Home / Romansa / Bittersweet Passion / Bab 82. Aku Mencintaimu!

Share

Bab 82. Aku Mencintaimu!

last update Last Updated: 2023-10-03 21:52:22

Marcel mengambil iPad dan ponselnya yang ada di atas meja. Pria itu segera bergegas untuk masuk ke dalam mobilnya. Bagi Marcel, tidak ada gunanya masih berada di London. Pria itu memutuskan untuk kembali ke Milan. Dia berpikir bahwa Joice sudah memiliki pria lain. Sama sekali tidak membutuhkannya.

“Tuan …” Hendy berlari menghampiri Marcel yang sudah bergegas masuk ke dalam mobil.

Sebelumnya, Hendy sudah melarang Marcel kembali ke Milan. Akan tetapi, sifat keras kepala Marcel memang sangat sulit untuk diberi tahu. Untungnya sekarang Hendy memiliki alasan kuat untuk menghentikan Marcel.

“Ada apa?” Marcel menatap dingin Hendy.

“Tuan, Nyonya Joice kontraksi. Beliau sekarang ada di rumah sakit,” jawab Hendy yang seketika itu juga membuat raut wajah Marcel berubah.

“Ada Albern yang menemaninya, kan?” Marcel mengatakan itu, menahan amarah di dadanya.

Hendy ragu. “Ada, Tuan. Tapi Anda jangan lupa kalau Tuan Albern Wern tidak memiliki hak apa pun. Dalam hal seperti ini Nyonya Joice membutuhkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bittersweet Passion    Bab 83. Semua Telah Selesai

    Marvel Marcellino De LucaJanita Marcella De LucaDua nama bayi kembar laki-laki dan perempuan dari Marcel dan Joice mendapatkan pujian dari para perawat. Nama yang sangat indah. Saat ini Joice sudah berada di ruang rawat VVIP. Setelah melahirkan, Marcel langsung meminta petugas medis memindahkan Joice ke ruang rawat VVIP.Di ruang rawat itu sudah penuh dengan keluarga inti Marcel dan juga keluarga inti Joice. Pun Hana turut ada di sana. Mereka semua hadir di kala mendengar kabar Joice sudah melahirkan.Sambutan sangatlah antusias. Apalagi bayi kembar Marcel dan Joice merupakan cucu pertama pada orang tua Marcel dan juga orang tua Joice. Sekalipun Marcel bukan anak pertama, tapi Marcel yang pertama kali menikah. Sedangkan Joice sudah pasti melahirkan cucu pertama di keluarganya, karena memang Joice adalah anak sulung.Dean nampak tak suka melihat Marcel berada di ruang rawat Joice, namun tentunya pria paruh baya itu tidak mungkin bisa mengusir Marcel. Bagaimanapun, anak yang dilahirka

    Last Updated : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 84. Niat Albern

    Tiga bulan berlalu … Menjadi seorang ibu adalah hal yang paling membahagiakan. Fokus mengurus dua bayi sangat lucu membuatnya begitu merasakan sebuah kebahagiaan yang belum pernah Joice rasakan dalam hidupnya.Hadirnya Marvel dan Janita sebagai pelipur lara Joice. Hari-hari Joice tidak pernah merasakan bosan sedikit pun. Mengurus Marvel dan Janita membuat Joice jauh lebih bersemangat. Joice tidak pernah merasakan kewalahan sedikit pun dalam mengurus Marvel dan Janita. Ada dua perawat khusus yang membantu Joice dalam menjaga Marvel dan Janita. Tidak hanya itu saja, tapi juga Joice mendapatkan dukungan luar biasa dari keluarga besarnya serta keluarga besar Marcel.Selama tiga bulan ini, Marcel memang sering sekali menjenguk Marvel dan Janita, akan tetapi Joice selalu menghindar. Wanita itu seolah memasang dinding penjulang tinggi di antaranya dan Marcel.Joice tidak mau jatuh di lubang yang sama. Tiga bulan ini, dia sudah berjuang mengusir perasaan sedih di hatinya. Dia mengabaikan se

    Last Updated : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 85. Kau Berhak Mendapatkan yang Terbaik

    Keheningan membentang membentuk sebuah ketegangan dan keterkejutan di kala suara berat Dean keluar. Tubuh Joice membeku di tempatnya sama sekali tidak berkutik. Sepasang iris mata abu-abu wanita itu melebar tak percaya.Joice meyakinkan bahwa apa yang didengarnya ini salah, tapi dia tidak akan mungkin salah. Apa yang didengarnya ini jelas bahkan sangat jelas. Albern berniat melamarnya. Ini sudah gila. Yang terkejut bukan hanya Joice saja, tapi juga Hana yang berdiri di samping Brianna. Jelas saja perkataan Dean begitu mengejutkan. Pasalnya, Joice saja baru melahirkan—lalu sekarang Joice sudah dilamar. Ini sangat konyol.“Daddy menyukai Albern.” Dean menambahkan ucapannya. “Dan Daddy rasa sudah seharusnya kau membuka hatimu untuk pria lain.” Lanjutnya meyakinkan.Joice masih belum mampu berkata-kata. Otaknya sulit untuk mencerna semua ini. “Aku harus pulang. Maaf.” Lalu, Joice bangkit berdiri dan memutuskan untuk pulang, namun tepat di kala Joice memutuskan untuk pulang—Albern sudah l

    Last Updated : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 86. Jangan Menerima Lamaran Siapapun!

    Hana tengah menatap Marvel dan Janita yang terlelap di ranjang bayi. Wanita itu langsung menemui Marvel dan juga Janita ketika sudah berbicara dengan Joice. Jujur saja, Hana menyukai Albern menjadi pasangan Joice. Pasalnya, selama ini dia melihat jelas bagaimana Albern bersikap tulus pada Joice.“Marvel, Janita, kalau saja kalian sudah besar pasti kalian akan mendukung Mommy kalian menikah lagi, kan? Bibi tahu, kalian tidak akan mungkin mengharapkan Daddy kandung kalian yang tidak jelas itu.” Hana bergumam pelan mengajak Marvel dan Janita berbicara.Hana sangat yakin seribu persen bahwa kalau Marvel dan Janita sudah bisa berbicara, sudah pasti Marvel dan Janita mendukung Joice bersama dengan Albern. Marcel adalah pria yang tidak guna dan tidak bisa diharapkan sama sekali.Sejak di mana Joice telah bercerai dengan Marcel, Hana lebih menyukai Joice membuka hati untuk pria lain daripada harus tetap tenggelam akan cintanya pada Marcel. Tentu Hana tahu sejak dulu cinta Joice pada Marcel ti

    Last Updated : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 87. Memberikan Peringatan

    “Thanks, Paman. Aku mengerti Joice. Aku memahami dia sedang difase move on. Aku akan menunggu sampai dia siap. Kau jangan khawatir, Paman. Keinginan utamaku adalah membahagiakannya, bukan membuatnya merasa menderita ataupun tidak nyaman.”“Joice beruntung memilikimu yang selalu ada di sisinya. Kalau saja di awal aku sudah bertemu denganmu, maka aku akan menjodohkanmu dengan Joice. Tidak akan pernah aku biarkan Joice menikah dengan pria berengsek.” Albern tersenyum samar mendengar apa yang Dean katakan. “Apa yang sudah berlalu tidak perlu disesali, Paman. Mungkin takdir baru mempertemukanku dengan Joice setelah Joice menikah dengan Marcel, karena ada maksud dan tujuan sendiri.”“Ya, kau benar, Albern. Kau sangat bijak. Aku menyukai caramu berpikir. Baiklah, aku harus meeting. Jika kau ada waktu, sore ini datanglah ke kantorku. Aku ingin mengajakmu minum kopi bersama.” “Tentu aku memiliki waktu, Paman. Aku akan datang ke kantormu. Terima kasih atas undanganmu.” Panggilan telepon ter

    Last Updated : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 88. Kau Hanya Milikku

    “Kau sudah berbicara lagi dengan Joice?”Dean menyesap wine, menatap Albern yang ada di hadapannya. Pria itu sengaja meminta Albern untuk datang ke kantornya. Pria paruh baya itu merasa nyaman ketika berada di dekat Albern. Nyaman dalam konteks—dia yakin bahwa memang Albern adalah sosok yang paling tepat untuk Joice.Jika waktu bisa diputar, yang diinginkan Dean adalah menjodohkan Albern dengan Joice. Dia tidak sudi membiarkan Joice menikah dengan Marcel. Tapi semua telah terjadi. Tidak ada yang bisa disesali karena masa lalu hanya akan berada di masa lalu.“Belum, Paman. Aku masih memberikan ruang untuk Joice. Bagaimanapun, apa yang aku katakan pastinya membuat Joice terkejut. Aku akan berusaha mendekati Joice. Kau tidak usah khawatir, Paman. Aku akan berjuang mendapatkan hati Joice.” Albern membalas ucapan Dean.Dean tersenyum samar. “Aku harap kau bisa sabar menunggu. Karena Joice itu tidak pernah dekat dengan pria mana pun. Sejak dulu dia terlalu buta akan cintanya pada Marcel.”A

    Last Updated : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 89. Mengklaim

    Marcel baru saja menutup panggilan telepon dari asistennya. Waktu menunjukkan pukul satu malam. Dia hendak ingin melihat Marvel dan Janita yang berada di kamar mereka. Dikarenakan masih bayi, kamar Marvel dan Janita masih digabung.Ya, sekarang Marcel masih berada di mansion Joice. Pria itu tak ingin pergi, karena memang dia ingin selalu berada di dekat Joice. Dia memiliki alasan kuat yaitu ingin melihat Marvel dan Janita. Hal tersebut yang membuat Joice pun tak bisa berkutik. Setibanya di kamar Marvel dan Janita, Marcel tak menemukan keberadaan dua bayi kembarnya. Detik itu juga dia langsung bertanya pada salah satu pengasuh yang ada di sana.“Di mana Marvel dan Janita?” tanya Marcel dingin dan datar.“Tadi Nona Janita sempat terbangun, Tuan. Sekarang Tuan Muda Marvel dan Nona Janita dibawa ke kamar Nyonya,” jawab sang pengasuh sopan.Marcel mengangguk merespon ucapan sang pengasuh. Dia segera melangkah meninggalkan tempat itu menuju kamar Joice. Sebelum tidur, Marcel memang wajib

    Last Updated : 2023-10-03
  • Bittersweet Passion    Bab 90. Ucapan dan Tindakan Tidak Sama

    Sejak kehadiran Marcel ke London, harus Joice akui Marvel dan Janita tidak serewel biasanya. Jika rewel, dalam sekejap bisa tenang karena Marcel akan langsung membantu menenangkan Marvel dan Janita. Dua bayi kembar itu seolah sangat tahu bahwa ayah mereka datang.Terkadang, biasanya Marvel dan Janita sangatlah rewel. Bahkan Joice harus membutuhkan extra kerja keras demi menenangkan Marvel dan juga Janita. Akan tetapi, sekarang Joice sudah benar-benar terbantu.Tapi … itu yang membuat Joice merasa hatinya dilanda kebingungan. Di sisi lain, tentunya Joice senang karena Marvel dan Janita bisa dekat dengan ayah mereka. Namun, di sisi lainnya lagi—dia merasa tersiksa berada di dekat Marcel.Hal paling tergila adalah Marcel selalu memperilakukan Joice seolah mereka masih memiliki ikatan suami istri. Padahal seharusnya Marcel sudah menjaga jarak dengan Joice. Tapi kenapa malah pria itu menjadi tak waras?Joice hendak masuk ke dalam kamar ketika dia melihat Marvel dan Janita terlelap dan dija

    Last Updated : 2023-10-03

Latest chapter

  • Bittersweet Passion    Bab 158. Ending Scene (TAMAT)

    Lombok, Indonesia. Menepuh perjalanan jauh dari London ke Lombok adalah hal yang tak pernah Joice sangka-sangka. Saat usia Janita dan Marvel dua tahun, Joice pernah diajak Marcel ke Bali dan Jakarta. Hanya saja dia belum pernah ke Lombok. Wanita cantik itu takjub, di kala Marcel membawanya benar-benar berkeliling pedesaan.Joice tak pernah mengira Marcel akan membawanya serta tiga anaknya berlibur ke Lombok. Liburan di benua Eropa dan Amerika adalah hal biasa untuk Joice bersama keluarga. Akan tetapi, liburan ke Asia benar-benar sangat menakjubkan!“Sayang, ini indah sekali. Terima kasih sudah membawaku ke sini.” Mata Joice berkaca-kaca menatap Marcel dengan haru.Marcel mengecup kening Joice. “Aku sudah yakin kau akan menyukai tempat ini.”Joice tersenyum lembut seraya menatap tiga anaknya yang sedang berlari-larian. “Waktu terasa sangatlah cepat. Dulu, aku selalu hidup berdua dengan Hana. Ke mana pun aku pergi, maka Hana akan ikut denganku. Tapi sekarang semua berubah di kala takdi

  • Bittersweet Passion    Bab 157. Extra Part X

    London, UK. Janji suci pernikahan yang terucap secara bergantian di bibir Landon dan Anya—wanita yang menikah dengan Landon—nampak membuat Joice sejak tadi tersenyum penuh haru bahagia. Sepasang iris mata Joice menunjukkan betapa dia bahagia. Kepingan memori teringat akan masa kecilnya bersama dengan sang adik, membuat Joice meneteskan air mata haru.Landon bertemu dengan Anya saat adiknya itu tengah berlibur ke Singapore. Singkat cerita, mereka hanya berawal berkencan biasa, namun ternyata berujung pada pernikahan. Tentunya perjalanan mereka tak selalu mulus. Ada kalanya naik turun. Tapi Joice selalu memberikan nasihat terbaik untuk adiknya, di kala adiknya mengalami masalah hubungan percintaan.Joice menetap tinggal di Milan, karena ikut dengan sang suami. Jarak tinggalnya dengan orang tua serta adiknya memang jauh, tapi Joice sering sekali mengunjungi London. Banyak keluarga yang tinggal di London, tentunya membuat Joice wajib mengunjungi kota indah itu.Selama proses upacara pern

  • Bittersweet Passion    Bab 156. Extra Part IX

    *Dua minggu lagi hari pernikahanku. Kau pasti akan ke London, kan? Jangan bilang kau sibuk. Aku tidak akan lagi menganggapmu, jika kau sampai tidak datang di hari pernikahanku.* Pesan singkat dari Landon membuat Joice mengulumkan senyumannya. Wanita berparas cantik itu terlihat gemas akan pesan yang dia baca ini. Well, Joice tak akan mungkin hari pernikahan adiknya yang akan diadakan dua minggu lagi.Singkat cerita, beberapa bulan lalu Landon mendatangi Milan, memperkenalkan seseorang wanita cantik yang merupakan calon istri adiknya itu. Joice tentu saja bahagia mendengar kabar Landon akan segera menikah.Sudah sejak lama Joice meminta Landon untuk segera menikah. Karena bagaimanapun, Joice tahu bahwa kedua orang tuanya menginginkan Landon memiliki keluarga seperti dirinya dan Marcel. Doa Joice selama ini terjawab. Adiknya akhirnya dipertemukan dengan takdirnya.“Kenapa kau senyum-senyum seperti itu, Sayang?” Marcel mendekat, menghampiri sang istri. Joice mengalihkan pandangannya,

  • Bittersweet Passion    Bab 155. Extra Part VIII

    “Mommy, Daddy, kami pulang.”Marvel, Janita, dan si bungsu—Maxime—menghamburkan tubuh mereka pada kedua orang tua mereka. Pun tentu Joice dan Marcel membalas pelukan tiga anak mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang.Kemarin, kedua orang tua Marcel sudah kembali ke Milan. Namun, mereka tidak langsung mengembalikan Maxime. Yang mereka lakukan malah menjemput Marvel dan Janita untuk berjalan-jalan. Weekend terakhir, tak ingin diasia-siakan oleh kedua orang tua Marcel itu.Sekarang Marvel, Janita, dan Maxime dipulangkan, karena Marvel dan Janita akan masuk sekolah. Maxime juga dipulangkan, karena pastinya Marcel dan Joice sangatlah merindukan putra bungsu mereka.“Sayang Mommy. Ah, kalian baru pulang jalan-jalan. Pasti kalian happy.” Joice menciumi ketiga anaknya itu. Bergantian dengan Marcel yang kini menciumi tiga anaknya. “Mommy kami senang sekali diajak jalan-jalan Grandpa Mateo dan Grandma Miracle,” ucap Janita dengan riang gembira.Joice tersenyum mendengar apa yang dikatakan

  • Bittersweet Passion    Bab 154. Extra Part VII

    Joice turun dari mobil, dan melangkah terburu-buru masuk ke dalam mansion menuju kamar. Tentu saja, Marcel segera menyusul Joice yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar mereka. Sejak di mana bertemu dengan Poppy—Joice memang terlihat masih marah. Padahal seharusnya Joice sudah tidak lagi marah padanya.“Joice, kau masih mendiamiku setelah aku memberikan penjelasan padamu?” Marcel masuk ke dalam kamar, mendekat pada Joice.“Aku ingin istirahat, Marcel. Tolong kau keluar.” Joice tetap bersikap dingin, dan acuh, meminta Marcel untuk keluar. Dia masih enggan untuk bicara dengan suaminya. Sekalipun, tadi dia sudah bertemu dengan Poppy—tetap saja dia masih kesal dan marah.Marcel berusaha bersabar menghadapi sang istri yang cemburu buta. Dia menarik tangan Joice—membuat tubuh istrinya itu masuk ke dalam dekapannya. Tampak Joice berontak di kala Marcel memeluknya dengan erat.“Marcel, lepaskan aku! Lepas!” Joice mendorong dada bidang Marcel.“Jika kau berontak, maka aku akan benar-benar b

  • Bittersweet Passion    Bab 153. Extra Part VI

    Mobil sport milik Marcel terhenti di sebuah restoran ternama di Milan. Detik itu juga raut wajah Joice berubah menunjukkan jelas kebingungannya. Dia sedang marah, tapi kenapa malah diajak ke restoran? Apa-apaan ini? Sungguh! Joice menjadi semakin kesal pada Marcel.“Marcel, kau kenapa mengajakku ke sini?” seru Joice kesal pada Marcel.“Kita akan bertemu dengan seseorang.” Marcel membuka seat belt-nya, turun dari mobil—dan membukakan pintu mobil untuk istri tercintanya itu.“Bertemu siapa?!” Joice enggan untuk bertemu siapa pun. Dalam kondisi raut wajah yang sedang marah, menunjukkan jelas rasa tak suka jika harus bertemu dengan orang. Entah siapa yang ingin ditunjukkan oleh suaminya itu. Marcel menunduk, membuka seat belt sang istri. “Kau akan tahu, jika kau sudah turun.” Lalu, pria itu menarik tangan istrinya—memaksa untuk turun dari mobil. Joice mendesah kasar ketika tangannya ditarik sang suami masuk ke dalam restoran. Dia tidak memiliki pilihan lain untuk mengikuti suaminya it

  • Bittersweet Passion    Bab 152. Extra Part V

    “Mom, kenapa kau tidur di kamarku? Nanti Daddy kesepian. Kasihan Daddy, Mom. Daddy bilang padaku, dia tidak akan bisa tidur nyenyak, jika tanpa Mommy.” Janita menatap Joice yang tidur di kamarnya. Biasanya ibunya itu akan menemaninya tidur, jika dia tengah sakit. Tapi dia sehat dan baik-baik saja. Itu yang membuat gadis kecil itu bingung.Joice memeluk Janita dan mengecupi pipi bulat putrinya itu. “Mommy sangat merindukanmu. Itu kenapa Mommy tidur denganmu. Memangnya kau tidak suka tidur bersama Mommy?”Janita tersenyum lembut dan manis. “Tentu saja aku suka, Mommy. Aku suka tidur bersama Mommy. Tapi, aku kasihan pada Daddy tidur sendiri. Nanti Daddy kesepian. Bagaimana kalau Daddy diajak tidur bersama kita saja?” Gadis kecil itu memberikan ide luar biasa.“Tidak!” tolak Joice tegas, dengan raut wajah jengkel.“Kenapa tidak, Mommy? Kasihan Daddy tidur sendiri.” Raut wajah Janita muram.“Daddy tidak tidur sendiri. Malam ini Daddy tidur bersama Marvel, Little Girl.” Marcel melangkah men

  • Bittersweet Passion    Bab 151. Extra Part IV

    Weekend tiba. Marvel dan Janita bersorak riang gembira. Dua anak kembar itu libur. Mereka sekarang asik berkutat pada dengan iPad mereka masing-masing. Mereka tenang tak memiliki gangguan. Pasalnya Maxime masih bersama dengan kakek dan nenek mereka. Jika Maxime ada di rumah, sudah pasti adiknya itu akan mengganggu dengan membuat kekacauan. Marvel asik bermain game mobil balap. Janita asik bermain game barbie. Akan tetapi tentu Janita bermain game sambil mengemil cake yang dibuatkan pelayan. Gadis kecil itu memang terkenal sangat menyukai cake manis.“Marvel, Janita. Kalian mendapatkan video call Grandpa Dean dan Grandma Brianna. Ayo jawab telepon kakek kalian dulu.” Joice menghampiri dua anak kembarnya yang tengah asik bermain dengan iPad.“Yes, Mommy.” Marvel dan Janita menjawab dengan patuh. Mereka langsung berlari menghampiri pengasuh mereka—yang tengah memegang ponsel. Dua bocah itu bahagia mendengar kakek dan nenek mereka video call.Joice tersenyum sambil menggeleng-gelengkan k

  • Bittersweet Passion    Bab 150. Extra Part III

    Janita tersenyum-senyum seraya melangkah masuk ke dalam rumah. Gadis kecil cantik itu baru saja pulang sekolah—dengan wajah yang riang gembira. Sayangnya tidak dengan Marvel yang pulang dalam keadaan menekuk bibirnya.“Mommy, aku dan Kak Marvel sudah pulang.” Janita berseru dengan suara cempreng dan nyaring—membuat Marvel harus menutup kedua telinganya.“Anak-anak Mommy sudah pulang.” Joice tersenyum menyambut dua anak kembarnya yang sudah pulang. “Ayo ganti pakaian kalian dulu. Cuci tangan bersih, lalu kita makan siang bersama.”Janita dan Marvel sama-sama mengangguk patuh. Mereka menuju ke kamar mereka masing-masing bersamaan dengan para pengasuh mereka. Tepat di kala Janita dan Marvel sudah masuk ke dalam kamar—Joice bersenandung sambil menyiapkan makanan lezat yang sudah dia siapkan untuk dua anak kembarnya. Joice telah mengurangi pekerjaannya yang bergelut di dunia model. Bukan berhenti, tapi hanya mengurangi porsi pekerjaan. Bisa dikatakan fokus utama Joice adalah mengurus suam

DMCA.com Protection Status