"Ini sepertinya juga enak, Mosa. Udang asam manis. Kamu mau?" tanya Andre. "Enggak. Aku gak mau. Kalau kamu mau makan saja!" sahut Mosa.Mawar lega akhirnya Andre mau mengambil masakannya. Ternyata Andre memang tidak seangkuh Mosa dan juga ibu mertuanya. Mawar semakin yakin kalau Andre bisa ditaklukkan. Bermodal cantik dan bisa memasak, Mawar bisa mendapatkan Andre.Mawar hanya memperhatikan majikannya menikmati makan malam. Lalu Andre meneruskan mengajak Mosa untuk ke ruang keluarga. Karena rumah itu cukup luas, Mosa juga masih belum mengetahui banyak."Andre, kamu besok kerja atau libur lagi?" tanya Mosa sembari menyenderkan kepalanya di paha Andre. "Aku masuk. Kamu nggak apa-apa kan aku tinggal? Ada ibu juga di sini," balas Andre."Gak masalah. Tapi Bi Imah kapan diajak ke sini?" "Tadi aku sudah menelpon. Katanya mulai besok. Setelah Luki mengantarkan aku ke kantor, nanti Luki menjemput Bi Imah untuk ke sini," jawab Andre."Syukurlah kalau begitu. Aku bisa minta tolong sama Bi
Mawar masih berpikir licik. Ia tidak ingin menuruti kata Mosa malah akan melawannya. Esok harinya, Bi Imah tiba di rumah baru Mosa."Wah, Bi Imah sudah datang. Senang Bi Imah mau bekerja di sini sama kami,'' sambut Mosa."Saya juga senang. Bu Mosa masih ingat sama saya dan memanggil saya untuk bekerja sama Bu Mosa," balas Bi Imah."Ya sudah ayo masuk dulu, Bu!" ajak Mosa.Mawar dari belakang pun memperhatikan Mosa yang begitu akrab dengan pembantu baru di sana. Begitu juga dengan Mina.Meskipun Mina lebih kalem daripada Mosa, tetapi tetap saja bagi Mawar, Mina juga menyebalkan. Mosa mengajak Bi Imah untuk duduk di rumah tamu. Tidak lama kemudian Mawar membawa nampan berisi minuman dan juga makanan kecil."Ayo, Bi Imah dimakan dulu. Jadi ini Mawar, nanti Bi Imah juga membantu di sini. Mawar ini juga masih baru di sini hanya selisih satu hari saja. Tetapi Bi Imah jauh lebih berpengalaman bekerja sama saya dan Andre," jelas Mosa.Mawar pun melemparkan senyum tipis kepada Bi Imah. Lalu
"Sudah, Bi Imah dan Mawar silakan duduk saja di sini!" titah Mina untuk menjadi penengah.Bi Imah yang memang merasa tidak enak akhirnya menurut untuk duduk bersama. Sedangkan Mawar dengan senang hati duduk dan berseberangan dengan Andre.Mosa tidak memperhatikan Mawar. Melihatnya saja malas. Sudah diingatkan untuk pakai baju yang lebih sopan selama di rumah tidak diindahkan. Saat makan malam berlangsung, Mawar mencuri pandang Andre. Beberapa kali Mawar terlihat tersenyum dengan menatap wajah Andre. Hal itu diketahui oleh Mosa."Hey, Mawar! Tolong jaga pandanganmu, ya! Kamu di sini malah memandang suamiku. Rasanya aku risih. Bisa nggak lebih dijaga matanya!" sergah Mosa.Mawar menunduk. Semua mata tertuju pada Mawar."Mosa, kenapa? Kamu yang lebih sabar lah!" tanya Andre."Dre, aku itu bisa melihat matanya Mawar itu memandang kamu dan tersenyum. Kamu nggak sadar hal itu. Sebagai istri aku merasa risih. Sudah aku bilang Mawar ini membuat aku tidak nyaman,'' jawab Mosa."Maaf, Bu Mosa
Roni kembali ke sel nya. Hari ini dia merasa gatal di bagian organ sex nya. "Aduh. Kenapa gatal ya? Perasaan saya aku cuci juga tadi," keluh Roni.Roni terus menggaruk organ itu hingga polisi pun merasa risih melihatnya dan menghampiri Roni."Ada apa denganmu?" tanya polisi."Entah, Pak. Ini saya merasa gatal sekali. Saya mau ke kamar mandi dulu,'' izin Roni.Roni kemudian membersihkan bagian itu. Sudah merasa bersih tetapi masih saja gatal dan merasa makin gatal ketika digaruk dan panas."Aduh kenapa sih ini?'' gerutu Roni. Roni mengira jika kebersihan air di kantor polisi tersebut bermasalah."Pak, bolehkah saya memeriksakan diri? Karena saya merasa ini saya gatal sekali," tanya Roni, ia sungguh tidak tahan dengan rasa gatal itu."Nanti saya tanyakan sama atasan saya dulu. Sebaiknya kamu istirahat saja!" sahut polisi.Menahan rasa gatal, Roni hanya terdiam di sel. Ia menunggu waktu untuk bisa memeriksakan diri ke dokter.Siang harinya tepat pukul sepuluh, Roni dibebaskan, karena da
Sebagai dokter spesialis, tentunya dokter tersebut sudah banyak menemui pasien yang beragam.Memang penyebab utama dari penyakit seksual menular karena banyak berhubungan seksual dengan orang yang berpenyakit. Dan dokter juga menjaga privasi setiap pasiennya.Begitu juga dengan Roni. Dokter menganggap hal tersebut biasa. Karena pernah juga ada yang lebih parah. Sampai akhirnya meninggal karena sudah tertular HIV.Tetapi dalam kasus Roni tidak sampai tertular HIV. Tetapi infeksi. Meskipun demikian jika tidak mendapatkan penanganan yang memadai maka bisa jadi akan lebih parah.Sementara itu, Roni setelah mendapatkan obat dan juga salep, dis tidak ingin pulang karena cukup malu. Mobil yang dijadikan barang bukti pun juga sudah dikembalikan. Tetapi dirinya enggan pulang apalagi mendapatkan musibah yang cukup berat baginya.Untuk bertemu dengan orangtua nya terutama Bapak Roni sangat malu rasanya. Roni kemudian memutuskan untuk sementara tinggal di kota tersebut. Bermodal uang dari Tina ma
Mawar kemudian mulai membersihkan sisa pecahan cangkir itu. Dibantu oleh Bi Imah juga.Andre hanya menghela nafas panjang. Ia tidak mau langsung menegur Mosa saat itu juga karena sama saja dengan mempermalukan Mosa di hadapan orang banyak."Mosa, ikut aku ke kamar, yuk!" ajak Andre.Mosa kemudian hanya menurut saat Andre menggandeng tangannya menuju ke kamar.Saat di kamar, Andre membimbing Mosa untuk duduk menatap wajahnya."Mosa, coba lihat aku!" titah Andre.Mosa kemudian menatap wajah suaminya. "Kenapa?""Mosa. Kamu tidak kasihan sama Mawar? Dia sudah berusaha untuk melayani kami dengan baik sebagai pembantu. Coba kamu lebih berempati kepadanya! Perbuatan yang kamu lakukan tadi itu tidak baik. Kamu tahu itu, kan?" tanya Andre."Aku sudah katakan kalau aku tidak suka sama Mawar, Dre. Wajahnya itu selalu menatap kamu. Bukan aku. Dia sepertinya suka sama kamu. Penampilannya sudah aku nasihati tetapi dia tidak mengindahkan itu. Lebih baik pecat saja dia dari sini! Daripada membuat aku
Setengah jam kemudian Mosa dan Andre sudah bersiap untuk berangkat. Semua sudah masuk mobil. Mawar terlihat mengantarkan semuanya sampai ke depan pintu gerbang. Lalu setelah mobil Andre meninggalkan rumah itu, Mawar kemudian menutup pagar dan menuju ke dalam rumah."Mosa itu memang kurang ajar. Sudah dikasih enak rumah bagus dan semua fasilitas lengkap malah memilih pindah. Aku jadi jauh juga sama pujaan hatiku," ucap Mawar.Sementara itu di rumah Andre. Mosa dan semuanya baru saja tiba.Andre terlebih dahulu membuka pintu yang selama ini cukup lama tertutup. "Assalamualaikum," ucap Andre memasuki rumah.Disusul Mosa, Mina dan juga Bi Imah."Wah, tidak ada yang berubah dari rumah ini. Masih sama seperti yang dulu. Hanya ada beberapa barang saja yang nggak ada karena disumbangkan," tutur Mosa lalu duduk di ruang tamu."Iya, Bu. Karena memang itu kan permintaan Ayahnya Pak Andre sendiri. Jadi ya hanya menjalankan wasiat saja," sahut Bi Imah. "Bi Imah juga tahu hal itu?" tanya Mosa."I
"Kamu ternyata orang baik. Saya tidak menyangka. Tolong maafkan anak saya kalau ada salah sama kamu!" pinta Sarni.Andre yang memakai jas rapi dan terlihat memang seorang berkedudukan tinggi tidak menganggap remeh mereka yang ada di depannya. "Saya sudah memaafkan Roni. Dia memang teman saya sejak lama. Lagipula untuk apa menyimpan dendam. Roni mungkin tidak terima kalau Mosa menikah dengan saya. Tetapi mungkin ini semua sudah ada yang mengatur. Alangkah baiknya memang kita sama-sama berdoa untuk kebaikan Roni saja," sahut Andre."Iya, terima kasih banyak. Kalau boleh tahu bagaimana sekarang kabar Mosa? Jujur, saat menjadi menantu saya, saya bukanlah mertua yang baik untuknya," tanya Sarni."Mosa sehat. Dan dia sedang mengandung anak kami. Mohon doanya juga!" sahut Andre.Luki datang menghampiri dengan membawa bingkisan. "Ini, Pak.""Pak, Bu. Ini bisa untuk mengganjal perut Bapak dan Ibu. Mungkin menunggu memang membutuhkan kesabaran. Tetapi alangkah baiknya Bapak dan Ibu makan dulu!