Share

Kembali Pulang

Penulis: Asni Sha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bapak titip Mira ya Damar, tolong dijaga perasaannya, ingat Istri Mu ini sedang mengandung buah cinta kalian. " Ujar Pak Gandi saat Damar dan Almira hendak pulang ke rumah Mereka. Damar mengangguk dan mencium punggung tangan Pak Gandi.

Almira akhirnya luluh juga mau bersedia pulang ke rumah kontrakan Mereka.

Almira tidak kuasa menahan air matanya, saat melihat wajah tua kedua orangtuanya.

"Ndak usah nangis nduk, nanti Bapak dan Ibu akan datang saat Kamu lahiran, Kamu yang kuat dan sabar ya, namanya rumah tangga itu ada pasang surutnya, apalagi rumah tangga yang baru seumur jagung, masih butuh banyak penyesuaian. " Pesan Pak Gandi saat mengantarkan Almira masuk kedalam mobil yang akan mengantarkan Almira ke rumah kontrakannya.

Tangis Almira masih saja pecah saat mobil mulai meninggalkan halaman rumah masa kecilnya itu, membuat Damar kewalahan dan sedikit kesal.

"Sudah lah jangan menangis terus, nanti apa kata orang. "

Bukannya diam Almira malah menambah volume suaranya, membuat orang yang ada didalam mobil itu memperhatikan Damar dan Almira.

"Kalau perempuan lagi hamil memang seperti itu kok Mas, hormonnya lagi naik kalau tidak salah, sabar-sabar saja. " Ujar supir mobil itu yang sesekali memperhatikan Almira yang duduk tepat dibelakangnya.

Damar menjadi salah tingkah, bahkan ia menutup mulut Almira dengan kain agar tidak mengeluarkan suara lagi.

Almira yang kesal membuang kain itu kearah jendela.

"Sudah diam, tidak enak sama penumpang lain Almira, malu tahu. " Protes Damar.

"Jadi Kamu malu Mas, wajar dong kalau Aku menangis karena pisah sama kedua orang tua Ku. "

"Iya tapi tidak lebay seperti ini, ingat Kamu itu sudah menjadi Istri harusnya tahu menempatkan diri. " Perselisihan semakin menjadi.

"Terserah Kamu lah Mas, Aku hanya mengekspresikan diriku saja, kalau tahu seperti ini mendingan Aku tetap tinggal bersama Ibu dan Bapak Ku saja. "

Damar menghela nafas kasar, kalau tidak sadar berada ditempat ramai dan banyak orang Damar ingin sekali memberi pelajaran kepada Almira.

Sepanjang perjalanan Damar dan Almira tidak lagi terlibat percecokan karena Damar memilih memakai handset agar tidak mendengar apapun.

Setelah perjalanan cukup lama akhirnya Damar dan Almira sampai di rumah kontrakan Mereka.

"Astaghfirullah, berantakan banget Mas. " Ujar Almira saat menginjakkan kakinya kedalam rumah, segala macam bekas makanan berserakan dilantai.

"Namanya tidak ada Istri di rumah yang beresin ya wajar lah. "

Damar memang suka memasak bahkan semua orang yang mengenal Damar memuji masakannya, tetapi kalau untuk urusan beres-beres biasanya Damar menyerahkan kepada Almira.

"Ini baru satu minggu kalau selamanya gimana ya? "

"Jadi ada niat ni? "

Almira memilih tidak menjawab, walaupun badannya terasa remuk karena di mobil hampir tujuh jaman dengan keadaan berbadan dua, tetapi Almira langsung bergegas mengambil sapu, karena matanya tidak tahan lagi melihat rumah berantakan seperti kapal pecah.

"Banyak banget sih sampah makanannya Mas? boros banget biasanya kalau Aku ada disini Kamu rajin masak. "

"Sudah jangan banyak ngomong, cepetan beresin semuanya, baunya sudah nyengat banget di hidung Ku. "

Almira kesal bukannya membantu, Damar malah sibuk jadi mandor saja, saat Almira mulai membereskan rumah, tiba-tiba handphone Damar berbunyi.

"Siapa Mas? " Tanya Almira, sejak kejadian beberapa waktu lalu, Almira memang terkesan lebih posesif kepada Damar.

"Bapak nih. " Damar langsung mengangkat telepon dari Bapak Mertuanya.

"[Iya Pak, Kami baru saja sampai nih, Almira lagi nyapu padahal sudah Damar larang tetapi Almira malah ngeyel katanya biar bersih]"

Almira mencubit pinggang Damar.

"Jangan bohong Kamu yang menyuruh. " Almira bisik-bisik agar Pak Gandi tidak mendengarnya, bagaimana pun juga Almira tidak ingin orang tuanya kepikiran tentang rumah tangga Anaknya.

Damar mendekatkan telunjuk kanannya kearah bibir Almira, mengisyaratkan agar Almira diam.

"[Almira memang suka bersih-bersih tapi tetap dijaga kondisinya, ingat lagi hamil]" Pesan Pak Gandi, Almira bisa mendengar karena dengan sengaja Damar membesarkan volume suara handphone nya.

Setelah memastikan Almira dan Damar sampai di rumah, sambungan telepon itu dimatikan.

"Aku laper banget nih Mas. " Rengek Almira setelah menyelesaikan pekerjaannya.

"Aduh Almira Kamu kan bisa jalan ke depan gang, di sana banyak yang jualan tuh, Aku capek banget mau istirahat, kalau Kamu beli jangan lupa lebihkan untuk Suami Mu satu ya. "

"Aku capek banget Mas, perut Ku keram, mungkin karena banyak gerak dari tadi. " Almira memegang perutnya yang dari tadi terasa tidak nyaman.

"Jangan manja lah Almira, ingat sebentar lagi Kamu bakalan jadi Ibu, tinggal beli saja masih minta dibelikan belum Aku suruh masak Kamu, harusnya Kamu beruntung punya Suami kayak Aku ini Almira, lihat tuh para Suami diluar sana, banyak tuntutannya sama Istri harus bisa masak lah, harus pandai dandan lah, harus wangi lah, Aku cuma minta kamu jangan manja aja kok. "

"Mana uangnya?" Almira menengadahkan tangannya.

"Pakai uang Kamu dulu, Mas tidak ada uang kecil, nanti kalau sudah terpecah jadi cepat habisnya kan Kamu sendiri yang bilang Kita harus ngirit, jangan lupa belikan Mas Sate sama martabak manis yang dipinggir jalan besar ya, Mas sudah biasa beli di sana lebih enak dibanding yang lain . "

"Satu aja Mas, kalau sate ya sate aja kalau martabak ya martabak aja. "

"Jangan perhitungan sama Suami Almira, besok pasti Mas ganti kalau sudah gajian lagian bekal dari Bapak Kamu Mas lihat banyak yang warna merah tuh. "

Almira menatap Damar, Almira tidak menyangka sikap asli Damar kelihatan sekarang bahkan Almira tidak tahu juga kalau Damar ternyata sering meminta kiriman uang kepada Pak Gandi, padahal kehidupan Pak Gandi di kampung sangat sederhana.

Tidak mau ribut, Almira yang sudah sangat lemas karena sudah menahan lapar langsung melangkahkan kakinya, ke ujung jalan mencari makanan yang membuatnya selera, karena sejak hamil Almira menjadi pilih-pilih makanan.

Setelah berkeliling akhirnya Almira memilih bakso, Almira memilih langsung makan ditempat karena perutnya sudah sangat keroncongan.

"Martabaknya satu ya Mas. " Almira memesan pesanan Suaminya.

"Loh Mbak Almira masih disini ya? " Tanya penjual martabak kepada Almira seperti kaget melihat kedatangan Almira, Almira memang mengenal penjual martabak itu karena rumah Mereka cukup dekat sama-sama mengontrak dan Istri penjual itu sering ngobrol dengan Almira.

"Iya Pak, baru pulang dari kampung. " Jawab Almira.

"Owalah Saya kira sudah nggak balik lagi, orang-orang disini mengira malah udah pisah sama Mas Damar orang Mas Damar sering datang ke rumah sambil membawa perempuan cantik sama anak perempuan masih kecil juga. "

"Pakai mobil Pak? "

"Iya mobil warna merah? " Almira seketika langsung mengepalkan tangannya, setelah membayar pesanannya Almira langsung pulang dengan perasaan yang sulit diungkapkan.

"Wah terimakasih Istriku Kamu baik banget. " Ujar Damar saat melihat Almira menenteng pesanannya.

"Jadi Kamu sering membawa Perempuan itu ke rumah ini Mas, apa Kamu tidak mikir apa pandangan orang melihat Kamu datang ke rumah saat Aku tidak ada? pantesan banyak banget bekas makanan ternyata. "

"Aku lapar jangan bahas yang aneh-aneh dulu, lagian apa salahnya membawa teman ke rumah sih. "

BERSAMBUNG...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kiki
bagus dan menghibur terharu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Biarkan Aku Pergi   Siapa Perempuan Itu?

    "Suami terbaikku." Almira memposting foto Damar di sosial media dengan keterangan yang sangat manis, foto Damar yang hanya tampak punggung itu menarik banyak perhatian teman-teman Almira untuk berkomentar. Rata-rata teman-teman Almira mengungkapkan rasa kagumnya kepada Damar, sebagai seorang Suami Damar memang memperlakukan Almira layaknya seorang ratu, sebagai pasangan Pasutri baru, rumah tangga Damar dan Almira sedang hangat-hangatnya. "Keren banget Suaminya Almira, selain ganteng ternyata sayang banget sama Kamu Almira, sisakan satu lelaki seperti ini ya Allah" "Dimana mencari lelaki seperti ini zaman sekarang ya" Masih banyak lagi komentar-komentar lain yang mengungkapkan betapa beruntungnya Almira memiliki Damar, tetapi mata Almira tiba-tiba tertuju pada satu komentar yang membuat Almira mengernyitkan dahinya, berbeda dengan kebanyakan komentar yang didapat, komentar kali ini mengingatkan Almira tentang pelakor. "Pelakor sedang mengintai Mbak, sebaiknya tidak sering-sering

  • Biarkan Aku Pergi   Pertemuan Tanpa Diduga

    Tit Tit Damar pulang tepat jam lima sore, Almira yang masih kesal tetap membuka kan pintu untuk Damar tetapi tanpa senyum ia berdiri didepan pintu. "Sayang Mas kenapa cemberut seperti itu sih, nanti cantiknya hilang loh." Ujar Damar sambil menyerahkan bungkusan yang berisi martabak, sejak menikah setiap pulang kerumah Damar tidak pernah absen membelikan bingkisan untuk Istrinya. "Cantikan mana Aku sama Danira itu Mas?" Almira memonyongkan mulutnya, sangking gemasnya Damar mencubit pipi Almira sambil terkekeh. "Tuh kan kamu malah tertawa seneng ya lihat Istrinya sakit hati?" Almira menghentakkan kakinya dan meninggalkan Damar, Almira memang masih suka ngambek, Damar tidak tinggal diam dia langsung mengejar Almira. "Ya jelas cantikan Istri Mas ini lah, Danira itu cuma teman sekolah Mas sayang, lagian dia juga sudah punya anak, jangan marah-marah lagi dong Mas sedih kalau kamu marah-marah gini." Senyum merekah keluar dari bibir Almira setelah tahu bahwa perempuan yang bernama Dani

  • Biarkan Aku Pergi   Pulang Kampung

    Saat sibuk mengemas baju-bajunya tiba-tiba handphone Almira berbunyi, Almira pun mengambil ponsel yang ada didalam saku baju gamis yang ia pakai saat ini. "[Jangan marah-marah terus sama Damar, kasihan banget loh Damar dia sedih punya Istri bocil kayak kamu gini, lihat ni dari tadi aku suruh pulang dia nggak mau, sekarang kamu tahu kan prioritas Damar itu bukan kamu tapi Amora]" Pesan yang dikirimkan oleh nomor baru disertai foto Damar sedang bermain dengan Amora disebuah rumah cukup besar, membuat Almira sangat sakit hati. Tetapi Almira memilih tidak membalas pesan itu, dia yakin Danira memang sengaja membuat hatinya panas. Almira mendongakkan kepalanya keatas menahan agar air matanya tidak keluar lagi. "Aku Istri sahnya Mas Damar, aku tidak boleh kalah dengan perempuan yang sepertinya punya maksud tidak bagus untuk keluarga kecilku." Ujar Almira menenangkan hatinya, Almira baru beberapa bulan ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah dinikahi oleh lelaki seperti Damar, t

  • Biarkan Aku Pergi   Hamil

    Sudah seharian Almira berbaring saja dikamar, Ibunya dengan setia menyiapkan semua keperluan Almira, Ibunya juga tidak segan-segan untuk memijat anak semata wayangnya itu. Almira memang anak satu-satunya, Bapak dan Ibunya mendapatkan dia saat usianya tidak lagi muda, Almira merupakan mukjizat yang diberikan Allah untuk kedua orang tuanya setelah puluhan tahun menantikan buah hati, jadi wajar Almira begitu sangat disayangi. "Gimana nduk? masih mual terus?'' Tanya Ibunya sambil memberikan teh hangat untuk mengisi perut Almira yang dari tadi masih tidak mau makan, karena setelah mencoba makan, perutnya seperti keram dan kembali memuntahkan semua makanan yang ia makan. Almira menganggukkan kepalanya, wajahnya sangat pucat. "Jangan-jangan kamu lagi hamil ya nduk? tanda-tanda nya seperti orang sedang hamil muda'' Mata Almira melotot kearah Ibunya, Almira menggelengkan kepalanya. "Mira cuma kecapekan aja dijalan kemarin Bu." Perasaan Almira menjadi campur aduk. "Ya sudah untuk memasti

  • Biarkan Aku Pergi   Datang Bersama Perempuan Itu

    "Damar!" Teriak Pak Gandi, membuat Damar yang tertidur di bangku kemudi mobil itu kaget dan menarik tangannya yang sedang dipegang erat oleh Danira. Damar langsung turun dari mobil dan menghampiri Bapak mertuanya yang mukanya sudah seperti tomat karena menahan emosi. "Masuk kamu kedalam rumah!" Titah Pak Gandi, Almira memilih masuk kedalam kekamarnya, Ia masih enggan bertemu dengan lelaki yang dulu sangat ia sayangi itu. "Mas aku ikut." Ujar Danira sambil menggendong Amora yang masih tertidur. "Kamu tetap disitu, aku mau menyelesaikan masalah anakku dengan Damar." Bapak nya Almira tidak ingin Almira semakin sakit hati melihat Damar dan Danira datang secara bersamaan. "Duduk disitu kamu." Ujar Bapak dengan wajah penuh emosi. Ibu memanggil Almira untuk ikut bertemu dengan Damar karena bagaimana pun juga Almira harus tahu keputusan apa yang akan ia ambil. Almira pun keluar dari kamar saat Bapaknya sedang mengintrogasi Damar, bayangan Almira kembali kebeberapa bulan yang lalu diman

Bab terbaru

  • Biarkan Aku Pergi   Kembali Pulang

    "Bapak titip Mira ya Damar, tolong dijaga perasaannya, ingat Istri Mu ini sedang mengandung buah cinta kalian. " Ujar Pak Gandi saat Damar dan Almira hendak pulang ke rumah Mereka. Damar mengangguk dan mencium punggung tangan Pak Gandi. Almira akhirnya luluh juga mau bersedia pulang ke rumah kontrakan Mereka. Almira tidak kuasa menahan air matanya, saat melihat wajah tua kedua orangtuanya. "Ndak usah nangis nduk, nanti Bapak dan Ibu akan datang saat Kamu lahiran, Kamu yang kuat dan sabar ya, namanya rumah tangga itu ada pasang surutnya, apalagi rumah tangga yang baru seumur jagung, masih butuh banyak penyesuaian. " Pesan Pak Gandi saat mengantarkan Almira masuk kedalam mobil yang akan mengantarkan Almira ke rumah kontrakannya. Tangis Almira masih saja pecah saat mobil mulai meninggalkan halaman rumah masa kecilnya itu, membuat Damar kewalahan dan sedikit kesal. "Sudah lah jangan menangis terus, nanti apa kata orang. "Bukannya diam Almira malah menambah volume suaranya, membuat o

  • Biarkan Aku Pergi   Datang Bersama Perempuan Itu

    "Damar!" Teriak Pak Gandi, membuat Damar yang tertidur di bangku kemudi mobil itu kaget dan menarik tangannya yang sedang dipegang erat oleh Danira. Damar langsung turun dari mobil dan menghampiri Bapak mertuanya yang mukanya sudah seperti tomat karena menahan emosi. "Masuk kamu kedalam rumah!" Titah Pak Gandi, Almira memilih masuk kedalam kekamarnya, Ia masih enggan bertemu dengan lelaki yang dulu sangat ia sayangi itu. "Mas aku ikut." Ujar Danira sambil menggendong Amora yang masih tertidur. "Kamu tetap disitu, aku mau menyelesaikan masalah anakku dengan Damar." Bapak nya Almira tidak ingin Almira semakin sakit hati melihat Damar dan Danira datang secara bersamaan. "Duduk disitu kamu." Ujar Bapak dengan wajah penuh emosi. Ibu memanggil Almira untuk ikut bertemu dengan Damar karena bagaimana pun juga Almira harus tahu keputusan apa yang akan ia ambil. Almira pun keluar dari kamar saat Bapaknya sedang mengintrogasi Damar, bayangan Almira kembali kebeberapa bulan yang lalu diman

  • Biarkan Aku Pergi   Hamil

    Sudah seharian Almira berbaring saja dikamar, Ibunya dengan setia menyiapkan semua keperluan Almira, Ibunya juga tidak segan-segan untuk memijat anak semata wayangnya itu. Almira memang anak satu-satunya, Bapak dan Ibunya mendapatkan dia saat usianya tidak lagi muda, Almira merupakan mukjizat yang diberikan Allah untuk kedua orang tuanya setelah puluhan tahun menantikan buah hati, jadi wajar Almira begitu sangat disayangi. "Gimana nduk? masih mual terus?'' Tanya Ibunya sambil memberikan teh hangat untuk mengisi perut Almira yang dari tadi masih tidak mau makan, karena setelah mencoba makan, perutnya seperti keram dan kembali memuntahkan semua makanan yang ia makan. Almira menganggukkan kepalanya, wajahnya sangat pucat. "Jangan-jangan kamu lagi hamil ya nduk? tanda-tanda nya seperti orang sedang hamil muda'' Mata Almira melotot kearah Ibunya, Almira menggelengkan kepalanya. "Mira cuma kecapekan aja dijalan kemarin Bu." Perasaan Almira menjadi campur aduk. "Ya sudah untuk memasti

  • Biarkan Aku Pergi   Pulang Kampung

    Saat sibuk mengemas baju-bajunya tiba-tiba handphone Almira berbunyi, Almira pun mengambil ponsel yang ada didalam saku baju gamis yang ia pakai saat ini. "[Jangan marah-marah terus sama Damar, kasihan banget loh Damar dia sedih punya Istri bocil kayak kamu gini, lihat ni dari tadi aku suruh pulang dia nggak mau, sekarang kamu tahu kan prioritas Damar itu bukan kamu tapi Amora]" Pesan yang dikirimkan oleh nomor baru disertai foto Damar sedang bermain dengan Amora disebuah rumah cukup besar, membuat Almira sangat sakit hati. Tetapi Almira memilih tidak membalas pesan itu, dia yakin Danira memang sengaja membuat hatinya panas. Almira mendongakkan kepalanya keatas menahan agar air matanya tidak keluar lagi. "Aku Istri sahnya Mas Damar, aku tidak boleh kalah dengan perempuan yang sepertinya punya maksud tidak bagus untuk keluarga kecilku." Ujar Almira menenangkan hatinya, Almira baru beberapa bulan ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah dinikahi oleh lelaki seperti Damar, t

  • Biarkan Aku Pergi   Pertemuan Tanpa Diduga

    Tit Tit Damar pulang tepat jam lima sore, Almira yang masih kesal tetap membuka kan pintu untuk Damar tetapi tanpa senyum ia berdiri didepan pintu. "Sayang Mas kenapa cemberut seperti itu sih, nanti cantiknya hilang loh." Ujar Damar sambil menyerahkan bungkusan yang berisi martabak, sejak menikah setiap pulang kerumah Damar tidak pernah absen membelikan bingkisan untuk Istrinya. "Cantikan mana Aku sama Danira itu Mas?" Almira memonyongkan mulutnya, sangking gemasnya Damar mencubit pipi Almira sambil terkekeh. "Tuh kan kamu malah tertawa seneng ya lihat Istrinya sakit hati?" Almira menghentakkan kakinya dan meninggalkan Damar, Almira memang masih suka ngambek, Damar tidak tinggal diam dia langsung mengejar Almira. "Ya jelas cantikan Istri Mas ini lah, Danira itu cuma teman sekolah Mas sayang, lagian dia juga sudah punya anak, jangan marah-marah lagi dong Mas sedih kalau kamu marah-marah gini." Senyum merekah keluar dari bibir Almira setelah tahu bahwa perempuan yang bernama Dani

  • Biarkan Aku Pergi   Siapa Perempuan Itu?

    "Suami terbaikku." Almira memposting foto Damar di sosial media dengan keterangan yang sangat manis, foto Damar yang hanya tampak punggung itu menarik banyak perhatian teman-teman Almira untuk berkomentar. Rata-rata teman-teman Almira mengungkapkan rasa kagumnya kepada Damar, sebagai seorang Suami Damar memang memperlakukan Almira layaknya seorang ratu, sebagai pasangan Pasutri baru, rumah tangga Damar dan Almira sedang hangat-hangatnya. "Keren banget Suaminya Almira, selain ganteng ternyata sayang banget sama Kamu Almira, sisakan satu lelaki seperti ini ya Allah" "Dimana mencari lelaki seperti ini zaman sekarang ya" Masih banyak lagi komentar-komentar lain yang mengungkapkan betapa beruntungnya Almira memiliki Damar, tetapi mata Almira tiba-tiba tertuju pada satu komentar yang membuat Almira mengernyitkan dahinya, berbeda dengan kebanyakan komentar yang didapat, komentar kali ini mengingatkan Almira tentang pelakor. "Pelakor sedang mengintai Mbak, sebaiknya tidak sering-sering

DMCA.com Protection Status