Pencarian rumah baru itu pun harus berakhir dengan kegagalan. Dengan terpaksa keduanya kembali ke rumah Keluarga Lu.Sebelum tiba ke rumah Keluarga Lu, Yin lebih dulu mengantarkan mobil listrik barunya itu ke dalam gedung apartemen Arthur. Yin tahu, kalau beberapa hari yang lalu Lu Wan Wan dan Arthur pernah saling bertemu di depan gedung Ma Yuan Food. Karena itu, untuk malam ini, Yin sengaja tidak mempertemukan istri sang pemilik tubuh dengan Arthur Chen. "Yin, sepertinya majikanmu itu orang yang baik, karena mau mempercayakan mobil mewah serta password untuk masuk ke dalam tempat tinggalnya," puji Lu Wan Wan, yang tak menyadari kalau orang yang dia puji itu adalah Arthur Chen. "Yah, begitulah,” sahut Yin sambil menarik kedua sudut bibirnya ke samping. “Ternyata memang masih ada orang baik di dunia ini, meskipun yang lebih jahat juga banyak.” Malam pun tiba ….Pukul 21.00 Yin dan Lu Wan Wan memasuki tempat kediaman Keluarga Lu. Begitu langkah kaki itu menbawa mereka menu
Di salah satu kelab malam yang cukup terkenal di kota itu, Judy—satu-satunya putra Gao Xiong tampak sedang duduk di depan meja bartender sambil menikmati segelas dua gelas minuman beralkoholnya.Apa yang terjadi tadi pagi di Grand Ballroom Cinta Sejati, semakin membuat kebencian dan kemarahan Judy kepada Yin semakin menumpuk. Meskipun dia telah membayar mahal kelompok pembunuh bayaran seperti Black OWL, namun hatinya tak kunjung lega ketika belum mendengar kabar kematian menantu Keluarga Lu tersebut.KRING! KRING! KRING!Suara dering dan getaran ponsel yang ada di dalam saku, membuat Judy segera mengambil benda tersebut. Untuk sesaat kening dan tatapan matanya yang berwarna hijau itu memicing, tatkala mendapati nama Lu Dong tertera pada layar ponselnya. “Halo, paman,” sapa Judy.“Mana janjimu itu, saat kau bilang akan menyingkirkan menantu sampah itu dari rumahku?!” Lu Dong berteriak di balik ponselnya.“Apa maksud paman?” Judy sontak bangkit berdiri. “Jelas-jelas aku sudah mengatak
“Yin!” sentak Lu Wan Wan.Dia bukan hanya terkejut saat Yin mendadak menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, melainkan karena tubuh suaminya itu, kini berada di atas tubuhnya. Lebih tepatnya, Yin tidak menindihnya secara langsung, melainkan menahan beban tubuhnya sendiri dengan kedua telapak tangan yang berada di samping lengan Lu Wan Wan.“Ssstt … pelankan suaramu,” bisik Yin sambil membalas tatapan mata Lu Wan Wan dengan begitu dalam.Sayangnya, Yin—pria kaku dan dingin itu tidak menyadari, kalau apa yang baru saja dia lakukan itu telah memporak-porandakan perasaan istri sang pemilik tubuh.Lu Wan Wan—wanita muda yang belum pernah jatuh cinta. Hidupnya selalu di bawah kendali Lu Dong dan Li Na, tidak sebebas kedua kakaknya yang bisa memilih teman ataupun pergi ke mana pun setiap akhir pekan. Mulai dari sejak kecil hingga dewasa, hidup Lu Wan Wan hanya seputar rumah hingga sekolah atau kantor.Bertemu dengan Yin membuat Lu Wan Wan memiliki sedikit harapan untuk berteman dan berbagi hid
BRAAKK! BRAAKKK! BRAAKKKKK! "Buka pintunya! Keluar kalian sekarang!”Suara gedoran pintu yang diikuti dengan sebuah teriakan, membuat jantung Yin serta Lu Wan Wan hampir saja meledak. Mereka yang baru saja membaringkan tubuh di atas ranjang, mendadak tersentak lalu duduk dengan gelisah. Detik itu juga, Lu Wan Wan langsung menyadari, bahwa itu adalah suara Lu Dong. Semua ini pasti ulah kedua kakaknya yang telah memberitahu ayah mereka, apa yang telah diperbuat Yin di kamar ini.“Kau tetaplah di ranjang. Biar aku saja yang buka pintunya,” ucap Yin, yang kemudian bergegas bangkit berdiri.“Tunggu, Yin!” cegah Lu Wan Wan.Sentuhan dan cengkeraman dari telapak tangan yang lembut, sontak membuat mantan jenderal besar Dinasti Qing itu menoleh ke belakang. Di situlah dia menatap sang pemilik mata bulat itu dengan keningnya yang mengerut dalam. “Ada apa? Bukankah kita harus segera membuka pintu?” “Yin, jika kau masih berharap ingin menjadi menantu Keluarga Lu, kita harus membuat mereka pe
“Kalian lihat betapa kurang ajarnya menantu sampah itu terhadapku?” Sambil berjalan menuruni beberapa deret anak tangga, Lu Dong mengomel pada istri dan kedua putrinya yang lain.“Benar-benar keterlaluan!” sahut Lu Shen Shen. “Memangnya berapa banyak uang yang dia miliki, hingga berani mengusir kita dari kamar Wan Wan!”“Kalian tidak usah mempercayainya, itu hanya bualan Yin saja!” imbuh Lu Fen Fen yang berada di barisan paling belakang. “Pria miskin seperti dia sudah pasti tidak memiliki uang. Setelah membayar hutang-hutangnya pada Ayah, mana mungkin dia masih memiliki simpanan uang.”“Kau benar, Kak. Jika dia punya, dia tidak akan kembali ke rumah ini. Dia akan mencari sebuah kamar hotel untuk tidur bersama Wan Wan!” ketus Lu Shen Shen. Di saat suami dan kedua putrinya itu sedang membicarakan Yin selama mereka menuruni beberapa deret anak tangga, tiba-tiba saja Li Na yang berada di barisan paling depan mendadak berbalik. Wanita paruh baya itu lalu menghentikan langkah kaki mereka
Yin tidak pernah menyangka, bahwa suatu hari Arthur Chen akan memintanya untuk pergi meninggalkan Perpustakaan Shanghai!Ini bukan pergi meninggalkan gedung yang memiliki atap mercusuar dengan 24 lantainya, melainkan dia harus berhenti dari pekerjaannya sebagai pustakawan atau karyawan perpustakaan.Saat Yin bertanya, apa alasan di balik permintaan Arthur itu?Arthur Chen—si lelaki tua dengan tingginya yang hanya mencapai pundak Yin itu memberikan alasan yang tidak masuk akal. Dia mengatakan, kalau selama tiga tahun ini, apa yang dikerjakan oleh Yin itu tidak menghasilkan.Ditambah lagi, penyakit gagap dan penyakit jantungnya juga telah sembuh. Yin bisa mencari pekerjaan lain, layaknya orang normal pada umumnya.Awalnya Yin juga berpikir seperti itu. Namun, ketika dirinya mulai meminta uang USD 5.000.000 kepada Arthur untuk melakukan investasi terhadap Lushang Group, lelaki tua yang katanya adalah ajudan mendiang ayah dari pemilik tubuh itu malah menendang pantatnya.Keterlaluan sekal
“Yin, itu dia, Ma Jia Wei dan ayahnya!” Lu Wan Wan tiba-tiba berseru, ketika mobil yang dikemudikan Yin baru saja berbelok memasuki halaman gedung Ma Yuan Food.Yin langsung mengarahkan pandangannya ke salah satu arah, di mana dia melihat keberadaan dua orang pria berpakaian formal, yang baru saja turun dari sebuah mobil mewah berbentuk panjang. Salah seorang yang lebih muda dengan potongan rambutnya yang pendek dan berpostur lebih tinggi, pastilah Ma Jia Wei.Sedangkan di sampingnya, berdiri seorang pria paruh baya dengan postur tubuhnya yang pendek dan gemuk, serta rambut abu-abunya yang sedikit panjang menyentuh pundak. Pasti dialah orang yang dimaksud Yin.“Ma Zimo …!” Tanpa sadar Yin menyerukan nama itu dengan kegeraman. Kedua alis Lu Wan Wan yang berwarna coklat langsung tertaut. “Apa kau mengenal Tuan Ma Zimo? Karena dari cara bicaramu, sepertinya kau memiliki pengalaman yang tidak baik dengannya."“Aku pernah melihatnya di Grand Ballroom Cinta Sejati. Bukankah dia salah satu
Masih di pagi yang sama ….Setelah mendekam di dalam penjara selama satu malam, akibat melanggar peraturan lalu lintas dan penggunaan alkohol berlebihan saat mengemudi, akhirnya pihak kepolisian membebaskan Judy Gao.“Silakan keluar, Tuan Gao. Anda telah bebas,” kata sang petugas, yang hanya dibalas dengan sebuah lirikan tajam dari seorang Judy.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, pria muda berwajah blasteran itu mengayunkan sepasang langkahnya meninggalkan kantor polisi. Pakaian semalam belum diganti, wajah kusutnya itu terlihat jelas dari pantulan kaca jendela, ditambah lagi aroma alkohol yang masih menempel pada seluruh tubuhnya.Sungguh, ini adalah pengalaman pertama dan terakhir Judy mendekam di penjara. Sambil menatap Gedung Lembaga Keamanan itu, dia berjanji untuk tidak kembali lagi ke tempat terkutuk ini. Kini dia juga harus membayar sejumlah Yuan untuk menebus mobil mewahnya yang telah ditahan oleh pihak berwajib.KRING! KRING! KRING!Nada dering ponsel Judy tiba-tiba berbunyi