Beranda / Romansa / Betrayal / Chapter 18: Olive

Share

Chapter 18: Olive

Penulis: fish.tro
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-01 22:52:17

Callis menatap wajah Victor. Wajah Victor terlihat datar. Victor sama sekali tidak terpengaruh dengan tempat ini. Sepertinya, di sini hanya Callis yang masih menyimpan kenangan mereka. Tak apalah. Toh Callis sudah tidak mengharapkan apapun dari Victor.

“Kau mau ice cream matcha?” tawar Callis. Sejak saat Callis membelikan Victor ice cream matcha, Victor selalu memesan rasa itu.

Victor mengeluarkan seringaian sinis. “Seleraku sudah berubah. Ku rasa semua hal dari tujuh tahun lalu tidak ada apapun lagi.”

Callis hanya menunduk. Dirinya hanya menawarkan ice cream pada Victor, tapi kenapa jawaban Victor menusuk hatinya. Andaikan Victor tahu apa yang terjadi pada malam itu, mungkin Victor tidak akan membencinya seperti ini.

***

“Callie, kau akan bekerja di TBGroup sebagai asisten pribadiku.”

Callis menatap Victor dengan pandangan lelahnya. Lalu Callis mengangguk. “Bisakah kita istirahat sekarang?”

Victor memiringkan kepalanya. “Kau t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Betrayal   Chapter 19: Confused

    Olive lalu menatap Callis dengan pandangan memperingatkan. “Ingatlah Callis. Aku tidak peduli apapun hubunganmu dengan Victor di Indonesia. Yang pasti, kau tidak akan mendapatkan Victor. Aku dan Victor sudah memiliki ikatan.”Olive dan Victor sudah memiliki ikatan? Ikatan apa yang dimaksudnya?Callis melihat Olive yang pergi dengan anggunnya dari kamar Victor. Callis meraba dadanya. Di sana, jantung Callis berdetak dengan menyakitkan. Sepertinya, Victor memang tidak ada perasaan apapun lagi kepadanya.Callis lalu memeluk Reis yang masih tertidur di sampingnya. Tangisnya tumpah di sana.***Victor memilih untuk tidur di kamar yang tadi malam ditempati oleh Reis. Tadi, dia sempat melihat punggung Callie yang bergetar dengan memeluk Reis yang terlelap. Apakah sakitnya separah itu?Victor ingin menanyai keadaan Callie, tapi dirinya enggan. Victor tidak akan dapat menahan dirinya lagi jika Callie bersikap seperti tadi. Dirinya bukan l

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Betrayal   Chapter 20: Work

    Sebelum Victor menjawab ucapan Dave, satu pesan masuk ke ponselnya. Dan itu dari Olive. Olive memberi tahunya jika dirinya kesakitan sekarang.“Aku akan menghubungimu nanti, Dave.”[Kau akan menyesal, Victor. Olive tidak sebaik yang kau kira.]Itu adalah ucapan Dave sebelum Dave memutus panggilannya. Untuk saat ini, fokusnya adalah Olive yang meringkik ke sakitan di rumahnya. Salahkan Abraham yang memberikannya pelajaran untuk berdedikasi dan bertanggung jawab akan segala sesuatu. Maka sekarang, Victor akan bertanggung jawab dengan apa yang telah dirinya perbuat.“Callie, aku akan ke rumah Olive. Mungkin aku pulang malam.”***Sejak hari di mana Victor mengatakan bahwa dirinya menemui Olive, Victor semakin sering keluar dan mengunjungi Olive. Awalnya, Victor akan memberitahunya jika akan mengunjungi Olive. Namun, beberapa hari ini Victor pergi tanpa memberitahunya.Sudah sekitar tiga minggu Callis bekerja di pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Betrayal   Chapter 21: Indebted

    “Hei, bagaimana keadaan Meghan?” Callis menengokkan kepalanya saat mendengar suara yang tadi didengarnya di panggilan.“Dia saat ini-”“Callista?” Ucapan Callis terputus saat lelaki itu menyebut namanya.“Kau mengenalku?” Callis memiringkan kepalanya dengan menatap lelaki ini dengan intens. Lelaki ini mengetahui namanya. Mungkin saja temannya saat kuliah. Tapi tidak. Callis sama sekali asing dengan wajah itu.“Ah itu….” Lelaki di hadapannya hanya menggaruk kepalanya. Dia merutuki mulutnya yang keceplosan memanggil nama wanita yang ada di hadapannya. Dirinya tadi hanya bingung, bagaimana bisa Callis berada di sini.“Apa kita pernah bertemu?” tanya Callis sekali lagi karena lelaki itu tidak meneruskan ucapannya.“Aku teman Victor.” Callis hanya menganggukkan kepalanya paham. “Tapi bisakah kau menyembunyikan kejadian ini dari Victor?”*

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Betrayal   Chapter 22: Introgation

    Callis menekan kombinasi angka sandi di samping pintu apartemen Victor. Begitu pintu terbuka, Callis dapat melihat Victor yang duduk di sofa dengan menatapnya tajam. Victor beranjak dari duduknya dan menghampiri Callis.“Apa yang kau lakukan sampai pulang larut malam?” Victor mengatakannya dengan nada tajam. Dave dapat melihat raut wajah Callis yang tegang karena intimidasi Victor.“Aku-”“Easy, bro. Aku yang mengajak Callis jalan-jalan.” Dave mengatakannya dengan santai. Dirinya sama sekali tidak terganggu dengan tatapan tajam Victor yang mengarah padanya. “Sudahlah, Callis. Jangan pikirkan Victor. Setelah ini tidur lah. Kau terlihat kelelahan. Aku akan menjemputmu besok saat pulang kerja.”Dave mendorong Callis agar memasuki unit Victor dan menutup pintu unit tersebut. Dave berjalan keluar dari lobby dengan perasaan senang. Dirinya sangat puas melihat wajah Victor yang merah padam menahan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Betrayal   Chapter 23: Past

    Victor hanya menggeliatkan tubuhnya malas. Victor membuka matanya sekilas dan kembali menutup matanya dengan lengan kanan. Callis masih tidak menyerah untuk membangunkan Victor.“Diamlah, Callie. Aku hanya ingin istirahat. Besok ada meeting pagi.”“Victor, kita makan ya?”“Aku lelah, Callie. Biarkan aku istirahat.”Callis merasa bersalah karena membuat Victor kelelahan. “Victor, jangan membuatku semakin merasa bersalah. Ayo kita makan.” Callis tidak berhenti untuk merayu Victor. Saat ini, kesehatan Victor adalah yang nomor satu.Victor akhirnya mau membuka matanya. “Aku akan makan, asal kau berjanji untuk merawatku besok dan tidak pergi dengan Dave.”Callis bingung sekarang. Dirinya sudah berjanji pada Meghan dan Dave, tapi Callis juga tidak mungkin meninggalkan Victor yang sedang sakit seperti ini. Tapi Callis juga tidak bisa mengingkari janjinya dengan Meghan. Callis sedikit mende

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Betrayal   Chapter 24: Remembering

    Sebenarnya, Callis bisa saja meminta orang ini untuk meluruskan keslaahpahaman di antara dirinya dan Victor. Namun Callis tidak memilih cara itu karena dirinya tahu betul jika lelaki ini tidak lagi bisa dipercaya. Callis takut jika lelaki itu semakin memperunyam masalah, seperti tujuh tahun yang lalu.“Callista, ku mohon. Bisakah kita berbicara sebentar saja?” Callis langsung menghentakkan lengannya yang dicekal oleh lelaki itu.“”Ku pikir tidak ada yang perlu kita bahas untuk saat ini,” ucap Callis dengan nada dingin.“Callista, tolonglah. Aku benar-benar telah merasa bersalah setelah kejadian itu,” ucap lelaki itu dengan nada lemah.“Bukankah itu memang tujuanmu? Kau sudah mencapai tujuanmu, maka tinggalkan aku. Sekarang,” tekan Callis.“Callista, aku benar-benar menyesal. Biarkan aku memperbaiki semua kessalahnku di masa lalu.”“Kau kira aku masih wanita polos seperti

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Betrayal   Chapter 25: Annoyed

    “Victor, aku tahu kau menuntut jawaban dariku. Tapi sungguh, tidak terjadi apapun. Aku hanya memikirkan beberapa hal yang tidak penting. Salah satunya, aku homesick.”“Apa kau konyol? Homesick? Bahkan kau menghabiskan empat tahun untuk kuliah di sini. Jangan bercanda padaku, Callie.”“Astaga, bahkan orang yang sudah menghabiskan setengah waktunya di negara orang juga bisa merasakan homesick, Victor. Sudahah, Victor. Aku tidak ingin berdebat denganmu. Sebaiknya kau beristirahat,” ucap Callis dengan beranjak dari ranjang Victor agar terhindar dari pertanyaan Victor lainnya.“Apakah janjimu dengan Dave termasuk hal yang kau pikirkan?” tanya Victor.“Apa yang kau mak-” Ucapan Callis terpotong saat Victor menunjukkan layar ponselnya yang menyala. Layar ponsel itu menunjukkan ruang obrolan dengan nomor yang belum disimpan olehnya.[Unknown]:Hai, Callis. Ini aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • Betrayal   Chapter 26: Abraham

    Callis menganggukkan palanya. “Sepertinya dia mencari sesuatu di unitmu.”Victor mengibaskan tangannya. “Abaikan saja, dia sedang bekerja.” Setelah itu Victor beranjak dari ranjangnya dan hendak menuju ke tempat Adam.“Victor, makanlah dulu. Aku sudah membuatkanmu lasagna.” Callis menunjukkan nampan di tangannya kepada Victor.“Aku memiliki urusan dengan Adam, letakkan dulu di sana.” Tunjuk Victor ke arah meja kecil di kamarnya.“Jika kau memakannya nanti, ini akan menjadi dingin. Kau tahu sendiri dirimu tidak menyukai makanan dingin. Makanlah dulu,” gerutu Callis.Victor berdecak. “Kau cerewet sekali. Kau bisa menghangatkannya nanti.”“Astaga, Victor. Apa kita harus berdebat hanya untuk makan siang? Kau hanya perlu memakan ini lalu kau bisa menghampiri Adam. Sekarang sudah waktunya kau meminum obat, Victor.” Callis menahan emosinya karena Victor. Ya Tuhan, V

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15

Bab terbaru

  • Betrayal   Chapter 61: Ending

    “Jangan sungkan, Callis. Tidak mungkin kalian selamanya tinggal di unit. Suatu saat kalian pasti membutuhkan rumah. Oleh karena itu, lebih baik kalian memilih rumah secepatnya. Aku akan merasa sangat sedih karena kalian menolak hadiah pernikahan dariku.” Callis semakin merasa bersalah saat mendengar ucapan terakhir Abraham. Bukannya ingin menolak, Callis hanya merasa sangat tidak enak jika menerima hadiah semahal itu. “Aku akan mendiskusikannya dengan Victor terlebih dahulu, Mom, Dad.” “Aku selalu setuju dengan pilihanmu, Callie. Semua keputusanmu adalah keputusanku juga.” Callis ingin mencakar mulut Victor yang tersenyum usil di sebelah sana. Bukannya membantu, Victor malah semakin mendorongnya. Lihat saja nanti, Callis pastikan bahwa Victor akan tidur di luar. *** Victor beserta keluarganya memasuki rumah yang menjadi kado pernikahannya. Rumah ini sangat luas bagi Callis. Namun, jika dibandingkan dengan mansion milik keluarga Abraham tentu tidak ada apa-apanya. Callis memang mem

  • Betrayal   Chapter 61: Life After

    “Yow! Kedua sahabatku sedang bercengkrama tanpa mengajakku.” Nick menyenggolkan bahunya kepada Victor dan Dave dengan wajah cengengesan.“Sudah lama kita tidak bertemu,” ujar Dave pada sahabatnya itu.“Yah, Si Diktaktor itu memaksaku untuk mengurus cabang di Indonesia setelah dia memaksa untuk mengambil alih cabang itu sebelumnya,” sindir Nick pada Victor. “Aku membutuhkan banyak adaptasi saat di sana,” keluhnya.Victor hanya meliriknya malas. Dia sangat paham bahwa Nick sangat suka mendramatisir semua hal. “Wow! Siapa wanita cantik yang sedang bersama istrimu itu, Bro?” tunjuk Nick pada Meghan.“Alihkan tatapanmu dari kekasihku, atau akan ku keluarkan bola matamu dari tempatnya, Nick.”***Callis dan Victor saat ini sudah berada di kamar pengantin. Tubuh Callis terasa sangat lelah, namun Callis merasa sangat puas. Pesta pernikahan yang dijalani nyatanya sangat jauh lebih menyenangkan dibandingkan yang pernah diimpikannya. Victor sangat bersungguh-sungguh saat dirinya berkata bahwa a

  • Betrayal   Chapter 60: My Wife

    Tanpa bantahan, Callis bergerak ke arah Victor dan menyandarkan kepalanya ke dada Victor. Tangan Victor juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengelus rambut wanitanya. “Tadi katanya ingin membahas tentang pernikahan kita?” tanya Victor untuk membuka percakapannya. “Sebentar.” Callis segera beranjak dan mengambil tabnya yang dia simpan di meja yang berada di sudut kamar. Setelah mendapatkannya, Callis kembali ke posisi awal. “Tanpa mengingat pilihanku, aku ingin kau memilih dekorasi serta hal lain yang kita butuhkan untuk pernikahan kita.” Cassie menyodorkan tab yang sudah menayangkan beberapa pilihan itu pada Victor. Malam itu dihabiskan oleh sepasang suami istri, yang akan kembali menikah, dengan diskusi. *** Waktu berlalu dengan cukup baik. Baik Callis maupun Victor, mereka akhirnya menyiapkan pernikahan ini dengan bersungguh-sungguh. Hari besar yang dinantikan akhirnya datang juga. Saat ini, Callis sedang mempersiapkan dirinya untuk pemberkatan. Isabella, sang ibu, serta

  • Betrayal   Chapter 59: Preparation

    Dengan pelan, Callis menggerakkan kepalanya hingga tatapan mata mereka saling berbalas. “Tidak perlu meminta maaf, Vic. Yang terpenting, tidak ada lagi salah paham di antara kita.” Callis mengucapkannya dengan nada bergetar karena harus menahan tangisannya.“Aku ingin memulai semuanya dengan benar, Callis.”Ucapan Victor membuat Callis harus mengernyitkan dahinya karena tidak paham dengan maksud Victor.“Ayo kita melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang akan menikah. Mulai dari persiapan pernikahan, pemberkatan, hingga resepsi. Aku ingin melakukan semuanya denganmu. Aku ingin merasakan menjadi kekasih yang menunggu pasangannya untuk fitting baju. Aku ingin melakukan foto pra-nikah, aku ingin mengucapkan janji untuk selalu menjadi saksimu di hadapan Tuhan dan aku ingin memiliki foto pernikahan yang dapat dipajang di ruang tamu. Bahkan jika kau mau, aku juga ingin melakukan rangkaian budaya pernikahan seperti yang biasanya Mom ceritakan padaku saat aku kecil. Aku ingin m

  • Betrayal   Chapter 58: Reception

    Begitu sampai di kantor, banyak karyawan yang menyapa ketiganya. Namun, hanya Callis yang membalas sapaan mereka. Baik Victor maupun Reis hanya diam dan berjalan lurus. Callis menggelengkan kepalanya melihat Victor dan Reis yang bergandengan tangan meninggalkannya di belakang. Callis sengaja memperlambat jalannya dan benar dugaannya. Victor dan Reis terlalu fokus pada jalan di depannya tanpa mempedulikan sekitar. Begitu kedua lelaki berbeda generasi itu hendak mencapai lift, Callis mempercepat langkahnya agar keduanya tidak sadar bahwa dirinya sempat terhindar.Dasar dua lelaki sok keren, gumam Callis dengan sedikit kekehan.Adam yang sudah menunggu di samping lift para petinggi segera menekan tombol pada lift agar terbuka. “Selamat siang, Tuan Barnett, Tuan Muda Barnett… dan Nyonya Barnett.”Callis berdecih dan masuk ke lift bersama ketiganya–Victor, Reis, dan Adam. Callis sangat tahu bahwa Adam sedang mengejeknya dan itu membuatnya kesal. Callis ingin sekali memukul lengan Adam. Nam

  • Betrayal   Chapter 57: Prefect Day

    Callis masih setia mengelus punggung Reis yang masih sesenggukan di dadanya. Bahkan, Reis duduk di pangkuan Callis karena masih tidak ingin lepas dari ibunya. “Nangisnya udahan dong, sayang.” Callis mencoba melepaskan pelukan Reis padanya.Pelukan Reis terlepas. Callis akhirnya dapat melihat wajah Reis yang memerah sebab tangis. Bahkan, mata Reis masih basah karena air mata yang belum kering. Air mata Reis kembali menetes saat menatap wajah ibu yang sangat dirindukannya.“Gantengnya Mommy jadi jelek soalnya nangis mulu,” ledek Callis dengan mengelap wajah Reis yang basah karena air mata dan keringat. “Reis kangen banget sama Mommy,” rengek Reis dengan kembali memeluk Callis, tapi tidak seerat tadi. “Mommy juga kangen banget sama anak Mommy yang paling ganteng ini.”“Mommy, aku laper banger,” rengek Reis yang dijawab dengan kekehan oleh Callis.***Callis dan Reis sampai di Four Season, salah satu restoran yang berkolaborasi dengan TBGroup. Sejak mereka hidup dengan Victor, lelaki it

  • Betrayal   Chapter 56. Recovery

    Callis! Ini bukan pengalaman pertamamu! Jangan berlaga seperti orang suci! Teriak Callis dalam hatinya.Akan tetapi, tidak bisa. Callis tidak bisa mengontrol dirinya. Victor dan posisi mereka yang terbilang cukup intim membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya. Kaki Callis terasa sangat lemas seperti jeli. Namun, dirinya tidak akan terjatuh dan membuatnya malu.Tuhan! Tolong hamba, jerit Callis.“I love you, Baby Girl.” Belum sedetik Callis mencerna ucapan Victor, bibir Callis langsung menjadi sasaran Victor.***Callis terbangun saat dirinya merasa pelukan hangat yang semalaman telah memanjakannya menghilang. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya matahari yang ternyata sudah terang. Callis terlambat bangun!Callis segera beranjak dari tidurnya begitu sadar bahwa dirinya sudah sangat terlambat untuk bangun. Kepala Callis sontak terasa pening karena berdiri dengan cepat dari tidurnya.“Hi, dear. Jangan terburu-buru. Reis sudah berangkat ke sekolah diantar oleh ma

  • Betrayal   Chapter 55. Romantic Dinner

    Callis dan Victor berjalan beriringan. Setelah sampai di unitnya, Victor segera memasuki kamar pribadinya untuk membersihkan tubuh. Callis berdiri di tengah ruang tamu, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Callis ingin membersihkan dirinya. Namun, kamar yang digunakan selama di sini adalah kamar utama, dengan kata lain kamar Victor. Rasanya, Callis akan merasa canggung jika masuk ke kamar tersebut tanpa permisi. Lama tidak tinggal di unit Victor membuat Callis menjadi asing padahal tidak ada yang berubah dari tempat tinggal Victor tersebut.Tak lama, Victor keluar dari kamarnya dan segera menghampiri Callis. Victor sudah mengganti tuksedonya dengan pakaian yang lebih santai. Rambut Victor terlihat sedikit basah dan berantakan. Ketampanan Victor meningkat berkali-kali lipat dengan penampilan tersebut.“Kau tidak ingin membersihkan diri?” tanya Victor dengan heran.“Aku… Um… Aku.” Callis bingung harus bagaimana untuk menyuarakan kecanggungannya.“Aku akan keluar sebentar.” Victor men

  • Betrayal   54. Proposal

    Callis menitipkan belanjaannya di tempat penitipan. Setelah itu, dirinya bergerak untuk menuju ke tempat di mana Victor menunggunya. Di sana, terdapat Victor yang sedang menikmati ice cream dengan tenang, sangat kontras pemudi yang menatap Victor dengan menunjukkan ekspresi tertarik yang ketara.“Cih.” Callis berdecih melihat segerombolan pemudi itu. Di umur segitu, mereka harusnya fokus belajar. Bukannya malah nongkrong tidak jelas di kafe. Lagi pula, apakah mereka tidak sadar jika Victor terlihat jauh lebih tua dibandingkan mereka. Atau malah mereka mencari lelaki seumur Victor untuk dijadikan ayah gula?Sebelum menghampiri Victor, Callis memasang senyum yang sangat manis. Dirinya lalu bergerak dengan riang mendekati Victor. “Ah, maaf sekali, Sayang. Karena menungguku, kau harus menunggu di sini dengan bosan,” ujar Callis dengan manja. Tak lupa, Callis juga membubuhkan satu kecupan di pipi kanan Victor.***Victor mengernyitkan alisnya saat melihat gelagat aneh dari Callis. “Apa yan

DMCA.com Protection Status