Begitu mendengar kabar tentang Lu Wan Wan, tanpa berkata apa-apa lagi Yin bergegas mengayunkan langkah memasuki ruang berkelambu dan yang dipenuhi dengan dinding-dinding kaca.Seiring dengan usahanya mencari keberadaan istri sang pemilik tubuh baru, aroma karbol yang bercampur dengan disinfektan serta obat-obatan kimia menyeruak masuk ke dalam indera penciuman Yin. Aroma itu terasa begitu kuat, lebih tajam dari pada saat dirinya berada di luar ruangan.Entah wanita itu berada di ranjang yang mana, namun Yin masih ingat, dia meninggalkan Lu Wan Wan di sekitar ranjang yang ada di tengah ruangan. Namun, saat dia menghampiri kembali ranjang tersebut, dia sudah tidak lagi mendapati wanita muda itu berada di sana.Suara lembut yang lebih mirip seperti cicitan seekor burung pipit itu tiba-tiba memanggil. “Yin.”Pria muda itu bergegas menoleh. Di ranjang ketujuh itulah, sepasang manik matanya yang kecil bertemu dengan manik mata bulat yang juga menatap dirinya. Tatapannya tak lagi dingin se
Yang Yin ketahui, ketika dirinya dulu hendak keluar dari rumah sakit, Lu Donglah yang mengurus semuanya termasuk total biaya tagihan rumah sakitnya kala itu. Dan sekarang di waktu yang berbeda, Yin kembali di hadapkan dengan selembar kertas tagihan biaya rumah sakit Lu Wan Wan yang baru saja diberikan oleh seorang perawat. “Ini rinciannya, Tuan Yin. Tuan bisa melakukan pembayaran melalui aplikasi seperti WeChat Pay, Alipay atau melalui transfer bank atas nama Rumah Sakit Shanghai.” Penjelasan yang disampaikan oleh perawat itu bak angin lalu di telinga Yin, karena saat ini manik matanya yang kecil itu tampak memicing. Menelusuri deretan angka-angka serta apa yang pernah mereka berikan kepada Lu Wan Wan.Sungguh, Yin tidak tahu apa pun tentang hal itu.Dia kembali bertanya kepada sang perawat. “Katakan saja berapa banyak yang harus kubayar.”“Total semuanya 50.000 Yuan.”Mata Yin langsung terbelalak begitu mendengar angka lima puluh ribu disebut. Masalahnya setelah menarik
Selepas mendengar perkataan Arthur Chen, maka bibir Yin yang berwarna coklat itu pun terkatup. Untuk sejenak dia hanya mampu berpikir sambil menyandarkan punggungnya di depan salah satu dinding rumah sakit. Melihat sekilas para manusia yang berlalu lalang di hadapannya dengan warna pakaian yang hampir sama.Dia yang semula telah berjanji untuk membebaskan Lu Wan Wan dari rumah yang hampir mirip seperti neraka itu, malah tidak mendapat persetujuan dari Arthur Chen.Dulu dia pernah meminta Arthur agar melepas kamera CCTV yang ada di kamar mandi, namun lelaki tua itu dengan tegas menolak. Semua itu demi alasan keamanan. Katanya, semakin privat sebuah ruangan, maka semakin mudah bagi seorang penyusup untuk bersembunyi.Memangnya siapa yang akan menyusup masuk ke dalam gedung apartemen yang hanya bisa dimasuki dengan sidik jari dan tampilan bola mata? Akhirnya Yin hanya bisa menghela napasnya dengan panjang. Menyadari bahwa gedung apartemen yang memiliki ketinggian lima lantai itu memang
DEG!Pertanyaan Lu Wan Wan yang mirip seperti sebuah cercaan itu sontak membuat Yin tercengang. Tanpa bermaksud ingin membohongi istri sang pemilik tubuh, dia hanya mampu menatap wanita muda itu dalam diam.Sungguh, dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan semua hal yang terjadi antara dirinya dan pemilik tubuh baru ini. Serta identitas tersembunyi yang tiba-tiba saja ditunjukkan oleh Arthur Chen.Sampai akhirnya sepasang tangan Lu Wan Wan mulai mencengkeram lengan jaket dan mengguncang tubuhnya, barulah kesadaran Yin kembali terjaga.“Wan Wan,” ucap Yin sembari memegang kedua tangan wanita itu, lalu menurunkannya dengan lembut. “Aku tahu, kau terkejut. Tapi percayalah … semuanya baik-baik saja. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."“Kau tidak berbuat kriminal’kan?” tuduh Lu Wan Wan dengan tatapan menyelidik. “Aku tidak akan melakukannya.” Yin menggeleng tegas. “Semua ini memang salahku. Selama kita menikah, aku tidak pernah terbuka tentang keuanganku, karena—““Karena apa, Yin?”“
Pencarian rumah baru itu pun harus berakhir dengan kegagalan. Dengan terpaksa keduanya kembali ke rumah Keluarga Lu.Sebelum tiba ke rumah Keluarga Lu, Yin lebih dulu mengantarkan mobil listrik barunya itu ke dalam gedung apartemen Arthur. Yin tahu, kalau beberapa hari yang lalu Lu Wan Wan dan Arthur pernah saling bertemu di depan gedung Ma Yuan Food. Karena itu, untuk malam ini, Yin sengaja tidak mempertemukan istri sang pemilik tubuh dengan Arthur Chen. "Yin, sepertinya majikanmu itu orang yang baik, karena mau mempercayakan mobil mewah serta password untuk masuk ke dalam tempat tinggalnya," puji Lu Wan Wan, yang tak menyadari kalau orang yang dia puji itu adalah Arthur Chen. "Yah, begitulah,” sahut Yin sambil menarik kedua sudut bibirnya ke samping. “Ternyata memang masih ada orang baik di dunia ini, meskipun yang lebih jahat juga banyak.” Malam pun tiba ….Pukul 21.00 Yin dan Lu Wan Wan memasuki tempat kediaman Keluarga Lu. Begitu langkah kaki itu menbawa mereka menu
Di salah satu kelab malam yang cukup terkenal di kota itu, Judy—satu-satunya putra Gao Xiong tampak sedang duduk di depan meja bartender sambil menikmati segelas dua gelas minuman beralkoholnya.Apa yang terjadi tadi pagi di Grand Ballroom Cinta Sejati, semakin membuat kebencian dan kemarahan Judy kepada Yin semakin menumpuk. Meskipun dia telah membayar mahal kelompok pembunuh bayaran seperti Black OWL, namun hatinya tak kunjung lega ketika belum mendengar kabar kematian menantu Keluarga Lu tersebut.KRING! KRING! KRING!Suara dering dan getaran ponsel yang ada di dalam saku, membuat Judy segera mengambil benda tersebut. Untuk sesaat kening dan tatapan matanya yang berwarna hijau itu memicing, tatkala mendapati nama Lu Dong tertera pada layar ponselnya. “Halo, paman,” sapa Judy.“Mana janjimu itu, saat kau bilang akan menyingkirkan menantu sampah itu dari rumahku?!” Lu Dong berteriak di balik ponselnya.“Apa maksud paman?” Judy sontak bangkit berdiri. “Jelas-jelas aku sudah mengatak
“Yin!” sentak Lu Wan Wan.Dia bukan hanya terkejut saat Yin mendadak menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, melainkan karena tubuh suaminya itu, kini berada di atas tubuhnya. Lebih tepatnya, Yin tidak menindihnya secara langsung, melainkan menahan beban tubuhnya sendiri dengan kedua telapak tangan yang berada di samping lengan Lu Wan Wan.“Ssstt … pelankan suaramu,” bisik Yin sambil membalas tatapan mata Lu Wan Wan dengan begitu dalam.Sayangnya, Yin—pria kaku dan dingin itu tidak menyadari, kalau apa yang baru saja dia lakukan itu telah memporak-porandakan perasaan istri sang pemilik tubuh.Lu Wan Wan—wanita muda yang belum pernah jatuh cinta. Hidupnya selalu di bawah kendali Lu Dong dan Li Na, tidak sebebas kedua kakaknya yang bisa memilih teman ataupun pergi ke mana pun setiap akhir pekan. Mulai dari sejak kecil hingga dewasa, hidup Lu Wan Wan hanya seputar rumah hingga sekolah atau kantor.Bertemu dengan Yin membuat Lu Wan Wan memiliki sedikit harapan untuk berteman dan berbagi hid
BRAAKK! BRAAKKK! BRAAKKKKK! "Buka pintunya! Keluar kalian sekarang!”Suara gedoran pintu yang diikuti dengan sebuah teriakan, membuat jantung Yin serta Lu Wan Wan hampir saja meledak. Mereka yang baru saja membaringkan tubuh di atas ranjang, mendadak tersentak lalu duduk dengan gelisah. Detik itu juga, Lu Wan Wan langsung menyadari, bahwa itu adalah suara Lu Dong. Semua ini pasti ulah kedua kakaknya yang telah memberitahu ayah mereka, apa yang telah diperbuat Yin di kamar ini.“Kau tetaplah di ranjang. Biar aku saja yang buka pintunya,” ucap Yin, yang kemudian bergegas bangkit berdiri.“Tunggu, Yin!” cegah Lu Wan Wan.Sentuhan dan cengkeraman dari telapak tangan yang lembut, sontak membuat mantan jenderal besar Dinasti Qing itu menoleh ke belakang. Di situlah dia menatap sang pemilik mata bulat itu dengan keningnya yang mengerut dalam. “Ada apa? Bukankah kita harus segera membuka pintu?” “Yin, jika kau masih berharap ingin menjadi menantu Keluarga Lu, kita harus membuat mereka pe