Beranda / Romansa / Betrayal / Chapter 11: Muse

Share

Chapter 11: Muse

Penulis: fish.tro
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-16 14:59:00

Saat Callis hendak membersihkan luka Victor, dirinya tercekat melihat berkas yang ada di bawah tangan Victor. Callis mengobati tangan Victor dengan tangan bergetar ketakutan. Jika Victor mendapatkan informasi tentang Andre dengan mudah, bukan tidak mungkin Victor juga mendapatkan onformasi tentang Reis.

Victor sengaja memiringkan punggung tangannya saat Callis meneteskan betadine di tangannnya. Betadine itu mengotori profil Andre. Dengan tangan masih bergetar, Callis mencoba membersihkan tetesan merah itu dari profil di hadapannya.

“Bukankah itu profil calon suamimu?”

Callis menunduk dan tidak melanjutkan kegiatannya yang mengobati tangan Victor. tubuhnya menggigil. Bahkan Callis merasa ingin menangis ketakutan di sini. Callis bukan orang yang cengeng, tapi dirinya selalu tidak berdaya jika berada di hadapan Victor. Victor sangat pintar untuk memainkan emosinya.

“Kau tahu kan jika aku membencimu. Selain dirimu, tentu saja aku akan mengha

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Betrayal   Chapter 12: Devil

    “Aku tahu tentang anak itu,” ucapan Victor membuat bulu kuduk Callis meremang.“Anak apa? Anaknya Mbak Karina?” Callis meletakkan tangannya di belakang tubuhnya. Dirinya tidak ingin Victor melihat tangannya yang sudah bergetar ketakutan.“Aku sudah menebak bahwa kau tidak akan langsung mengaku.” Victor meletakkan dua amplop—yang tadinya tidak disadari oleh Callis—dan meletakkannya di atas meja.Callis menatap kedua amplop itu dengan pandangan bingung. Callis dapat membaca tulisan di amplop itu dengan jelas. Di sana tertera logo rumah sakit dan juga pengadilan tinggi. Hatinya menjadi tidak tenang. Dengan perlahan Callis membuka kedua amplop tersebut.Pengalihan hak asuh anak dan hasil tes DNA.***Pengalihan hak asuh anak dan hasil tes DNA.Callis menatap Victor tak percaya. Victor terlihat sama sekali tidak terganggu dengan pandangan Callis padanya. Callis kembali mengalihkan panda

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-18
  • Betrayal   Chapter 13: Surrender

    Detik pertama panggilan itu tersambung, Callis sudah mendengarkan bentakan Victor. dari nada bicaranya, sepertinya Victor benar-benar marah. Tangan Callis bahkan sampai bergetar dibuatnya. “Ak-aku…” Callis kehilangan suaranya. Walaupun di balik panggilan, Callis seperti dapat merasakan aura kemarahan Victor.Lantas ada mobil hitam yang berhenti di depannya. Kaca mobil tebuka, pria di balik kemudi adalah pria yang sama dengan lelaki yang tadi menatapnya di café. [Masuklah ke mobil itu dan jangan coba-coba mengelak atau kau akan menyesal,” desis Victor lalu memutuskan panggilan begitu saja.Callis tidak menghiraukan Victor dan hendak menjauhi mobil utusan Victor. “Nona, masuklah. Jika tidak, nyawa anak Anda dalam bahaya,” ucap lelaki itu.Callis menghentikan langkahnya. “Apa maksudmu?”Lelaki itu menatap Callis dengan pandangan tidak enak. “Mr. Barnett nanti akan menjelaskannya. Tolong ikuti saja

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • Betrayal   Chapter 14: Daddy

    Callis menghembuskan nafasnya sebelum turun dari mobil Victor. “Tetaplah di sini. Beri aku waktu lima menit dan aku akan membawa Reis kemari,” ucap Callis. Victor tidak menjawab, tapi dirinya memundurkan kursi mobil dan menyamankan dirinya di sana. Tindakan Victor tersebut Callis anggap sebagai jawaban “ya”.Callis sedikit berbasa basi pada Bunda. “Bunda, aku mau bawa Reis pulang ya,” ucap Callis akhirnya.“Kamu udah selesai dinas luar kotanya?” Callis bahkan lupa jika dirinya membohongi Bunda dengan dinas ke luar kota.“Sudah, Bunda. Ternyata jadwalnya dipercepat,” ucap Callis dengan senyuman. “Omong-omong, Reis di mana ya, Bunda?”“Reis ada di depan, tadi kayanya lagi main di deket gerbang.” Callis mengangguk dan berbalik. “Mau Bunda anter?” tanya Bunda dengan beranjak dari kasurnya. Memang kesehatan Bunda beberapa hari ini sedang tidak baik. Biasanya, kalau

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Betrayal   Chapter 15: Vague

    “Victor nyalakan lampunya!” pekik Callis ketakutan, Callis langsung berlari dan memeluk Victor. Beruntungnya dirinya tidak menabrak apapun saat berlari. Callis sangat takut dengan hantu.Victor lalu menyalakan lampu dengan tertawa. “Aku menghemat listrik,” bohong Victor.“Astaga Victor! Kau tidak akan bangkrut hanya karena menyalakan lampu saat malam hari.” Callis sangat tahu kalau sekarang Victor sedang menggodanya.“Aku hanya menyalakan lampu di kamarku.”“Kau menjebakku, Victor,” desis Callis kesal.Victor mengedikkan bahunya. “Kalau kau tidak mau tidur di kamarku, aku akan menguncinya.”“Aku tidur di kamarmu.”***Callis masih terdiam di dalam kamar mandi. Dirinya merasa gugup harus satu kamar dengan Victor. Kenyataan mereka satu kamar sekarang membuatnya—secara tidak sengaja—mengingat malam itu. Walaupun samar, Callis masih meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Betrayal   Chapter 16: Hometown

    Hati Callis rasanya seperti diremas. Banyak spekulasi yang kini hinggap di kepalanya. Tidak ada satupun yang Callis ketahui jawabannya, dan Callis juga tidak ingin mencari jawabannya. Callis takut kecewa jika dirinya terlanjur tahu jawabannya dan ternyata jawaban itu menentang hatinya.Namun, ada satu pertanyaan yang terus berputar di benak Callis. Pertanyaan yang mungkin saja menjelaskan semua pertanyaan lainnya. Pertanyaan yang mungkin memberikan dampak yang sangat besar baginya nanti. Serta, pertanyaan yang tidak ingin dia tanyakan pada Victor karena ketakutannya.Victor membawa Callis ke Sidney sebagai apa?***Callis berjalan dengan tangan kanan menyeret kopernya dan tangan menggandeng tangan kecil Reis. Sebenarnya, koper yang dibawa oleh Callis tidak memuat banyak barang. Callis merasa, Victor hanya penasaran tentangnya dan Reis. Setelah rasa penasarannya hilang, Callis dan Reis akan ditinggal kembali. Jika memang benar hal tersebut akan terjadi, Ca

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Betrayal   Chapter 17: Sad

    Callis menatap kedekatan mereka berdua dengan sesak. Apakah dirinya kekasih Victor? Lalu kenapa Victor masih ingin menguasai Reis jika dirinya sudah memiliki kekasih? Apa Victor benar-benar mendekatinya hanya karena balas dendam?“Oh maaf, aku tidak tahu jika wanita ini bersamamu,” ucap Olive dengan menatap Callis. “Siapa mereka, Victor?” tanya Olive dengan menatap Callis dan Reis—yang ada digendongan Victor—secara bergantian.“Dia Callis.” Oh bahkan Victor tidak menyebutkan nama panggilannya untuk Callis di hadapan wanita ini. Sepele memang, tapi entah kenapa Callis menjadi sakit hati.“Dan ini?” tanya Olive dengan menunjuk Reis.“Ini Reis, dia-”“Dia ‘anakku’.” Callis menekankan kata ‘anakku’ dan langsung merebut Reis dari gendongan Victor.*** Callis duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Betrayal   Chapter 18: Olive

    Callis menatap wajah Victor. Wajah Victor terlihat datar. Victor sama sekali tidak terpengaruh dengan tempat ini. Sepertinya, di sini hanya Callis yang masih menyimpan kenangan mereka. Tak apalah. Toh Callis sudah tidak mengharapkan apapun dari Victor. “Kau mau ice cream matcha?” tawar Callis. Sejak saat Callis membelikan Victor ice cream matcha, Victor selalu memesan rasa itu. Victor mengeluarkan seringaian sinis. “Seleraku sudah berubah. Ku rasa semua hal dari tujuh tahun lalu tidak ada apapun lagi.” Callis hanya menunduk. Dirinya hanya menawarkan ice cream pada Victor, tapi kenapa jawaban Victor menusuk hatinya. Andaikan Victor tahu apa yang terjadi pada malam itu, mungkin Victor tidak akan membencinya seperti ini. *** “Callie, kau akan bekerja di TBGroup sebagai asisten pribadiku.” Callis menatap Victor dengan pandangan lelahnya. Lalu Callis mengangguk. “Bisakah kita istirahat sekarang?” Victor memiringkan kepalanya. “Kau t

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Betrayal   Chapter 19: Confused

    Olive lalu menatap Callis dengan pandangan memperingatkan. “Ingatlah Callis. Aku tidak peduli apapun hubunganmu dengan Victor di Indonesia. Yang pasti, kau tidak akan mendapatkan Victor. Aku dan Victor sudah memiliki ikatan.”Olive dan Victor sudah memiliki ikatan? Ikatan apa yang dimaksudnya?Callis melihat Olive yang pergi dengan anggunnya dari kamar Victor. Callis meraba dadanya. Di sana, jantung Callis berdetak dengan menyakitkan. Sepertinya, Victor memang tidak ada perasaan apapun lagi kepadanya.Callis lalu memeluk Reis yang masih tertidur di sampingnya. Tangisnya tumpah di sana.***Victor memilih untuk tidur di kamar yang tadi malam ditempati oleh Reis. Tadi, dia sempat melihat punggung Callie yang bergetar dengan memeluk Reis yang terlelap. Apakah sakitnya separah itu?Victor ingin menanyai keadaan Callie, tapi dirinya enggan. Victor tidak akan dapat menahan dirinya lagi jika Callie bersikap seperti tadi. Dirinya bukan l

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04

Bab terbaru

  • Betrayal   Chapter 61: Ending

    “Jangan sungkan, Callis. Tidak mungkin kalian selamanya tinggal di unit. Suatu saat kalian pasti membutuhkan rumah. Oleh karena itu, lebih baik kalian memilih rumah secepatnya. Aku akan merasa sangat sedih karena kalian menolak hadiah pernikahan dariku.” Callis semakin merasa bersalah saat mendengar ucapan terakhir Abraham. Bukannya ingin menolak, Callis hanya merasa sangat tidak enak jika menerima hadiah semahal itu. “Aku akan mendiskusikannya dengan Victor terlebih dahulu, Mom, Dad.” “Aku selalu setuju dengan pilihanmu, Callie. Semua keputusanmu adalah keputusanku juga.” Callis ingin mencakar mulut Victor yang tersenyum usil di sebelah sana. Bukannya membantu, Victor malah semakin mendorongnya. Lihat saja nanti, Callis pastikan bahwa Victor akan tidur di luar. *** Victor beserta keluarganya memasuki rumah yang menjadi kado pernikahannya. Rumah ini sangat luas bagi Callis. Namun, jika dibandingkan dengan mansion milik keluarga Abraham tentu tidak ada apa-apanya. Callis memang mem

  • Betrayal   Chapter 61: Life After

    “Yow! Kedua sahabatku sedang bercengkrama tanpa mengajakku.” Nick menyenggolkan bahunya kepada Victor dan Dave dengan wajah cengengesan.“Sudah lama kita tidak bertemu,” ujar Dave pada sahabatnya itu.“Yah, Si Diktaktor itu memaksaku untuk mengurus cabang di Indonesia setelah dia memaksa untuk mengambil alih cabang itu sebelumnya,” sindir Nick pada Victor. “Aku membutuhkan banyak adaptasi saat di sana,” keluhnya.Victor hanya meliriknya malas. Dia sangat paham bahwa Nick sangat suka mendramatisir semua hal. “Wow! Siapa wanita cantik yang sedang bersama istrimu itu, Bro?” tunjuk Nick pada Meghan.“Alihkan tatapanmu dari kekasihku, atau akan ku keluarkan bola matamu dari tempatnya, Nick.”***Callis dan Victor saat ini sudah berada di kamar pengantin. Tubuh Callis terasa sangat lelah, namun Callis merasa sangat puas. Pesta pernikahan yang dijalani nyatanya sangat jauh lebih menyenangkan dibandingkan yang pernah diimpikannya. Victor sangat bersungguh-sungguh saat dirinya berkata bahwa a

  • Betrayal   Chapter 60: My Wife

    Tanpa bantahan, Callis bergerak ke arah Victor dan menyandarkan kepalanya ke dada Victor. Tangan Victor juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengelus rambut wanitanya. “Tadi katanya ingin membahas tentang pernikahan kita?” tanya Victor untuk membuka percakapannya. “Sebentar.” Callis segera beranjak dan mengambil tabnya yang dia simpan di meja yang berada di sudut kamar. Setelah mendapatkannya, Callis kembali ke posisi awal. “Tanpa mengingat pilihanku, aku ingin kau memilih dekorasi serta hal lain yang kita butuhkan untuk pernikahan kita.” Cassie menyodorkan tab yang sudah menayangkan beberapa pilihan itu pada Victor. Malam itu dihabiskan oleh sepasang suami istri, yang akan kembali menikah, dengan diskusi. *** Waktu berlalu dengan cukup baik. Baik Callis maupun Victor, mereka akhirnya menyiapkan pernikahan ini dengan bersungguh-sungguh. Hari besar yang dinantikan akhirnya datang juga. Saat ini, Callis sedang mempersiapkan dirinya untuk pemberkatan. Isabella, sang ibu, serta

  • Betrayal   Chapter 59: Preparation

    Dengan pelan, Callis menggerakkan kepalanya hingga tatapan mata mereka saling berbalas. “Tidak perlu meminta maaf, Vic. Yang terpenting, tidak ada lagi salah paham di antara kita.” Callis mengucapkannya dengan nada bergetar karena harus menahan tangisannya.“Aku ingin memulai semuanya dengan benar, Callis.”Ucapan Victor membuat Callis harus mengernyitkan dahinya karena tidak paham dengan maksud Victor.“Ayo kita melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang akan menikah. Mulai dari persiapan pernikahan, pemberkatan, hingga resepsi. Aku ingin melakukan semuanya denganmu. Aku ingin merasakan menjadi kekasih yang menunggu pasangannya untuk fitting baju. Aku ingin melakukan foto pra-nikah, aku ingin mengucapkan janji untuk selalu menjadi saksimu di hadapan Tuhan dan aku ingin memiliki foto pernikahan yang dapat dipajang di ruang tamu. Bahkan jika kau mau, aku juga ingin melakukan rangkaian budaya pernikahan seperti yang biasanya Mom ceritakan padaku saat aku kecil. Aku ingin m

  • Betrayal   Chapter 58: Reception

    Begitu sampai di kantor, banyak karyawan yang menyapa ketiganya. Namun, hanya Callis yang membalas sapaan mereka. Baik Victor maupun Reis hanya diam dan berjalan lurus. Callis menggelengkan kepalanya melihat Victor dan Reis yang bergandengan tangan meninggalkannya di belakang. Callis sengaja memperlambat jalannya dan benar dugaannya. Victor dan Reis terlalu fokus pada jalan di depannya tanpa mempedulikan sekitar. Begitu kedua lelaki berbeda generasi itu hendak mencapai lift, Callis mempercepat langkahnya agar keduanya tidak sadar bahwa dirinya sempat terhindar.Dasar dua lelaki sok keren, gumam Callis dengan sedikit kekehan.Adam yang sudah menunggu di samping lift para petinggi segera menekan tombol pada lift agar terbuka. “Selamat siang, Tuan Barnett, Tuan Muda Barnett… dan Nyonya Barnett.”Callis berdecih dan masuk ke lift bersama ketiganya–Victor, Reis, dan Adam. Callis sangat tahu bahwa Adam sedang mengejeknya dan itu membuatnya kesal. Callis ingin sekali memukul lengan Adam. Nam

  • Betrayal   Chapter 57: Prefect Day

    Callis masih setia mengelus punggung Reis yang masih sesenggukan di dadanya. Bahkan, Reis duduk di pangkuan Callis karena masih tidak ingin lepas dari ibunya. “Nangisnya udahan dong, sayang.” Callis mencoba melepaskan pelukan Reis padanya.Pelukan Reis terlepas. Callis akhirnya dapat melihat wajah Reis yang memerah sebab tangis. Bahkan, mata Reis masih basah karena air mata yang belum kering. Air mata Reis kembali menetes saat menatap wajah ibu yang sangat dirindukannya.“Gantengnya Mommy jadi jelek soalnya nangis mulu,” ledek Callis dengan mengelap wajah Reis yang basah karena air mata dan keringat. “Reis kangen banget sama Mommy,” rengek Reis dengan kembali memeluk Callis, tapi tidak seerat tadi. “Mommy juga kangen banget sama anak Mommy yang paling ganteng ini.”“Mommy, aku laper banger,” rengek Reis yang dijawab dengan kekehan oleh Callis.***Callis dan Reis sampai di Four Season, salah satu restoran yang berkolaborasi dengan TBGroup. Sejak mereka hidup dengan Victor, lelaki it

  • Betrayal   Chapter 56. Recovery

    Callis! Ini bukan pengalaman pertamamu! Jangan berlaga seperti orang suci! Teriak Callis dalam hatinya.Akan tetapi, tidak bisa. Callis tidak bisa mengontrol dirinya. Victor dan posisi mereka yang terbilang cukup intim membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya. Kaki Callis terasa sangat lemas seperti jeli. Namun, dirinya tidak akan terjatuh dan membuatnya malu.Tuhan! Tolong hamba, jerit Callis.“I love you, Baby Girl.” Belum sedetik Callis mencerna ucapan Victor, bibir Callis langsung menjadi sasaran Victor.***Callis terbangun saat dirinya merasa pelukan hangat yang semalaman telah memanjakannya menghilang. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya matahari yang ternyata sudah terang. Callis terlambat bangun!Callis segera beranjak dari tidurnya begitu sadar bahwa dirinya sudah sangat terlambat untuk bangun. Kepala Callis sontak terasa pening karena berdiri dengan cepat dari tidurnya.“Hi, dear. Jangan terburu-buru. Reis sudah berangkat ke sekolah diantar oleh ma

  • Betrayal   Chapter 55. Romantic Dinner

    Callis dan Victor berjalan beriringan. Setelah sampai di unitnya, Victor segera memasuki kamar pribadinya untuk membersihkan tubuh. Callis berdiri di tengah ruang tamu, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Callis ingin membersihkan dirinya. Namun, kamar yang digunakan selama di sini adalah kamar utama, dengan kata lain kamar Victor. Rasanya, Callis akan merasa canggung jika masuk ke kamar tersebut tanpa permisi. Lama tidak tinggal di unit Victor membuat Callis menjadi asing padahal tidak ada yang berubah dari tempat tinggal Victor tersebut.Tak lama, Victor keluar dari kamarnya dan segera menghampiri Callis. Victor sudah mengganti tuksedonya dengan pakaian yang lebih santai. Rambut Victor terlihat sedikit basah dan berantakan. Ketampanan Victor meningkat berkali-kali lipat dengan penampilan tersebut.“Kau tidak ingin membersihkan diri?” tanya Victor dengan heran.“Aku… Um… Aku.” Callis bingung harus bagaimana untuk menyuarakan kecanggungannya.“Aku akan keluar sebentar.” Victor men

  • Betrayal   54. Proposal

    Callis menitipkan belanjaannya di tempat penitipan. Setelah itu, dirinya bergerak untuk menuju ke tempat di mana Victor menunggunya. Di sana, terdapat Victor yang sedang menikmati ice cream dengan tenang, sangat kontras pemudi yang menatap Victor dengan menunjukkan ekspresi tertarik yang ketara.“Cih.” Callis berdecih melihat segerombolan pemudi itu. Di umur segitu, mereka harusnya fokus belajar. Bukannya malah nongkrong tidak jelas di kafe. Lagi pula, apakah mereka tidak sadar jika Victor terlihat jauh lebih tua dibandingkan mereka. Atau malah mereka mencari lelaki seumur Victor untuk dijadikan ayah gula?Sebelum menghampiri Victor, Callis memasang senyum yang sangat manis. Dirinya lalu bergerak dengan riang mendekati Victor. “Ah, maaf sekali, Sayang. Karena menungguku, kau harus menunggu di sini dengan bosan,” ujar Callis dengan manja. Tak lupa, Callis juga membubuhkan satu kecupan di pipi kanan Victor.***Victor mengernyitkan alisnya saat melihat gelagat aneh dari Callis. “Apa yan

DMCA.com Protection Status