Share

345. Golok Bambu

Bimantara berdiri bersama Dahayu di hadapan pohon bambu yang tampak rimbun. Tongkat hitam sedang digunakannya. Bimantara mendongak. Dedaunannya tampak bergerak-gerak ditiup angin lembut. Dahayu menoleh pada Bimantara.

“Katanya mau menebang bambunya dengan tongkat? Memangnya bisa?” tanya Dahayu tak percaya.

“Kau tidak percaya?” tanya Bimantara.

“Kalau belum melihat aku tak akan percaya,” jawab Dahayu.

“Mundur,” pinta Bimantara.

Dahayu pun mundur beberpapa langkah. Bimantara mengulurkan tongkatnya. Tak berapa lama kemudian tongkatnya berubah menjadi golok yang begitu tajam. Dahayu tercengang melihatnya.

“Tongkat ajaib,” puji Dahayu.

“Sudah kubilang.”

Dahayu kini terdiam. Bimantara menghilang. Dahayu heran. Tak berlapa lama bambu-bambu di dilingkaran paling depan bertumbangan. Bimantara muncul kembali sambil memegang goloknya. Dia tersenyum pada Dahayu, seolah ingin menunjukkan kehebatannya pada gadis itu.

Dahayu tercengan melihatnya.

“Bagaimana kau melakukannya?” tanya Dahayu tak percay
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status