Home / Romansa / Bintang / 04. Bertemu Rival

Share

04. Bertemu Rival

Author: Mita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

04. Bertemu Rival

“Pal, Nopal.”

“Suttt, Pal.”

“Nopal jelek.”

“Nopal burik.”

“Dasar bocah.”

Panggilan-panggilan terus dilayangkan oleh Bulan kepada Naufal yang main game online di benda pipihnya tanpa merasa di ganggu. Naufal hanya berpura-pura tidak mendengarkan, karena Bulan memanggil namanya tidak benar. Bulan meninggalkan Naufal, berlalu pergi ke kamar sahabatnya.

Ia Gabut.

Bulan langsung membuka pintu kamar Bintang tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia sudah terbiasa. Bulan memunculkan kepalanya terlebih dulu dan ternyata tidak ada penghuninya. Bulan langsung masuk lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dengan terlentang menatap langit atap.

Ceklek...

Pintu kamar mandi menampilkan Bintang yang hanya berbalutan handuk dan menampilkan dada bidangnya dengan rambut basah acak-acakan membuat Bulan menatap cengo. Bintang tersadar saat ada bantal yang terkena di mukanya.

“HUWAAA... MATA BULAN UDAH GAK SUCI LAGI...” Teriak Bulan kencang langsung didekap oleh tangan Bintang agar diam.

“Lo ngapain kesini, hm?” Tanya Bintang membuat Bulan diam dan menatapnya lekat.

Bintang melepaskan tangan kekarnya dari mulut Bulan dan menaikkan satu alisnya menggoda tersenyum mengejek. Bulan yang mendapat itu menepuk lengan Bintang dengan keras membuat Bintang sedikit bergerak.

“Pilihin gua baju.” Pinta Bintang kepada Bulan yang memberikan kedua jempolnya dan berdiri ke almari.

Bulan membuka almari lalu memilih baju-baju yang akan dipakai Bintang agar cocok. telunjuknya ia taruh di dagu dengan gaya memikir membuat Bintang yang melihat tersenyum dan menghampiri.

“Nah, dapat.” Pekik Bulan senang dan Bintang langsung mengacak rambut dengan gemas lalu dibalas senyuman manis dari Bulan.

Bulan memberikan kaos hitam bertulis Supreme dan celana jens hitam. langsung diterima dengan senang hati oleh Bintang. pergi ke kamar mandi lagi dan Bulan duduk di depan kaca yang banyak sekali parfum mahal punya Bintang berbagai macam. Bulan merapihkan tatanan rambut yang tergerai dan poni nya.

Tanpa sadar, disebelah Bulan sudah ada Bintang yang menatapnya.

“Lo gerah?” Tanya Bintang membuat Bulan terlonjak kaget menatap kesal dan dibalas senyum.

“Sebenarnya sih, tapi Gua gak bawa ikat rambut.” Jawab Bulan dengan geleng-geleng kepala.

Bintang tidak menjawab, ia langsung menarik rambut panjang Bulan dan mengikat dengan ikat rambut kecil bewarna hitam membuat Bulan tersenyum di depan kaca. Bulan sangatlah senang dengan pantulan di kaca dirinya dan Bintang.

“Udah.” Ujar Bintang memegang kedua bahu Bulan dengan melihat pantulan di kaca.

“Terima kasih, My sahabat.” Ujar Bulan lembut dengan tersenyum tulus dan menyebar di Bintang yang ikut tersenyum juga.

“Stok keripik singkong Lo masih ada atau sudah habis?” Tanya Bintang mengalihkan pembicaraannya.

“Emm... dibuat habis aja lah.” Jawab Bulan terkekeh melihat Bintang menampilkan muka datar.

Bintang menyentil kening Bulan, “dasar. yok beli, Gua traktir.” Ujarnya.

“Cus... berangkat.” Ajak Bulan menarik lengan Bintang keluar dari kamarnya.

Bintang dan Bulan berjalan menuju Supermarket terdekat dengan permintaan Bulan. katanya sekali-kali merasakan hidup zaman dulu tanpa kendaraan. Bulan bersenandung kecil dengan menggoyangkan tangan yang tidak digenggam oleh Bintang.

Mereka berdua telah sampai di tujuannya. tapi, Bintang meninggalkan Bulan di tempat duduk depan supermarket  untuk pergi mengambil uang yang ada di Atm. tiba-tiba ada yang menepuk pundak Bulan dengan keras membuat si empu kaget.

“Serahin dompet dan barang berharga Lo, atau Lo pilih mati.” ujar Seseorang membuat Bulan menoleh kearahnya.

“BANG ALI...” teriak Bulan senang dan langsung memeluknya hingga semua menatap mereka.

Yang dipanggil Ali kaget, ternyata targetnya ialah Bulan Purnama Sugeng yang baginya sangat ngeselin. ia malu saat menjadi pusat perhatian.

“Bulan.” panggil Bintang membuat pelukan mereka terlepas.

“Bin, ada bang Ali.” ujar Bulan.

Bintang menoleh kearah orang berbadan besar dengan memakai jaket biru laut sobek-sobek yang cengengesan. Bintang langsung bersalaman ala laki-laki dan dapat perlakuan baik.

“Lo masih sama bocah ingusan ini?” tanya Ali sambil mengejek Bulan.

Bintang menoleh Bulan yang cemberut dengan melototkan matanya dan Bintang mengangguk pertanyaan dari Ali sambil mengelus rambut Bulan. Ali mendengkus kesal melihat keduanya dan dibalas oleh Bulan menjulurkan lidahnya lalu menarik lengan Bintang untuk masuk ke supermarket.

“Dah bang Ali...” teriak Bulan melambaikan tangannya.

Bintang hanya mengangguk buat pamit. Ali makin kesal dengan bocah ingusan Bulan.

“Awas kau bocah ingusan, akan ku balas.” ujar Ali tertawa pelan hingga tidak ada yang tau.

Ali adalah teman dari Lano, keduanya adalah pelatih Bintang dan Bulan. hingga Ali pergi ke luar kota dan baru sekarang pulang malah bertemu dengan bocah ingusan. saat Bulan dan Ali bertemu maka terjadi pertengkaran ataupun perledekan. Ali telah menganggap Bulan adalah adeknya, jadi ia tidak masalah bila seperti itu.

***

Bintang mendorong trolli yang berisikan keripik singkong banyak sekali hingga menumpuk, Bintang hanya bisa sabar menghadapi sang sahabat. saat Bulan ingin berjalan tiba-tiba dirinya menabrak seseorang membuatnya jatuh ke belakang, dan untungnya Bintang sigap menangkap Bulan hingga jatuh ke pelukannya.

Bulan berdiri di bantu Bintang dan menatap si penabrak. tak tau dengan emosi Bulan yang meletup ingin di keluarkan.

“Kalau jalan itu, lihat-lihat bego.” cibir Bulan dengan menunjuk wajah yang berada di depannya.

Bintang mengelus lengan Bulan agar menenangkan emosinya. tapi, hanya sia-sia belaka.

“Heh, Lo itu yang nabrak Gua dan Lo juga marah-marah ke Gua. dasar BEGO.” sungut seorang itu dengan emosi  juga.

Tangan Bulan mengepal sangat erat, amarah nya sudah di puncak.

Bugh...

Bogeman mentah dari Bulan kearah pelipis seorang itu hingga membuatnya mengeluarkan darah. semua pengunjung supermarket menatap mereka. Bulan tidak terganggu dengan tatapan pengunjung. seorang itu merasa malu saat Bulan memukulnya, harga dirinya sudah di injak-injak dengan Bulan.

“Dasar, Rival tak tau diri Lo, Ciko.” cemooh Bulan saat tangannya di tarik oleh Bintang.

Ciko adalah Rival atau musuh dari Bulzigh ataupun Bilgosh. Ciko mempunyai geng bernama Cancer yang sering membuat onar dan selalu saja kalah. Ciko anak SMA SURELLA yang berada disamping SMA DARMA.

Bintang langsung menuju kasir lalu membayar belanjaannya dengan cepat. keduanya sudah berada di luar supermarket dan pergi ke taman duduk di kursi panjang bewarna putih tulang. setelah mereka duduk, Bintang langsung memeluk Bulan dari arah samping membuat si empu menoleh. 

Bintang menatap Bulan dengan tatapan khawatir dan lembut membuat Bulan nyaman menatap mata itu. Bulan memegang pipi kiri Bintang dan mengelus lembut hingga Bintang memejamkan matanya menikmati usapan kecil dari Bulan.

“Terima kasih, Bintang.” ucap Bulan.

Bulan mendekat hingga kening mereka menempel satu sama lain, Bintang membuka mata dan ia sangat terpana dengan mata indah Bulan yang membuatnya nyaman.

Bulan mengalungkan tangan nya ke leher Bintang dengan senyuman manis. Bintang menampilkan senyum sangat menawan dan tidak pernah ia lihatkan ke siapapun sambil mengeratkan ke pinggang Bulan, Bulan yang melihat senyuman Bintang membuat jantungnya berdetak tak karuan.

Bintang menjawil hidung Bulan membuatnya kesal dan cemberut.

“Di senyumin doang aja, jantung Lo udah gak kuat, hahaha.” tawa Bintang sangat mengejek bagi Bulan.

“Ngeselin Lo, Bintang Sebastian Darmawan.” teriak Bulan.

Bintang yang mendengar itu langsung berlari sambil membawa belanjaan nya, dirinya tidak mau dapat amukkan dari sang singa betina. Bulan terus mengejar Bintang dengan teriak.

“Cancer akan balas dendam.” gumam seseorang di balik pohon sambil menatap punggung Bulan dan Bintang.

_________________________________

Follow I*******m : sayyidamita

Related chapters

  • Bintang   05. Pemilu

    05. PemiluSrek...Gorden bewarna putih terbuka dengan kencang membuat si gadis yang lagi tidur terganggu, cahaya menembus di dinding transparan mengenai wajahnya membuat ia terpaksa membuka mata yang masih mengantuk.“Lo selalu gitu Bin, gak ada lembut-lembutnya bangunin putri cantik.” kesal Bulan sambil sesekali menguap lebar.Bintang tak menjawab, dirinya malah mengangkat tubuh Bulan agar berdiri di atas kasur yang tingginya hanya se-telinga Bintang. Bintang merapihkan rambut Bulan yang acak-acakan dan meraup wajah dengan tangan kekarnya.Bintang raih kedua tangan Bulan mengaitkan ke belakang lehernya dan mengangkat menuju kamar mandi, kepala Bulan senderkan ke bahu Bintang dengan menutup mata.Bulan di dudukan ke walk close dan Bintang mengambil air di tangan kanan nya, lalu mengusap ke wajah Bulan yang membuat si empu kaget dan menatap tajam tapi tak di hiraukan. Bintang mengambil pasta gigi sengan ukuran sangat pas untuk Bu

  • Bintang   06. Bintang dan Bulan

    06. Bintang dan BulanSetelah acara pemilu, semua murid di pulangkan lebih awal membuat semua merasa senang. Bulan masih bersama inti Bulzigh, dia tidak tau dimana Bntang bersama anggota Bilgosh. mereka bercanda ria. tiba-tiba Leon bersama teman-teman nya datang mengampiri mereka, lenih tepat nya ke Bulan.“Bul.” panggil Leon dengan nada pelan.Bulan dan anggota Bulzigh menatap mereka dengan berbagai tatapan, membuat Jio dan Luntung meneguk ludah nya kasar ngeri melihat cewek-cewek yang kekuatan seperti samson.“Tinggal Lo Bul saudara Gua. maaf.” lirih Leon menunduk membuat teman-teman nya menganga kaget dengan ucapan terakhir.Ketiga sahabat Bulan tersenyum mengejek kearah lima cowok yang di depan nya, membuat ketiga cowok kesal kecuali Leon dan Deni tentu nya.“Ada apa ya kak Leon? bicarain tentang Osis? tapi, sekarang sudah pulang, kakak kelas terhormat.” ujar Bulan dengan senyum terpaksa.Leon t

  • Bintang   07. Bulan Hilang

    07. Bulan Hilang“Hai, kita bertemu lagi Bulan.”Ucapan seseorang dari arah samping kanan membuat Bulan menoleh dan Bintang juga. kedua nya memutar bola mata nya malas melihat seseorang itu yang tersenyum smirk tapi bagi Bulan itu sangat menjengkelkan. Bulan ingin mencabik-cabikkan wajah songong nya.Dia, Ciko ketua geng Cancer.Bulan melipatkan kedua tangan nya di depan dada, “Lo ngapain kesini? ah, Gua tau. pasti Lo mau beli kue Hello kitty yang warna Merah muda, Lo kan kaya cewek, Banci.” ujar nya dengan senyum mengejek.Ciko sangat geram dengan mengepalkan kedua tangan nya menjadi pelampiasan amarah nya, Bulan yang mengetahui itu makin melebarkan senyum nya sambil menatap Ciko dengan kedua alis naik turun.“Em, Bin. kaya nya Lisa bakal punya sepupu cewek deh.” nyindir Bulan kepada Bintang sambil melirik kearah Ciko.Bintang yang mendapatkan ucapan dari Bulan yang bagi dirinya itu sangat ko

  • Bintang   08. Bintang Kesetanan

    Bugh..."Sudah gua duga kalau lo yang culik Bulan gua, mati aja lo!"Pukulan demi pukulan terus dilayangkan dengan keras dan kencang mendarat ke wajah tampan Ciko. Bintang tidak membiarkan, ada celah sedikitpun untuk Ciko membalasnya.Bulan hanya melihat tanpa mencegah, hanya ada senyuman sendu menatap Bintang yang membabi buta Ciko dengan sadis.Tidak sia-sia dirinya percaya bila Bintang akan datang menyelamatkan dari iblis seperti Ciko.Suara derap kaki berlari menghampiri mereka membuat Bulan menoleh menatap, disana ada keluarganya dan semua anggota BULZIGH ataupun BILGOSH.Mama Ina menangis di pelukan sang bocil Naufal melihat banyak sekali lebam-lebam bewarna ungu di sekujur Bulan, ia seperti tidak becus menjaga sang putri dari sahabatnya.Lano dan Amar yang melihat sang putri yang mereka sayang dan jaga dari apapun, kedua tangannya mengepalkan erat dan raut wajah memerah. Menahan emosi.

  • Bintang   01. Awal

    01. AwalGadis kecil menatap luar jendela dari mobil hitamnya, dikendarai oleh sang Pahlawan baginya. dialah sosok Ayah yang sangat di sayangi bernama ORLANO SUGENG. cinta pertama bagi gadis kecil itu. mereka menuju rumah barunya untuk meninggalkan rumah lama nya yang penuh dengan kebahagiaan bersama sang Bunda yang sudah meninggal dunia. Hingga membuatnya tidak akan lagi mendapatkan kasih sayang dari sang Bunda, malaikat tak bersayap.Setelah lamanya perjalanan yang hanya dipenuhi dengan keheningan membuat sang Ayah menghela nafas kasar. Ia juga sangat terpukul saat kejadian yang menerpa kepada sang istri tercinta, hingga merengutkan nyawa.Mobil berhenti di depan rumah yang sangat besar bewarna maroon gold, si gadis kecil langsung menoleh kearah sang Ayah yang membuka pintu mobil berjalan kearah kedua paruh baya dan satu bocah laki-laki yang seumuran dengannya.“Assalamualaikum, bagaimana kabar keluarga Lo? Lo pasti kangen Gua ka

  • Bintang   02. Hukuman

    02. HukumanSeorang gadis yang memakai ikat rambut menjadi dua yang terkesan imut dengan tubuh mungil, ia berlari tanpa mempedulikan sahabat nya yang berada di belakang nya dengan ikut berlari juga. tapi, hanya menampilkan raut wajah datar nya. Mereka kejar-kejaran tanpa mempedulikan waktu.Gadis berlari dengan sesekali melihat kearah jam tangan bewarna putih gold yang berada di tangan kirinya. sang sahabat yang dibelakang nya hanya bisa menatap dan ikut berlari dengan santai.Bruk...Suara yang kencang hingga membuat semua berlalu lalang menatap kearah suara itu. Gadis tadi menabrak tiang setelah melewati gerbang rumah dan tersungkur jatuh ke bawah dengan gaya tak bagusnya.Sangat sakit! Dan malu tentunya.“HAHAHA.” Tawa kencang nada mengejek hingga membuat semua menatap nya dengan terpana, membuat si gadis mendongakkan kepala nya dan mendapati cowok nyebelin di depan muka nya dengan memegang perut karena kram.“Die

  • Bintang   03. BILGOSH vs BULZIGH

    03. BILGOSH vs BULZIGH“EKHEM.” Deheman keras seseorang membuat mereka berdua terlonjak kaget dan mencari suara itu. dan saat melihat kearah belakangm mendapati sahabat-sahabat laknatnya dengan tersenyum jahil.Bulan memutar bola matanya malas melihat sahabat-sahabat nya yang seperti kambing yang lagi mengamuk. ia malas meladeni godaan dari mereka yang tidak bermutu.“Kalian berdua bolos ye?” Tanya Danil dengan menunjuk kearah keduanya dengan bergantian.“Gak!” Jawab keduanya kompak dengan wajah datar menahan ke-kesalan.“Kalian di hukum pak Anu, ye?” Tanya Lica memincingkan dengan senyum menggoda.“Ye.” Lagi-lagi keduanya menjawab bersamaan.“Kalian, yang bikin pak Anu marah-marah ye?” Tanya Andra.“Ye.” Jawab nya dengan kompak lagi.“BANGSAT, BERARTI KALIAN YANG BIKIN PAK ANU NGAMOK KAYA MONYET BETINA.” Teriak Naya keras den

Latest chapter

  • Bintang   08. Bintang Kesetanan

    Bugh..."Sudah gua duga kalau lo yang culik Bulan gua, mati aja lo!"Pukulan demi pukulan terus dilayangkan dengan keras dan kencang mendarat ke wajah tampan Ciko. Bintang tidak membiarkan, ada celah sedikitpun untuk Ciko membalasnya.Bulan hanya melihat tanpa mencegah, hanya ada senyuman sendu menatap Bintang yang membabi buta Ciko dengan sadis.Tidak sia-sia dirinya percaya bila Bintang akan datang menyelamatkan dari iblis seperti Ciko.Suara derap kaki berlari menghampiri mereka membuat Bulan menoleh menatap, disana ada keluarganya dan semua anggota BULZIGH ataupun BILGOSH.Mama Ina menangis di pelukan sang bocil Naufal melihat banyak sekali lebam-lebam bewarna ungu di sekujur Bulan, ia seperti tidak becus menjaga sang putri dari sahabatnya.Lano dan Amar yang melihat sang putri yang mereka sayang dan jaga dari apapun, kedua tangannya mengepalkan erat dan raut wajah memerah. Menahan emosi.

  • Bintang   07. Bulan Hilang

    07. Bulan Hilang“Hai, kita bertemu lagi Bulan.”Ucapan seseorang dari arah samping kanan membuat Bulan menoleh dan Bintang juga. kedua nya memutar bola mata nya malas melihat seseorang itu yang tersenyum smirk tapi bagi Bulan itu sangat menjengkelkan. Bulan ingin mencabik-cabikkan wajah songong nya.Dia, Ciko ketua geng Cancer.Bulan melipatkan kedua tangan nya di depan dada, “Lo ngapain kesini? ah, Gua tau. pasti Lo mau beli kue Hello kitty yang warna Merah muda, Lo kan kaya cewek, Banci.” ujar nya dengan senyum mengejek.Ciko sangat geram dengan mengepalkan kedua tangan nya menjadi pelampiasan amarah nya, Bulan yang mengetahui itu makin melebarkan senyum nya sambil menatap Ciko dengan kedua alis naik turun.“Em, Bin. kaya nya Lisa bakal punya sepupu cewek deh.” nyindir Bulan kepada Bintang sambil melirik kearah Ciko.Bintang yang mendapatkan ucapan dari Bulan yang bagi dirinya itu sangat ko

  • Bintang   06. Bintang dan Bulan

    06. Bintang dan BulanSetelah acara pemilu, semua murid di pulangkan lebih awal membuat semua merasa senang. Bulan masih bersama inti Bulzigh, dia tidak tau dimana Bntang bersama anggota Bilgosh. mereka bercanda ria. tiba-tiba Leon bersama teman-teman nya datang mengampiri mereka, lenih tepat nya ke Bulan.“Bul.” panggil Leon dengan nada pelan.Bulan dan anggota Bulzigh menatap mereka dengan berbagai tatapan, membuat Jio dan Luntung meneguk ludah nya kasar ngeri melihat cewek-cewek yang kekuatan seperti samson.“Tinggal Lo Bul saudara Gua. maaf.” lirih Leon menunduk membuat teman-teman nya menganga kaget dengan ucapan terakhir.Ketiga sahabat Bulan tersenyum mengejek kearah lima cowok yang di depan nya, membuat ketiga cowok kesal kecuali Leon dan Deni tentu nya.“Ada apa ya kak Leon? bicarain tentang Osis? tapi, sekarang sudah pulang, kakak kelas terhormat.” ujar Bulan dengan senyum terpaksa.Leon t

  • Bintang   05. Pemilu

    05. PemiluSrek...Gorden bewarna putih terbuka dengan kencang membuat si gadis yang lagi tidur terganggu, cahaya menembus di dinding transparan mengenai wajahnya membuat ia terpaksa membuka mata yang masih mengantuk.“Lo selalu gitu Bin, gak ada lembut-lembutnya bangunin putri cantik.” kesal Bulan sambil sesekali menguap lebar.Bintang tak menjawab, dirinya malah mengangkat tubuh Bulan agar berdiri di atas kasur yang tingginya hanya se-telinga Bintang. Bintang merapihkan rambut Bulan yang acak-acakan dan meraup wajah dengan tangan kekarnya.Bintang raih kedua tangan Bulan mengaitkan ke belakang lehernya dan mengangkat menuju kamar mandi, kepala Bulan senderkan ke bahu Bintang dengan menutup mata.Bulan di dudukan ke walk close dan Bintang mengambil air di tangan kanan nya, lalu mengusap ke wajah Bulan yang membuat si empu kaget dan menatap tajam tapi tak di hiraukan. Bintang mengambil pasta gigi sengan ukuran sangat pas untuk Bu

  • Bintang   04. Bertemu Rival

    04. Bertemu Rival“Pal, Nopal.”“Suttt, Pal.”“Nopal jelek.”“Nopal burik.”“Dasar bocah.”Panggilan-panggilan terus dilayangkan oleh Bulan kepada Naufal yang main game online di benda pipihnya tanpa merasa di ganggu. Naufal hanya berpura-pura tidak mendengarkan, karena Bulan memanggil namanya tidak benar. Bulan meninggalkan Naufal, berlalu pergi ke kamar sahabatnya.Ia Gabut.Bulan langsung membuka pintu kamar Bintang tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia sudah terbiasa. Bulan memunculkan kepalanya terlebih dulu dan ternyata tidak ada penghuninya. Bulan langsung masuk lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dengan terlentang menatap langit atap.Ceklek...Pintu kamar mandi menampilkan Bintang yang hanya berbalutan handuk dan menampilkan dada bidangnya dengan rambut basah acak-acakan membuat Bulan menatap cengo. Bintang tersadar saat ada bantal yang terkena

  • Bintang   03. BILGOSH vs BULZIGH

    03. BILGOSH vs BULZIGH“EKHEM.” Deheman keras seseorang membuat mereka berdua terlonjak kaget dan mencari suara itu. dan saat melihat kearah belakangm mendapati sahabat-sahabat laknatnya dengan tersenyum jahil.Bulan memutar bola matanya malas melihat sahabat-sahabat nya yang seperti kambing yang lagi mengamuk. ia malas meladeni godaan dari mereka yang tidak bermutu.“Kalian berdua bolos ye?” Tanya Danil dengan menunjuk kearah keduanya dengan bergantian.“Gak!” Jawab keduanya kompak dengan wajah datar menahan ke-kesalan.“Kalian di hukum pak Anu, ye?” Tanya Lica memincingkan dengan senyum menggoda.“Ye.” Lagi-lagi keduanya menjawab bersamaan.“Kalian, yang bikin pak Anu marah-marah ye?” Tanya Andra.“Ye.” Jawab nya dengan kompak lagi.“BANGSAT, BERARTI KALIAN YANG BIKIN PAK ANU NGAMOK KAYA MONYET BETINA.” Teriak Naya keras den

  • Bintang   02. Hukuman

    02. HukumanSeorang gadis yang memakai ikat rambut menjadi dua yang terkesan imut dengan tubuh mungil, ia berlari tanpa mempedulikan sahabat nya yang berada di belakang nya dengan ikut berlari juga. tapi, hanya menampilkan raut wajah datar nya. Mereka kejar-kejaran tanpa mempedulikan waktu.Gadis berlari dengan sesekali melihat kearah jam tangan bewarna putih gold yang berada di tangan kirinya. sang sahabat yang dibelakang nya hanya bisa menatap dan ikut berlari dengan santai.Bruk...Suara yang kencang hingga membuat semua berlalu lalang menatap kearah suara itu. Gadis tadi menabrak tiang setelah melewati gerbang rumah dan tersungkur jatuh ke bawah dengan gaya tak bagusnya.Sangat sakit! Dan malu tentunya.“HAHAHA.” Tawa kencang nada mengejek hingga membuat semua menatap nya dengan terpana, membuat si gadis mendongakkan kepala nya dan mendapati cowok nyebelin di depan muka nya dengan memegang perut karena kram.“Die

  • Bintang   01. Awal

    01. AwalGadis kecil menatap luar jendela dari mobil hitamnya, dikendarai oleh sang Pahlawan baginya. dialah sosok Ayah yang sangat di sayangi bernama ORLANO SUGENG. cinta pertama bagi gadis kecil itu. mereka menuju rumah barunya untuk meninggalkan rumah lama nya yang penuh dengan kebahagiaan bersama sang Bunda yang sudah meninggal dunia. Hingga membuatnya tidak akan lagi mendapatkan kasih sayang dari sang Bunda, malaikat tak bersayap.Setelah lamanya perjalanan yang hanya dipenuhi dengan keheningan membuat sang Ayah menghela nafas kasar. Ia juga sangat terpukul saat kejadian yang menerpa kepada sang istri tercinta, hingga merengutkan nyawa.Mobil berhenti di depan rumah yang sangat besar bewarna maroon gold, si gadis kecil langsung menoleh kearah sang Ayah yang membuka pintu mobil berjalan kearah kedua paruh baya dan satu bocah laki-laki yang seumuran dengannya.“Assalamualaikum, bagaimana kabar keluarga Lo? Lo pasti kangen Gua ka

DMCA.com Protection Status