Home / Fantasi / Beyond the Light / 23. Ravi's Involvement

Share

23. Ravi's Involvement

Author: Ines Dian
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kita mulai dari pemilik tempat makan ini aja gimana?” tanya Feather.

Arias menyetujui ide Feather. “Memang harus dimulai dari yang paling dekat.”

“Baiklah. Aku beraksi, ya,” ucap Feather lalu diberi semangat oleh rekan-rekannya dalam diam.

Feather bangun dari kursinya lalu menghampiri ibu pemilik restoran di dekat pintu masuk.

“Halo, siang, Bu. Ini untuk meja yang di sana.” Feather memberikan beberapa lembar uang kepada ibu tersebut dan menunjuk meja tempat dirinya dan rekan-rekannya makan.

“Baik, terima kasih.”

Selagi pemilik restoran itu menghitung uang, Feather pun mulai memancingnya. “Akhir-akhir ini situasinya seram ya, Bu? Saya dengar banyak warga yang barangnya dicuri.”

“Iya, saya juga dengar itu. Kita memang harus waspada,” jawab ibu itu.

“Apa barang ibu ada yang hilang juga? Tempat seperti restoran sepertinya rawan maling,” ucap Feather.

“Belum ada, sih. Jangan sampai ada juga,” jawabnya lalu memberikan selembar uang kepada Feather. “Ini kembaliannya. Datang lagi, ya.”

Sete
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Beyond the Light   24. Missing Pendant

    Saat pagi tiba, Tim Eria mengetuk kamar milik Ravi. Untungnya, sang pemilik kamar sudah bangun. Mereka pun berpamitan.Setelah Tim Eria meninggalkan penginapan, Ravi menggeser kaca jendela kamarnya dan menatap kepergian mereka. Ketika ia hendak menutup kembali kacanya, seekor burung merpati masuk melalui celah. Alih-alih mengusir, Ravi malah memberi senyuman kepada burung itu.Ravi menggerakkan telapak tangannya ke atas sehingga burung itu bertengger di jari telunjuknya. “Kau benar. Aku bisa bertemu dengannya.”“Bagaimana kamu bisa mengenalinya?” tanya burung merpati itu.“Colum,” panggilnya lalu tertawa kecil. “Kamu sudah berkali-kali menyebutkan ciri-ciri orang itu kepadaku. Aku bahkan sudah mengingatnya di luar kepala. Saat aku melihatnya, aku langsung tahu kalau itu orang yang kamu maksud.”Burung merpati yang bernama Colum itu mengepakkan sayapnya. “Aku tidak ingat bahwa aku sudah mengatakannya berkali-kali .…”“Seorang kesatria Escalera dengan rambut abu-abu gelap, tatapan mata

    Last Updated : 2024-10-29
  • Beyond the Light   25. Past Memory of the Homeland

    Sebuah api unggun menyala di tengah hutan. Dengan pohon rindang yang berada di belakang punggungnya, Arias menatap langit malam yang kosong. Tidak ada bintang sama sekali.“Arias.”Pilav datang dari arah Arias sebelumnya masuk. Meski sudah empat tahun berlalu, mereka berdua masih mengingat lokasi favorit mereka. Hutan ini berada tidak jauh dari pusat. Biasanya tempat ini digunakan untuk latihan bertarung dan memburu hewan. Pertama kali mereka menemukan tempat ini adalah ketika latihan bertarung bersama temannya yang lain. Di saat yang lainnya pulang, mereka berdua memutuskan untuk menetap dan memasang api unggun.Arias menoleh ke arah si pemanggil. Ia menepuk bangku kayu yang ada di sebelahnya—menyuruh untuk duduk. Mengikuti perintah Arias, perempuan berambut hitam itu pun duduk di sampingnya.Malam itu dingin sekali. Jika tidak ada api unggun, maka mereka berdua bisa membeku.“Sudah lama kita tidak duduk di depan api unggun,” ucap Pilav.“Aku rasa ini waktu yang tepat untuk itu.”“M

    Last Updated : 2024-10-29
  • Beyond the Light   26. Old Friend

    Saat matahari belum terbit, Pilav membuka matanya. Ia tidak menyangka bahwa dirinya tertidur di tempat terbuka. Di depannya masih ada api unggun yang terus menyala. Jauh di depannya, ada Arias yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum ke arahnya. Pria itu sedang berjalan mendekatinya. Pilav pun refleks membalas senyumannya.Tiba-tiba, kobaran api yang awalnya terkurung oleh kayu itu mulai menyebar ke tanah—membakar rumput. Pilav terkejut ketika menyadari hal itu. Ia hendak bangun untuk mematikan apinya. Namun, badannya tidak bisa digerakkan sama sekali.Pilav menatap ke arah Arias yang masih berjalan ke arahnya. Pria itu berjalan seperti biasa, seperti tidak melihat ada api yang menyebar. Mata Pilav membulat. Ia ingin meneriaki nama Arias, namun tidak ada suara yang keluar.Lama-kelamaan, situasi semakin kacau. Api itu mulai menjalar ke pepohonan. Pilav masih tidak bisa bergerak. Ia hanya bisa menggerakkan matanya. Di depannya, Arias masih tersenyum menatapnya.“ARIAS!” teriak

    Last Updated : 2024-10-29
  • Beyond the Light   27. Unexpected Chaos

    “Tyra akan dibebaskan hari ini,” ucap Seth.“Tyra sudah dinyatakan tidak bersalah?” tanya Pilav. Suasana di markas sedikit berbeda. Biasanya, Pilav adalah yang paling jarang bicara. Namun kali ini, hanya dirinya yang bereaksi.Di sana, hanya Pilav yang tidak mengetahui hal itu. Nyridia mengetahuinya karena ia sedang berada di jadwal menjaga kantor pusat sebagai pengawal tambahan. Banyak orang kantor yang membicarakan soal Tyra. Sehingga, Nyridia mendengarnya di mana-mana. Kalau Eugene, ia mengetahuinya dari ayahnya sendiri yang memberi keputusan tersebut.Sudah beberapa hari ini Tim Elite tidak berkumpul. Mereka semua sibuk melakukan kegiatan masing-masing. Ini membuat mereka tidak bisa saling memberi informasi secara langsung.“Tyra memiliki bukti kuat untuk alibinya di saat kejadian ledakan dulu,” jelas Seth. “Dia yang memberikan buktinya kepadaku. Aku juga sudah melaporkannya kepada Tuan Herreros.”“Apa buktinya?” tanya Pilav.“Leon’s Crystal, sebuah perangkat dari Alba yang bisa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Beyond the Light   28. Device That is Supposed to be Gone

    Alkisah di sebuah kerajaan megah bernama Alba, terdapat tiga bersaudara: Lovia, Lalia, dan Leon. Mereka bertiga awalnya sangat dekat—sangat menjunjung tinggi persaudaraan. Namun, ketika ayahnya sakit keras, sifat asli mereka terbongkar. Mereka bertiga memperdebatkan siapa yang akan menjadi penerusnya. Lovia sebagai anak sulung, tentu adalah orang yang paling mungkin untuk menjadi penerus kerajaan. Tetapi, di balik itu, ia memanfaatkan senioritas ini dengan menginjak-injak kedua adiknya. Tingkahnya ini tidak membuat sang ayah semakin membaik dari penyakitnya.Lalia adalah anak tengah. Dirinya sering sakit. Sejak lahir, kondisi tubuhnya memang tidak sepenuhnya sehat. Karena itu, ia sering dijumpai di kamarnya dengan berbagai perawat yang mengawasi keadaannya. Dengan situasinya yang tidak mendukung itu, ia tetap ingin duduk di singgasana. Leon, anak bungsu sekaligus satu-satunya anak laki-laki, membanggakan dirinya. Karena secara hukum, seharusnya laki-laki lah yang meneruskan kerajaan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Beyond the Light   29. Fear of Danger

    Setelah menulis surat permintaan maaf, Klaus tidak langsung memberinya kepada Edberg. Sambil menggenggam kertas, ia juga melirik pria tua itu.“Apa saya boleh menanyakan sesuatu?” tanya Klaus.“Tergantung pertanyaannya.”“Bagaimana dengan Tyra? Apa dia juga diminta menulis surat ini? Atau dia dibebaskan?” tanya Klaus.“Tyra dipenjara karena pernah kabur dari Soleclar. Jadi, tidak perlu menulis surat permintaan maaf. Untuk kejahatan lainnya, dia sudah dianggap tidak bersalah,” jawab Edberg.Klaus melirik Edberg sebentar lalu kembali melihat tulisannya yang ada di kertas. Meski tulisan tangannya sulit untuk dibaca, namun si penulis masih bisa membacanya. Setelah selesai memeriksa ulang isinya, Klaus menyerahkannya kepada Edberg. Tangannya sedikit bergetar saat mengangkat kertasnya. Ya, pada dasarnya, dia masih ragu.Edberg segera membaca surat milik Klaus. Sesekali ia melirik si penulis surat yang ada di hadapannya. Terdapat ekspresi kecewa pada Edberg karena Klaus terlihat sangat tenan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Beyond the Light   30. Two Shapes United

    Klaus memperlihatkan sebuah gambar yang berada di potongan kertas kepada Feather. Kertas itu ia dapatkan dari seorang perempuan di Soleclar, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tyra.Gambar itu seperti coretan asal. Ada bentuk segitiga yang diwarnai hitam penuh. Namun, di tengahnya ada bentuk persegi panjang yang tidak dipenuhi warna hitam. Klaus dan Feather terus menatapnya tanpa mengerti apa maksud dari gambar itu. “Segitiga … dan di dalamnya ada persegi panjang. Apa maksudnya?” tanya Feather.“Aku juga sejak tadi memikirkan itu,” jawab Klaus.Di rumah Feather kini hanya ada dirinya dan Klaus. Temannya itu memang sengaja untuk membicarakan soal gambar ini saat dua lainnya pergi. Felix pergi untuk berlatih bersama Eugene. Ini sudah beberapa kali Felix berguru pada Eugene. Sedangkan Arias pulang ke rumahnya.“Apa maksud Tyra, ya?” tanya Feather pada dirinya sendiri. “Apa dia memberi tahu sebuah tempat?”“Tempat, ya? Apa dia memberi tahu tempat disimpannya suatu barang?” tanya Klau

    Last Updated : 2024-10-29
  • Beyond the Light   31. Hidden Cave

    Menurut Seth, gua yang pernah ia masuki di Escalera ada lima. Dua di antara lima gua yang disebutkan Seth adalah lorong menuju bunker. Dua lainnya adalah tempat evakuasi darurat menuju wilayah perbatasan. Satu laginya adalah tempat persembunyian untuk Tim Elite. Selama tiga tahun menjadi kesatria, hanya itu yang pernah ia telusuri. Seharusnya, ada gua lain selain yang disebutkan Seth. “Andai saja Tyra bisa bicara lebih jelas,” jawab Klaus. “Dia suka sekali membuat kita bingung seperti ini.”“Klaus, aku tidak bermaksud menghina kakekmu. Tapi, seleranya agak aneh,” ucap Feather. Klaus tersenyum simpul. “Sepertinya dia terlalu mendalami perannya.”“Kalau dipikir-pikir, dia mirip Tyra juga. Apa itu alasan mereka saling kenal?”Seth sudah memberi tahu dengan rinci di mana letak gua-gua itu berada. Ia bahkan memberikan peta wilayah Escalera dan menandainya untuk Klaus. Tetapi, tujuan Klaus memintanya untuk ditandai adalah untuk menghindari tempat-tempat itu. Mustahil seorang pemimpin Esca

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Beyond the Light   55. Parting

    Pilav berlari menghampiri tubuh Arias yang masih membeku. Eugene pun segera melelehkan esnya.“Pilav, jangan mendekat! Arias sudah terkena racun milik Trish,” ucap Seth. Meski sudah mendengar peringatan itu, Pilav tidak peduli. Ia memeluk tubuh Arias yang sudah kaku. Sesekali, ia menyisir rambut Arias. Ia tahu bahwa semuanya sudah tidak bisa dikembalikan seperti semula. Namun, kenaifannya tetap memenuhi dirinya.Beberapa saat kemudian, mata Arias terbuka. Namun, mata ini bukanlah mata yang dikenal Pilav. Melihatnya yang sudah mulai berubah, Pilav tidak bisa menahan air matanya.Semua yang diucapkan Trish itu benar. Jarumnya beracun. Jarumnya lebih beracun daripada milik Tyra yang hanya bisa melumpuhkan. Jarumnya benar-benar bisa mengubah seseorang menjadi boneka. Perubahan diri Arias yang menjadi boneka itu membuat pergerakan Trish melambat. Berkat itu, Nyridia berhasil melakukan serangan penutup. Trish perlu menyalurkan energinya untuk boneka miliknya. Sayangnya, bahkan ketika Tris

  • Beyond the Light   54. Through the Dark

    Pilav menebas satu per satu boneka yang ada di dekatnya. Terlihat Lalia’s Pendant miliknya yang menyala—tanda bahwa liontin itu sedang aktif. Ia menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan jurus rahasia milik Kerajaan Alba.Sambil menekan liontin putih yang sedang menyala, Pilav memejamkan matanya. Muncul cahaya besar berwarna putih di hadapannya. Kemudian, cahaya itu terpecah belah dan berterbangan ke arah tujuh rekannya. Tidak butuh waktu lama hingga cahaya putih dari Lalia’s Pendant berubah menjadi sebuah tembok transparan yang mengelilingi satu per satu dari mereka.Jumlah boneka yang dimiliki Trish sudah menipis. Karena boneka yang digerakkan oleh Trish semakin sedikit, pergerakannya menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Benang-benang yang ia gunakan pun bertransformasi lagi. Gerakan benang milik Trish menjadi seratus kali lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan berhasil menciptakan arus angin yang tidak kalah kencang dari Pilav. Semua yang berada di medan perang memutuskan untuk me

  • Beyond the Light   53. Windy, Deadly

    “Apa kau merasa puas, Tuan Putri? Kau memanfaatkan orang-orang mati ini sebagai senjatamu juga,” ucap Trish.“Mereka semua adalah rakyatku. Mereka semua adalah orangku!” teriak Pilav kemudian mulai mendorong Trish dengan angin miliknya.Trish yang sempat lengah itu berusaha memberikan serangan balasan. Muncul jarum di bagian ujung beberapa benang yang ada di tangannya itu Pilav tertawa melihat perubahan itu. “Apakah kau sedang membuka kelas menjahit?” Tentu kalimat yang dilontarkannya itu berhasil mengubah ekspresi Trish.“Kau lihat jarum ini? Ini bukan jarum seperti milik Tyra. Jarum ini sungguh beracun dan bisa mengubahmu menjadi boneka dalam sekejap,” ucap Trish.“Sampai sekarang pun, kamu masih menyebut nama Tyra. Untuk apa? Karena kau merasa tersaingi olehnya?” balas Pilav.“Karena hari ini … kamu dan Tyra akan mati,” ucap Trish.Pilav menggeleng. “Kalau dua nama itu yang kamu sebut, tentu saja ucapanmu salah. Kamu yang mati.”Setelah mengatakan kalimat itu dengan tegas, muncul

  • Beyond the Light   52. Lone Survivor

    Suara kaki kuda yang berpacu mengisi keheningan. Jarak yang mereka tempuh sudah cukup jauh. Kabar baiknya adalah mereka berhasil menemukan jejak kaki kuda lainnya. Kemungkinan besar, jejak itu adalah milik kuda Pilav. Seth sebagai pemimpin pasukan kavaleri kecil ini memutuskan untuk mengikuti jejak itu.Dilihat dari suasana sekitar, mereka sudah keluar dari Escalera. Untuk di mana lokasi tepatnya mereka berada sekarang, tidak ada yang tahu.Ketika langit sudah mulai gelap, mereka sampai di sebuah lahan kosong. Seth menghentikan kudanya di tempat itu dan orang-orang yang ada di belakangnya mengikutinya. “Kita istirahat dulu untuk malam ini,” ucap Seth lalu turun dari kuda.“Tidak apa-apa kita istirahat? Sepertinya Pilav sudah sampai lebih dulu,” ucap Nyridia.“Dia juga pasti istirahat,” jawab Seth dengan tenang. “Kalau dia tidak istirahat—paling tidak, kudanya yang butuh istirahat.”“Masuk akal,” jawab Nyridia.Tim Elite mulai memasang tenda; Tim Eria menyiapkan makan malam. Mereka be

  • Beyond the Light   51. The Bleak Chamber

    Tujuh ekor kuda sudah siap di pintu masuk Escalera. Selagi yang lain mempersiapkan diri untuk perang, Seth melaporkan semuanya kepada Herreros. Dia juga meminta izin untuk memimpin pertarungan antara Escalera dengan Blade.Perang ini terjadi di negeri lain. Dengan apa yang pernah terjadi di Rivera, tentu Herreros sedikit waswas. Namun, sekarang situasinya berbeda. Tidak akan ada yang protes mengenai pertarungan di Alba. Tidak akan ada seorang pemimpin yang menghampiri Escalera nanya untuk mempermasalahkan hal ini.Pada dasarnya, Alba memang sudah tidak ada. Pemimpin Alba pun merupakan boneka. Blade memang berani melakukan apa pun untuk memanipulasi dunia. Memalsukan sebuah kerajaan merupakan sebuah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.Herreros awalnya ingin mengirim pasukan kesatria lain untuk membantu perang mereka nantinya. Tetapi, Seth menolak keras. Seth menekankan kepada Herreros bahwa perang ini bukanlah tanggung jawab Escalera. Penyebabnya adalah masalah pribadi. Seth dan lainn

  • Beyond the Light   50. Prelude of Change

    Tim Elite terlihat gelisah. Di atas meja yang ada di tengah mereka sudah ada tiga cangkir teh. Tetapi, tidak ada yang menyentuhnya. Keadaan mereka seperti ini karena mereka berhasil mendapatkan sebuah fakta mengejutkan.Pilav Yoedger menghilang.Hari ini seharusnya Tim Elite berkumpul untuk diskusi. Tetapi, sampai di waktu yang dijanjikan, Pilav belum juga datang. Sebelumnya, Pilav tidak pernah terlambat di setiap janji. Sekitar lima menit setelah waktu yang ditentukan itu tiba, Seth mengirim ceodrin kepada Pilav. Tetapi, tidak ada jawaban yang mereka dapatkan lagi setelah empat jam. Kini, anggota Tim Elite yang tersisa hanya bisa duduk sambil berharap mendapat kabar tentang Pilav.Tim Elite juga sudah menghampiri rumah Pilav. Dengan bantuan Lou, pintu rumahnya yang terkunci itu berhasil dibuka. Lou memang memiliki kunci cadangan untuk semua rumah para kesatria karena rumah tersebut berasal dari dana pusat. Tetapi, si pemilik rumah tidak ada di sana. Barang-barangnya juga masih lengk

  • Beyond the Light   49. A Castle Full of Puppets

    Dengan kakinya yang jenjang, Pilav berjalan menuju Soleclar.“Saya Pilav Yoedger dari Tim Elite. Saya ingin menemui Tuan Edberg,” ucap Pilav pada penjaga yang bertugas menerima tamu. Padahal, penjaga itu belum mengucapkan sepatah kata pun.Penjaga itu terlihat kebingungan. Dari lagaknya, sepertinya penjaga itu merupakan kesatria yang baru saja bekerja di Soleclar.Mendengar permintaan Pilav, salah satu penjaga yang tidak jauh dari sana mendekatinya. “Ikut saya.”Pilav mengikuti langkah penjaga itu hingga mereka berdua sampai di depan ruangan Edberg.“Terima kasih,” ucap Pilav kemudian membuka pintu itu.Suasana ruangan itu terlihat sangat berbeda. Interiornya tidak ada yang berubah. Tetapi, karena pemiliknya sudah diganti, rasanya tempat itu sangat asing.Edberg duduk di sofanya dengan penuh angkuh. Saat melihat ada tamu yang datang, ia memberi sinyal kepada Pilav untuk duduk di hadapannya. Sejak kedatangannya hingga berada di hadapannya, Pilav terus ditatap sinis oleh Edberg.“Ada ap

  • Beyond the Light   48. Invitation from Alba

    “Hei! Hei! Aku ada berita yang sangat mengejutkan!”Tiga rekan satu timnya menatapnya penasaran.“Putri Kerajaan Alba ingin menikahi Seth!” seru Eugene. “Woah, Seth Adler! Kau akan menjadi anggota kerajaan!” Nyridia menutup mulutnya. “Serius?! Astaga … di mana pun Seth berada, ia selalu dilamar oleh perempuan.”“Salahkan wajahnya yang tampan,” jawab Eugene. “Ah, andai aku memiliki wajah seperti Seth ….”“Kawanku ….” Nyridia merangkul Eugene. “Itu tidak mungkin bisa.”“Kenapa aku tidak mendengar apa-apa?” tanya Seth. “Eugene, kenapa kau selalu yang pertama tahu tentang ini?”Eugene membentuk angka tujuh dengan jarinya lalu menaruhnya di bawah dagu. “Aku Eugene Moon yang tahu segalanya.”“Kamu denger dari mana?” tanya Nyridia.Eugene tidak menjawab. Ia langsung menyerahkan surat dengan amplop putih yang disegel dengan lilin berwarna emas kepada Seth. Ada lambang matahari berwarna putih yang merupakan cap khas Alba. “Pagi ini, aku tiba-tiba didatangi oleh seorang kesatria. Dia memberik

  • Beyond the Light   47. Futile Endeavor

    Seluruh badan Tyra membeku, sedangkan Grada tertawa dengan puas.“Kenapa diam, Tyra? Kamu bukanlah orang yang hanya diam ketika mendengar ucapanku. Mulutmu biasanya selalu berisik dan mengeluarkan kata-kata yang tidak penting,” pancing Grada.“Apa maksudmu dengan memakannya?” tanya Tyra yang mulai ketakutan.“Memang, kamu ini sangat naif. Di balik kalimatmu yang rumit, aku berhasil menemukan celah, Tyra. Kemarin, kamu hanya menyebut nama Rudolph dan Herleva. Tetapi, kamu tidak menyebut nama Ritchie yang merupakan musuhku juga,” kata Grada. “Ternyata memang benar—kamu tidak tahu soal kematiannya.”“Jawab aku. Apa maksudmu?” ulang Tyra.“Bukankah jawaban harus dibayar dengan jawaban juga? Beri tahu aku siapa cicit dari Rudolph dan pewaris Lalia’s Pendant,” balas Grada.Tyra menggigit bibir bagian dalamnya. Jika bisa jujur, dirinya sangat gugup. Selama ini, Tyra tidak tahu kabar mengenai Ritchie. Terakhir kali ia melihat keberadaan partner-nya itu adalah ketika Pilav masuk ke akademi. T

DMCA.com Protection Status