BRAAKK! BRAAKKK! BRAAKKKKK! "Buka pintunya! Keluar kalian sekarang!”Suara gedoran pintu yang diikuti dengan sebuah teriakan, membuat jantung Yin serta Lu Wan Wan hampir saja meledak. Mereka yang baru saja membaringkan tubuh di atas ranjang, mendadak tersentak lalu duduk dengan gelisah. Detik itu juga, Lu Wan Wan langsung menyadari, bahwa itu adalah suara Lu Dong. Semua ini pasti ulah kedua kakaknya yang telah memberitahu ayah mereka, apa yang telah diperbuat Yin di kamar ini.“Kau tetaplah di ranjang. Biar aku saja yang buka pintunya,” ucap Yin, yang kemudian bergegas bangkit berdiri.“Tunggu, Yin!” cegah Lu Wan Wan.Sentuhan dan cengkeraman dari telapak tangan yang lembut, sontak membuat mantan jenderal besar Dinasti Qing itu menoleh ke belakang. Di situlah dia menatap sang pemilik mata bulat itu dengan keningnya yang mengerut dalam. “Ada apa? Bukankah kita harus segera membuka pintu?” “Yin, jika kau masih berharap ingin menjadi menantu Keluarga Lu, kita harus membuat mereka pe
“Kalian lihat betapa kurang ajarnya menantu sampah itu terhadapku?” Sambil berjalan menuruni beberapa deret anak tangga, Lu Dong mengomel pada istri dan kedua putrinya yang lain.“Benar-benar keterlaluan!” sahut Lu Shen Shen. “Memangnya berapa banyak uang yang dia miliki, hingga berani mengusir kita dari kamar Wan Wan!”“Kalian tidak usah mempercayainya, itu hanya bualan Yin saja!” imbuh Lu Fen Fen yang berada di barisan paling belakang. “Pria miskin seperti dia sudah pasti tidak memiliki uang. Setelah membayar hutang-hutangnya pada Ayah, mana mungkin dia masih memiliki simpanan uang.”“Kau benar, Kak. Jika dia punya, dia tidak akan kembali ke rumah ini. Dia akan mencari sebuah kamar hotel untuk tidur bersama Wan Wan!” ketus Lu Shen Shen. Di saat suami dan kedua putrinya itu sedang membicarakan Yin selama mereka menuruni beberapa deret anak tangga, tiba-tiba saja Li Na yang berada di barisan paling depan mendadak berbalik. Wanita paruh baya itu lalu menghentikan langkah kaki mereka
Yin tidak pernah menyangka, bahwa suatu hari Arthur Chen akan memintanya untuk pergi meninggalkan Perpustakaan Shanghai!Ini bukan pergi meninggalkan gedung yang memiliki atap mercusuar dengan 24 lantainya, melainkan dia harus berhenti dari pekerjaannya sebagai pustakawan atau karyawan perpustakaan.Saat Yin bertanya, apa alasan di balik permintaan Arthur itu?Arthur Chen—si lelaki tua dengan tingginya yang hanya mencapai pundak Yin itu memberikan alasan yang tidak masuk akal. Dia mengatakan, kalau selama tiga tahun ini, apa yang dikerjakan oleh Yin itu tidak menghasilkan.Ditambah lagi, penyakit gagap dan penyakit jantungnya juga telah sembuh. Yin bisa mencari pekerjaan lain, layaknya orang normal pada umumnya.Awalnya Yin juga berpikir seperti itu. Namun, ketika dirinya mulai meminta uang USD 5.000.000 kepada Arthur untuk melakukan investasi terhadap Lushang Group, lelaki tua yang katanya adalah ajudan mendiang ayah dari pemilik tubuh itu malah menendang pantatnya.Keterlaluan sekal
“Yin, itu dia, Ma Jia Wei dan ayahnya!” Lu Wan Wan tiba-tiba berseru, ketika mobil yang dikemudikan Yin baru saja berbelok memasuki halaman gedung Ma Yuan Food.Yin langsung mengarahkan pandangannya ke salah satu arah, di mana dia melihat keberadaan dua orang pria berpakaian formal, yang baru saja turun dari sebuah mobil mewah berbentuk panjang. Salah seorang yang lebih muda dengan potongan rambutnya yang pendek dan berpostur lebih tinggi, pastilah Ma Jia Wei.Sedangkan di sampingnya, berdiri seorang pria paruh baya dengan postur tubuhnya yang pendek dan gemuk, serta rambut abu-abunya yang sedikit panjang menyentuh pundak. Pasti dialah orang yang dimaksud Yin.“Ma Zimo …!” Tanpa sadar Yin menyerukan nama itu dengan kegeraman. Kedua alis Lu Wan Wan yang berwarna coklat langsung tertaut. “Apa kau mengenal Tuan Ma Zimo? Karena dari cara bicaramu, sepertinya kau memiliki pengalaman yang tidak baik dengannya."“Aku pernah melihatnya di Grand Ballroom Cinta Sejati. Bukankah dia salah satu
Masih di pagi yang sama ….Setelah mendekam di dalam penjara selama satu malam, akibat melanggar peraturan lalu lintas dan penggunaan alkohol berlebihan saat mengemudi, akhirnya pihak kepolisian membebaskan Judy Gao.“Silakan keluar, Tuan Gao. Anda telah bebas,” kata sang petugas, yang hanya dibalas dengan sebuah lirikan tajam dari seorang Judy.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, pria muda berwajah blasteran itu mengayunkan sepasang langkahnya meninggalkan kantor polisi. Pakaian semalam belum diganti, wajah kusutnya itu terlihat jelas dari pantulan kaca jendela, ditambah lagi aroma alkohol yang masih menempel pada seluruh tubuhnya.Sungguh, ini adalah pengalaman pertama dan terakhir Judy mendekam di penjara. Sambil menatap Gedung Lembaga Keamanan itu, dia berjanji untuk tidak kembali lagi ke tempat terkutuk ini. Kini dia juga harus membayar sejumlah Yuan untuk menebus mobil mewahnya yang telah ditahan oleh pihak berwajib.KRING! KRING! KRING!Nada dering ponsel Judy tiba-tiba berbunyi
Dua permintaan yang terdengar seperti embusan napas berat, ditambah dengan ujung mata pisau yang menempel lekat pada batang lehernya, membuat bulu kuduk Judy meremang dalam rumah kayu yang dibangun di atas perahu.Kemampuan bela diri Judy yang hanya seujung kuku itu tidak mampu menyelamatkannya dari goresan pisau yang telah memberikan sebuah jejak tipis pada lehernya yang putih. Detik itu juga, dia merasakan rasa perih yang menjalar di sekitar kulit lehernya.Judy Gao yang belum pernah bertemu dengan pemimpim Black OWL secara langsung, menyangsikan bahwa sosok misterius yang masih mengalungkan pisau pada lehernya itu adalah orang yang dia cari sejak tadi.Maka untuk menjawab keraguannya itu, bertanyalah Judy pada sosok yang berdiri di belakang punggungnya. “Si—siapa kau? Di mana si Mata Satu berada? Aku ingin bertemu dengannya!” “Untuk apa kau mencari si Mata Satu?” Sosok misterius itu malah bertanya balik. “Aku tidak ingin mengatakannya padamu!” tolak Judy.“Apa kau ingin macam-m
Saat hari menjelang siang, mobil listrik yang dikemudikan Yin baru saja memasuki halaman Gedung Perpustakaan Shanghai. Namun sialnya, tempat parkir yang ada di lantai bawah tanah itu telah dipenuhi dengan puluhan kereta besi bergerak yang entah milik siapa.Ditambah lagi dekat pintu masuk, Yin melihat kehadiran Tuan Chao dan Nyonya Bai serta beberapa orang karyawan perpustakaan yang seharusnya pemilik tubuh asli mengenal mereka semua, tetapi Yin alias Shun Yuan tidak mengenalnya. “Sudah terlambat, masih juga ada halangan untuk datang bekerja.” Yin mengomel dari belakang setir kemudi. “Jika begini, lebih baik … bawa kereta besi ini parkir ke luar!” pintanya pada program mobil listrik tersebut. Namun, perintah itu tidak langsung di respon oleh si Nona Pintar. Mobil listrik itu masih tetap tidak bergerak di tengah ruang basement. Sementara beberapa orang yang tadinya berdiri sambil berbincang-bincang dekat pintu masuk, mulai memperhatikan keberadaan mobil hitam Yin dengan penuh tanda t
Setelah mengembalikan layar laptop pada posisi semula, maka Arthur segera menjelaskan pelanggaran lalu lintas yang baru saja diperbuat oleh Judy Gao, hingga membuat pemuda sombong itu mendekam dalam penjara selama semalam. “Dan semua yang dilakukan oleh pemuda itu telah mencoreng nama baik keluarganya sendiri. Sudah pasti Kepala Keluarga Gao tidak akan tinggal diam. Dia menggunakan akun Gao_Xx1076 untuk memberi pekerjaan ini kepada Underground_King.”“Jangan katakan, kalau Underground_King adalah dirimu?” tebak Yin.Arthur terkekeh. “Ternyata kau mampu menebaknya. Kau memang benar, Underground_King adalah namaku di dunia maya.”“Dunia maya? Dunia apalagi itu?”“Dunia yang ada di dalam sini.” Arthur menunjuk layar laptop dan ponselnya yang tergeletak di samping. “Bisa-bisanya kau tidak mengetahuinya. Sekalipun kau itu kutu buku, tapi setidaknya kau pasti paham istilah itu. Dalam dunia maya, kau tidak harus menggunakan nama aslimu untuk berkenalan dan mencari informasi. Kau bisa mengg
“Kau tak perlu melakukan hal itu, Ma Zimo!”Kehadiran suara bariton yang mendadak terdengar di dalam ruangan, membuat Ma Zimo dan Asun terkejut. Mereka lantas mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan yang ada di lantai dua.Embusan angin yang hendak menyambut datangnya fajar telah menerbangkan beberapa lembar kain gorden yang menutupi jendela yang terbuka. Tampak sesosok bayangan bersembunyi di balik kain putih yang menjuntai hingga ke lantai. Asun langsung membidikkan senjata apinya pada bayangan tersebut.DOR!DOR!DOR!Seharusnya satu tembakan, namun yang terdengar justru tiga letupan senjata api. Ujung senapan M2 mendadak mengepulkan asap tipis, sedangkan Asun yang sebelumnya berdiri tegak untuk melindungi Ma Zimo mendadak roboh dengan sebuah timah panas yang bersarang di dada kirinya.“Hah?” Mulut Ma Zimo menganga ketika melihat tubuh orang kepercayaannya terkapar tak bernyawa.Yin memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Sambil meniup ujung senjata apinya y
M2 yang malam itu sedang bertugas menjaga pintu gerbang tempat kediaman Keluarga Ma tampak lari tergopoh-gopoh masuk ke dalam rumah. Sebuah kotak kardus yang lebih besar daripada kotak sepatu berada dalam tangannya.Dia berlari mendapatkan Ma Zimo dan Asun yang saat itu sedang berdiri di balkon lantai dua.“Lapor, Tuan. Ada sebuah paket untuk Anda.” M2 berucap sambil menyerahkan kotak kardus tersebut.Ma Zimo tak langsung menerima. Pria paruh baya itu justru mengernyit menatap kotak coklat yang masih tersegel rapi. Memang benar, pada salah satu bagian kotak terselip namanya tanpa nama pengirim.Aneh, pikir Ma Zimo. Lantas dia menyuruh Asun untuk membuka kotak tersebut.“Kurang kerjaan saja! Siapa yang mengirim paket pada dini hari seperti ini?” Asun menggerutu, sementara kedua tangannya telah bersiap hendak menyobek segel kardus dengan menggunakan sebuah anak kunci.“Aku tidak tahu,” jawab M2 yang melihat segel kotak tersebut terlepas.Bau amis yang menusuk langsung menyeruak dan meny
“Beraninya kalian Keluarga Ma mempermainkan Black Dragon!” geram Black Dragon dengan tatapan matanya yang menyalang tajam. Kepalan tangannya hampir saja membuat ponsel yang ada dalam genggaman tangan menjadi remuk redam.“A—apa maksud, Anda?” Ma Jia Wei tampak kebingungan. “Keluarga Ma tidak pernah mempermainkan siapa pun.”Pria berwajah dingin itu lantas memberikan ponselnya kepada Ma Jia Wei melalui salah seorang anak buahnya. Keterkejutan langsung melanda putra Ma Zimo.Dengan tangan dan tulang rahangnya yang gemetar, Ma Jia Wei pun berkata, “Tidak … ini sangat tidak mungkin. Sepupuku itu … dia tidak pernah ditemukan. Anda jangan mempercayai bualan orang yang tak jelas!”“Apa maksudmu?” Suara Black Dragon terdengar jauh lebih berat dari sebelumnya.“Ma Yin Fei telah menghilang selama dua puluh tahun lebih. Tidak ada seorang pun yang tahu, bagaimana rupa dan bentuk tubuhnya. Mungkin saja dia … sudah mati, karena penyakit jantung bawaannya. Atau … atau jika dia masih hidup, dia tidak
Ma Jia Wei yang berdiri lima langkah dari tempat Black Dragon itu menjadi terkejut, karena belum pernah dia mendapatkan perlakuan seperti ini dari seseorang.Kebanyakan justru orang-orang itulah yang memberi hormat kepadanya lebih dulu, bukan sebaliknya. Sayangnya, dia baru menyadari, kalau Shanghai Night Paradise bukanlah daerah kekuasaan Group Ma. Maka dengan sedikit membungkukkan badan, Ma Jia Wei akhirnya berkata, “Karena aku tidak mengerti kebiasaan kalian, jadi maafkan aku. Salam, Black Dragon.”Black Dragon hanya menyunggingkan senyum. Gestur tubuh yang diperlihatkan Ma Jia Wei itu tidak luput dari pengamatannya. Sungguh pria muda yang berdiri di hadapannya sambil mengenakan tuksedo hitam itu tidak memiliki adab dan sopan santun sedikit pun.Kehormatan serta nilai yang pernah Black Dragon berikan pada Ma Zimo, mendadak dipangkasnya menjadi setengah. Dengan tetap menampilkan wajah dan sorot mata yang dingin, dia mengayunkan dagunya ke arah Ma Jia Wei.“Apa yang membawamu kemar
Asun tahu, kalau seorang diri tidak akan mampu untuk menemui apalagi melawan kelompok mafia bawah tanah seperti Black Dragon. Pria paruh baya itu harus mengandalkan kemampuan tuan besarnya yang masih merupakan pemimpin keluarga kaya nomor satu se-Shanghai.“Bagaimana, apa kalian berhasil?” tanya Ma Zimo dari balik ponsel.Dengan sangat hati-hati Asun mulai berbicara. “Tuan, kita sedang menghadapi masalah.”Ma Zimo yang mendengar hal itu, lantas bangkit berdiri. Kelopak matanya yang kecil membeliak. “Masalah apa?”“Tuan, anak buah Black Dragon berhasil membawa pergi penipu itu,” jawab Asun.“Black … Dragon?” “Anda tidak salah dengar, Tuan.”Tidak ada kata umpatan yang keluar dari bibir Ma Zimo, karena sebenarnya pria paruh baya itu juga enggan berurusan dengan Black Dragon.Sebisa mungkin, Ma Zimo hanya akan menggunakan kekuatan anak buahnya sendiri untuk menekan saingan bisnis serta memperluas kerajaannya. Bukan karena dia takut, tetapi pria berperut buncit itu tidak sudi berbagi k
Malam masih belum berakhir. Setelah aksi bungkam yang dilakukan Feng Siyu di kantor polisi pusat, maka Kapten Chang dan beberapa anggota kepolisian akhirnya memindahkan pemuda itu ke kantor kejaksaan untuk menjalani interogasi tingkat lanjut.Pihak kejaksaan memutuskan untuk mengambil alih semua kasus yang melibatkan Feng Siyu, karena saking banyaknya perkara pidana dan perdata yang dituduhkan padanya. Pria yang memiliki bekas jerawat di wajah itu bukan hanya terlibat dalam kasus penggelapan dana, pencurian identitas, namun juga ada sangkut pautnya dengan kematian Ma Shin Fei serta percobaan pembunuhan yang dia lakukan terhadap Yin. Namun, rencana Kapten Chang tidak semulus yang dikira.Iring-iringan kendaraan polisi yang baru saja menempuh setengah perjalanan itu terpaksa berhenti, karena kehadiran dua mobil van putih yang tiba-tiba menghadang dan menghalangi. Ciiiitttt …!Suara rem yang diinjak secara mendadak hingga sampai mengeluarkan percikan api di jalan raya beraspal, membu
Malam itu menjadi malam yang sangat panjang bagi Shun Yuan alias Yin. Setelah membuka rahasia terbesar dalam dirinya, dia justru mendapat kejutan. Arthur Chen langsung mengembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Lelaki tua itu seakan ingin secepatnya pergi meninggalkan dunia menyusul si pemilik tubuh.“Beristirahatlah dengan tenang,” ujar Shun Yuan setelah menyimpan abu jenazah Arthur di rumah duka. “Aku ikut berduka cita,” hibur Lu Wan Wan yang ikut mendampingi Shun Yuan.Selepas memberi penghormatan terakhir, keduanya pun kembali ke gedung apartemen tak bernama itu. Dengan disaksikan dan dibantu oleh Lu Wan Wan, Shun Yuan membuka semua file-file peninggalan Arthur Chen.Hal pertama yang mereka cari adalah rekaman video kejadian kecelakaan yang terjadi di atas Jembatan Sungai Yang Tze beberapa bulan yang lalu. Mereka ingin mengetahui kebenarannya. Siapa yang sebenarnya terlibat dan siapa yang seharusnya dihukum.Mulut keduanya langsung menganga, begitu menyaksikan kalau
Teriakan Arthur yang menyangkal perkataan Feng Siyu itu membuat Yin menelengkan kepala. Dia menatap lelaki tua itu dengan sorot mata yang lebih dingin dari biasanya.“Yin … ini … bukan seperti yang kau kira,” ucap Arthur terbata-bata.“Jawab pertanyaanku! Apa benar kau juga berada di sana?” Yin meninggikan nada suaranya.Langkah tegap Yin yang mendominasi serta kedua tulang rahangnya yang mengeras, telah membuat tubuh Arthur seakan mengerut. Tanpa sadar punggung lelaki tua itu langsung membentur tepi meja. Namun, benturan itu tidak sebanding dengan suaranya yang tercekat di tenggorokan.Melihat kegugupan serta kegelisahan yang terpancara dari wajah Arhur, makin membuat Yin naik pitam. Mantan jenderal besar Dinasti Qing itu langsung menghardik lawan bicaranya. Serapat-rapatnya menyimpan bangkai, pada akhirnya pasti tercium juga. Dengan kepala yang tertunduk, akhirnya keluarlah pengakuan dari Arthur. “A—aku memang ada di sana.”Satu kalimat pengakuan itu lantas membuat Yin mengepalkan
Tuduhan yang dilontarkan Yin itu membuat manik mata Feng Siyu bergerak-gerak. Rupanya pria yang memiliki banyak bekas jerawat di wajah itu masih mengingat kejadian musim gugur tahun lalu. Di atas motor balap yang dikendarainya, dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, bagaimana mobil listrik itu menabrak pagar jembatan lalu terjun bebas ke dalam sungai. Kebungkaman itu lantas membuat Yin menghampiri. Dengan sorot mata menyalang tajam serta kedua rahang yang mengeras, dia mencengkeram jaket hitam yang dikenakan Feng Siyu. Membuat pria itu bangkit sedikit menjauhi kursinya.“Jawab pertanyaanku! Apa kau yang melakukannya?!” Yin melotot dengan penekanan suara.Namun, itu tak membuat nyali Feng Siyu ciut. Pria itu justru memalingkan wajahnya ke arah lain. Sambil mencebikkan bibirnya, dia pun berkata, “Kau saja tidak tahu, lalu untuk apa aku menjawab.”“Kau!?” Yin langsung menunjukkan kepalan tangannya.“Tak perlu marah. Aku akan memberitahumu, tapi dengan satu syarat.”“Kau tak perlu