Ia berhenti di sebuah kursi yang ada di pinggir jalan. Tak henti-hentinya ia bersyukur karena ada orang yang berbaik hati meletakkan kursi di sana.

Matanya tanpa sengaja menangkap sebuah mobil berwarna merah berhenti tepat di depannya. Haeun tersenyum lebar saat melihat seorang gadis keluar dari mobil tersebut.

"Eunra-ya!" panggil Ha Eun.

Eunra berlari kecil menghampirinya. Tanpa mengatakan apa pun, gadis itu langsung menarik tangannya dan masuk ke dalam mobil. Sesampainya di dalam mobil, Eunra langsung mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya. Nampak sebuah tanda tangan besar yang memenuhi kertas tersebut. Haeun menatap asistennya itu dengan wajah bingung.

"Apa ini?" tanya Haeun.

Eunra tersenyum lebar dengan mata berbinar. "Tanda tangan Youngsoo!"

Haeun terkekeh pelan. "Kau pasti sangat bahagia. Lalu bagaimana dengan klien yang datang hari ini?"

"Klien itu Han Youngsoo!" ujar Eunra yang langsung memeluknya dengan erat.

"Aku tidak mengurus artis."

Seketika pelukan itu langsung melemah. Eunra terdiam dan langsung mengemudikan mobilnya. Haeun hanya tersenyum tipis sambil menatap selembar kertas yang ada di tangannya tersebut. Untuk kesekian kalinya ia mengurus masalah artis yang sangat merepotkan. Terakhir kali ia menjaga seorang artis, hidupnya hampir saja berakhir di tangan sasaeng atau yang lebih nyaman disebut sebagai penguntit.

'Sepertinya aku akan mati kali ini,' batin Haeun.

~~~

Sesampainya di rumah, Haeun langsung bergegas masuk ke ruang rahasianya. Ruangan itu berada di sebuah pintu yang ditempel stiker tengkorak. Dari dalam toko, ruangan itu hanya terlihat seperti ruang karyawan biasa. Tapi jika pintu itu terbuka, akan nampak ruangan yang cukup besar dihiasi lampu berwarna merah yang menambah kesan mencekam.

Haeun yang sudah ada di dalam ruangan itu langsung melihat sebuah map yang biasanya diisi dengan perjanjian kerja. Ia membaca isi dari setiap lembar kertas yang ada di map tersebut. Ia yang semula mengira mendapat tugas untuk menjaga penyanyi bernama Youngsoo itu dari penguntit, kini mengernyit bingung. Ia mendapat tugas untuk menjaga Youngsoo dari pembunuh berantai. Ia benar-benar yakin bahwa ajalnya sudah semakin dekat.

Haeun menoleh ke arah Eunra yang duduk di hadapannya. Lalu ia memperlihatkan selembar kertas yang berisi tugas utamanya tersebut. Eunra yang nampaknya belum membacanya pun sangat terkejut.

"Kau belum membacanya, 'kan?" tanya Haeun dengan senyum tipisnya.

Eunra menundukkan kepalanya. "Maafkan aku."

Haeun menghela napasnya pelan. Ia menyandarkan kepalanya pada dinding yang ada di sampingnya. "Kalau aku mati, kau yang harus membayar semua utangku."

Saat mereka tengah sibuk berbincang, terdengar suara lonceng dari pintu ruangan tersebut. Mereka saling menatap satu sama lain dengan bingung. Haeun mengisyaratkan Eunra untuk mengecek lewat matanya. Mereka tidak boleh mengeluarkan suara sedikit pun agar tidak ada yang curiga. Eunra bangun dari kursinya lalu sedikit membuka pintu tersebut. Nampak seorang pria bertubuh tinggi besar dengan setelan jas hitam berdiri di depan matanya.

"Maaf toko ini sedang tutup. Bukankah sudah tertulis di depan pintu?" kata Eunra.

Pria bertubuh besar itu mengeluarkan secarik kertas dari saku kemejanya. Lalu ia memberikan kertas itu pada Eunra.

"Apa benar ini toko Keselamatan Nomor Dua?" tanya pria tersebut.

Awalnya Haeun memang menyebarkan tempat ini dengan nama aneh tersebut. Ia memasarkan toko tersebut di sebuah website penyalur jasa berupa bodyguard. Tapi pada suatu hari ada beberapa orang yang memintanya untuk menjadi pembunuh bayaran. Mereka bahkan memberikan bayaran yang sangat besar. Ia yang memang membutuhkan uang pun menerima pekerjaan kotor itu. Akhirnya ia mulai terbiasa dengan pekerjaan gandanya tersebut.

Haeun yang mendengar itu pun langsung bangun dari kursinya. Ia menyembulkan kepalanya keluar dan melihat tamunya tersebut.

"Berikan dia jalan untuk masuk," ucap Haeun.

Eunra menganggukkan kepalanya. Ia sedikit membuka pintu itu agar tamunya bisa masuk. Setelah pria itu masuk, pintu itu pun kembali tertutup. Eunra berjalan ke sudut ruangan, lalu menekan sebuah tombol. Dalam sekejap, ruangan itu sudah dilapisi dengan dinding tebal berwarna hijau yang berguna untuk meredam suara.

"Apa benar anda Park Haeun-ssi?" tanya pria tersebut.

Haeun menganggukkan kepalanya dengan tatapan tajam. "Dari mana anda menemukan tempat ini?"

Pria itu mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan sebuah pesan. Haeun langsung mengambil ponsel itu. Ia tersenyum miring, lalu meletakkan ponsel itu di atas meja.

"Jadi kau asisten pribadi Pak Kim?" tanya Haeun.

Pria itu menganggukkan kepalanya. "Nama saya Ahn Byeongchul."

"Apa dia benar-benar akan membayarku sebanyak itu?" tanya Haeun.

Pria bernama Byeongchul itu mengangguk pelan. "Pak Kim berani membayarmu lebih dari itu."

Haeun mulai tertarik dengan perbincangan ini. Ia memangku wajahnya dengan kedua tangan yang bertumpu di meja. Ia menatap pria di hadapannya itu dengan sorot tajamnya.

"Siapa yang harus ku bunuh?" tanya Haeun.

"Han Youngsoo."

Bersambung ...

Related chapters

  • Bloody Girl   03. Sisi yang berbeda

    Haeun masih berada di ruangannya. Waktu sudah berlalu cukup lama sejak pria bertubuh besar itu pergi. Haeun menatap map yang ada di tangannya. Ia masih belum bisa menentukan pilihannya. Sejujurnya ia merasa sangat tertarik dengan tawaran pria tersebut. Selain bayarannya yang begitu besar, misinya juga tidak terlalu rumit. Menurutnya lebih melelahkan menjaga penyanyi bernama Youngsoo yang merupakan klien pertamanya. Namun masalahnya ada pada Eunra yang duduk di hadapannya. Haeun bisa merasakan sorot tajam dari asisten pribadinya tersebut. Haeun meletakkan map itu, ia melempar senyum tipis pada Eunra. Nampaknya wanita di hadapannya itu cukup penasaran dengan apa yang dipilih oleh Haeun."Aku akan menerima tawaran untuk membunuh Youngsoo," ujar Haeun.Tiba-tiba tubuh Haeun terhuyung hingga membentur lantai saat diterjang oleh seseorang dari belakang. Haeun langsung menolehkan kepalanya. Ia mendesis pelan melihat adiknya yang berada di dekatnya.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bloody Girl   04. Hari pertama

    Kang Haeun memicingkan kedua matanya dari dalam mobil. Pandangannya mengarah pada sosok Youngsoo yang mengenakan setelan jas berwarna hitam. Pria itu baru saja keluar dari kediamannya. Saat itu Haeun seperti bukan melihat manusia, melainkan malaikat. Sosok Youngsoo begitu berkilau disorot oleh sinar matahari pagi. Tubuh besar pria itu terlihat sangat sempurna dipadu dengan jas hitam, terutama bahu lebarnya. Hanya ada satu hal yang membuat Haeun tidak tertarik dengan pria tersebut. Sorot matanya. Ia sangat membenci sorot tajam pria tersebut. Haeun menghela napasnya pelan saat menyadari keputusan yang sudah ia pilih. Mungkin seharusnya ia tidak melibatkan perasaan pada pekerjaannya. Semuanya akan lebih baik jika ia mati rasa. Ia yang masih memiliki hati itu cukup menyulitkan pekerjaannya.Haeun melirik arloji yang melingkar di tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi, mengapa ia sudah berkeliaran di luar rumah? Padahal biasanya ia baru akan mulai bekerja pukul 1 si

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bloody Girl   05. Bertemu lagi

    "Serang!"Kang Haeun yang masih belum memprediksi langkah selanjutnya pun mulai panik. Kumpulan gadis remaja itu mulai mendekatinya. Ia terus berusaha untuk memutar otaknya. Matanya menyapu ke segala arah. Sampai akhirnya ia menemukan sosok yang bisa menolongnya. Secepat kilat, ia menarik tubuh Heeyoung yang berada di barisan depan. Ia baru ingat kalau adiknya itu tergabung dalam komunitas Soovers yang bisa di bilang fans fanatik Youngsoo.Heeyoung sempat terkejut, tapi dengan sekali kedipan, gadis itu langsung mengerti maksud kakaknya tersebut. Layaknya aktris yang handal, Heeyoung mampu dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi sangat ketakutan. Padahal biasanya, ia bisa saja dengan mudah mengalahkan siapa pun yang mengganggunya. Tapi demi pekerjaan kakaknya, ia rela menjadi penakut seperti ini."Jika kalian bergerak 1 cm saja, gadis ini akan terluka!" teriak Haeun.Rombongan gadis itu pun membeku di tempat masing-masing. M

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bloody Girl   06. Pelarian

    "Nampaknya kita memang ditakdirkan untuk bertemu kembali," ujar Baekyung. Youngsoo yang berada di kursi belakang mulai penasaran dengan apa yang terjadi. Ia berusaha untuk bisa melihat sosok di luar mobil itu melalui kaca mobil yang sedikit terbuka. Baekyung yang sedang menatap Haeun tanpa sengaja melihat kehadiran Youngsoo. Ia tersenyum tipis, lalu mendekatkan wajahnya pada Haeun. "Hebat ... kau bahkan dekat dengan bintang yang sedang bersinar," ujar Baekyung setengah berbisik. Haeun tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menjawab semua ucapan Baekyung melalui tatapan tajamnya. Dengan cepat ia menutup kaca mobil tesla itu, lalu memundurkan mobilnya agar bisa lepas dari mobil yang menghalangi jalannya. Baekyung yang melihat itu pun segera masuk ke dalam mobilnya. Ia tidak akan membiarkan wanita yang mengusik pikirannya selama beberapa hari itu pergi dengan mudah. Namun saat ia baru menghidupkan mesin, mobil tesla itu sudah melesat pergi.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bloody Girl   07. Ancaman

    Tin!!Haeun mengalihkan tatapannya ke arah jalan saat mobil merah membunyikan klaksonnya. Terlihat Eunra yang keluar dari mobil dengan mengenakan topi baseball. Wanita yang terpaut dua tahun darinya itu berlari kecil. Ia melirik pria berpakaian hitam yang ada di dekat Haeun."Siapa dia?" tanya Eunra.Haeun mengedikkan bahunya. "Entahlah, mungkin dia ingin duduk juga."Haeun mengamit lengan Eunra lalu ia bergegas pergi dari sana. Ia mengambil alih kursi kemudi, sedangkan Eunra duduk di sampingnya. Sebelum pergi, ia melihat ke arah taman itu. Namun sosok pria berpakaian hitam itu sudah menghilang. Haeun tersenyum miring, lalu ia melajukan mobil itu. Firasatnya mengatakan bahwa sebentar lagi hidupnya akan terganggu oleh pria itu.~~~Haeun membelalakkan kedua matanya saat melihat pria tinggi berdiri di depan rumahnya. Eunra yang semula ingin keluar mobil langsung ditahan oleh Haeun. Ia menggelengkan kepalanya

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bloody Girl   08. Akhir dari kegagalan

    Setelah para pria bertubuh besar itu pergi, Haeun langsung membawa masuk Eunra ke dalam ruangan kerjanya. Ia memerintahkan Baekyung untuk tetap di luar karena ruangan itu bersifat rahasia. Haeun merebahkan Eunra di salah satu ranjang yang biasa menjadi tempat tidurnya jika kelelahan. Haeun membersihkan luka lebam yang ada di wajah Eunra menggunakan air hangat, karena ia tidak memiliki es batu. Ia tak mungkin menyuruh Baekyung untuk mencari es batu. Maka dari itu ia akan memberikan pertolongan dengan bahan seadanya.Setelah semua luka sudah dibersihkan, Haeun mengoleskan salep untuk mempercepat proses penyembuhan. Setelah selesai, ia langsung keluar dari ruangan tersebut. Ia melihat Baekyung yang sedang merapikan barang yang berserakan di lantai. Beberapa masih bisa diselamatkan, tapi untuk minuman dan makanan cair sudah terlanjur rusak. Mungkin ini akan menjadi kerugian terbesarnya, tapi ia tidak terlalu memikirkan hal itu. Toko ini hanyalah sebuah sampul untuk pekerjaa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bloody Girl   09. Diculik

    Waktu sudah tengah malam, tapi Haeun masih terjaga. Ia tengah memandangi layar laptopnya. Matanya terus meneliti setiap kata yang keluar. Ia akan terus menyelidiki siapa sebenarnya Baekyung. Bisa-bisanya selama ini ia tidak sadar dengan kehadiran polisi di sekitarnya. Ia menggulir layar laptop itu ke bawah, terdapat banyak foto anggota kepolisian. Ia mengamatinya satu per satu, tapi tidak ada satu pun yang terlihat seperti pria tersebut. Tiba-tiba ponsel di sampingnya bergetar. Haeun segera menjawab panggilan dari kliennya tersebut."Seseorang mengikutiku!" pekik Youngsoo dari telepon.Haeun menghela napasnya pelan. Rupanya ia masih harus bekerja di tengah malam. Inilah yang membuatnya tidak suka bekerja dengan idol. Ia lebih suka bekerja dengan pengusaha kaya yang tidak akan bekerja selama 24 jam."Di mana lokasimu saat ini?" tanya Haeun."Aku sudah mengirimnya!"Setelah mengatakan itu, panggilan langsung berakhir. Ia

    Last Updated : 2024-10-29
  • Bloody Girl   00. Prolog

    "Matilah dengan tenang!"Seorang wanita berpakaian serba hitam itu langsung menyayat leher korbannya tanpa rasa iba sedikit pun. Wajah datarnya bahkan sama sekali tak berubah saat darah mulai mengalir dari bekas sayatan tersebut. Wanita itu mengambil tali dari dalam tas yang selalu dibawanya. Lalu ia mengikat korbannya dengan erat. Setelah itu ia mengangkat tubuh gempal korbannya itu dan membawanya masuk ke dalam mobil. Setibanya di mobil, ia langsung menempelkan label yang bertuliskan 'selesai' dengan tinta berwarna merah.Wanita itu segera melajukan mobilnya dan pergi dari kawasan tersebut. Ia membelah jalan ditemani heningnya malam. Tujuannya kali ini adalah ke sebuah lapangan besar yang terletak di ujung kota Gyeongju. Ia sengaja memilih lokasi itu karena saat ini ia berada di kota Gyeongju, Korea Selatan. Ia membelah jalan yang cukup sepi itu dengan bibir yang terus melengkung indah. Namun senyumnya langsung sirna saat sebuah panggilan masuk dan berder

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Bloody Girl   09. Diculik

    Waktu sudah tengah malam, tapi Haeun masih terjaga. Ia tengah memandangi layar laptopnya. Matanya terus meneliti setiap kata yang keluar. Ia akan terus menyelidiki siapa sebenarnya Baekyung. Bisa-bisanya selama ini ia tidak sadar dengan kehadiran polisi di sekitarnya. Ia menggulir layar laptop itu ke bawah, terdapat banyak foto anggota kepolisian. Ia mengamatinya satu per satu, tapi tidak ada satu pun yang terlihat seperti pria tersebut. Tiba-tiba ponsel di sampingnya bergetar. Haeun segera menjawab panggilan dari kliennya tersebut."Seseorang mengikutiku!" pekik Youngsoo dari telepon.Haeun menghela napasnya pelan. Rupanya ia masih harus bekerja di tengah malam. Inilah yang membuatnya tidak suka bekerja dengan idol. Ia lebih suka bekerja dengan pengusaha kaya yang tidak akan bekerja selama 24 jam."Di mana lokasimu saat ini?" tanya Haeun."Aku sudah mengirimnya!"Setelah mengatakan itu, panggilan langsung berakhir. Ia

  • Bloody Girl   08. Akhir dari kegagalan

    Setelah para pria bertubuh besar itu pergi, Haeun langsung membawa masuk Eunra ke dalam ruangan kerjanya. Ia memerintahkan Baekyung untuk tetap di luar karena ruangan itu bersifat rahasia. Haeun merebahkan Eunra di salah satu ranjang yang biasa menjadi tempat tidurnya jika kelelahan. Haeun membersihkan luka lebam yang ada di wajah Eunra menggunakan air hangat, karena ia tidak memiliki es batu. Ia tak mungkin menyuruh Baekyung untuk mencari es batu. Maka dari itu ia akan memberikan pertolongan dengan bahan seadanya.Setelah semua luka sudah dibersihkan, Haeun mengoleskan salep untuk mempercepat proses penyembuhan. Setelah selesai, ia langsung keluar dari ruangan tersebut. Ia melihat Baekyung yang sedang merapikan barang yang berserakan di lantai. Beberapa masih bisa diselamatkan, tapi untuk minuman dan makanan cair sudah terlanjur rusak. Mungkin ini akan menjadi kerugian terbesarnya, tapi ia tidak terlalu memikirkan hal itu. Toko ini hanyalah sebuah sampul untuk pekerjaa

  • Bloody Girl   07. Ancaman

    Tin!!Haeun mengalihkan tatapannya ke arah jalan saat mobil merah membunyikan klaksonnya. Terlihat Eunra yang keluar dari mobil dengan mengenakan topi baseball. Wanita yang terpaut dua tahun darinya itu berlari kecil. Ia melirik pria berpakaian hitam yang ada di dekat Haeun."Siapa dia?" tanya Eunra.Haeun mengedikkan bahunya. "Entahlah, mungkin dia ingin duduk juga."Haeun mengamit lengan Eunra lalu ia bergegas pergi dari sana. Ia mengambil alih kursi kemudi, sedangkan Eunra duduk di sampingnya. Sebelum pergi, ia melihat ke arah taman itu. Namun sosok pria berpakaian hitam itu sudah menghilang. Haeun tersenyum miring, lalu ia melajukan mobil itu. Firasatnya mengatakan bahwa sebentar lagi hidupnya akan terganggu oleh pria itu.~~~Haeun membelalakkan kedua matanya saat melihat pria tinggi berdiri di depan rumahnya. Eunra yang semula ingin keluar mobil langsung ditahan oleh Haeun. Ia menggelengkan kepalanya

  • Bloody Girl   06. Pelarian

    "Nampaknya kita memang ditakdirkan untuk bertemu kembali," ujar Baekyung. Youngsoo yang berada di kursi belakang mulai penasaran dengan apa yang terjadi. Ia berusaha untuk bisa melihat sosok di luar mobil itu melalui kaca mobil yang sedikit terbuka. Baekyung yang sedang menatap Haeun tanpa sengaja melihat kehadiran Youngsoo. Ia tersenyum tipis, lalu mendekatkan wajahnya pada Haeun. "Hebat ... kau bahkan dekat dengan bintang yang sedang bersinar," ujar Baekyung setengah berbisik. Haeun tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menjawab semua ucapan Baekyung melalui tatapan tajamnya. Dengan cepat ia menutup kaca mobil tesla itu, lalu memundurkan mobilnya agar bisa lepas dari mobil yang menghalangi jalannya. Baekyung yang melihat itu pun segera masuk ke dalam mobilnya. Ia tidak akan membiarkan wanita yang mengusik pikirannya selama beberapa hari itu pergi dengan mudah. Namun saat ia baru menghidupkan mesin, mobil tesla itu sudah melesat pergi.

  • Bloody Girl   05. Bertemu lagi

    "Serang!"Kang Haeun yang masih belum memprediksi langkah selanjutnya pun mulai panik. Kumpulan gadis remaja itu mulai mendekatinya. Ia terus berusaha untuk memutar otaknya. Matanya menyapu ke segala arah. Sampai akhirnya ia menemukan sosok yang bisa menolongnya. Secepat kilat, ia menarik tubuh Heeyoung yang berada di barisan depan. Ia baru ingat kalau adiknya itu tergabung dalam komunitas Soovers yang bisa di bilang fans fanatik Youngsoo.Heeyoung sempat terkejut, tapi dengan sekali kedipan, gadis itu langsung mengerti maksud kakaknya tersebut. Layaknya aktris yang handal, Heeyoung mampu dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi sangat ketakutan. Padahal biasanya, ia bisa saja dengan mudah mengalahkan siapa pun yang mengganggunya. Tapi demi pekerjaan kakaknya, ia rela menjadi penakut seperti ini."Jika kalian bergerak 1 cm saja, gadis ini akan terluka!" teriak Haeun.Rombongan gadis itu pun membeku di tempat masing-masing. M

  • Bloody Girl   04. Hari pertama

    Kang Haeun memicingkan kedua matanya dari dalam mobil. Pandangannya mengarah pada sosok Youngsoo yang mengenakan setelan jas berwarna hitam. Pria itu baru saja keluar dari kediamannya. Saat itu Haeun seperti bukan melihat manusia, melainkan malaikat. Sosok Youngsoo begitu berkilau disorot oleh sinar matahari pagi. Tubuh besar pria itu terlihat sangat sempurna dipadu dengan jas hitam, terutama bahu lebarnya. Hanya ada satu hal yang membuat Haeun tidak tertarik dengan pria tersebut. Sorot matanya. Ia sangat membenci sorot tajam pria tersebut. Haeun menghela napasnya pelan saat menyadari keputusan yang sudah ia pilih. Mungkin seharusnya ia tidak melibatkan perasaan pada pekerjaannya. Semuanya akan lebih baik jika ia mati rasa. Ia yang masih memiliki hati itu cukup menyulitkan pekerjaannya.Haeun melirik arloji yang melingkar di tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi, mengapa ia sudah berkeliaran di luar rumah? Padahal biasanya ia baru akan mulai bekerja pukul 1 si

  • Bloody Girl   03. Sisi yang berbeda

    Haeun masih berada di ruangannya. Waktu sudah berlalu cukup lama sejak pria bertubuh besar itu pergi. Haeun menatap map yang ada di tangannya. Ia masih belum bisa menentukan pilihannya. Sejujurnya ia merasa sangat tertarik dengan tawaran pria tersebut. Selain bayarannya yang begitu besar, misinya juga tidak terlalu rumit. Menurutnya lebih melelahkan menjaga penyanyi bernama Youngsoo yang merupakan klien pertamanya. Namun masalahnya ada pada Eunra yang duduk di hadapannya. Haeun bisa merasakan sorot tajam dari asisten pribadinya tersebut. Haeun meletakkan map itu, ia melempar senyum tipis pada Eunra. Nampaknya wanita di hadapannya itu cukup penasaran dengan apa yang dipilih oleh Haeun."Aku akan menerima tawaran untuk membunuh Youngsoo," ujar Haeun.Tiba-tiba tubuh Haeun terhuyung hingga membentur lantai saat diterjang oleh seseorang dari belakang. Haeun langsung menolehkan kepalanya. Ia mendesis pelan melihat adiknya yang berada di dekatnya.

  • Bloody Girl   02. Target pembunuhan

    Haeun terpaksa harus pulang ke rumah sebelum operasi selesai. Ia mendapat telepon dari Eunra bahwa toserbanya kedatangan tamu yang tidak ingin membeli apa pun. Haeun sudah tahu apa maksud dari asisten pribadinya tersebut. Sebenarnya toserba itu hanyalah sebuah sampul untuk menutupi profesinya yang merupakan pembunuh bayaran. Selain membunuh, ia juga menerima pekerjaan untuk menjaga seseorang berdasarkan perintah. Setelah itu ia mendapat bayaran yang setimpal.Haeun setengah berlari menuju pinggir jalan yang tak begitu ramai. Tak perlu menunggu lama, ia langsung mendapatkan taxi untuk pulang ke rumah. Ia tidak boleh menyia-nyiakan apa pun yang bisa menghasilkan uang. Baginya uang memang nomor satu, sedangkan keselamatan selalu ada di nomor belakang."Mangwon, Mapugo, kota Seoul. Tolong tiba dalam waktu 7 menit," ujar Haeun pada sopir taxi tersebut.Sopir taxi tersebut mengangguk lalu melajukan mobilnya tersebut. Kondisi jalan yang cukup ramai te

  • Bloody Girl   01. Nama palsu

    "Ditemukan sebuah mobil yang terbakar di jalan raya Gyeongju. Sampai saat ini polisi masih berusaha mengidentifikasi korban yang sudah dalam kondisi mengenaskan."Kang Haeun tersenyum tipis sambil meminum kopinya. Ia merasa cukup terhibur dengan aksi polisi yang menjadi bagian dari bonekanya. Entah sudah berapa banyak kasus yang dibuat olehnya. Sampai saat ini polisi masih belum bisa menemukan siapa pelakunya. Haeun melirik jam yang menempel di dinding. Waktu sudah hampir jam 8 pagi, seharusnya ia sudah mendapatkan bayaran hasil kerjanya kemarin. Tapi sampai detik ini, uang itu masih belum masuk ke rekeningnya. Haeun mendengus pelan, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Nampaknya Eunra yang bekerja sebagai penjaga toserba miliknya sudah datang. Suara keributan barang yang berjatuhan bisa terdengar di telinganya."Eunra-ya, tolong pelan-pelan!" teriak Haeun.Haeun membuka pintu yang menjadi jalur penghubung antara rumahnya dengan toko toser

DMCA.com Protection Status