07. Bulan Hilang
“Hai, kita bertemu lagi Bulan.”
Ucapan seseorang dari arah samping kanan membuat Bulan menoleh dan Bintang juga. kedua nya memutar bola mata nya malas melihat seseorang itu yang tersenyum smirk tapi bagi Bulan itu sangat menjengkelkan. Bulan ingin mencabik-cabikkan wajah songong nya.
Dia, Ciko ketua geng Cancer.
Bulan melipatkan kedua tangan nya di depan dada, “Lo ngapain kesini? ah, Gua tau. pasti Lo mau beli kue Hello kitty yang warna Merah muda, Lo kan kaya cewek, Banci.” ujar nya dengan senyum mengejek.
Ciko sangat geram dengan mengepalkan kedua tangan nya menjadi pelampiasan amarah nya, Bulan yang mengetahui itu makin melebarkan senyum nya sambil menatap Ciko dengan kedua alis naik turun.
“Em, Bin. kaya nya Lisa bakal punya sepupu cewek deh.” nyindir Bulan kepada Bintang sambil melirik kearah Ciko.
Bintang yang mendapatkan ucapan dari Bulan yang bagi dirinya itu sangat konyol, jelas-jelas Lisa hanya mempunyai sepupu itu cowok adalah Ciko. Bintang mengerutkan kening nya bingung, Bulan yang mendapat jawaban itu sangat senang, perkiraan nya benar kalau Bintang akan bingung.
“Karena, Ciko akan jadi cewek.” ujar Bulan dengan tawa yang kencang hingga semua pengunjung menatap nya, tapi tak di hiraukan oleh nya.
Ciko yang merasa di lihatin oleh banyak pasang mata langsung menatap semua orang, pandangan itu tidak luput dari Bintang. Ciko marah dan kesal kepada Bulan yang masih tertawa.
Bugh...
Bogeman mentah dari Ciko mendarat di pipi Bulan, semua yang melihat itu kaget dan ada juga yang memekik histeris.
Berbeda dengan Bulan yang tersungkur ke bawah sambil tersenyum, Bintang sangat marah melihat itu. terlebih dulu dia membantu Bulan untuk berdiri, wajah nya memerah menahan emosi yang ingin ia luapkan. Bintang membersihkan debu dari punggung Bulan dan mendudukkan ke kursi yang di sediakan untuk pembeli.
Bugh...
Bogeman yang sangat keras dan tiba-tiba dari Bintang mendarat ke rahang Ciko yang mengakibatkan dirinya tersungkur ke bawah dengan tidak bagus nya. Bintang tidak ingin menyia-nyiakan itu dan langsung memukul dirinya dengan membabi buta.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Krek...
Pukulan demi pukulan terus dilayangkan oleh Bintang membuat suasana menjadi tidak kondusif dan pekikan heboh dari semua orang kecuali Bulan yang duduk diam. tidak mencegah ataupun tidak ikut campur.
Tiba-tiba dari arah belakang Bulan ada seseorang memakai baju hitam dan memakai topeng, lalu membungkam mulut Bulan yang berteriak memanggil nama Bintang.
Bintang merasakan tidak enak di hati nya dan langsung menoleh ke arah Bulan yang sudah di bawa oleh berbaju hitam. Bintang langsung melepaskan cekalan tangan nya dari kerah Ciko.
Bintang berlari mengejar Bulan yang sudah masuk di mobil seseorang. Bintang tidak tinggal diam, dia menaikki motor hitam nya mengejar mobil tersebut. saat di tengah jalan, motor Bintang berhenti karena lampu merah dan mobil tersebut melaju yang sudah melewati lampu lalu lintas.
Bintang mengerang sambil memukul stir motor dengan menarik rambutnya frustasi, dia kehilangan jejak.
“Argh....” teriaknya kencang tanpa mempedulikan orang-orang disekitarnya yang menatap aneh.
Bintang melajukan motor hitamnya dengan kecepatan tinggi. di dalam pikirannya hanya ada Bulan, Bulan dan Bulan. dia sangat-sangat khawatir dengannya.
“Bintang bodoh, bodoh, bodoh.” rutuk Bintang kepada dirinya sendiri.
Sampai di depan rumahnya, dia melihat ada Lano yang sedang bercanda dengan Naufal sambil tertawa lepas. Bintang merasakan rasa bersalah dihatinya, dirinya tidak becus. pikirnya.
“Loh, mana kak Bulan?” tanya Naufal tiba-tiba saat melihat Bintang sendiri dan tidak rapi.
Bagaimana tidak rapi. bajunya dikeluarkan, rambut acak-acakan, pipi yang lebam, dan raut wajah memelas, sangat bukan Bintang Sebastian Darmawan.
Amar dan Ina juga ada disana yang di sebelahnya melihat penampilan anak sulungnya.
“Kenapa, sayang?” tanya Ina lembut sambil merapihkan tatanan rambut sang anak sulung.
Kepala Bintang menunduk membuat semua kaget dan bingung. ada apa dengan Bintang yang tidak pernah menundukkan kepala karena itu adalah mahkotanya, tapi kenapa sekarang?
“Maafin Bintang, Bintang gak becus menjaga Bulan.” ujar Bintang menjeda, “Bulan hilang, diculik.”
Bugh...
Pukulan sangat keras dan tiba-tiba dari Amar hingga membuat Bintang jatuh kebawah, Ina menangis dipelukan Naufal, dan Lano yang terdiam memandang kosong ke depan.
“Sahabat macam apa kamu, Bintang Sebastian Darmawan.” gertak Amar nada tinggi membuat Bintang makin menunduk.
Saat Amar akan memukul Bintang ada tangan yang mencegahnya dan dialah Lano menggelengkan kepala membuat Amar menurunkan kepalan tangannya. Lano menarik tangan Amar ke Ina menyuruhnya menenangkan Ina dan diangguki oleh Amar.
Lano mengelus puncak rambut Bintang dengan lembut membuat si empu mendongakkan kepala dan terlihat senyuman manis di wajah Lano, membuat hati Bintang sakit.
“Maaf, Ayah. Bintang bo—“
“Cari dan habisi, itu baru anak Ayah. Bintang ingat kan, kalau Bulan itu seperti kamu. lalu tugasmu sekarang cari Bulan.” ujar Lano bijak dengan senyuman.
Bintang menghapus air matanya kasar dan merubah raut wajah menjadi datar, lalu mengangguk. “Siapapun yang berani menyentuh Bulan seujung kuku, akan mati di tangan Bintang Sebastian Darmawan. Bintang pamit!” ujarnya melengang pergi.
“Ajaran lo, Lan...” ujar Amar menepuk bahu Lano.
“Murid-murid gua harus begitu.” gumam Lano yang masih dapat di dengar Amar dan tersenyum bangga.
Dilain tempat, ruangan yang kotor tak layak terdapat seorang gadis yang diikat di kursi memejamkan matanya tertidur. tiba-tiba ada air terkena wajahnya membuat dia terpaksa membuka mata.
“Bulan-Bulan, gimana? enak berada disini?” tanya seseorang mengejek membuat Bulan memandang datar tanpa ekspresi.
Bulan hanya diam membuat seseorang itu geram dan langsung menarik rambut indah Bulan dengan kasar dan kencang. sama yang di dapatkan seseorang itu, Bulan masih diam tidak ada ringisan kesakitan dari mulut Bulan.
“Oh, ternyata masih gak mau bicara.” ujarnya.
Plak...
Seseorang menampar pipi kiri Bulan sangat kencang menimbulkan bekas tangan dan memerah membuat dia tertawa mengejek kearah Bulan.
“Bintang.” panggil Bulan dengan wajah datar.
Seseorang melihat kanan kiri dan tidak ada Bintang disini, “Sebut nama gua, Bulan.” bentaknya.
“Bintang.” ujar Bulan lagi.
“BULAN, SEBUT NAMA GUA, PANGGIL NAMA GUA.” bentaknya sambil menarik rambut Bulan makin kencang.
“Bintang.” masih sama dengan ucapan Bulan.
“Jangan panggil nama si cowok berengsek itu. panggil nama gua.” ujarnya lagi makin geram.
“Bintang.”
“Panggil nama gua Bulan, gua Ciko.” geram Ciko. Yaps, seseorang itu adalah Ciko sang ketua Cancer.
“Bintang.”
Ciko yang geram dengan Bulan langsung makin menarik rambutnya dengan kencang dan menampar pipi Bulan kanan kiri tanpa berhenti.
“Gua percaya, Bintang akan datang.” batin Bulan.
Bulan hanya memandang datar kearah Ciko yang menampar dan menjambaknya, Bulan tidak peduli rasa sakit di pipi dan kepalanya. dirinya terus memanggil nama Bintang di hatinya.
Bugh...
________________________________
Follow I*******m : sayyidamita
Bugh..."Sudah gua duga kalau lo yang culik Bulan gua, mati aja lo!"Pukulan demi pukulan terus dilayangkan dengan keras dan kencang mendarat ke wajah tampan Ciko. Bintang tidak membiarkan, ada celah sedikitpun untuk Ciko membalasnya.Bulan hanya melihat tanpa mencegah, hanya ada senyuman sendu menatap Bintang yang membabi buta Ciko dengan sadis.Tidak sia-sia dirinya percaya bila Bintang akan datang menyelamatkan dari iblis seperti Ciko.Suara derap kaki berlari menghampiri mereka membuat Bulan menoleh menatap, disana ada keluarganya dan semua anggota BULZIGH ataupun BILGOSH.Mama Ina menangis di pelukan sang bocil Naufal melihat banyak sekali lebam-lebam bewarna ungu di sekujur Bulan, ia seperti tidak becus menjaga sang putri dari sahabatnya.Lano dan Amar yang melihat sang putri yang mereka sayang dan jaga dari apapun, kedua tangannya mengepalkan erat dan raut wajah memerah. Menahan emosi.
01. AwalGadis kecil menatap luar jendela dari mobil hitamnya, dikendarai oleh sang Pahlawan baginya. dialah sosok Ayah yang sangat di sayangi bernama ORLANO SUGENG. cinta pertama bagi gadis kecil itu. mereka menuju rumah barunya untuk meninggalkan rumah lama nya yang penuh dengan kebahagiaan bersama sang Bunda yang sudah meninggal dunia. Hingga membuatnya tidak akan lagi mendapatkan kasih sayang dari sang Bunda, malaikat tak bersayap.Setelah lamanya perjalanan yang hanya dipenuhi dengan keheningan membuat sang Ayah menghela nafas kasar. Ia juga sangat terpukul saat kejadian yang menerpa kepada sang istri tercinta, hingga merengutkan nyawa.Mobil berhenti di depan rumah yang sangat besar bewarna maroon gold, si gadis kecil langsung menoleh kearah sang Ayah yang membuka pintu mobil berjalan kearah kedua paruh baya dan satu bocah laki-laki yang seumuran dengannya.“Assalamualaikum, bagaimana kabar keluarga Lo? Lo pasti kangen Gua ka
02. HukumanSeorang gadis yang memakai ikat rambut menjadi dua yang terkesan imut dengan tubuh mungil, ia berlari tanpa mempedulikan sahabat nya yang berada di belakang nya dengan ikut berlari juga. tapi, hanya menampilkan raut wajah datar nya. Mereka kejar-kejaran tanpa mempedulikan waktu.Gadis berlari dengan sesekali melihat kearah jam tangan bewarna putih gold yang berada di tangan kirinya. sang sahabat yang dibelakang nya hanya bisa menatap dan ikut berlari dengan santai.Bruk...Suara yang kencang hingga membuat semua berlalu lalang menatap kearah suara itu. Gadis tadi menabrak tiang setelah melewati gerbang rumah dan tersungkur jatuh ke bawah dengan gaya tak bagusnya.Sangat sakit! Dan malu tentunya.“HAHAHA.” Tawa kencang nada mengejek hingga membuat semua menatap nya dengan terpana, membuat si gadis mendongakkan kepala nya dan mendapati cowok nyebelin di depan muka nya dengan memegang perut karena kram.“Die
03. BILGOSH vs BULZIGH“EKHEM.” Deheman keras seseorang membuat mereka berdua terlonjak kaget dan mencari suara itu. dan saat melihat kearah belakangm mendapati sahabat-sahabat laknatnya dengan tersenyum jahil.Bulan memutar bola matanya malas melihat sahabat-sahabat nya yang seperti kambing yang lagi mengamuk. ia malas meladeni godaan dari mereka yang tidak bermutu.“Kalian berdua bolos ye?” Tanya Danil dengan menunjuk kearah keduanya dengan bergantian.“Gak!” Jawab keduanya kompak dengan wajah datar menahan ke-kesalan.“Kalian di hukum pak Anu, ye?” Tanya Lica memincingkan dengan senyum menggoda.“Ye.” Lagi-lagi keduanya menjawab bersamaan.“Kalian, yang bikin pak Anu marah-marah ye?” Tanya Andra.“Ye.” Jawab nya dengan kompak lagi.“BANGSAT, BERARTI KALIAN YANG BIKIN PAK ANU NGAMOK KAYA MONYET BETINA.” Teriak Naya keras den
04. Bertemu Rival“Pal, Nopal.”“Suttt, Pal.”“Nopal jelek.”“Nopal burik.”“Dasar bocah.”Panggilan-panggilan terus dilayangkan oleh Bulan kepada Naufal yang main game online di benda pipihnya tanpa merasa di ganggu. Naufal hanya berpura-pura tidak mendengarkan, karena Bulan memanggil namanya tidak benar. Bulan meninggalkan Naufal, berlalu pergi ke kamar sahabatnya.Ia Gabut.Bulan langsung membuka pintu kamar Bintang tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia sudah terbiasa. Bulan memunculkan kepalanya terlebih dulu dan ternyata tidak ada penghuninya. Bulan langsung masuk lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dengan terlentang menatap langit atap.Ceklek...Pintu kamar mandi menampilkan Bintang yang hanya berbalutan handuk dan menampilkan dada bidangnya dengan rambut basah acak-acakan membuat Bulan menatap cengo. Bintang tersadar saat ada bantal yang terkena
05. PemiluSrek...Gorden bewarna putih terbuka dengan kencang membuat si gadis yang lagi tidur terganggu, cahaya menembus di dinding transparan mengenai wajahnya membuat ia terpaksa membuka mata yang masih mengantuk.“Lo selalu gitu Bin, gak ada lembut-lembutnya bangunin putri cantik.” kesal Bulan sambil sesekali menguap lebar.Bintang tak menjawab, dirinya malah mengangkat tubuh Bulan agar berdiri di atas kasur yang tingginya hanya se-telinga Bintang. Bintang merapihkan rambut Bulan yang acak-acakan dan meraup wajah dengan tangan kekarnya.Bintang raih kedua tangan Bulan mengaitkan ke belakang lehernya dan mengangkat menuju kamar mandi, kepala Bulan senderkan ke bahu Bintang dengan menutup mata.Bulan di dudukan ke walk close dan Bintang mengambil air di tangan kanan nya, lalu mengusap ke wajah Bulan yang membuat si empu kaget dan menatap tajam tapi tak di hiraukan. Bintang mengambil pasta gigi sengan ukuran sangat pas untuk Bu
06. Bintang dan BulanSetelah acara pemilu, semua murid di pulangkan lebih awal membuat semua merasa senang. Bulan masih bersama inti Bulzigh, dia tidak tau dimana Bntang bersama anggota Bilgosh. mereka bercanda ria. tiba-tiba Leon bersama teman-teman nya datang mengampiri mereka, lenih tepat nya ke Bulan.“Bul.” panggil Leon dengan nada pelan.Bulan dan anggota Bulzigh menatap mereka dengan berbagai tatapan, membuat Jio dan Luntung meneguk ludah nya kasar ngeri melihat cewek-cewek yang kekuatan seperti samson.“Tinggal Lo Bul saudara Gua. maaf.” lirih Leon menunduk membuat teman-teman nya menganga kaget dengan ucapan terakhir.Ketiga sahabat Bulan tersenyum mengejek kearah lima cowok yang di depan nya, membuat ketiga cowok kesal kecuali Leon dan Deni tentu nya.“Ada apa ya kak Leon? bicarain tentang Osis? tapi, sekarang sudah pulang, kakak kelas terhormat.” ujar Bulan dengan senyum terpaksa.Leon t
Bugh..."Sudah gua duga kalau lo yang culik Bulan gua, mati aja lo!"Pukulan demi pukulan terus dilayangkan dengan keras dan kencang mendarat ke wajah tampan Ciko. Bintang tidak membiarkan, ada celah sedikitpun untuk Ciko membalasnya.Bulan hanya melihat tanpa mencegah, hanya ada senyuman sendu menatap Bintang yang membabi buta Ciko dengan sadis.Tidak sia-sia dirinya percaya bila Bintang akan datang menyelamatkan dari iblis seperti Ciko.Suara derap kaki berlari menghampiri mereka membuat Bulan menoleh menatap, disana ada keluarganya dan semua anggota BULZIGH ataupun BILGOSH.Mama Ina menangis di pelukan sang bocil Naufal melihat banyak sekali lebam-lebam bewarna ungu di sekujur Bulan, ia seperti tidak becus menjaga sang putri dari sahabatnya.Lano dan Amar yang melihat sang putri yang mereka sayang dan jaga dari apapun, kedua tangannya mengepalkan erat dan raut wajah memerah. Menahan emosi.
07. Bulan Hilang“Hai, kita bertemu lagi Bulan.”Ucapan seseorang dari arah samping kanan membuat Bulan menoleh dan Bintang juga. kedua nya memutar bola mata nya malas melihat seseorang itu yang tersenyum smirk tapi bagi Bulan itu sangat menjengkelkan. Bulan ingin mencabik-cabikkan wajah songong nya.Dia, Ciko ketua geng Cancer.Bulan melipatkan kedua tangan nya di depan dada, “Lo ngapain kesini? ah, Gua tau. pasti Lo mau beli kue Hello kitty yang warna Merah muda, Lo kan kaya cewek, Banci.” ujar nya dengan senyum mengejek.Ciko sangat geram dengan mengepalkan kedua tangan nya menjadi pelampiasan amarah nya, Bulan yang mengetahui itu makin melebarkan senyum nya sambil menatap Ciko dengan kedua alis naik turun.“Em, Bin. kaya nya Lisa bakal punya sepupu cewek deh.” nyindir Bulan kepada Bintang sambil melirik kearah Ciko.Bintang yang mendapatkan ucapan dari Bulan yang bagi dirinya itu sangat ko
06. Bintang dan BulanSetelah acara pemilu, semua murid di pulangkan lebih awal membuat semua merasa senang. Bulan masih bersama inti Bulzigh, dia tidak tau dimana Bntang bersama anggota Bilgosh. mereka bercanda ria. tiba-tiba Leon bersama teman-teman nya datang mengampiri mereka, lenih tepat nya ke Bulan.“Bul.” panggil Leon dengan nada pelan.Bulan dan anggota Bulzigh menatap mereka dengan berbagai tatapan, membuat Jio dan Luntung meneguk ludah nya kasar ngeri melihat cewek-cewek yang kekuatan seperti samson.“Tinggal Lo Bul saudara Gua. maaf.” lirih Leon menunduk membuat teman-teman nya menganga kaget dengan ucapan terakhir.Ketiga sahabat Bulan tersenyum mengejek kearah lima cowok yang di depan nya, membuat ketiga cowok kesal kecuali Leon dan Deni tentu nya.“Ada apa ya kak Leon? bicarain tentang Osis? tapi, sekarang sudah pulang, kakak kelas terhormat.” ujar Bulan dengan senyum terpaksa.Leon t
05. PemiluSrek...Gorden bewarna putih terbuka dengan kencang membuat si gadis yang lagi tidur terganggu, cahaya menembus di dinding transparan mengenai wajahnya membuat ia terpaksa membuka mata yang masih mengantuk.“Lo selalu gitu Bin, gak ada lembut-lembutnya bangunin putri cantik.” kesal Bulan sambil sesekali menguap lebar.Bintang tak menjawab, dirinya malah mengangkat tubuh Bulan agar berdiri di atas kasur yang tingginya hanya se-telinga Bintang. Bintang merapihkan rambut Bulan yang acak-acakan dan meraup wajah dengan tangan kekarnya.Bintang raih kedua tangan Bulan mengaitkan ke belakang lehernya dan mengangkat menuju kamar mandi, kepala Bulan senderkan ke bahu Bintang dengan menutup mata.Bulan di dudukan ke walk close dan Bintang mengambil air di tangan kanan nya, lalu mengusap ke wajah Bulan yang membuat si empu kaget dan menatap tajam tapi tak di hiraukan. Bintang mengambil pasta gigi sengan ukuran sangat pas untuk Bu
04. Bertemu Rival“Pal, Nopal.”“Suttt, Pal.”“Nopal jelek.”“Nopal burik.”“Dasar bocah.”Panggilan-panggilan terus dilayangkan oleh Bulan kepada Naufal yang main game online di benda pipihnya tanpa merasa di ganggu. Naufal hanya berpura-pura tidak mendengarkan, karena Bulan memanggil namanya tidak benar. Bulan meninggalkan Naufal, berlalu pergi ke kamar sahabatnya.Ia Gabut.Bulan langsung membuka pintu kamar Bintang tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia sudah terbiasa. Bulan memunculkan kepalanya terlebih dulu dan ternyata tidak ada penghuninya. Bulan langsung masuk lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dengan terlentang menatap langit atap.Ceklek...Pintu kamar mandi menampilkan Bintang yang hanya berbalutan handuk dan menampilkan dada bidangnya dengan rambut basah acak-acakan membuat Bulan menatap cengo. Bintang tersadar saat ada bantal yang terkena
03. BILGOSH vs BULZIGH“EKHEM.” Deheman keras seseorang membuat mereka berdua terlonjak kaget dan mencari suara itu. dan saat melihat kearah belakangm mendapati sahabat-sahabat laknatnya dengan tersenyum jahil.Bulan memutar bola matanya malas melihat sahabat-sahabat nya yang seperti kambing yang lagi mengamuk. ia malas meladeni godaan dari mereka yang tidak bermutu.“Kalian berdua bolos ye?” Tanya Danil dengan menunjuk kearah keduanya dengan bergantian.“Gak!” Jawab keduanya kompak dengan wajah datar menahan ke-kesalan.“Kalian di hukum pak Anu, ye?” Tanya Lica memincingkan dengan senyum menggoda.“Ye.” Lagi-lagi keduanya menjawab bersamaan.“Kalian, yang bikin pak Anu marah-marah ye?” Tanya Andra.“Ye.” Jawab nya dengan kompak lagi.“BANGSAT, BERARTI KALIAN YANG BIKIN PAK ANU NGAMOK KAYA MONYET BETINA.” Teriak Naya keras den
02. HukumanSeorang gadis yang memakai ikat rambut menjadi dua yang terkesan imut dengan tubuh mungil, ia berlari tanpa mempedulikan sahabat nya yang berada di belakang nya dengan ikut berlari juga. tapi, hanya menampilkan raut wajah datar nya. Mereka kejar-kejaran tanpa mempedulikan waktu.Gadis berlari dengan sesekali melihat kearah jam tangan bewarna putih gold yang berada di tangan kirinya. sang sahabat yang dibelakang nya hanya bisa menatap dan ikut berlari dengan santai.Bruk...Suara yang kencang hingga membuat semua berlalu lalang menatap kearah suara itu. Gadis tadi menabrak tiang setelah melewati gerbang rumah dan tersungkur jatuh ke bawah dengan gaya tak bagusnya.Sangat sakit! Dan malu tentunya.“HAHAHA.” Tawa kencang nada mengejek hingga membuat semua menatap nya dengan terpana, membuat si gadis mendongakkan kepala nya dan mendapati cowok nyebelin di depan muka nya dengan memegang perut karena kram.“Die
01. AwalGadis kecil menatap luar jendela dari mobil hitamnya, dikendarai oleh sang Pahlawan baginya. dialah sosok Ayah yang sangat di sayangi bernama ORLANO SUGENG. cinta pertama bagi gadis kecil itu. mereka menuju rumah barunya untuk meninggalkan rumah lama nya yang penuh dengan kebahagiaan bersama sang Bunda yang sudah meninggal dunia. Hingga membuatnya tidak akan lagi mendapatkan kasih sayang dari sang Bunda, malaikat tak bersayap.Setelah lamanya perjalanan yang hanya dipenuhi dengan keheningan membuat sang Ayah menghela nafas kasar. Ia juga sangat terpukul saat kejadian yang menerpa kepada sang istri tercinta, hingga merengutkan nyawa.Mobil berhenti di depan rumah yang sangat besar bewarna maroon gold, si gadis kecil langsung menoleh kearah sang Ayah yang membuka pintu mobil berjalan kearah kedua paruh baya dan satu bocah laki-laki yang seumuran dengannya.“Assalamualaikum, bagaimana kabar keluarga Lo? Lo pasti kangen Gua ka