Beranda / Pernikahan / Biarkan Aku Pergi / Siapa Perempuan Itu?

Share

Biarkan Aku Pergi
Biarkan Aku Pergi
Penulis: Asni Sha

Siapa Perempuan Itu?

Penulis: Asni Sha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Suami terbaikku." Almira memposting foto Damar di sosial media dengan keterangan yang sangat manis, foto Damar yang hanya tampak punggung itu menarik banyak perhatian teman-teman Almira untuk berkomentar.

Rata-rata teman-teman Almira mengungkapkan rasa kagumnya kepada Damar, sebagai seorang Suami Damar memang memperlakukan Almira layaknya seorang ratu, sebagai pasangan Pasutri baru, rumah tangga Damar dan Almira sedang hangat-hangatnya.

"Keren banget Suaminya Almira, selain ganteng ternyata sayang banget sama Kamu Almira, sisakan satu lelaki seperti ini ya Allah"

"Dimana mencari lelaki seperti ini zaman sekarang ya"

Masih banyak lagi komentar-komentar lain yang mengungkapkan betapa beruntungnya Almira memiliki Damar, tetapi mata Almira tiba-tiba tertuju pada satu komentar yang membuat Almira mengernyitkan dahinya, berbeda dengan kebanyakan komentar yang didapat, komentar kali ini mengingatkan Almira tentang pelakor.

"Pelakor sedang mengintai Mbak, sebaiknya tidak sering-sering mengupload foto Suami." Tulis akun yang Almira tidak mengenalinya, Almira hanya bisa tersenyum sinis dan memilih tidak membalasnya karena Almira yakin Damar adalah lelaki yang sangat setia.

Almira sejak menikah memang menjadi sering membagikan kegiatannya bersama Damar ke media sosial, ada kebanggan tersendiri jika teman-teman yang rata-rata jomblo itu mengomentari foto Damar, banyak dari mereka yang menginginkan menikah muda juga setelah melihat kemesraan yang sering Almira bagikan.

"Mas kamu pasti setia kan sama aku?" Tanya Almira sambil memeluk pinggang Damar yang sedang masak nasi goreng dari belakang.

Damar membalikkan badannya, saat ini mereka saling berhadapan, Damar menoel hidung mancung Istrinya sambil memberikan senyuman manisnya kepada Almira.

"Itu sudah pasti Sayang, kamu masih ragu?" Damar mengelus-elus rambut Almira dengan penuh kasih sayang.

Almira menggeleng dan menempelkan kepalanya didada bidang milik Suaminya itu, Almira merasa sangat beruntung mendapatkan Suami seperti Damar, Damar memang memiliki fisik yang banyak disukai banyak wanita, memiliki postur badan yang tinggi, hidung mancung dan wajah seperti aktor Rizki Nazar jadi wajar saja, Damar memiliki banyak penggemar perempuan. Bagi Almira, Damar adalah lelaki paket komplit Almira tidak menyesal menikah muda saat teman-teman seusianya sibuk nongkrong sana sini dan gonta ganti pacar.

"Jangan tanya seperti itu lagi ya, asal kamu tahu rasa sayang Mas ke kamu melebihi rasa sayang mas pada diri sendiri, jadi tidak ada alasan Mas untuk tidak setia, sudah jangan pikir yang aneh-aneh kita makan yuk, sarapannya sudah siap nih." Damar membawa dua piring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi kesukaan Almira.

Seperti biasa sebelum makan Almira pasti sibuk mencari gadgetnya untuk memfoto hasil masakan suaminya , dan kemudian menguploadnya kembali kemedia sosial berlambang F itu. Damar memang sangat pandai memasak mungkin karena dari sebelum menikah Damar sudah tinggal sendiri jauh dari orangtua, Damar sudah terbiasa mengurus keperluannya sendiri berbeda dengan Almira yang masih dimanjakan orang tuanya.

Setelah sarapan selesai Damar langsung pamit pergi bekerja, Almira mengantarkan Damar sampai keteras rumah.

"Baik-baik dirumah ya sayang, mau titip apa nanti waktu Mas pulang?"

"Mau titip Mas cepet pulang, soalnya kalau Mas kerja aku kangen." Rengek Almira manja sambil bergelayut mesra di lengan Damar.

Sikap manja Almira ini membuat Damar selalu kangen ingin cepat pulang kerumah, sejak menikah Damar tidak mengizinkan Almira bekerja lagi, Damar tidak sanggup menahan cemburu jika ada lelaki yang memandangi Almira, Almira dan Damar memang pasangan yang sangat serasi, Almira memiliki wajah sangat cantik dengan mata lentik, hidung mancung dan kulit putih, di kampungnya Almira memang dikenal sebagai kembang desa bahkan sebelum dipersunting Damar, banyak lelaki yang ingin menjadikan Almira sebagai seorang Istri, Mereka berasal dari kalangan berduit, tetapi saat itu hati Almira sudah terpaut kepada Damar yang walaupun kondisi keuangannya pas-pasan.

"Kamu paling bisa membuat Mas pengen cepet-cepet pulang deh." Damar mencium kening Almira lalu pamit dan meninggalkan Almira dengan motor tua miliknya, Almira masih berdiri didepan rumah sambil melambaikan tangannya.

***

Sendirian di rumah Almira sibuk menghabiskan waktunya dengan bermain gadget, Almira sedang mencari-cari penghasilan tambahan yang bisa dikerjakan dari rumah, selain bosen tanpa kegiatan Almira juga ingin membantu Damar, mereka berdua memang dari keluarga sederhana, saat ini mereka masih mengontrak di rumah yang tidak terlalu besar tetapi rasa cinta nya kepada Damar begitu besar membuat Almira tidak mempermasalahkan soal keuangan mereka yang pas-pasan.

Almira kembali membuka media sosialnya seperti biasa sudah banyak yang mengomentari foto yang dia upload tadi pagi, Damar yang biasanya enggan membuka sosial medianya ikut-ikutan berkomentar beberapa menit yang lalu, tetapi ada satu komentar yang membuat Almira mengalihkan pandangannya dari komentar Damar.

"Baru juga menikah seumur jagung sudah bisa bilang Suami terbaik, belum merasakan beras dan token listrik habis secara bersamaan." Diiringi dengan emotion tertawa yang membuat Almira kesal dan gatal untuk segera membalas komentar itu.

"Iri bilang bos."Tulis Almira, Almira mencoba mencari tahu akun bernama Danira yang baru saja membuat moodnya berubah.

Setelah ditelusuri ternyata akun Damar berteman dengan perempuan itu, membuat tanda tanya besar di kepala Almira.

Tidak ingin berprasangka buruk, Almira mencari jawaban dari Damar dengan mengirim pesan kepada Suaminya.

"[Mas kamu kenal dengan Danira itu? Siapa dia? kok ngomongnya bikin sakit hati gitu sih, nggak senang banget liat orang bahagia]"

Tidak perlu menunggu waktu lama, Damar langsung membalas pesan yang dikirimkan Almira.

"[Tidak usah diladeni Sayang, dia teman Mas waktu sekolah dulu, memnag orang nya ceplas ceplos jangan dimasukkan kehati, anggap saja Dia lagi bercanda, sebenarnya orangnya baik banget kok]" Jawab Damar singkat, tetapi jawaban Damar tidak membuat Almira puas.

"[Baik tapi kok ngomongnya ngasal gitu, coba kalau Dia diposisi Ku]" Almira meluapkan kekesalannya.

"[Nanti kita bicarakan di rumah ya sayang, Mas kerja dulu ya]" Almira memilih tidak membalas pesan dari Damar, perasaannya mengatakan ada sesuatu yang sedang disembunyikan Damar darinya.

Almira mulai stalking akun Danira yang ternyata sering membagikan kegiatannya ke sosial media, dilihat dari fotonya Danira merupakan wanita pekerja kantoran dan sangat memperhatikan penampilan terlihat dari baju-baju yang Danira kenakan semuanya bermerk.

"Wajar saja masih pengantin baru masih hangat-hangatnya, kita lihat satu tahun lagi masih bisa bilang Suami terbaik tidak? " Akun yang bernama Danira itu memposting sebuah kata-kata yang membuat Almira geram, karena Almira yakin yang dimaksud Danira itu adalah Dia.

"Sebenarnya Kamu siapa dan apa tujuan Kamu? iri dengan rumah tangga Ku" Tulis Almira dengan perasaan marah, tangannya mengepal menahan emosi yang sulit ia tahan.

"Jadi ini bocil kampungan yang jadi Istrinya Damar?"

BERSAMBUNG.....

Bab terkait

  • Biarkan Aku Pergi   Pertemuan Tanpa Diduga

    Tit Tit Damar pulang tepat jam lima sore, Almira yang masih kesal tetap membuka kan pintu untuk Damar tetapi tanpa senyum ia berdiri didepan pintu. "Sayang Mas kenapa cemberut seperti itu sih, nanti cantiknya hilang loh." Ujar Damar sambil menyerahkan bungkusan yang berisi martabak, sejak menikah setiap pulang kerumah Damar tidak pernah absen membelikan bingkisan untuk Istrinya. "Cantikan mana Aku sama Danira itu Mas?" Almira memonyongkan mulutnya, sangking gemasnya Damar mencubit pipi Almira sambil terkekeh. "Tuh kan kamu malah tertawa seneng ya lihat Istrinya sakit hati?" Almira menghentakkan kakinya dan meninggalkan Damar, Almira memang masih suka ngambek, Damar tidak tinggal diam dia langsung mengejar Almira. "Ya jelas cantikan Istri Mas ini lah, Danira itu cuma teman sekolah Mas sayang, lagian dia juga sudah punya anak, jangan marah-marah lagi dong Mas sedih kalau kamu marah-marah gini." Senyum merekah keluar dari bibir Almira setelah tahu bahwa perempuan yang bernama Dani

  • Biarkan Aku Pergi   Pulang Kampung

    Saat sibuk mengemas baju-bajunya tiba-tiba handphone Almira berbunyi, Almira pun mengambil ponsel yang ada didalam saku baju gamis yang ia pakai saat ini. "[Jangan marah-marah terus sama Damar, kasihan banget loh Damar dia sedih punya Istri bocil kayak kamu gini, lihat ni dari tadi aku suruh pulang dia nggak mau, sekarang kamu tahu kan prioritas Damar itu bukan kamu tapi Amora]" Pesan yang dikirimkan oleh nomor baru disertai foto Damar sedang bermain dengan Amora disebuah rumah cukup besar, membuat Almira sangat sakit hati. Tetapi Almira memilih tidak membalas pesan itu, dia yakin Danira memang sengaja membuat hatinya panas. Almira mendongakkan kepalanya keatas menahan agar air matanya tidak keluar lagi. "Aku Istri sahnya Mas Damar, aku tidak boleh kalah dengan perempuan yang sepertinya punya maksud tidak bagus untuk keluarga kecilku." Ujar Almira menenangkan hatinya, Almira baru beberapa bulan ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah dinikahi oleh lelaki seperti Damar, t

  • Biarkan Aku Pergi   Hamil

    Sudah seharian Almira berbaring saja dikamar, Ibunya dengan setia menyiapkan semua keperluan Almira, Ibunya juga tidak segan-segan untuk memijat anak semata wayangnya itu. Almira memang anak satu-satunya, Bapak dan Ibunya mendapatkan dia saat usianya tidak lagi muda, Almira merupakan mukjizat yang diberikan Allah untuk kedua orang tuanya setelah puluhan tahun menantikan buah hati, jadi wajar Almira begitu sangat disayangi. "Gimana nduk? masih mual terus?'' Tanya Ibunya sambil memberikan teh hangat untuk mengisi perut Almira yang dari tadi masih tidak mau makan, karena setelah mencoba makan, perutnya seperti keram dan kembali memuntahkan semua makanan yang ia makan. Almira menganggukkan kepalanya, wajahnya sangat pucat. "Jangan-jangan kamu lagi hamil ya nduk? tanda-tanda nya seperti orang sedang hamil muda'' Mata Almira melotot kearah Ibunya, Almira menggelengkan kepalanya. "Mira cuma kecapekan aja dijalan kemarin Bu." Perasaan Almira menjadi campur aduk. "Ya sudah untuk memasti

  • Biarkan Aku Pergi   Datang Bersama Perempuan Itu

    "Damar!" Teriak Pak Gandi, membuat Damar yang tertidur di bangku kemudi mobil itu kaget dan menarik tangannya yang sedang dipegang erat oleh Danira. Damar langsung turun dari mobil dan menghampiri Bapak mertuanya yang mukanya sudah seperti tomat karena menahan emosi. "Masuk kamu kedalam rumah!" Titah Pak Gandi, Almira memilih masuk kedalam kekamarnya, Ia masih enggan bertemu dengan lelaki yang dulu sangat ia sayangi itu. "Mas aku ikut." Ujar Danira sambil menggendong Amora yang masih tertidur. "Kamu tetap disitu, aku mau menyelesaikan masalah anakku dengan Damar." Bapak nya Almira tidak ingin Almira semakin sakit hati melihat Damar dan Danira datang secara bersamaan. "Duduk disitu kamu." Ujar Bapak dengan wajah penuh emosi. Ibu memanggil Almira untuk ikut bertemu dengan Damar karena bagaimana pun juga Almira harus tahu keputusan apa yang akan ia ambil. Almira pun keluar dari kamar saat Bapaknya sedang mengintrogasi Damar, bayangan Almira kembali kebeberapa bulan yang lalu diman

  • Biarkan Aku Pergi   Kembali Pulang

    "Bapak titip Mira ya Damar, tolong dijaga perasaannya, ingat Istri Mu ini sedang mengandung buah cinta kalian. " Ujar Pak Gandi saat Damar dan Almira hendak pulang ke rumah Mereka. Damar mengangguk dan mencium punggung tangan Pak Gandi. Almira akhirnya luluh juga mau bersedia pulang ke rumah kontrakan Mereka. Almira tidak kuasa menahan air matanya, saat melihat wajah tua kedua orangtuanya. "Ndak usah nangis nduk, nanti Bapak dan Ibu akan datang saat Kamu lahiran, Kamu yang kuat dan sabar ya, namanya rumah tangga itu ada pasang surutnya, apalagi rumah tangga yang baru seumur jagung, masih butuh banyak penyesuaian. " Pesan Pak Gandi saat mengantarkan Almira masuk kedalam mobil yang akan mengantarkan Almira ke rumah kontrakannya. Tangis Almira masih saja pecah saat mobil mulai meninggalkan halaman rumah masa kecilnya itu, membuat Damar kewalahan dan sedikit kesal. "Sudah lah jangan menangis terus, nanti apa kata orang. "Bukannya diam Almira malah menambah volume suaranya, membuat o

Bab terbaru

  • Biarkan Aku Pergi   Kembali Pulang

    "Bapak titip Mira ya Damar, tolong dijaga perasaannya, ingat Istri Mu ini sedang mengandung buah cinta kalian. " Ujar Pak Gandi saat Damar dan Almira hendak pulang ke rumah Mereka. Damar mengangguk dan mencium punggung tangan Pak Gandi. Almira akhirnya luluh juga mau bersedia pulang ke rumah kontrakan Mereka. Almira tidak kuasa menahan air matanya, saat melihat wajah tua kedua orangtuanya. "Ndak usah nangis nduk, nanti Bapak dan Ibu akan datang saat Kamu lahiran, Kamu yang kuat dan sabar ya, namanya rumah tangga itu ada pasang surutnya, apalagi rumah tangga yang baru seumur jagung, masih butuh banyak penyesuaian. " Pesan Pak Gandi saat mengantarkan Almira masuk kedalam mobil yang akan mengantarkan Almira ke rumah kontrakannya. Tangis Almira masih saja pecah saat mobil mulai meninggalkan halaman rumah masa kecilnya itu, membuat Damar kewalahan dan sedikit kesal. "Sudah lah jangan menangis terus, nanti apa kata orang. "Bukannya diam Almira malah menambah volume suaranya, membuat o

  • Biarkan Aku Pergi   Datang Bersama Perempuan Itu

    "Damar!" Teriak Pak Gandi, membuat Damar yang tertidur di bangku kemudi mobil itu kaget dan menarik tangannya yang sedang dipegang erat oleh Danira. Damar langsung turun dari mobil dan menghampiri Bapak mertuanya yang mukanya sudah seperti tomat karena menahan emosi. "Masuk kamu kedalam rumah!" Titah Pak Gandi, Almira memilih masuk kedalam kekamarnya, Ia masih enggan bertemu dengan lelaki yang dulu sangat ia sayangi itu. "Mas aku ikut." Ujar Danira sambil menggendong Amora yang masih tertidur. "Kamu tetap disitu, aku mau menyelesaikan masalah anakku dengan Damar." Bapak nya Almira tidak ingin Almira semakin sakit hati melihat Damar dan Danira datang secara bersamaan. "Duduk disitu kamu." Ujar Bapak dengan wajah penuh emosi. Ibu memanggil Almira untuk ikut bertemu dengan Damar karena bagaimana pun juga Almira harus tahu keputusan apa yang akan ia ambil. Almira pun keluar dari kamar saat Bapaknya sedang mengintrogasi Damar, bayangan Almira kembali kebeberapa bulan yang lalu diman

  • Biarkan Aku Pergi   Hamil

    Sudah seharian Almira berbaring saja dikamar, Ibunya dengan setia menyiapkan semua keperluan Almira, Ibunya juga tidak segan-segan untuk memijat anak semata wayangnya itu. Almira memang anak satu-satunya, Bapak dan Ibunya mendapatkan dia saat usianya tidak lagi muda, Almira merupakan mukjizat yang diberikan Allah untuk kedua orang tuanya setelah puluhan tahun menantikan buah hati, jadi wajar Almira begitu sangat disayangi. "Gimana nduk? masih mual terus?'' Tanya Ibunya sambil memberikan teh hangat untuk mengisi perut Almira yang dari tadi masih tidak mau makan, karena setelah mencoba makan, perutnya seperti keram dan kembali memuntahkan semua makanan yang ia makan. Almira menganggukkan kepalanya, wajahnya sangat pucat. "Jangan-jangan kamu lagi hamil ya nduk? tanda-tanda nya seperti orang sedang hamil muda'' Mata Almira melotot kearah Ibunya, Almira menggelengkan kepalanya. "Mira cuma kecapekan aja dijalan kemarin Bu." Perasaan Almira menjadi campur aduk. "Ya sudah untuk memasti

  • Biarkan Aku Pergi   Pulang Kampung

    Saat sibuk mengemas baju-bajunya tiba-tiba handphone Almira berbunyi, Almira pun mengambil ponsel yang ada didalam saku baju gamis yang ia pakai saat ini. "[Jangan marah-marah terus sama Damar, kasihan banget loh Damar dia sedih punya Istri bocil kayak kamu gini, lihat ni dari tadi aku suruh pulang dia nggak mau, sekarang kamu tahu kan prioritas Damar itu bukan kamu tapi Amora]" Pesan yang dikirimkan oleh nomor baru disertai foto Damar sedang bermain dengan Amora disebuah rumah cukup besar, membuat Almira sangat sakit hati. Tetapi Almira memilih tidak membalas pesan itu, dia yakin Danira memang sengaja membuat hatinya panas. Almira mendongakkan kepalanya keatas menahan agar air matanya tidak keluar lagi. "Aku Istri sahnya Mas Damar, aku tidak boleh kalah dengan perempuan yang sepertinya punya maksud tidak bagus untuk keluarga kecilku." Ujar Almira menenangkan hatinya, Almira baru beberapa bulan ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah dinikahi oleh lelaki seperti Damar, t

  • Biarkan Aku Pergi   Pertemuan Tanpa Diduga

    Tit Tit Damar pulang tepat jam lima sore, Almira yang masih kesal tetap membuka kan pintu untuk Damar tetapi tanpa senyum ia berdiri didepan pintu. "Sayang Mas kenapa cemberut seperti itu sih, nanti cantiknya hilang loh." Ujar Damar sambil menyerahkan bungkusan yang berisi martabak, sejak menikah setiap pulang kerumah Damar tidak pernah absen membelikan bingkisan untuk Istrinya. "Cantikan mana Aku sama Danira itu Mas?" Almira memonyongkan mulutnya, sangking gemasnya Damar mencubit pipi Almira sambil terkekeh. "Tuh kan kamu malah tertawa seneng ya lihat Istrinya sakit hati?" Almira menghentakkan kakinya dan meninggalkan Damar, Almira memang masih suka ngambek, Damar tidak tinggal diam dia langsung mengejar Almira. "Ya jelas cantikan Istri Mas ini lah, Danira itu cuma teman sekolah Mas sayang, lagian dia juga sudah punya anak, jangan marah-marah lagi dong Mas sedih kalau kamu marah-marah gini." Senyum merekah keluar dari bibir Almira setelah tahu bahwa perempuan yang bernama Dani

  • Biarkan Aku Pergi   Siapa Perempuan Itu?

    "Suami terbaikku." Almira memposting foto Damar di sosial media dengan keterangan yang sangat manis, foto Damar yang hanya tampak punggung itu menarik banyak perhatian teman-teman Almira untuk berkomentar. Rata-rata teman-teman Almira mengungkapkan rasa kagumnya kepada Damar, sebagai seorang Suami Damar memang memperlakukan Almira layaknya seorang ratu, sebagai pasangan Pasutri baru, rumah tangga Damar dan Almira sedang hangat-hangatnya. "Keren banget Suaminya Almira, selain ganteng ternyata sayang banget sama Kamu Almira, sisakan satu lelaki seperti ini ya Allah" "Dimana mencari lelaki seperti ini zaman sekarang ya" Masih banyak lagi komentar-komentar lain yang mengungkapkan betapa beruntungnya Almira memiliki Damar, tetapi mata Almira tiba-tiba tertuju pada satu komentar yang membuat Almira mengernyitkan dahinya, berbeda dengan kebanyakan komentar yang didapat, komentar kali ini mengingatkan Almira tentang pelakor. "Pelakor sedang mengintai Mbak, sebaiknya tidak sering-sering

DMCA.com Protection Status