06. Bintang dan Bulan
Setelah acara pemilu, semua murid di pulangkan lebih awal membuat semua merasa senang. Bulan masih bersama inti Bulzigh, dia tidak tau dimana Bntang bersama anggota Bilgosh. mereka bercanda ria. tiba-tiba Leon bersama teman-teman nya datang mengampiri mereka, lenih tepat nya ke Bulan.
“Bul.” panggil Leon dengan nada pelan.
Bulan dan anggota Bulzigh menatap mereka dengan berbagai tatapan, membuat Jio dan Luntung meneguk ludah nya kasar ngeri melihat cewek-cewek yang kekuatan seperti samson.
“Tinggal Lo Bul saudara Gua. maaf.” lirih Leon menunduk membuat teman-teman nya menganga kaget dengan ucapan terakhir.
Ketiga sahabat Bulan tersenyum mengejek kearah lima cowok yang di depan nya, membuat ketiga cowok kesal kecuali Leon dan Deni tentu nya.
“Ada apa ya kak Leon? bicarain tentang Osis? tapi, sekarang sudah pulang, kakak kelas terhormat.” ujar Bulan dengan senyum terpaksa.
Leon terkejut dengan panggilan Bulan untuk nya. ia bodoh, sangat bodoh. kenapa malah seperti ini.
“Bul, Gu—“ Bulan mengangkat tangan kanan nya ke depan wajah Leon menandakan berhenti.
Bulan melipatkan kedua tangan nya di depan dada dengan menunjuk kepada sahabat-sahabatnya pakai dagu, ketiga teman nya mengerti dengan kode Bulan. mereka maju, sehingga sekarang berada di samping Bulan dengan melipatkan kedua tangan di depan dada.
“Gini ya, abang Leon Sillin Sugeng, sepupu dari Bulan Purnama Sugeng anak dari Andres Dilland Sugeng. Lo udah gak anggap Bulan sepupu Lo di teman-teman Lo. huh, padahal Bulan anggap Lo sepupu di teman-teman nya ataupun di musuh nya. mereka semua tau kalau Lo itu orang yang sangat berarti buat Bulan.” ujar Naya dengan wajah datar.
“Lo ingat kejadian waktu itu, saat geng Lo baku hantam sama mafia Diamond Black dan kalian di culik sama mereka?” tanya Lala membuat kelima cowok kaget.
Kelima nya diam ingin mendengarkan kelanjutan nya.
“bulzigh lah yang lawan mafia itu atas perintah Bulan. Bulan sama Bintang waktu itu berantem, karena Bulan ingin menyelamatkan sepupu nya tapi Bintang gak bolehin Bulan sendirian. Bulan masih kekuh, ia kabur tanpa sepengetauan Bintang. Bulan datang dan ketua mafia Diamond Black terkejut kalau Bulan adalah ketua Bulzigh.” ujar Lisa dengan senyuman.
“Abang Samudra, ketua dari mafia Diamond Black.” ujar Bulan tersenyum smirk.
“Kenapa Lo panggil dengan sebutan abang?” tanya Jio bingung.
“Karena dia anggap Gua adek nya, meskipun tidak ada ikatan darah. Gua sama bang Samudra udah kenal dari SMP.” jawab Bulan santai tapi berbeda dengan kelima cowok yang makin terkejut.
Dilain tempat, geng Bulzigh berada di warung dekat sekolah. ada yang bermain catur, bermain kentrung, ada juga yang ber-gibah bikin lingkaran dengan merokok, kecuali Bintang yang hanya bermain benda pipih nya Bulan.
Bintang sesekali tersenyum tipis menatap foto-foto sahabat nya yang hanya ada foto mereka berdua, tidak ada yang sendiri-sendiri.
Bintang beralih ke video, ternyata cuman hanya satu yang berjudul SAHABAT TER-ANEH TAPI AKU SAYANG dengan emot monyet membuat Bintang tersenyum lebar dan itu di ketahui oleh Danal yang dari tadi menatap nya, Danal juga ikut tersenyum, ia senang kalau teman nya senang.
“Gua menang, Lo kalah.” seru salah satu anggota Bulzigh yang bermain catur, bernama Didit.
Lawan nya mengendus kesal, “Apa permintaan Lo?” tanya nya, bernama Joni.
“Gua mau Lo—“
“BANG BINTANG, BANG BINTANG.” teriak seseorang membuat semua menatap nya.
Bintang hanya menaikkan satu alis nya, ia terganggu dengan nya saat akan membuka video itu. seseorang itu masih mengatur nafas nya tersengal karena buru-buru. dia mendongakkan wajah nya menatap Bintang yang raut wajah datar.
“Bang Bintang, hosh... kak Bulan, hosh.. huh, kak Bulan adu bacot sama kak Leon di depan kelas musik.” ujar seseorang membuat Bintang langsung berdiri dan menaruh benda pipih ke saku celana nya.
Bintang berlari tanpa mengucapkan satu kata pun kepada teman-teman nya, dirinya dengar kalau teman-teman nya berteriak memanggil nya dan mengikuti dia dengan berlari.
Bintang bisa mendengar suara Bulan dan Leon bersahutan bernada kesal, tanpa sepengetahuan nya kedua tangan mengepal erat. dia lupa kalau Bulan belum me-maafkan Leon sepenuh nya saat kejadian kak Lili meninggal.
Bintang langsung menarik tangan Bulan sehingga membuat nya memasuki pelukan hangat dari tubuh Bintang dan mengelus rambut panjang dengan lembut, sesekali mencium puncak kepala Bulan agar emosi sahabat nya menurun.
Mereka yang berada di sana hanya menatap kedua nya dengan diam. ada seseorang yang memalingkan wajah nya agar tidak melihat acara berpelukan, membuat hati nya sakit melihat mereka.
“Udah?” tanya Bintang lembut membuat mereka yang mendengar cengo.
Bulan mengangguk mendongakkan kepala nya agar bisa menatap wajah Bintang, “Terima kasih.” ujar nya tulus dan hanya di balas anggukan saja.
Bulan melepaskan pelukan mereka dan membenarkan tatanan rambut nya yang sedikit terlepas dari ikat rambut, Bintang yang peka langsung mengucir rambut Bulan dengan rapi seperti sudah ahli.
“Udahlah, kalian berdua pacaran aja lah.” celutuk Danil dengan nada iri karena jomblo.
“Iya, greget Gua lama-lama.” sahut Andra dengan melipatkan kedua tangan di depan dada.
Bintang dan Bulan saling tatap diam, tiba-tiba Bulan ketawa terbahak-bahak hingga memegang perut nya berbeda dengan Bintang yang tersenyum kecil saja sambil menatap Bulan. mereka semua mengerutkan kening nya.
“Kenapa?” tanya Lisa mewakili mereka semua.
Bulan masih tertawa saja membuat ketiga sahabat nya kesal, “Udah, Bulan.” tegur Bintang wajah datar membuat tawa Bulan langsung berhenti seketika.
Bintang mengacak rambut Bulan, Bulan yang mendapatkan perlakuan itu langsung merangkul lengan Bintang dan tersenyum sangat manis menatap Bintang. seseorang sangat iri dengan Bintang yang mendapatkan senyuman manis dari Bulan.
“Kita itu sahabat, tak akan pernah pisah. kalau menjadi pacar, maka akan pisah. Gua gak mau pisah dari Bintang.” ujar Bulan menatap mereka.
“Karena, Bintang dan Bulan itu sama.” sahut Bintang raut wajah datar.
“Kalau ada Bintang, pasti ada Bulan di samping nya. sebalik nya juga begitu. Gua tanpa ada Bintang, gak bisa apa-apa. Bintang segala nya buat Gua, sampai sepupu aja kalah.” ujar Bulan dengan sedikit menyindir di akhir ucapan nya sambil melirik Leon yang langsung menatap nya sendu.
“Bulan.” tegur Bintang sambil mencubit pipi cubby Bulan.
Kedua jari tulunjuk dan tegah di atas, seperti tanda peace kepada Bintang. seseorang makin merasakan sakit hati mendalam tanpa ada yang tau, karena menyembunyikan dengan wajah tanpa ekspresi.
“Gua mau tanya, boleh?” tanya Bagus yang teman nya Leon dari kelima nya.
Bulan menjawab anggukan kepala dan Bintang hanya menatap saja tanpa ekspresi.
“Kalian pernah tidur bareng? maaf kalau menyinggung.” tanya Bagus menatap kedua nya yang tanpa ekspresi.
Danal, Danil, Andra, Lisa, Lala, Naya, Leon, Deni, Jio, dan Didit sangat terkejut dengan pertanyaan dari Bagus yang sangat sensitif. tapi, mereka menatap Bintang dan Bulan yang terdiam dengan tatapan tanpa ekspresi. mereka khawatir, apa yang akan keduanya lakukan dengan kakak kelas nya.
Bintang dan Bulan terdiam lama, membuat mereka was-was apalagi Bagus yang sudah gemetar takut.
“Sering, tapi kita cuman tidur tanpa ngapa-ngapain. itu aja di kasih pembatas sama Bintang pakai guling yang keras hingga gak bisa berubah. Gua juga sering di bangunin sama Bintang dan di gedong menuju kamar mandi. dia gosokkan gigi Gua tanpa jijik sedikit pun dan juga dia membasuh muka gua yang komuk. banyak deh pokok nya, gak bisa Gua sebut satu persatu. Bintang segala nya buat Gua. Bintang sakit aja, gua masih butuh dia, apalagi sekarang sehat.” perjelas Bulan membuat mereka diam.
Bintang mengelus puncak kepala Bulan dengan lembut membuat si empu tersenyum kearah nya dan Bintang hanya mengangguk.
“Udah ya, ayok pulang.” ajak Bintang bernada lembut.
“Tapi—“
“Pesenan Mama.” ujar Bintang me-potong ucapan Bulan.
“O.. EMJI... HELLOW, GUA LUPA.” teriak Bulan sangat kencang hingga semua refleks menutup telinga kecuali Bintang dan seseorang yang tersenyum.
Bulan langsung menarik pergelangan tangan Bintang tanpa pamitan ke teman-teman nya, membuat mereka mendengkus kesal dengan Bulan.
Keduanya sudah sampai di parkiran dengan acak tarik-menarik, Bulan langsung memasangkan helm kepada Bintang secara asal-asalan membuat si empu menyentil dahi Bulan. Bulan cengengesan menatap Bintang, hingga membuat mata nya menyipit seperti bulan sabit.
Bintang sudah menaikki motor hitam nya dan memasangkan helm bogo kepada Bulan dengan pelan dan rapi. “Naik.” pinta nya.
Bulan langsung menaikki motor nya Bintang dengan bantuan genggaman Bintang buat penyangga dan sudah berada di atas motor hitam langsung melingkarkan kedua tangan di pinggang Bintang. lalu menyenderkan kepala nya ke punggung Bintang dengan nyaman.
Motor hitam melaju melewati gerbang yang menjulang tinggi dan membelah jalan raya dengan kecepatan sedang. Bintang mendengar dari belakang nya yang bersenandung kecil membuat nya tersenyum sambil menatap kaca spion yang menampilkan wajah Bulan yang sangat cantik. Bintang mengakui kalau sahabat nya ini cantik, ia sangat posesif sekali dengan nya dan beruntung nya di terima oleh Bulan.
Bintang mengingat kejadian sewaktu masih SMP, saat menjadi remaja labil. Bulan waktu itu pernah di tembak dengan seorang cowok menjadi pacar nya, Bintang langsung menjawab tidak kepada cowok itu. sehingga membuat cowok itu kesal dan marah, terjadilah pertengkaran sengit antara kedua nya.
Saat Bintang kena pukul terkena pukul dari cowok itu, Bulan sangat marah dan langsung membogem nya berkali-kali tanpa belas kasih. semua sudah mencegah tapi tidak ada yang berhasil, sehingga Bintang bangkit langsung memeluk nya dan seketika pukulan dari Bulan berhenti.
Ucapan Bulan yang selalu di ingat sama Bintang, “Lo sakitin Bintang, sama aja Lo mau masuk ke rumah sakit gara-gara Gua. Gua akan pacaran kalau dapat izin dari Bintang, kalau tidak? maka tidak. camkan itu.” itulah ucapan Bulan yang membuat Bintang senang dan sampai sekarang Bulan tidak pernah pacaran.
“BINTANG, LO KELEWATAN... BEGO.” teriak Bulan membuyarkan lamunan Bintang dan tersadar.
Bintang hanya menyengir menampilkan gigi putih nya kepada Bulan yang menatap nya garang, lalu membelokkan motor hitam menuju toko kue yang bewarna merah muda terkesan imut dan sangat-sangat cewek.
Mereka masuk ke toko kue dengan gandengan tangan kiri seperti sepasang kekasih yang bucin, Bulan memilih berjejeran kue yang bermacam-macam dengan wajah berbinar.
“Kita beli yang seperti biasa ya mbak.” ujar Bintang kepada tukang penjaga kue.
“Di tunggu ya kak.” ujar nya dan di jawab hanya anggukan kepala dari Bintang.
Bintang menatap Bulan yang sangat senang melihat berbagai macam kue, dia mendekati dan meraup wajah nya Bulan membuat si empu kesal.
“Lo mau?” tanya Bintang menaikkan satu alis kanan kepada Bulan.
“Mau. tapi, bayarin ya.” ujar Bulan mengangguk antusias.
Bintang memutar bola mata nya malas, “iya, biasa nya juga gitu.” ujar nya.
Bulan langsung memeluk tubuh Bintang dari samping, “Aaa... sayang mas Bintang pake banget.” ujar nya sambil tersenyum dan langsung di balas pelukan nya dari Bintang.
“Hai, kita bertemu lagi Bulan.” ujar seseorang dengan tersenyum smirk.
_________________________________
Follow I*******m : sayyidamita07. Bulan Hilang“Hai, kita bertemu lagi Bulan.”Ucapan seseorang dari arah samping kanan membuat Bulan menoleh dan Bintang juga. kedua nya memutar bola mata nya malas melihat seseorang itu yang tersenyum smirk tapi bagi Bulan itu sangat menjengkelkan. Bulan ingin mencabik-cabikkan wajah songong nya.Dia, Ciko ketua geng Cancer.Bulan melipatkan kedua tangan nya di depan dada, “Lo ngapain kesini? ah, Gua tau. pasti Lo mau beli kue Hello kitty yang warna Merah muda, Lo kan kaya cewek, Banci.” ujar nya dengan senyum mengejek.Ciko sangat geram dengan mengepalkan kedua tangan nya menjadi pelampiasan amarah nya, Bulan yang mengetahui itu makin melebarkan senyum nya sambil menatap Ciko dengan kedua alis naik turun.“Em, Bin. kaya nya Lisa bakal punya sepupu cewek deh.” nyindir Bulan kepada Bintang sambil melirik kearah Ciko.Bintang yang mendapatkan ucapan dari Bulan yang bagi dirinya itu sangat ko
Bugh..."Sudah gua duga kalau lo yang culik Bulan gua, mati aja lo!"Pukulan demi pukulan terus dilayangkan dengan keras dan kencang mendarat ke wajah tampan Ciko. Bintang tidak membiarkan, ada celah sedikitpun untuk Ciko membalasnya.Bulan hanya melihat tanpa mencegah, hanya ada senyuman sendu menatap Bintang yang membabi buta Ciko dengan sadis.Tidak sia-sia dirinya percaya bila Bintang akan datang menyelamatkan dari iblis seperti Ciko.Suara derap kaki berlari menghampiri mereka membuat Bulan menoleh menatap, disana ada keluarganya dan semua anggota BULZIGH ataupun BILGOSH.Mama Ina menangis di pelukan sang bocil Naufal melihat banyak sekali lebam-lebam bewarna ungu di sekujur Bulan, ia seperti tidak becus menjaga sang putri dari sahabatnya.Lano dan Amar yang melihat sang putri yang mereka sayang dan jaga dari apapun, kedua tangannya mengepalkan erat dan raut wajah memerah. Menahan emosi.
01. AwalGadis kecil menatap luar jendela dari mobil hitamnya, dikendarai oleh sang Pahlawan baginya. dialah sosok Ayah yang sangat di sayangi bernama ORLANO SUGENG. cinta pertama bagi gadis kecil itu. mereka menuju rumah barunya untuk meninggalkan rumah lama nya yang penuh dengan kebahagiaan bersama sang Bunda yang sudah meninggal dunia. Hingga membuatnya tidak akan lagi mendapatkan kasih sayang dari sang Bunda, malaikat tak bersayap.Setelah lamanya perjalanan yang hanya dipenuhi dengan keheningan membuat sang Ayah menghela nafas kasar. Ia juga sangat terpukul saat kejadian yang menerpa kepada sang istri tercinta, hingga merengutkan nyawa.Mobil berhenti di depan rumah yang sangat besar bewarna maroon gold, si gadis kecil langsung menoleh kearah sang Ayah yang membuka pintu mobil berjalan kearah kedua paruh baya dan satu bocah laki-laki yang seumuran dengannya.“Assalamualaikum, bagaimana kabar keluarga Lo? Lo pasti kangen Gua ka
02. HukumanSeorang gadis yang memakai ikat rambut menjadi dua yang terkesan imut dengan tubuh mungil, ia berlari tanpa mempedulikan sahabat nya yang berada di belakang nya dengan ikut berlari juga. tapi, hanya menampilkan raut wajah datar nya. Mereka kejar-kejaran tanpa mempedulikan waktu.Gadis berlari dengan sesekali melihat kearah jam tangan bewarna putih gold yang berada di tangan kirinya. sang sahabat yang dibelakang nya hanya bisa menatap dan ikut berlari dengan santai.Bruk...Suara yang kencang hingga membuat semua berlalu lalang menatap kearah suara itu. Gadis tadi menabrak tiang setelah melewati gerbang rumah dan tersungkur jatuh ke bawah dengan gaya tak bagusnya.Sangat sakit! Dan malu tentunya.“HAHAHA.” Tawa kencang nada mengejek hingga membuat semua menatap nya dengan terpana, membuat si gadis mendongakkan kepala nya dan mendapati cowok nyebelin di depan muka nya dengan memegang perut karena kram.“Die
03. BILGOSH vs BULZIGH“EKHEM.” Deheman keras seseorang membuat mereka berdua terlonjak kaget dan mencari suara itu. dan saat melihat kearah belakangm mendapati sahabat-sahabat laknatnya dengan tersenyum jahil.Bulan memutar bola matanya malas melihat sahabat-sahabat nya yang seperti kambing yang lagi mengamuk. ia malas meladeni godaan dari mereka yang tidak bermutu.“Kalian berdua bolos ye?” Tanya Danil dengan menunjuk kearah keduanya dengan bergantian.“Gak!” Jawab keduanya kompak dengan wajah datar menahan ke-kesalan.“Kalian di hukum pak Anu, ye?” Tanya Lica memincingkan dengan senyum menggoda.“Ye.” Lagi-lagi keduanya menjawab bersamaan.“Kalian, yang bikin pak Anu marah-marah ye?” Tanya Andra.“Ye.” Jawab nya dengan kompak lagi.“BANGSAT, BERARTI KALIAN YANG BIKIN PAK ANU NGAMOK KAYA MONYET BETINA.” Teriak Naya keras den
04. Bertemu Rival“Pal, Nopal.”“Suttt, Pal.”“Nopal jelek.”“Nopal burik.”“Dasar bocah.”Panggilan-panggilan terus dilayangkan oleh Bulan kepada Naufal yang main game online di benda pipihnya tanpa merasa di ganggu. Naufal hanya berpura-pura tidak mendengarkan, karena Bulan memanggil namanya tidak benar. Bulan meninggalkan Naufal, berlalu pergi ke kamar sahabatnya.Ia Gabut.Bulan langsung membuka pintu kamar Bintang tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia sudah terbiasa. Bulan memunculkan kepalanya terlebih dulu dan ternyata tidak ada penghuninya. Bulan langsung masuk lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dengan terlentang menatap langit atap.Ceklek...Pintu kamar mandi menampilkan Bintang yang hanya berbalutan handuk dan menampilkan dada bidangnya dengan rambut basah acak-acakan membuat Bulan menatap cengo. Bintang tersadar saat ada bantal yang terkena
05. PemiluSrek...Gorden bewarna putih terbuka dengan kencang membuat si gadis yang lagi tidur terganggu, cahaya menembus di dinding transparan mengenai wajahnya membuat ia terpaksa membuka mata yang masih mengantuk.“Lo selalu gitu Bin, gak ada lembut-lembutnya bangunin putri cantik.” kesal Bulan sambil sesekali menguap lebar.Bintang tak menjawab, dirinya malah mengangkat tubuh Bulan agar berdiri di atas kasur yang tingginya hanya se-telinga Bintang. Bintang merapihkan rambut Bulan yang acak-acakan dan meraup wajah dengan tangan kekarnya.Bintang raih kedua tangan Bulan mengaitkan ke belakang lehernya dan mengangkat menuju kamar mandi, kepala Bulan senderkan ke bahu Bintang dengan menutup mata.Bulan di dudukan ke walk close dan Bintang mengambil air di tangan kanan nya, lalu mengusap ke wajah Bulan yang membuat si empu kaget dan menatap tajam tapi tak di hiraukan. Bintang mengambil pasta gigi sengan ukuran sangat pas untuk Bu
Bugh..."Sudah gua duga kalau lo yang culik Bulan gua, mati aja lo!"Pukulan demi pukulan terus dilayangkan dengan keras dan kencang mendarat ke wajah tampan Ciko. Bintang tidak membiarkan, ada celah sedikitpun untuk Ciko membalasnya.Bulan hanya melihat tanpa mencegah, hanya ada senyuman sendu menatap Bintang yang membabi buta Ciko dengan sadis.Tidak sia-sia dirinya percaya bila Bintang akan datang menyelamatkan dari iblis seperti Ciko.Suara derap kaki berlari menghampiri mereka membuat Bulan menoleh menatap, disana ada keluarganya dan semua anggota BULZIGH ataupun BILGOSH.Mama Ina menangis di pelukan sang bocil Naufal melihat banyak sekali lebam-lebam bewarna ungu di sekujur Bulan, ia seperti tidak becus menjaga sang putri dari sahabatnya.Lano dan Amar yang melihat sang putri yang mereka sayang dan jaga dari apapun, kedua tangannya mengepalkan erat dan raut wajah memerah. Menahan emosi.
07. Bulan Hilang“Hai, kita bertemu lagi Bulan.”Ucapan seseorang dari arah samping kanan membuat Bulan menoleh dan Bintang juga. kedua nya memutar bola mata nya malas melihat seseorang itu yang tersenyum smirk tapi bagi Bulan itu sangat menjengkelkan. Bulan ingin mencabik-cabikkan wajah songong nya.Dia, Ciko ketua geng Cancer.Bulan melipatkan kedua tangan nya di depan dada, “Lo ngapain kesini? ah, Gua tau. pasti Lo mau beli kue Hello kitty yang warna Merah muda, Lo kan kaya cewek, Banci.” ujar nya dengan senyum mengejek.Ciko sangat geram dengan mengepalkan kedua tangan nya menjadi pelampiasan amarah nya, Bulan yang mengetahui itu makin melebarkan senyum nya sambil menatap Ciko dengan kedua alis naik turun.“Em, Bin. kaya nya Lisa bakal punya sepupu cewek deh.” nyindir Bulan kepada Bintang sambil melirik kearah Ciko.Bintang yang mendapatkan ucapan dari Bulan yang bagi dirinya itu sangat ko
06. Bintang dan BulanSetelah acara pemilu, semua murid di pulangkan lebih awal membuat semua merasa senang. Bulan masih bersama inti Bulzigh, dia tidak tau dimana Bntang bersama anggota Bilgosh. mereka bercanda ria. tiba-tiba Leon bersama teman-teman nya datang mengampiri mereka, lenih tepat nya ke Bulan.“Bul.” panggil Leon dengan nada pelan.Bulan dan anggota Bulzigh menatap mereka dengan berbagai tatapan, membuat Jio dan Luntung meneguk ludah nya kasar ngeri melihat cewek-cewek yang kekuatan seperti samson.“Tinggal Lo Bul saudara Gua. maaf.” lirih Leon menunduk membuat teman-teman nya menganga kaget dengan ucapan terakhir.Ketiga sahabat Bulan tersenyum mengejek kearah lima cowok yang di depan nya, membuat ketiga cowok kesal kecuali Leon dan Deni tentu nya.“Ada apa ya kak Leon? bicarain tentang Osis? tapi, sekarang sudah pulang, kakak kelas terhormat.” ujar Bulan dengan senyum terpaksa.Leon t
05. PemiluSrek...Gorden bewarna putih terbuka dengan kencang membuat si gadis yang lagi tidur terganggu, cahaya menembus di dinding transparan mengenai wajahnya membuat ia terpaksa membuka mata yang masih mengantuk.“Lo selalu gitu Bin, gak ada lembut-lembutnya bangunin putri cantik.” kesal Bulan sambil sesekali menguap lebar.Bintang tak menjawab, dirinya malah mengangkat tubuh Bulan agar berdiri di atas kasur yang tingginya hanya se-telinga Bintang. Bintang merapihkan rambut Bulan yang acak-acakan dan meraup wajah dengan tangan kekarnya.Bintang raih kedua tangan Bulan mengaitkan ke belakang lehernya dan mengangkat menuju kamar mandi, kepala Bulan senderkan ke bahu Bintang dengan menutup mata.Bulan di dudukan ke walk close dan Bintang mengambil air di tangan kanan nya, lalu mengusap ke wajah Bulan yang membuat si empu kaget dan menatap tajam tapi tak di hiraukan. Bintang mengambil pasta gigi sengan ukuran sangat pas untuk Bu
04. Bertemu Rival“Pal, Nopal.”“Suttt, Pal.”“Nopal jelek.”“Nopal burik.”“Dasar bocah.”Panggilan-panggilan terus dilayangkan oleh Bulan kepada Naufal yang main game online di benda pipihnya tanpa merasa di ganggu. Naufal hanya berpura-pura tidak mendengarkan, karena Bulan memanggil namanya tidak benar. Bulan meninggalkan Naufal, berlalu pergi ke kamar sahabatnya.Ia Gabut.Bulan langsung membuka pintu kamar Bintang tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia sudah terbiasa. Bulan memunculkan kepalanya terlebih dulu dan ternyata tidak ada penghuninya. Bulan langsung masuk lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dengan terlentang menatap langit atap.Ceklek...Pintu kamar mandi menampilkan Bintang yang hanya berbalutan handuk dan menampilkan dada bidangnya dengan rambut basah acak-acakan membuat Bulan menatap cengo. Bintang tersadar saat ada bantal yang terkena
03. BILGOSH vs BULZIGH“EKHEM.” Deheman keras seseorang membuat mereka berdua terlonjak kaget dan mencari suara itu. dan saat melihat kearah belakangm mendapati sahabat-sahabat laknatnya dengan tersenyum jahil.Bulan memutar bola matanya malas melihat sahabat-sahabat nya yang seperti kambing yang lagi mengamuk. ia malas meladeni godaan dari mereka yang tidak bermutu.“Kalian berdua bolos ye?” Tanya Danil dengan menunjuk kearah keduanya dengan bergantian.“Gak!” Jawab keduanya kompak dengan wajah datar menahan ke-kesalan.“Kalian di hukum pak Anu, ye?” Tanya Lica memincingkan dengan senyum menggoda.“Ye.” Lagi-lagi keduanya menjawab bersamaan.“Kalian, yang bikin pak Anu marah-marah ye?” Tanya Andra.“Ye.” Jawab nya dengan kompak lagi.“BANGSAT, BERARTI KALIAN YANG BIKIN PAK ANU NGAMOK KAYA MONYET BETINA.” Teriak Naya keras den
02. HukumanSeorang gadis yang memakai ikat rambut menjadi dua yang terkesan imut dengan tubuh mungil, ia berlari tanpa mempedulikan sahabat nya yang berada di belakang nya dengan ikut berlari juga. tapi, hanya menampilkan raut wajah datar nya. Mereka kejar-kejaran tanpa mempedulikan waktu.Gadis berlari dengan sesekali melihat kearah jam tangan bewarna putih gold yang berada di tangan kirinya. sang sahabat yang dibelakang nya hanya bisa menatap dan ikut berlari dengan santai.Bruk...Suara yang kencang hingga membuat semua berlalu lalang menatap kearah suara itu. Gadis tadi menabrak tiang setelah melewati gerbang rumah dan tersungkur jatuh ke bawah dengan gaya tak bagusnya.Sangat sakit! Dan malu tentunya.“HAHAHA.” Tawa kencang nada mengejek hingga membuat semua menatap nya dengan terpana, membuat si gadis mendongakkan kepala nya dan mendapati cowok nyebelin di depan muka nya dengan memegang perut karena kram.“Die
01. AwalGadis kecil menatap luar jendela dari mobil hitamnya, dikendarai oleh sang Pahlawan baginya. dialah sosok Ayah yang sangat di sayangi bernama ORLANO SUGENG. cinta pertama bagi gadis kecil itu. mereka menuju rumah barunya untuk meninggalkan rumah lama nya yang penuh dengan kebahagiaan bersama sang Bunda yang sudah meninggal dunia. Hingga membuatnya tidak akan lagi mendapatkan kasih sayang dari sang Bunda, malaikat tak bersayap.Setelah lamanya perjalanan yang hanya dipenuhi dengan keheningan membuat sang Ayah menghela nafas kasar. Ia juga sangat terpukul saat kejadian yang menerpa kepada sang istri tercinta, hingga merengutkan nyawa.Mobil berhenti di depan rumah yang sangat besar bewarna maroon gold, si gadis kecil langsung menoleh kearah sang Ayah yang membuka pintu mobil berjalan kearah kedua paruh baya dan satu bocah laki-laki yang seumuran dengannya.“Assalamualaikum, bagaimana kabar keluarga Lo? Lo pasti kangen Gua ka