Home / Pernikahan / Biarkan Aku Pergi / Pertemuan Tanpa Diduga

Share

Pertemuan Tanpa Diduga

Author: Asni Sha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tit

Tit

Damar pulang tepat jam lima sore, Almira yang masih kesal tetap membuka kan pintu untuk Damar tetapi tanpa senyum ia berdiri didepan pintu.

"Sayang Mas kenapa cemberut seperti itu sih, nanti cantiknya hilang loh." Ujar Damar sambil menyerahkan bungkusan yang berisi martabak, sejak menikah setiap pulang kerumah Damar tidak pernah absen membelikan bingkisan untuk Istrinya.

"Cantikan mana Aku sama Danira itu Mas?" Almira memonyongkan mulutnya, sangking gemasnya Damar mencubit pipi Almira sambil terkekeh.

"Tuh kan kamu malah tertawa seneng ya lihat Istrinya sakit hati?" Almira menghentakkan kakinya dan meninggalkan Damar, Almira memang masih suka ngambek, Damar tidak tinggal diam dia langsung mengejar Almira.

"Ya jelas cantikan Istri Mas ini lah, Danira itu cuma teman sekolah Mas sayang, lagian dia juga sudah punya anak, jangan marah-marah lagi dong Mas sedih kalau kamu marah-marah gini." Senyum merekah keluar dari bibir Almira setelah tahu bahwa perempuan yang bernama Danira itu sudah mempunyai anak.

"Tapi kamu tidak bohong kan Mas." Almira memasang wajah manyun lagi.

"Tentu tidak sayang, ya sudah dari pada kamu mikir yang macam-macam terus, kita makan malam diluar yok."

"Emangnya kamu sudah gajian Mas, ingat loh kita mesti ngirit biar cepet beli rumah." Almira walaupun mempunyai sikap manja tetapi dia tidak suka belanja dan lebih memilih menyimpan uangnya untuk keperluan lain yang lebih penting, sikap Almira ini yang menambah Damar sangat mengagumi Almira, diusia yang masih tergolong masih muda Almira sudah banyak berpikir untuk masa depan.

"Dua hari lagi juga gajian kok sayang, sesekali nyenengin Istri kata orang bisa nambah rezeki loh."

Setelah Almira berganti baju dan memoles wajahnya sedikit dengan riasan sederhana, Almira langsung menuju motor dimana Damar sudah menunggunya.

Saat melihat Almira berdiri didepannya, Damar tidak berhenti memandangi Istrinya, membuat Almira risih dan merasa ada yang salah dengan baju yang ia pakai.

"Nggak cocok ya bajunya Mas?' Tanya Almira sambil memperhatikan bajunya.

Damar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kalau lagi keluar jangan cantik-cantik gini dong sayang, Mas nggak mau kamu dilihatin sama buaya-buaya diluar sana.

Almira menjadi salah tingkah mendengar Damar bicara, Damar memang sering cemburu buta kalau Almira diperhatikan banyak lelaki, Almira jadi teringat saat Damar cemburu dengan sahabatnya sendiri yang bernama Gavin, saat itu Gavin tidak berhenti memperhatikan Almira saat diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Damar, sejak saat itu Almira tidak diizinkan oleh Damar bertemu dengan teman -temannya lagi.

"Jadi aku ganti baju nih? atau kita dirumah aja deh Mas?" Goda Almira yang membuat mata Damar seperti buaya yang akan menerkam mangsanya.

"Awas ya pulang dari makan nanti kamu habis Mas buat." Ujar Damar yang disambut gelak tawa Almira.

Sepanjang perjalanan Almira tidak pernah melepaskan tangannya dari pinggang Damar, Almira sudah tidak sungkan-sungkan lagi menunjukkan rasa sayangnya, sangat jauh berbeda dari pertama ia menikah dulu, Almira sangat kaku dan lebih banyak diam, Damar merupakan pacar pertama untuk Almira dan langsung menjadikannya Istri, jadi wajar kalau awal-awal Almira masih belum tahu apa yang harus dilakukan, sesekali mereka juga melemparkan candaan yang membuat gelak tawa tidak berhenti terdengar, dunia seperti milik mereka berdua.

Setelah berputar-putar menggunakan sepeda motor kesayangannya, Damar memilih berhenti disalah satu Cafe yang cukup terkenal dan ramai pengunjung itu.

"Loh kok kesini Mas?" Tanya Almira yang memang baru kali ini diajak Damar ketempat yang cukup mewah.

"Sesekali kita coba makanan orang kaya sayang, mana tahu nanti kita bisa kaya kan nggak kaget lagi sama makanannya." Almira menunjukkan wajah kurang sukanya.

"Tapi ini pasti mahal Mas, lebih baik uangnya disimpan saja." Tidak lagi mendengar ocehan Almira, Damar menarik tangan Almira dan mencari tempat duduk ditepi yang agak sepi.

Damar memesan berbagai makanan yang memang Almira belum pernah mencoba sebelumnya, sambil menunggu makanan datang sesekali mereka bercanda layaknya orang pacaran yang sedang kasmaran, tidak memperdulikan lagi kalau mereka menjadi pusat perhatian banyak orang gara-gara suara tawa yang tidak bisa dikendalikan lagi.

Tanpa Almira dan Damar sadari ternyata sudah ada perempuan dengan rok diatas lutut serta dandanan yang sangat menor berdiri dimeja Almira.

"Ya ampun tau banget yang jadi pengantin baru, dunia seakan milik berdua yang lain ngontrak." Almira langsung mendongakkan kepalanya mencari sumber suara, betapa kagetnya Almira saat tahu perempuan yang berdiri itu ternyata perempuan yang membuat dia kesal satu harian ini akibat komentarnya di akun sosial media Almira.

"Danira." Pekik Damar seperti melihat setan.

"Iya Bro, ngapa kaget ya, maaf ya kalau ganggu pacarannya, aku tadi lagi cari-cari meja yang kosong, ternyata udah nggak ada lagi, padahal Amora lagi kepingin banget makan disini." Danira menunjukkan wajah memelas sambil memeluk Amora anak perempuannya seakan mencari perhatian Damar.

"Ya ampun Amora sudah besar banget ya sekarang." Ujar Damar sambil mengelus-elus kepala anak perempuan berumur lima tahun itu.

"Iya nih, Om Damarnya sudah lupa sama Amora jadi tidak pernah datang kerumah lagi, mana nikah juga diam-diam nggak pakai ngundang." Protes Danira, Almira hanya bisa diam saja memperhatikan dua orang yang sepertinya sedang menikmati pertemuannya.

"Ya sudah gabung dimeja kita aja Danira, boleh kan sayang?" Tanya Damar kepada Almira, Almira hanya bisa mengangguk walaupun didalam hatinya menolak, makan malam yang seharusnya menjadi makan malam yang istimewa karena jarang-jarang dibawa Damar ketempat yang bagus seperti ini menjadi makan malam yang hambar, Almira tidak selera makan, ia hanya memakan sedikit makanan yang dipesan Damar.

Damar kelihatan sangat dekat dengan Amora, sesekali ia mencium pucuk kepala anak perempuan itu Amora juga kelihatan sangat nyaman dipangkuan Damar, Almira tahu Damar memang mempunyai sifat penyayang tetapi tidak tahu kenapa Almira merasa cemburu dengan kedekatan Damar dan anak perempuan bernama Amora itu.

"Mas, aku sudah ngantuk nih, kita pulang lagi ya." Ujar Almira, karena sudah tidak tahan lagi melihat keakraban mereka bertiga.

"Baru juga jam sembilan, Amora jarang-jarang loh ketemu sama Omnya kasihan loh Amora, Tantenya sabar sedikit ya, tau kok kalau pengantin baru itu pengennya deket-deket terus tapi besokkan hari minggu, bisa begadang sampai pagi tuh." Danira kelihatan sangat senang ia menyunggingkan senyumnya, Damar pun ikutan tersenyum lebar.

"Ya sudah kalau kamu masih mau lama-lama disini Mas, aku pulang naik ojek online saja." Almira langsung melangkah pergi, berharap Damar segera mengejarnya.

Sudah lima menit tidak ada tanda-tanda Damar mengejar, Almira langsung naik ojek yang sudah menunggunya.

Dicafe tadi Almira berusaha menahan tangisnya, tetapi setelah sampai di rumah Almira tidak bisa manahan nya, ia ingin sekali pulang ke rumah orangtuanya saat ini juga setelah membuka pesan dari Suaminya.

"[Mas tidak suka melihat kamu seperti ini, masa sama anak kecil saja cemburu, kasihan loh Amora itu tidak punya Ayah, dia belum pernah melihat wajah Ayahnya karena saat dikandungan Ayahnya meninggal, lagian kamu baperan banget sih, Daniar itu teman lamaku dan Kami sudah lama tidak berjumpa sebagai seorang Istri harusnya Kamu bisa dekat juga dengan teman Suami]" Bukannya merasa tenang, Almira malah tambah kesal.

"Kamu lebih mementingkan perasaan anak teman Kamu dibandingkan Aku Istri Mu. " Ujar Almira sambil menangis.

BERSAMBUNG...

Related chapters

  • Biarkan Aku Pergi   Pulang Kampung

    Saat sibuk mengemas baju-bajunya tiba-tiba handphone Almira berbunyi, Almira pun mengambil ponsel yang ada didalam saku baju gamis yang ia pakai saat ini. "[Jangan marah-marah terus sama Damar, kasihan banget loh Damar dia sedih punya Istri bocil kayak kamu gini, lihat ni dari tadi aku suruh pulang dia nggak mau, sekarang kamu tahu kan prioritas Damar itu bukan kamu tapi Amora]" Pesan yang dikirimkan oleh nomor baru disertai foto Damar sedang bermain dengan Amora disebuah rumah cukup besar, membuat Almira sangat sakit hati. Tetapi Almira memilih tidak membalas pesan itu, dia yakin Danira memang sengaja membuat hatinya panas. Almira mendongakkan kepalanya keatas menahan agar air matanya tidak keluar lagi. "Aku Istri sahnya Mas Damar, aku tidak boleh kalah dengan perempuan yang sepertinya punya maksud tidak bagus untuk keluarga kecilku." Ujar Almira menenangkan hatinya, Almira baru beberapa bulan ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah dinikahi oleh lelaki seperti Damar, t

  • Biarkan Aku Pergi   Hamil

    Sudah seharian Almira berbaring saja dikamar, Ibunya dengan setia menyiapkan semua keperluan Almira, Ibunya juga tidak segan-segan untuk memijat anak semata wayangnya itu. Almira memang anak satu-satunya, Bapak dan Ibunya mendapatkan dia saat usianya tidak lagi muda, Almira merupakan mukjizat yang diberikan Allah untuk kedua orang tuanya setelah puluhan tahun menantikan buah hati, jadi wajar Almira begitu sangat disayangi. "Gimana nduk? masih mual terus?'' Tanya Ibunya sambil memberikan teh hangat untuk mengisi perut Almira yang dari tadi masih tidak mau makan, karena setelah mencoba makan, perutnya seperti keram dan kembali memuntahkan semua makanan yang ia makan. Almira menganggukkan kepalanya, wajahnya sangat pucat. "Jangan-jangan kamu lagi hamil ya nduk? tanda-tanda nya seperti orang sedang hamil muda'' Mata Almira melotot kearah Ibunya, Almira menggelengkan kepalanya. "Mira cuma kecapekan aja dijalan kemarin Bu." Perasaan Almira menjadi campur aduk. "Ya sudah untuk memasti

  • Biarkan Aku Pergi   Datang Bersama Perempuan Itu

    "Damar!" Teriak Pak Gandi, membuat Damar yang tertidur di bangku kemudi mobil itu kaget dan menarik tangannya yang sedang dipegang erat oleh Danira. Damar langsung turun dari mobil dan menghampiri Bapak mertuanya yang mukanya sudah seperti tomat karena menahan emosi. "Masuk kamu kedalam rumah!" Titah Pak Gandi, Almira memilih masuk kedalam kekamarnya, Ia masih enggan bertemu dengan lelaki yang dulu sangat ia sayangi itu. "Mas aku ikut." Ujar Danira sambil menggendong Amora yang masih tertidur. "Kamu tetap disitu, aku mau menyelesaikan masalah anakku dengan Damar." Bapak nya Almira tidak ingin Almira semakin sakit hati melihat Damar dan Danira datang secara bersamaan. "Duduk disitu kamu." Ujar Bapak dengan wajah penuh emosi. Ibu memanggil Almira untuk ikut bertemu dengan Damar karena bagaimana pun juga Almira harus tahu keputusan apa yang akan ia ambil. Almira pun keluar dari kamar saat Bapaknya sedang mengintrogasi Damar, bayangan Almira kembali kebeberapa bulan yang lalu diman

  • Biarkan Aku Pergi   Kembali Pulang

    "Bapak titip Mira ya Damar, tolong dijaga perasaannya, ingat Istri Mu ini sedang mengandung buah cinta kalian. " Ujar Pak Gandi saat Damar dan Almira hendak pulang ke rumah Mereka. Damar mengangguk dan mencium punggung tangan Pak Gandi. Almira akhirnya luluh juga mau bersedia pulang ke rumah kontrakan Mereka. Almira tidak kuasa menahan air matanya, saat melihat wajah tua kedua orangtuanya. "Ndak usah nangis nduk, nanti Bapak dan Ibu akan datang saat Kamu lahiran, Kamu yang kuat dan sabar ya, namanya rumah tangga itu ada pasang surutnya, apalagi rumah tangga yang baru seumur jagung, masih butuh banyak penyesuaian. " Pesan Pak Gandi saat mengantarkan Almira masuk kedalam mobil yang akan mengantarkan Almira ke rumah kontrakannya. Tangis Almira masih saja pecah saat mobil mulai meninggalkan halaman rumah masa kecilnya itu, membuat Damar kewalahan dan sedikit kesal. "Sudah lah jangan menangis terus, nanti apa kata orang. "Bukannya diam Almira malah menambah volume suaranya, membuat o

  • Biarkan Aku Pergi   Siapa Perempuan Itu?

    "Suami terbaikku." Almira memposting foto Damar di sosial media dengan keterangan yang sangat manis, foto Damar yang hanya tampak punggung itu menarik banyak perhatian teman-teman Almira untuk berkomentar. Rata-rata teman-teman Almira mengungkapkan rasa kagumnya kepada Damar, sebagai seorang Suami Damar memang memperlakukan Almira layaknya seorang ratu, sebagai pasangan Pasutri baru, rumah tangga Damar dan Almira sedang hangat-hangatnya. "Keren banget Suaminya Almira, selain ganteng ternyata sayang banget sama Kamu Almira, sisakan satu lelaki seperti ini ya Allah" "Dimana mencari lelaki seperti ini zaman sekarang ya" Masih banyak lagi komentar-komentar lain yang mengungkapkan betapa beruntungnya Almira memiliki Damar, tetapi mata Almira tiba-tiba tertuju pada satu komentar yang membuat Almira mengernyitkan dahinya, berbeda dengan kebanyakan komentar yang didapat, komentar kali ini mengingatkan Almira tentang pelakor. "Pelakor sedang mengintai Mbak, sebaiknya tidak sering-sering

Latest chapter

  • Biarkan Aku Pergi   Kembali Pulang

    "Bapak titip Mira ya Damar, tolong dijaga perasaannya, ingat Istri Mu ini sedang mengandung buah cinta kalian. " Ujar Pak Gandi saat Damar dan Almira hendak pulang ke rumah Mereka. Damar mengangguk dan mencium punggung tangan Pak Gandi. Almira akhirnya luluh juga mau bersedia pulang ke rumah kontrakan Mereka. Almira tidak kuasa menahan air matanya, saat melihat wajah tua kedua orangtuanya. "Ndak usah nangis nduk, nanti Bapak dan Ibu akan datang saat Kamu lahiran, Kamu yang kuat dan sabar ya, namanya rumah tangga itu ada pasang surutnya, apalagi rumah tangga yang baru seumur jagung, masih butuh banyak penyesuaian. " Pesan Pak Gandi saat mengantarkan Almira masuk kedalam mobil yang akan mengantarkan Almira ke rumah kontrakannya. Tangis Almira masih saja pecah saat mobil mulai meninggalkan halaman rumah masa kecilnya itu, membuat Damar kewalahan dan sedikit kesal. "Sudah lah jangan menangis terus, nanti apa kata orang. "Bukannya diam Almira malah menambah volume suaranya, membuat o

  • Biarkan Aku Pergi   Datang Bersama Perempuan Itu

    "Damar!" Teriak Pak Gandi, membuat Damar yang tertidur di bangku kemudi mobil itu kaget dan menarik tangannya yang sedang dipegang erat oleh Danira. Damar langsung turun dari mobil dan menghampiri Bapak mertuanya yang mukanya sudah seperti tomat karena menahan emosi. "Masuk kamu kedalam rumah!" Titah Pak Gandi, Almira memilih masuk kedalam kekamarnya, Ia masih enggan bertemu dengan lelaki yang dulu sangat ia sayangi itu. "Mas aku ikut." Ujar Danira sambil menggendong Amora yang masih tertidur. "Kamu tetap disitu, aku mau menyelesaikan masalah anakku dengan Damar." Bapak nya Almira tidak ingin Almira semakin sakit hati melihat Damar dan Danira datang secara bersamaan. "Duduk disitu kamu." Ujar Bapak dengan wajah penuh emosi. Ibu memanggil Almira untuk ikut bertemu dengan Damar karena bagaimana pun juga Almira harus tahu keputusan apa yang akan ia ambil. Almira pun keluar dari kamar saat Bapaknya sedang mengintrogasi Damar, bayangan Almira kembali kebeberapa bulan yang lalu diman

  • Biarkan Aku Pergi   Hamil

    Sudah seharian Almira berbaring saja dikamar, Ibunya dengan setia menyiapkan semua keperluan Almira, Ibunya juga tidak segan-segan untuk memijat anak semata wayangnya itu. Almira memang anak satu-satunya, Bapak dan Ibunya mendapatkan dia saat usianya tidak lagi muda, Almira merupakan mukjizat yang diberikan Allah untuk kedua orang tuanya setelah puluhan tahun menantikan buah hati, jadi wajar Almira begitu sangat disayangi. "Gimana nduk? masih mual terus?'' Tanya Ibunya sambil memberikan teh hangat untuk mengisi perut Almira yang dari tadi masih tidak mau makan, karena setelah mencoba makan, perutnya seperti keram dan kembali memuntahkan semua makanan yang ia makan. Almira menganggukkan kepalanya, wajahnya sangat pucat. "Jangan-jangan kamu lagi hamil ya nduk? tanda-tanda nya seperti orang sedang hamil muda'' Mata Almira melotot kearah Ibunya, Almira menggelengkan kepalanya. "Mira cuma kecapekan aja dijalan kemarin Bu." Perasaan Almira menjadi campur aduk. "Ya sudah untuk memasti

  • Biarkan Aku Pergi   Pulang Kampung

    Saat sibuk mengemas baju-bajunya tiba-tiba handphone Almira berbunyi, Almira pun mengambil ponsel yang ada didalam saku baju gamis yang ia pakai saat ini. "[Jangan marah-marah terus sama Damar, kasihan banget loh Damar dia sedih punya Istri bocil kayak kamu gini, lihat ni dari tadi aku suruh pulang dia nggak mau, sekarang kamu tahu kan prioritas Damar itu bukan kamu tapi Amora]" Pesan yang dikirimkan oleh nomor baru disertai foto Damar sedang bermain dengan Amora disebuah rumah cukup besar, membuat Almira sangat sakit hati. Tetapi Almira memilih tidak membalas pesan itu, dia yakin Danira memang sengaja membuat hatinya panas. Almira mendongakkan kepalanya keatas menahan agar air matanya tidak keluar lagi. "Aku Istri sahnya Mas Damar, aku tidak boleh kalah dengan perempuan yang sepertinya punya maksud tidak bagus untuk keluarga kecilku." Ujar Almira menenangkan hatinya, Almira baru beberapa bulan ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah dinikahi oleh lelaki seperti Damar, t

  • Biarkan Aku Pergi   Pertemuan Tanpa Diduga

    Tit Tit Damar pulang tepat jam lima sore, Almira yang masih kesal tetap membuka kan pintu untuk Damar tetapi tanpa senyum ia berdiri didepan pintu. "Sayang Mas kenapa cemberut seperti itu sih, nanti cantiknya hilang loh." Ujar Damar sambil menyerahkan bungkusan yang berisi martabak, sejak menikah setiap pulang kerumah Damar tidak pernah absen membelikan bingkisan untuk Istrinya. "Cantikan mana Aku sama Danira itu Mas?" Almira memonyongkan mulutnya, sangking gemasnya Damar mencubit pipi Almira sambil terkekeh. "Tuh kan kamu malah tertawa seneng ya lihat Istrinya sakit hati?" Almira menghentakkan kakinya dan meninggalkan Damar, Almira memang masih suka ngambek, Damar tidak tinggal diam dia langsung mengejar Almira. "Ya jelas cantikan Istri Mas ini lah, Danira itu cuma teman sekolah Mas sayang, lagian dia juga sudah punya anak, jangan marah-marah lagi dong Mas sedih kalau kamu marah-marah gini." Senyum merekah keluar dari bibir Almira setelah tahu bahwa perempuan yang bernama Dani

  • Biarkan Aku Pergi   Siapa Perempuan Itu?

    "Suami terbaikku." Almira memposting foto Damar di sosial media dengan keterangan yang sangat manis, foto Damar yang hanya tampak punggung itu menarik banyak perhatian teman-teman Almira untuk berkomentar. Rata-rata teman-teman Almira mengungkapkan rasa kagumnya kepada Damar, sebagai seorang Suami Damar memang memperlakukan Almira layaknya seorang ratu, sebagai pasangan Pasutri baru, rumah tangga Damar dan Almira sedang hangat-hangatnya. "Keren banget Suaminya Almira, selain ganteng ternyata sayang banget sama Kamu Almira, sisakan satu lelaki seperti ini ya Allah" "Dimana mencari lelaki seperti ini zaman sekarang ya" Masih banyak lagi komentar-komentar lain yang mengungkapkan betapa beruntungnya Almira memiliki Damar, tetapi mata Almira tiba-tiba tertuju pada satu komentar yang membuat Almira mengernyitkan dahinya, berbeda dengan kebanyakan komentar yang didapat, komentar kali ini mengingatkan Almira tentang pelakor. "Pelakor sedang mengintai Mbak, sebaiknya tidak sering-sering

DMCA.com Protection Status